Anda di halaman 1dari 25

Latar Belakang

Museum Geologi merupakan salah satu objek wisata yang cocok sekali untuk di
jadikan study pengamatan, karena museum geologimemiliki sejarah penyelidikan
geologi di Indonesia yang tepat bagi siswa siswi untuk di pelajari oleh siswa/I SMP
PGRI 02 Parung, khususnya dan bagi siswa/I umum lainnya, Penulis memilih karya
tulis ini karena merupakan objek yang bagus dan berdasarkan hasil observasi dan
penelitian pada studi tour 2006. Karya tulis ini dibuat berdasarkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan khususnya
b. Penyelidikan, mengamati dan diamati sutu objek
c. Penulisan dan keuletan dalam pembuatan karya tulis, serta untuk menganalisa
dan
menarik kesimpulan.
Pembatasan Masalah
Untuk dapat lebih mengarah dan menempuh tujuan dalam penelitian ini, maka
diperlukan beberapa pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah karya tulis
ini adalah :
1. Pengertian Museum Geologi dan sejarah permukaan bumi serta kehidupan masa
lampau
2. Ciri-ciri atmosfer dan manfaatnya
3. Bentuk muka bumi
4. Bentuk-bentuk batuan pada proses permukaan bumi
5. Jenis-jenis hasil peninggalan zaman sejarah (masa lampau)
Perumusan Masalah
Agar untuk memudahkan pembahasan penulis membagi permasalahan dan
bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Pada tanggal berapa Museum Geologi berdiri dan diresmikan ?
2. Sebutkan macam-macam perkembangan muka bumi hingga sampai sekarang !
3. Lapisan-lapisan apa yang meliputi atmosfer ?
4. Jenis-jenis fosil apa sajakah yang terdapat di Museum Geologi Bandung ?
5. Bentuk benda-benda apa yang digunakan oleh manusia pada masa lalau ?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian dalam perumusan karya tulis ini adalah :
1. Sebagai salah satu tugas lintas mata mata pelajaran untuk sebagai nilai
tambahan.
2. Untuk dapat lebih memahami dan mendalami tentang analisis dari Museum
Geologi
3. Untuk menambah wawasan tentang kaidah yang terdapat di Museum Geologi.

MetodePenelitian
dalam penyusunan lsporan karia wisata ini kami menumpulkan data dengan cara
metode metodesebagai berikut:
1.5.1Metode observasi
Metide ini adalah suatu metode yang di lakukan dengan cara mengadakan
pengamatan langsung ke kelokasi tujuan yang akan di tulis atau suatu objek yanga
akan di teliti dan di amati.
5.1.2Metode Library Research
Metode ini adalah metode yang di lakukan dengan caramembaca dan mencari bahan
bahan sebagai penunjang dari lapran karya wisata ini.
Sistematika penulisan
SEJARAH SINGKAT MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi
dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah
mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil
Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah
satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan
merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materimateri geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu
dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.

Masa Penjajahan Belanda

Masa Penjajahan Belanda Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan


sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak
pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa. Setelah Eropa mengalami revolusi
industri pada pertengahan abad ke-18, Eropa sangat membutuhkan bahan tambang
sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya
penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Melalui hal ini, diharapkan
perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka, pada tahun 1850,
dibentuklah Dienst van het Mijnwezen. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst
van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi
serta sumberdaya mineral.
v Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil, laporan dan
peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan,sehingga pada
tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat
Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang
kemudian juga disebut Geologisch Museum.
v Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir.
Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja
serta menghabiskan dana sebesar 400 Gulden. Pembangunannya dimulai pada
pertengahan tahun 1928 dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929.

v Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu


Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) yang diselenggarakan
di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.

Masa Penjajahan Jepang


Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada
perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter
Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial
Belanda menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura
(Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati,
Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch
Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO.
Setahun kemudian, berganti nama menjadi CHISHITSU CHOSACHO.
Selama masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih
para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO
(pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil
kegiatan pada masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen
(termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan
Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
Masa
Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi
berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada
tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris
yang diboncengi oleh Netherlands Indis Civil Administration (NICA) tiba di
Indonesia. Mereka mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta. Di Bandung, mereka berusaha
menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pemerintah
Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG
dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8, Bandung, pada tanggal 12 Desember
1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang
pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor
PDTG. Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan
Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt

Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda mendirikan lagi kantor
yang bernama Geologische Dienst ditempat yang sama.
Di mana-mana terjadi pertempuran. Maka, sejak Desember 1945 sampai
dengan Desember 1949, yaitu selama 4 tahun berturut-turut, kantor PDTG terluntalunta berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen hasil
penelitian geologi. Hal ini menyebabkan dokumen-dokumen tersebut harus
berpindah tempat dari Bandung, ke Tasikmalaya, Solo, Magelang, Yogyakarta, dan
baru kemudian, pada tahun 1950 dokumen-dokumen tersebut dapat dikembalikan ke
Bandung.
Dalam usaha penyelamatan dokumen-dokumen tersebut, pada tanggal 7 Mei
1949, Kepala Pusat Jawatan Tambang dan Geologi, Arie Frederic Lasut, telah diculik
dan dibunuh tentara Belanda. Ia telah gugur sebagai kusuma bangsa di Desa
Pakem, Yogyakarta.
Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari
pemerintah RI. Hal ini terbukti pada tahun 1960, Museum Geologi dikunjungi oleh
Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno.
Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah PUSAT
DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG), berganti nama menjadi: Djawatan
Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956),
Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat
Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005),
Pusat Survei Geologi (sejak akhir tahun 2005 hingga sekarang)
Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat
bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta Yen untuk direnovasi. Setelah
ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali pada tanggal 20 Agustus
2000. Pembukaannya diresmikan oleh Wakil Presiden RI pada waktu itu, Ibu
Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi terbagi menjadi 3
ruangan yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia, serta Geologi dan
Kehidupan Manusia. Sedangkan untuk koleksi dokumentasi, tersedia sarana
penyimpan koleksi yang lebih memadai. Diharapkan pengelolaan contoh koleksi di
Museum Geologi akan dapat lebih mudah diakses oleh pengguna baik peneliti
maupun grup industri.

Sejak tahun 2002 Museum Geologi yang statusnya merupakan Seksi Museum
Geologi, telah dinaikkan menjadi UPT Museum Geologi. Untuk menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik, dibentuklah 2 seksi dan 1 SubBag yaitu Seksi Peragaan,
Seksi Dokumentasi, dan SubBag Tatausaha. Guna lebih mengoptimalkan perananya
sebagai lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi, Museum Geologi juga
mengadakan kegiatan antara lain penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan
survei penelitian untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.
Pergeseran fungsi museum, seirama dengan kemajuan teknologi, menjadikan
museum geologi sebagai :
v Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha
pelestariannya.
v Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum
Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan
geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
v Objek geowisata yang menarik.

Pembagian Ruangan
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I
dan II. Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai Museum
Geologi serta fungsi dan isi dari ruangan tersebut.
Lantai I

Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap
Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam
bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam
bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan
dan penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi
Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :

Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.


Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam
bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif
Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian
Jaya
Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga
memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya
mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di
sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan
kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang
sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis
peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir
kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik
dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan
informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian,
yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti :
Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel
informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-KelutSemeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari
kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet
bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar yang
menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang
terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitif pun
belum ditemukan. Beberapa miliar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai
tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan berseltunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang
berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir
(210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex

Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi
6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun
lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia
yang hidup pada zaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun
lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui
(gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di
beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo
erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk
replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan
perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi
sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa
Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba
diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan dalam
bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan
tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya.
Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung
menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh
manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa
lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang
disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan
minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.
Lantai II

Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat (dipakai oleh staf museum)
Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk
peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang
terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang
mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%,
emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka
dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak
2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg
yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat
dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa
contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di
sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di
sini.
Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan
informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia,
khususnya di Indonesia.

Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu
bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.
Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya
mineral

Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari,


baik secara tradisional maupun modern.
Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan
energi
Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek
negatif) seperti tanah longksor, letusan gunung api dan sebagainya.
Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan
dengan gejala kegunungapian.
Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga
pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.

