Pembimbing :
dr. A. Septiarko, Sp. A
dr. Hj. Elief Rohana, Sp.A, M.Kes
Diajukan Oleh :
Yanuar Murna
J510145050
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 3
Latar Belakang............................................................................................ 3
Rumusan Masalah....................................................................................... 4
Tujuan Penulisan......................................................................................... 4
Manfaat Penulisan....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
Definisi........................................................................................................ 5
Epidemiologi............................................................................................... 5
Etiologi........................................................................................................ 5
Patofisiologi.................................................................................................6
Diagnosis............................................................................................... 8
Manifestasi Klinis..................................................................................... 10
Tatalaksana................................................................................................ 12
Pencegahan............................................................................................... 16
BAB III PENUTUP............................................................................................. 18
Kesimpulan............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam reumatik akut merupakan penyakit peradangan akut yang dapat
menyertai faringitis dan ada pada 0,3% kasus faringitis yang disebabkan
oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A. Penyakit ini bisa terjadi secara
akut atau berulang dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis
migrans akut, karditis, korea, nodul subkutan, dan eritema marginatum.
Penyakit
ini
cenderung
berulang
dan
dipandang
sebagai penyebab
terpenting penyakit jantung didapat pada anak dan dewasa muda di seluruh
dunia. Puncak insiden demam reumatik akut terdapat pada kelompok usia 515 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan
penduduk di atas 50 tahun. Demam reumatik akut yang menimbulkan gejala
sisa pada katup-katup jantung disebut sebagai penyakit jantung reumatik.
Demam reumatik akut dan penyakit jantung reumatik sering terjadi pada
daerah kumuh dan padat. Di negara berkembang, demam reumatik akut
merupakan penyebab utama dalam kelainan kardiovaskular (25%-45%) di
luar penyakit jantung bawaan. Prevalensi demam reumatik akut/penyakit
jantung reumatik yang diperoleh dari penelitian
Organization
World
Health
sedang
suatu
penelitian
yang
dilakukan
di
India
Selatan
diperoleh
prevalensi sebesar 4,9 per 1.000 anak sekolah, sementara angka yang
didapatkan di Thailand sebesar 1,2 sampai 2,1 per 1.000 anak sekolah.
Prevalensi pada orang dewasa homogen dan stabil pada beberapa negara yang
berbeda sejak 1980.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud demam reumatik akut?
2. Bagaimana demam reumatik akut terjadi?
3. Apa saja penyebab demam reumatik akut?
4. Bagaimana cara mendiagnosis, tatalaksana, dan pencegahan demam
reumatik akut?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian demam reumatik akut.
2. Mengetahui mekanisme terjadinya demam reumatik akut.
3. Mengetahui penyebab terjadinya demam reumatik akut.
4. Mampu mendiagnosis, tatalaksana, dan pencegahan demam reumatik
akut.
D. Manfaat penulisan
1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang demam reumatik akut.
2. Pembaca khususnya paramedis dapat mencegah dan memberikan
tatalaksana yang adekuat terhadap demam reumatik akut sehingga
mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Demam rematik merupakan penyakit autoimun yang menyerang
multisistem akibat infeksi dari Streptokokus beta hemolitikus grup A pada
faring (faringitis) yang biasanya menyerang anak dan dewasa muda.
B. Epidemiologi
Epidemiologi demam reumatik akut pada dasarnya adalah
epidemiologi faringitis streptokokus grup A. Demam reumatik akut paling
sering ditemukan pada kelompok umur yang paling rentan terhadap
infeksi streptokokus grup A, anak umur antara 5-15 tahun. Kenaikan
angka kasus juga terjadi pada kelompok yang ekonomi maupun
sosialnya kurang baik.
Faktor resiko epidemiologi utama untuk perkembangan demam
reumatik akut adalah faringitis streptokokus grup A. Reservoir utama
streptokokus grup A adalah saluran pernapasan atas manusia. Frekuensi
serangan demam reumatik akut pasca-infeksi streptokokus grup A
saluran pernapasan atas mendekati 3% individu dengan infeksi yang
tidak diobati atau tidak cukup diobati. Gambaran ini sangat konstan, dan
kadang-kadang dilaporkan frekuensi yang lebih rendah yang mungkin
menggambarkan inklusi pengidap streptokokus grup A .
C. Etiologi
Streptococcus -hemolyticus grup A merupakan agen pencetus
yang menyebabkan terjadinya demam reumatik akut baik pada serangan
pertama maupun serangan ulang. Streptokokus adalah bakteri gram positif
yang
ciri
khasnya
berpasangan
atau
membentuk
rantai
selama
Merupakan efek dari toksin streptokokus grup A pada target organ seperti
otot jantung,katub jantung,synovium dan otak.
2.
pada keadaan
faktor
lingkungan
berhubungan
erat
terhadap
F. Tatalaksana
Semua pasien demam rematik akut harus menjalani tirah baring,
jika mungkin di rumah sakit. Lama dan tingkat tirah baring tergantung
pada sifat dan keparahan serangan. Pasien harus diperiksa setiap hari
untuk menemukan valvulitis dan untuk memulai pengobatan dini apabila
terjadi gagal jantung. Karena karditis hampir selalu terjadi dalam 2-3
minggu sejak awal serangan, maka pengamatan ketat harus dilakukan
selama masa itu (Madiyono et.al., 2005).
10
bergantung pada
11
DRAsering
terjadi
pankarditis
yang
ditandai
dengan
12
13
15
primer
demam
rematik
berarti
mengeradikasi
16
17
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Demam rematik merupakan penyakit autoimun yang menyerang
multisistem akibat infeksi dari Streptokokus beta hemolitikus grup A pada
faring (faringitis) yang biasanya menyerang anak dan dewasa muda.
Diperlukan usaha-usaha untuk mencegah DRA berkembang
menjadi PJR. Salah satu diantaranya adalah diagnosis dan terapi yang tepat
serta pencegahan sekunder terhadap terjadinya PJR dengan pemberian
antibiotika profilaksis, dalam hal ini direkomendasikan pemberian suntikan
benzanthine penicillin G yang diberikan 4minggu sekali.
Namun, di daerah endemik dan daerah yang kepadatan penduduk tinggi
dianjurkan pemberian setiap 3 minggu sekali. Hal ini akan menimbulkan
masalah karena jika underdiagnosed maka akan banyak kasus DRA yang
berkembang menjadi PJR, sebaliknya jika overdiagnosed, maka akan terjadi
penghamburan uang untuk suntikan Benznthine pennciile G setiap 3-4 minggu
sekali ditambah adanya kejadian syok anafilaktik setelah pemberian injeksi
Benzathine Peniciline G. Diagnosa yang tepat dapat mengurangi kejadian ini.
DAFTAR PUSTAKA
18
Consultation
2004
[Online].Tersedia:http://www.who.int/cardiovaskular_diseases/resources/trs923/en
/index.html.
19