MUSEUM PUSPA IPTEK


Puspa ( Pusat Peragaan ) IPTEK Padalarang adalah sebuah lembaga yang
pernah mendapat 2 piagam MURI ( Museum Rekor Indonesia ) pada tahun 2002
yaitu Jam Matahari terbesar di Indonesia serta Jam Matahari Vertikal dan Horizontal
Terintegrasi yang pertama. Kemudian orang mengenalnya sebagai Museum Sundial.
Sundial ( Jam Matahari ) adalah seperangkat alat yang digunakan sebagai
petunjuk waktu semu lokal ( local apparent time ) dengan memanfaatkan matahari
yang menghasilkan bayang bayang sebuah gnomon ( batang atau lempengan yang
bayang-bayangnya digunakan sebagai petunjuk waktu ). Gnomon tersebut dipasang
sedemikian rupa sehingga sejajar dengan sumbu bumi, menunjuk ke arah kutubkutub langit. Pada saat sundial terkena sinar matahari, bayang-bayang gnomon jatuh
diatas sebuah bidang bertanda ( bidang dial ). Waktu semu lokal dapat diketahui
dengan membaca dibagian jatuhnya bayang-bayang gnomon tersebut pada bidang
dial.
Pada tahun 1728, Jantar Mantar, seorang astronom menemukan jam matahari
kuno dengan tinggi gnomon sekitar 30 m di kota Jaipur India.Sampai saat ini jam
matahari di Jaipur terkenal sebagi jam matahari horizontal terbesar. Sebagai piranti
penunjuk waktu, sundial terdiri dari beberapa jenis, yaitu sundial horisontal, vertikal,
ekuatorial dan meridian. Masing-masing sundial memiliki aturan tersendiri dalam
pembuatannya.
Sundial Kota Baru Parahyangan adalah jenis sundial pertama di Indonesia yang
berfungsi sebagai sundial jenis horizontal dan vertikal terpadu, juga sebagai sundial
terbesar di Indonesia (Sertifikat Museum Rekor Indonesia: Mei 2002). Dengan Lokasi
Proyek yang terletak pada lintang 6o51 LS dan bujur 107 o19BT, maka ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam design Sundial ini, antara lain :

1.

Sundial Vertikal
1. Penentuan Kemiringan Bidang Dial
2. Penentuan posisi dan panjang Gnomon
3. Penentuan Garis Jam (hour lines) dibidang dial

2.

Sundial Horisontal
1. Penentuan posisi dan ketinggian gnomon disesuaikan dengan ukuran
bidang dial yang ada.
2. Penentuan garis jam (hour lines) di bidang dial.
3. Penentuan garis Zodiak di bidang dial.

Disamping Jam Matahari, banyak alat peraga yang dipamerkan di Puspa


IPTEK yang berkaitan dengan Ilmu fisika, kimia dan matematika, sehingga kita
mudah memahami ilmu pengetahuan alam ( sains ).
Gedung Puspa IPTEK ini dibangun dilahan seluas 7850 m 2, dengan luas
bangunan 2..000 m2 , bidang refleksi horizontal 278 m 2 dan vertikal 60 meter. Di
bawah jarum jam ini terdapat pula ruangan yang di dalamnya terdapat replika bumi
dengan diameter dua meter dan berat mencapai 12 ton yang dihiasi 12 ragam hias
dari berbagai pelosok Indonesia. Untuk pembangunan gedung tersebut, pihak
pengembang dan pemerintah telah menghabiskan dana sekitar Rp 3,5 miliar.
Tempat ini telah dibuka untuk umum pada hari Sabtu dan Minggu, pukul 10.00
- 16.00 WIB, sedangkan hari Senin-Jumat untuk lembaga pendidikan.

Sejarah

Tidak ada yang mengetahui kapan jam matahari pertama dibuat. Namun
berdasarkancatatan sejarah, tahun 1728 seorang astronom asal Jaipur, India, Jantar
Mantar, menemukan jam matahari kuno di kota tersebut. Sebelum jam modern
diciptakan, orang menemukan waktu dengan menandai bayangan sesuatu benda
atau lubang jendela pada dinding dimana bayangan itu jatuh, baik bayangan
matahari maupun bulan purnama. Dengan cara itu akhirnya ditemukan pola
pergerakan matahari yang kita kenal sekarang sebagai jam matahari. Sampai
sekarang jam matahari di Jaipur terkenal sebagai kam matahari horisontal terbesar.
Teknologi Jam Matahari ini, berkembang diantara kebudayaan kuno
Babylonia, Yunani, Mesir dan Romawi.masing-masing memiliki bentuk sendirisendiri, bergantung dari perkembangan pengertahuan astronomi dan matematika
mereka. Hal ini menunjukan perbedaan periode sejarah yang saling mempengaruhi.
Jam matahari juga berkembang di Timur jauh seperti Cina dan Jepang, tetapi tidak
banyak diketahui oleh sejarah.
Jam Matahari tertua yang pernah ditemukan, kebanyakan berasal dari Yunani,
berupa sebuah bentukan sirkular dengan penanda ditengah yang ditemukan oleh
Chaldean Berosis, yang hidup sekitar 340 SM. Beberapa artefak Jam Matahri
ditemukan, di Tivoli Italy tahun 1746, di Castel Nuovo tahun 1751, di Rigano tahun
1751, dan di Pompeii tahun 1762.
Sampai saat ini Jam Matahari masih dipakai orang lebih sebagai ornamen
yang memberikan aksentuasi tentang keantikan dan keilmuan yang terus terpelihara
mengenai bagaimana orang mengidentifikasikan waktu mereka, yang bahkan terus
terabadikan dalam sejarah kebudayaan manusia modern. Jam Matahari kemudian
banyak dibangun dan digunakan sebagai landmark atau elemen penanda taman
kampus-kampus ternama seperti Cambridge tahun 1642, yang terus dikembangkan
sampai sekarang, bahkan Fisikawan Sir Isaac Newton (1641-1772) turut terlibat
dalam pembuatannya. Jam Matahari pada umumnya terbatas penggunaannya, dan
lebih banyak mengaduk akademik dibanding fungsinya. Akan tetapi studi tentang
Jam Matahari (gnomonics) ini merupakan dasar pemahaman tentang astronomi. ada
pula sejarah yang mengatakan bahwa Jam Matahari pertama berasal dari Mesir,
kurang lebih 1500 tahun SM. Kemudian teknologi ini berkembang di antara
kebudayaan kuno Babilonia, Yunani dan Romawi. Masing-masing mempiliki bentuk
sendiri, bergantung dari perkembangan pengetahuan astronomi dan matematika
mereka. Hal ini menunjukan perbedaan periode sejarah yang saling mempengaruhi.
Sundial juga berkembang di timur jauh seperti Cina dan Jepang.
Selain Jam Matahari yang menjadi daya tarik utama Puspa Iptek Bandung,
ada pula alat-alat peraga sains lain yang membantu pengunjung memahami secara
nyata ilmu dan teknologi. Seperti sepeda gantung yang ada diruang utama, tepat di
atas museum virtual Try Science. Sepeda yang diletakkan di atas tali ini
membuktikan massa dibawah cukup besar maka pusat massa selalu berada di
bawah tali, sehingga sistem sepeda diharuskan selalu tegak sehingga bisa stabil.
Ada juga alat Mulri Katrol, dimana semkin banyak jumlah tali dan sistem katrol maka

semakin banyak gaya angkat yang direduksi. Tidak ketinggalan alat peraga mesin
uap James Watt yang memperlihatkan bagaimana uap air bisa menggerakkan piston
yang akhirnya menggerakan roda.
Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan Bandung, dibangun sebagai wujud nyata
sumbangsih putra-putri Indonesia dalam rangka membangkitkan dunia Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Bangunan ini diresmikan tahun 2005 oleh
Menristek saat itu, dan merupakan pusat peraga keempat di Indonesia setelah
Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Malang dan Jawa Timur Park.
Selain mengantongi sertifikat Museum Rekor Indonesia ( MURI) dengan
Sundial terintegrasi terbesar yang ada di Indonesia di Puspa IPTEK juga kita bisa
lihat berbagai alat peraga ilmu Pengetahuan. Kita bisa datang dan mempraktikannya
langsung sendiri atau dengan panduan instruktur. Kita bisa membuktikan berbagai
teori sains yang dipelajari di bangku sekolah dengan alat peraga yang tersedia
disana.

PEMBAHASAN MUSEUM PUSPA IPTEK BANDUNG


Hasil Observasi
A. Sepeda Gantung
Seperti seorang pemain sirkus kita bias menaiki sebuah sepeda yang berjalan
di atas seutas tali dengan tidak jatuh. Mau tahu rahasianya? Ada bandul besi dengan
berat tertentu yang dipasang dibawah sepeda yang membuat terjadinya keseim
bangan sepeda dan pengendaranya, sehingga sepeda dapat dikayuh diatas tali
tanpa khawatir jatuh.
Pada kedua sumbu roda digantungkan suatu pemberat, sehingga beban
sepeda itu berada di bawah tali. Di sini, antara nyali dan pengetahuan yang kita miliki
akan saling uji. Dengan prinsip-prinsip fisika, sepeda itu sudah dipastikan tidak akan
jatuh. Karena massa di bawah sepeda, pusat massa akan selalu berada di bawah
tali, sehingga sepeda akan selalu tegak dan stabil . Persoalannya tinggal, berani
atau tidak Anda mengendarai sepeda itu menyusuri seutas tali sejauh enam meter di
ketinggian sekitar enam meter pula.
B. Bayangan Bola
Permukaan cermin-cermin bola berperilaku seperti cermin-cermin dalam
sebuah kaleido
scope. Tiap bola memantulkan bola-bola di sebelahnya bersama dengan
pemantulannya

atau samalain untuk menunjukan bayang dunia yang unik. Cermin cembung
memantulkan
cahaya dengan cara membuat bayangan le - bih kecil daripada ukuran benda
sebenarnya.
Dengan memantulkan sebuah bayangan berulang.
C. Jam Matahari Kuno
Jam Matahari yang berada di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (PuspaIPTEK ) Bandung kini bisa dilongok melalui museum virtual yang
tersebar di seantero dunia. Ini berkat langkah IBM Indonesia mendirikan kios Try
Science Around The World. Tapi Jam Matahari dan peraga IPTEK lainnya tidak kalah
andal. Kios mungil yang terdiri atas satu unit komputer itu berdiri di satu sudut
ruangan. Warnanya ceria. Di atasnya bertuliskan Try Science Around The World.
Dibanding dengan seluruh isi ruangan PuspaIPTEK, itulah satu-satunya perangkat
berteknologi tinggi yang dilengkapi dengan komputer. Kios Try Science yang
merupakan museum virtual ini merupakan yang keduakali dibangun oleh IBM
Indonesia setelah yang pertama diresmikan di Pusat Peragaan Iptek Taman Mini
Indonesia
Indah
(PPIPTEK
TMII)
Jakarta,
Oktober
tahun
lalu.
Jika ditilik, kios ini tidaklah terlalu rumit. Benda tersebut hanya seperangkat komputer
yang terhubung dengan Internet dtambah dengan program piranti lunak yang
memang berisikan khusus aneka percobaan sains dan teknologi. Pengunjung yang
diharapkan adalah anak-anak bisa melakukan eksperimen sains dan teknologi baik
secara online maupun offline. Juga siapapun bisa merasakan petualangan mulai dari
menggali fosil dinosaurus dalam menu Dinosaur Dig Missions, misi ke ruang angkasa
pada menu Space Mission hingga memelihara hewan virtual dalam menu Animal
Encounters. Try Science ini juga terkoneksi dengan website milik
IBM, www.tryscience.org secara
online.
Anak-anak umumnya mempunyai rasa ingin tahu sangat tinggi. Museum virtual Try
Science iuni kami harapkan dapat memenuhi rasa ingin tahu tersebut sekaligus
merangsang minat pada dunia sains dan teknologi, ujar Betti Alisjahbana, Presiden
Direktur IBM Indonesia dalam peresmian Try Science di Kotabaru Parahiangan,
Bandung,
akhir
pekan
silam.
Dengan dibangunnya museum virtual ini, berarti Puspa IPTEK Bandung akan
tergabung dalam jaringan pusat IPTEK dunia, dimana kesemua pusat IPTEK bisa
saling mengunjungi secara virtual.
Semua program yang dijalankan dalam Try Science ini adalah hasil karya
ilmuwan IBM luar bekerjasama dengan The New York Hall of Science dan The
Associations of Science Technology Centers di seluruh dunia. Jam Matahari
Walau museum virtual Try Science terkesan sebagai satu-satunya peraga yang
berteknologi mutakhir, sesungguhnya cukup banyak yang bisa digali dari Puspa
IPTEK Bandung ini.
Setidaknya warga Bandung dan sekitarnya tak perlu jauh-jauh ke Jakarta atau
kota lain demi mendapat informasi sains dan teknologi. Di gedung yang berdiri sejak

April 2002 ini terdapat Jam Matahari raksasa sehingga otomatis gedungnya sendiri
bernama Gedung Jam Matahari. Sundial, demikian nama lain Jam Matahari
merupakan seperangkat alat yang dIgunakan sebagai penunjuk waktu semu lokal
(local apparent time) dengan memanfaatkan matahari yang menghsilkan bayangbayang sebuah gnomon alias batang atau lempengan. Gnomon tersebut dipasang
sedemikian rupa sehingga sejajar dengan sumbu bumi, menunjuk ke arah kutub
langit.
Pada saat sundial terkena sinar matahari, bayang-bayang gnomon jatuh di
atas sebuah bidang bertanda. Waktu semu lokal dapat diketahui dengan membaca di
bagian mana jatuhnya bayang-bayang gnomon tersebut. Jam matahari terdiri atas
beberapa jenis, yakni sundial horisontal, vertikal, ekuatorial dan meridian. Masingmasing
memiliki
atruran
tersendiri
dalam
pembuatannya.
Sundial di Puspa IPTEK Bandung ini merupakan sundial horisontal dan vertikal
pertama di Indonesia, ungkap Poedji Koentarso, Ketua Pengurus Yayasan
Parahyangan Satya, pengelola Puspa IPTEK Bandung.
Selain itu Sundial ini juga menjadi Sundial terbesar di Indonesia sehingga
masuk dalam catatan Museum Rekor Indonesia (MURI) pada Mei 2003. Lokasinyua
terletak pada lintang 6 ,51 lintang selatan dan bujur 107,19 bujur timur.
Menurutnya, Sundial ini sudah dikunjungi lebih dari 50.000 pengunjung yang
sebagian besar berasal dari kalangan pelajar dari wilayah Jabotabek, Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Lampung.

Kesimpulan
Kami telah mengunjungi Obyek Wisata Museum Geologi dan museum
Puspa IPTEK kesimpulan yang kami dapat bahwa di museum Geologi terdapat
sejarah yang sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan Geologi dari
berbagai wilayah di Indonesia dan kami pun mengambil kesimpulan setelah kami
melakukan pengamatan pada Museum Puspa IPTEK bahwa dengan wisata ini kami
dapat menambah wawasan tentang dunia luar dan kami juuga dapat menerapkan
pembelajaran langsung ke Obje dengan pendekatankotekstual
Saran
Ada pun saran saran yang dapat kami sampaikanadalah sebagai
berikut :
bagi pelajar khususnya dan bagimasyarakat umumnya dengan adanya Museum
Geologi dan Museum Puspa IPTEK juga tempase jenisnya agar di jaga
kelestariannya serta adanya perkembangan agar pada waktunya kelak nantinya

generasi penerus bias mengetahuinya. Dan kami pun berpesan bahwa sains perlu di
kembangkan dan alam perlu di pelihara dan di jaga agar ekosistem bumi dan ilmu
pengetahuan bias saling berpadu dan saling mengisi sehingga dapat menciptakan
keselarasan dan keseimbangan kehidupan umat manusia

A. Batuan
Batuan adalah suatu massa mineral yang dapat terdiri atas satu jenis mineral atau lebih.

Penggolongan batuan:
1. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma. Magma adalah
massa batuan dalam keadaan cair, bersuhu sangat tinggi (1000o-2000oC).
a. Batuan beku dalam (intrusive rocks)
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang membeku di dalam
bumi. Batuan beku dalam ada berberapa macam bentuk, yaitu batolit, lakolit, diatrema, gang,
dan urat..
b. Batuan beku luar (extrusive rocks)
Batuan beku luar/ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang membeku di
permukaan/luar bumi. Magma yang mengalir ke permukaan bumi melalui lubang kawah
gunungapi disebut lava. Magma yang keluar permukaan bumi masih mempunyai suhu yang
tinggi yaitu 800o hingga 1200o
Selain lava yang terbentuk secara efusif (mengalir) ada batuan beku luar yang
terbentuk secara eksplosif (letusan) yang menghasilkan batuan piroklastik yang berukuran
sangat halus berupa abu volkanik sampai dengan ukuran yang kasar, yaitu lapili (ukuran
kedelai) hingga bomb yang mencapai diameter sampai beberapa puluh cm. Batuapung
merupakan salah satu batuan piroklastik yang sangat terkenal, berkomposisi gelas volkanik
yang berkomposisi SiO2 amorf. Batuan beku luar mempunyai ukuran kristal yang kecil hingga
amorf karena proses pembekuan magma berlangsung sangat cepat. Obsidian merupakan salah
satu contoh batuan ekstrusif yang proses pembekuannya sangat cepat sehingga tidak terbentuk
kristal (amorf).
2. Batuan sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan, erosi,
pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, sediment
maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang terbentuk melalui proses-proses ini
dinamakan batuan sdimen klastik.
3. Batuan metamorf

Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari batuan yang
sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi dalam waktu yang cukup
lama. Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku, batuan sediment maupun batuan
metamorf sendiri.
Batuan metamorf yang sangat terkenal antara lain : marmer (merupakan ubahan dari
batugamping), batusabak (merupakan hasil ubahan dari batulempung) dan kwarsit (merupakan
ubahan dari kwarsa).
B.

Mineral

Mineral adalah benda alam yang bersifat homogen dan mempunyai sifat fisik dan
kimia tertentu. Sifat fisik mineral antara lain : warna, cerat, kilap, kekerasan, belahan,
pecahan, berat jenis, struktur dan sifat optik. Sifat kimia mineral antara lain kandungan unsur
atau senyawa kimia.
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi :
1. Mineral utama
2. Mineral tambahan
3. Mineral penyerta
Mineral utama sebagai penyusun utama batuan antara lain : kuarsa (SiO2), felspar
(ortoklas KalSiO2 dan plagioklas (Na,Ca) AlSi3O8) , mika (muskovit KAl2(OH)2(AlSi3O10)
dan biotit K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10) ), amfibol (Ca2 (MgFeAl)3 (OH)2 (SiAl14O11)2,
piroksen (Ca (MgFe)(SiO3)2 ((AlFe)2O3), olivin (FeMg)2SiO4), kalsit (CaCO3), grafit (C).
Mineral tambahan merupakan mineral yang berfungsi sebagai tambahan, berasal dari
hasil pelapukan atau metamorfose, antara lain klorit (Mg5(AlFe)(OH)8(AlSi4O10) yang berasal
dari metamorfose mineral biotit, amfibol, dan piroksen.
Mineral penyerta berfungsi sebagai penyerta di dalam batuan, terdapat dalam jumlah
sangat sedikit di dalam batuan, antara lain magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3).

C. Fosil
Fosil adalah sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan manusia yang sudah membatu. Fosil juga bisa
berwujud bekas benda yang menempel pada batu, sementara benda aslinya sudah mengalami
pelapukan atau penghancuran.
Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosli mahluk hidup lainnya.
Fosil manusia purba yaitu :
1) Meganehtropus Palaeojavanicus
Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masif
dengan tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala yang tajam serta tempat pelekatan yang
besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat.Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah
banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat kuat.
2) Phytecanthropus Erectus
Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165 180
cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki tonjolan kuning yang
kua, hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750
100 cm.

3) Homosapiens
Jenis Homosapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus erectus.
Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara 130 210 cm,
mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi
membulat serta tinggi, sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang
dan gigi mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata
antara 1350 1450 cm.

D. Logam
Dalam kimia,
sebuah logam atau metal (bahasa
Yunani: Metallon)
adalah
sebuah unsur kimia yang siap membentukion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan
kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu
dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama
dengan metaloid dannonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B)
ke polonium (Po) membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid,
kadangkala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah
nonlogam.
E.

Tektonisme dan Vulkanisme

Secara geologis, tenaga endogen meliputi tektonisme , vulkanisme, dan seisme (gempa).
1. Hasil dari proses tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara
horizontal maupun vertical.Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme
dibedakan atas epirogenesa dan orogenesa.
Epirogeneseadalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical
akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi
wilayah yang sangat luas. Gerakan epirogenese dibagi menjadi dua sebagai berikut :
1. Epirogenese
positif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami
kenaikan.
2. Epirogenese
negative, yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami
penurunan.
Orogenese adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical
akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi secara cepat seperti
meliputi wilayah yang sempit.Misalnya, pembentukan deretan sirkum pasifik.
Abu
vulkanik,
sering
disebut
juga pasir vulkanik atau jatuhan
piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi
suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus. Batuan yang
berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 7 km
dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan
ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin.
F.

Maket eksplorasi barang tambang (emas dan minyak bumi)

Emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang
terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan
tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton.
Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya
memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih)
di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan
tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang
menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari
kaca di sekitar maket.Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi.

Tata Ruangan Dalam Museum Geologi

Lantai I

Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap
Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia
dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum
dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan
pendidikan dan penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang
Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi
tentang :

Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.

Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan


dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif

Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta


Irian Jaya

Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini

Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga
memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya
mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di
sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan
susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam
ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk
jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian
serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api,
geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai
sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap

barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa


gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung,
Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan
maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil
kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.

Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan


perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami
planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar
yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi
yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling
primitiv pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun sesudahnya, disaat bumi
sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis
tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia
bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum
Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika
fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang
panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di
bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu selanjutnya berkembang dan
berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada
zaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga
sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah,
badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di
beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.

Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo


erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk
replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan
perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi
sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa
Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusiapurba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan dalam
bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan
tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya.
Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung
menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh
manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan
masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan.
Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil,
termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.

Lantai II

Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur.
Ruang barat (dipakai oleh staf museum). Sementara ruang tengah dan ruang
timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi
untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak
di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai
cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas
1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan
tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak
2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara
Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang
yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang
menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer
dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas
bumi juga diperagakan di sini.
Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan
informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan
manusia, khususnya di Indonesia.

Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau


batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di
Indonesia.


Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya mineral

Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan


sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.

Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral


dan energi

Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi


(aspek negatif) seperti tanah longksor, letusan gunung api dan sebagainya.

Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama


berkaitan dengan gejala kegunungapian.

Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga


pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.
2.4 Koleksi purbakala Museum Geologi

MUSEUM Geologi Bandung bukan hanya memiliki ratusan ribu batuan dan
puluhan ribu fosil purba berumur puluhan jutaan tahun, tetapi juga memiliki
koleksi langka yang tidak dimiliki museum lain di dunia seperti museum di
Amerika atau di Eropa. Sekretaris Badan Geologi, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Minelar (ESDM), DR. Yun Yunus Kusumabrata, didampingi Kabag
Umum, Ir. Agung Pribadi mengatakan, Museum Geologi memiliki berbagai fosil
hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berasal dari Indonesia.
Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosli mahluk hidup lainnya.
Fosil manusia purba yang ada disini yaitu :
a) Meganehtropus Palaeojavanicus
Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masif
dengan tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala yang tajam serta tempat

pelekatan yang besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat. Dengan gerakan yang
besar, maka permukaan tengah banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat
kuat.
b) Phylecanthropus Erectus
Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165
180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki
tonjolan kuning yang kua, hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut,
isi tengkorak berkisar antara 750 100 cm.
c) Homosapiens
Jenis Homosapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus
erectus. Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara
130 210 cm, mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya
agak sedikit menonjol, dahi membulat serta tinggi, sementara bagian belakang
tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi mengecil dan lidah terlalu
menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata antara 1350 1450 cm.

Disini juga terdapat fosil hewan dan tumbuhan diantaranya:


1)

ElephasMaximus

2)

Bovid

3)

Corvus59B

4)

Fosildaun

5)

CypirinisCarpio

6)

PhytonRetigulanus

Akan tetapi tidak kami jelaskan, hanya sebagian diantaranya :


1)
Fosil Phyton Reugulatius
Fosil ini merupakan fosli ular yang ditemukan di Indonesia, Ciharaman kabupaten
Bandung. Diameter 5 m. Morfologinya mendekati jenis phyton rehtulatus,
diperkirakan umurnya 30.000 - 40.000 tahun yang lalu.
2)
Elephand Maximus
Fosil gajah yang rahang bawahnya merupakan terlengkap jenisnya di Indonesia
(saudara imam) pada waktu menggali sumur di rumahnya 16 Mei 2002 (teredap
dalam batu pasir konglomerat 20.000 30.000 tahun yang lalu.

3)
Alat atau Benda pada Masa Lampau
Pada masa lalu manusia mempunyai berbagai alat yang digunakan sebagai
kehidupannya sehari-hari yaitu :

i.
Alat batu, yaitu suatu alat yang terbuat dari bebatuan. Ragam alat batu
diantaranya :
a.

Kapak Penimbas (Chopper)

b.

Serut genggam (Sropper)

c.

Kapak penerak (Chopping tool)

d.

Pahat genggam (hand adec)

e.

Kapak genggam awai (Proto hand axe)

ii.
Alat serpih
Adalah perkakas yang digunakan sebagai pisau, gurdi atau penusuk. Alat ini
digunakan sebelum mengenal tulisan yakni digunakan sebagai mengupas,
memotong atau juga menggali sejenis umbi-umbian.

iii.
Alat tulang
Adalah perkakas yang bahan dasarnya terbuatdari tulang binatang.

Tulang-tulang ini dibentuk dari tulang hewan hasil buruan, biasanya sebelum
digunakan sebagai alat biasa dibentuk sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai