Anda di halaman 1dari 25

OBAT TOPIKAL

Drs. Admar Jas M.Sc. Apt.


Kuliah KBK-6/2-09

Depart. Farmakologi dan Terapeutik,


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara- Medan

OBAT TOPIKAL
I.
PENDAHULUAN

Pemakaian obat secara topikal artinya penggunaan sediaan


melalui kulit terutama superfisial epidermis, tujuan lokal, dsb obat
luar.
Penggunaan pada kulit yg rusak kemungkinan besar akan terjadi
efek sistemik bagi obat tertentu, hal ini tidak dikehendaki.
Sec. klinis, zat aktif bila masuk kedlm organisme hidup menimbulkan kerja
biologis, tjd perubahan sistem biologi yg di timbulkan oleh zat aktif tsb.
Obat topikal diberikan dlm btk sediaan tertentu dari berbg jenis
zat aktif :
Sediaan obat Topikal:
1. Padat
2. Semisolid
3. Cair /liquidum /lotion

II. SEDIAAN OBAT TOPIKAL


1. Padat ( solid ) :
-Pulvis pulvis adpersorius dan pulvis dentifricius
-Kristal mentolum, kanfer, k-permanganas
2. Semisolid ( lembek = setengah padat )
a. Pasta
b. Unguenta ( ointment, salap)
C. Linimenta
d. Cream ( cremores )
e. Gelatinous ( jelly )
f. Plaster ( transderma ) : untuk tujuan lokal dan sistemik
3. Cairan, terdiri dari :
a. Solutiones
b. Lotiones
c. Emulsion, tipe W/O
d. Epithema, pencuci luka

III. RUTE PENETRASI OBAT PADA KULIT


Mekanisme penetrasi obat topikal, a.l:
1. Epidermis, lapisan terluar disebut Superfisial
epidermis.
2. Dermis / dermal, kulit sebenarnya
3. Subkutan adiposa, Endodermis/ diadermis
4. Sistemis (kaya pembuluh kapiler)
1
2
3

Rute penetrasi pada kulit

SEDIAAN OBAT

SEBUM

TRANSAPENDEGEAL
TRANSDERMAL
TRANSFOLICULAR
INTRASECELLULER
DIFFUSION

INTERSECELLULER
DIFFUSION
ECCRINE GLAND

SEBACEOUS GLAND

HAIR FOLICLES

DERMIS

SYSTEMIC CIRCULATION

Gambar 1 : Bagan saluran alternatif absorpsi per-kutan

Rute Penetrasi Obat pd kulit :


Transeluler = transdermal ( menyeberangi sel )
1. Intraseluler ( melalui sel )
2. Interseluler ( antara sel )
3. Transapendegeal ( melalui folikel rambut, kelenjar lemak &
keringat ).
Sed obat topikal berfungsi menyempurnakan pengobatan bagian
luar tubuh
yang mengalami kerusakan atau infeksi, karena pengobatan dg obat
dlm yg
sistemik sulit mencapai superfisial epidermis.

IV. JENIS OBAT-OBAT TOPIKAL A.L:


Pemakaian pada topikal (superfisial epidermis, dermis dan
diadermis/subkutis).

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Antiseptik
Antibiotik
Anti-Jamur (fungisida)
Antivirus
Kortikosteroid-antiinflamasi
Antiinflamasi
Astringensia
Antigatal / antieksim

A. ANTISEPTIK
a. Zat-zat tersendiri:
Iodium, zat bakterisida terkuat.
Derivatnya/sediaan:
-Iodium, contoh: Iodium tinctura,
-Povidone iodine, contoh: betadin sol, zalf, gargle
-Kliokinol
b. Oksikinolin
Klor, kaporit
Klorhexidine
Hexaklorofen
Klorxylenol (Dettol)
Trilosan (physohex)
Triklokarban (Scabex)

A. ANTISEPTIK
c. Senyawa Fenol
Fenol (carbol sol)
Kresol, lysol
Diklorbenzilalkohol
Resorsinol
Timol (metilpropifenol)
Trinitro fenol (as. Pikrat)

A. ANTISEPTIK
d. Zat aktif di permukaan (superfisial epidermis)
1. Zat non-ionogen
2. zat ionogen
-zat anionaktif
-kation aktif
3. Sabun (sabun Na, sabun K)
4. Sabun antiseptic (detergen)
5. Amonium quarterner (Quants)
-benzalkonium klorida (zephirol)
-setrimida
-setilpiridinium klorida (sentril)
-dekualinium klorida (degirol)
-akriflavin (rivanol)

A. ANTISEPTIK
e. Senyawa Asam
-Asam salicylat (salicyl swavel salap)
-sam Undecylinat
-As. Asetat
-As. Borat (borwater)
-As. Benzoate (AAL II-I)
-As. Mandelat.
f. Senyawa logam berat
-Ion Ag+, protargol, AgNO3 1 %
-Merkuriklorida (Hg Cl 2) = sublimate
-Mebromin (Merkurochrome)
-Fenilmerkurinitrat (senyawa Hg
organis)
-Ag-nitrat
-Sengsulfat
-Sengoxida (ZnO)
-Na-perborat (borak, Na-tetraborat)

A. ANTISEPTIK
f. Alkohol dan Aldehid
1. Etanol (etilalkohol, alcohol, metanol / spiritus)
2. Isopropanolol (isopropyl alcohol)
Khasiat: bakterisida, fungisida, virusida kons. 70-100 %
3. Fenoksietanol
Khasiat: Bakteriostatik pada kons. 0,8 %
Bakterisida pada kons. 1,3 1,8 %
4. Diklorbenzilalkohol (strepsil lozenges)

5. Formaldehid (metanal, formalin)


Larutan dalam air 1-5 % , sebagai bakterisida, fungisida dan virus
Formaldehid, juga memiliki sifat adstringensia, digunakan antiker
Formalin adalah larutan formaldehyde 36 % (HCOH)
Penggunaan: pada textile, kayu, ruangan dan mayat.

A. ANTISEPTIK
g. Senyawa aldehid
-Glutaraldehid (dialdehid)
-Formalin / Formaldehid
h. Oksida dan oksidator lain
1. Sol. H2O2 2-5 %
2. Sengperoksida
3. K. Permanganate / KMnO4 (max. 1: 5000)
4. K-klorat
5. K-bicromat dalam asam (K2Cr2O7 / H2SO4
[e])
i. Antibiotik

-Tetracycline
-Oxitetracycline
-Polymisin B sulfat
-Neomycin
-Gentamycin
-Chloramphenicol
-Penicillin G

A. ANTISEPTIK
j. Antivirus
-Acyclovir

k. Fungisida
-Katekonazol
-Oxyconazole
-Myconazol
l. Korticosteroid-antiinflamasi
-hydrocortison
-prednisolon
-tyamnisolon
m. Anti-pruritis (anti-gatal)

IV. PERTIMBANGAN PEMILIHAN BSO TOPIKAL


Pertimbangan dalam pemilihan BSO topikal, a.l:
1. Jenis infeksi
2. Lokasi infeksi
3. Stadium infeksi
4. Luka baru dan kronis

Utk mencapai tujuan penggunaan obat yg aman, tepat, rasional dan e


Obat harus mempunyai Aktivitas intrinsik: Efek maksimum yg dapat d
Rute Penetrasi Obat pada kulit melalui, yaitu: Transeluler ( menyeberangi sel
)
Transdermal :
1. Intraseluler ( melalui sel )
2. Interseluler ( antara sel )
3. Transapendegeal ( melalui folikel rambut, kelenjar lemak &
keringat ).
Sediaan obat topikal berfungsi untuk menyempurnakan pengobatan bagian
luar tubuh
yang mengalami kerusakan atau infeksi, karena pengo batan dengan obat
dalam yang
sistemik sulit mencapai superfisial epider mis.

Pertimbangan dlm pemberian obat Topikal


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Hub BSO dg sasaran pemberian


Drug of Choice untuk jenis penyakit dan BSO
Efek yang diinginkan
Stabilitas obat
Interval waktu dan momentum pemberian
Usia, lokasi dan keadaan kulit
Rasional dan efektivitas
Farmako ekonomi

V. PERMASALAHAN OBAT TOPIKAL


1. Zat aktif obat tdk dpt diberikan begitu saja sbg obat, hrs dibuat
BS.
2. Kulit harus dibersihkan terlebih dahulu
3. Sebagian zat aktif obat terjadi efek sistemik, terutama pada kulit
yg rusak.
4. Ada obat tidak tercampurkan dan diprediksi akan terjadi Interaksi
obat
3.Medical
Umumnya
careObat mempunyai ES, Kontra Indikasi dan advers effect
4.Dalam
Hargaterapi
obat tdk
terjangkau,
obat ditarik
dari peredaran.
lebih
70% intervensi
menggunakan
obat.

VI. PEMBAHASAN DAN SOLUSI


1. Zat aktif obat tdk dpt diberikan begitu saja sbg obat, hrs dibuat BS. Oleh karena itu
harus mengenal berbagai BSO dari berbagai jenis obat. Misal: Unguenta, cream,
solution, pulvis dll.
2. Ada obat tidak tercampurkan & diprediksi akan terjadi Interaksi obat

-OTT diluar tubuh (secara fisika-kimia dan farmaseutikal)

-OTT di dalam tubuh (secara farmakologi).


3. Interaksi: terjadi kontak satu obat dg zat lain, dapat mempengaruhi efektivitas obat,
memperkuat atau memperlemah (sinergisme, summasi, potensiasi dan
antagonisme).
4. Umumnya obat memp efek samping. Efek farmakologi obat utama biasanya
merupakan tujuan pengobatan, tetapi efek yang lain penyerta bisa diterima atau
tidak diinginkan bahkan mengganggu. Hal ini dapat diatasi dg memberikan obat
kombinasi atau momentum waktu pemberian menjadi perhatian.
5. Harga obat tdk terjangkau, obat kosong dipasaran / ditarik dari peredaran.
Obat generik merupakan alternatif yg baik, atau obat merek lain yg sama kompo
sisinya merupakan obat lisensi.

VII. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, a.l:
1. Zat aktif diberikan harus dlm bentuk sediaan tertentu
2. Ada obat yg tdk tercampurkan, baik secara farmaseutikal maupun
farmakologi.
3. Polifarmasi memungkinkan terjadi interaksi obat
4. Untuk mengatasi efek samping dan kontra indikasi dapat dilakukan
kombinasi atau mengatur momentum pemberian.
5. Tingginya harga obat, obat generik merupakan alternatif.
6. Penggunaan obat harus berdasarkan indikasi dan kebutuhan medik
7. Waspadai, penggunaan obat bisa salah atau disalahgunakan

Bentuk padat halus, a.l :

1. Pulveres (serbuk ter-bagi bagi, hanya per-oral)


2. Pulvis: (p. obat dalam dan p. obat luar).
3. Kapsul: a. hard capsul ; b. soft capsul
3. Sediaan yang digunakan pada mukosa tubuh
Sediaan pada mukosa tubuh, yaitu pada :
Mata : a. Guttae ophthalmic ( tetes mata )
b. Oculenta ( salap mata )
c. Collyrium ( cuci mata, kompres mata )
Telinga : a. Guttae auriculares ( tetes telinga )
b. Pulvis auric. ( powder untuk telinga )
c. Suppositoria auriculares
Hidung : a. Guttae nasales ( tetes hidung )
b. Nasal spray ( semprot hidung )
c. Nasal inhalasi ( nebula )
Mulut dan tenggorokkan :
a. Collutorium ( collutio = kumur dimulut )
b. Gargarisma ( gargle = kumur di mulut dan tenggorokkan )
c. Trochesci ( lozenges = tablet isap )
d. Tablet bukal / sublingual = diantara gusi & pipi / dibawah lidah

Liang tubuh :
a. Intra-rektum :

b. Intra-vagina :

1) Suppositoria
2) Cream
3) Enema / clisma ( pompa )
1) Ovulae 2) Tablet

3) Solusio

c. Intra-urethra : 1) Basila 2) Solusio


4 Sediaan obat topikal
-Padat ( solid ) :
-Pulvis pulvis adpersorius dan pulvis dentifricius
-Kristal mentolum, kanfer, k-permanganas
4.1 Semisolid ( lembek = setengah padat )
a. Pasta
b. Unguenta ( ointment, salap)
c. Linimenta
d. Cream ( cremores )
e. Gelatinous ( jelly )
f. Plaster ( transderma ) : untuk tujuan lokal dan sistemik
4.2 Cairan oles, terdiri dari : a. Solution ; b. Lotion ; c. Emulsio

HUB. BSO DENGAN RUTE PEMBERIAN


RUTE
PEMBERIAN

BSO

TUJUAN

Mukosa mulut dan


tenggorokkan

Collutio (collutorium), gargarisma


(gargle), trochesci (lozenges), liquid
(olesan)

Lokal

Topikal (Epicu tan,


epidermal)

Salap (unguenta), pasta,cream,


linimenta, jelly,epitema(larutan,
suspensi

Lokal

Intra-dermal
(Transdermal)

Plaster

Lokal/sistemik

Inplantasi

Pellet, susuk

Sistemik

Pengertian obat dalam dan obat luar:


A. Obat dalam adl obat pemakaian melalui oral, oesophagus, terus ke gitract,
absorpsi ke sirkulasi sistemic sp ke organ tubuh, akan terjadi efek farmak
Obat tersebut diberi tanda etiket warna putih.

B. Obat luar adl obat pemakaiannya selain dari yg tersbt diatas, akan membe
lokal atau sistemik. Obat tersebut diberi tanda dengan etiket biru. Contoh:
obat topikal, parenteral, trochesci, inhalasi, per-rectal, per-vagina, guttae ob
Pengertian obat dimasukkan langsung ke dalam tubuh dan melalui rongga tub

1. Topikal, penggunaan obat melalui kulit tujuan lokal, superficial


epidermis, obat diberikan untuk mempercepat sembuh, bila
pemberian per-oral tidak mencapai superficial epidermal yang miskin
pembuluh kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan. Bila kulit rusak,
kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi.
2. Intra dermal (transdermal), pemberian melalui kulit tujuan sistemik
dengan menem pelkan sediaan yang diberi penyang gah kain/ kasa,
missal obat jantung (nitradisct, nicotinell fluc).
Inplantasi, penggunaan obat dengan memasukkan pellet ke bawah
kulit, dilakukan operasi kecil secara steril. Misal: obat keluarga
berencana mengandung hormone. Prinsipnya obat didepot dan
dilepas secara perlahan sampai 6 bulan atau lebih

Soal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Apa yang dimaksud dengan obat ?


Sebutkan dasar-dasar penggolongan obat ?
Zat aktif obat
Bisakah zat aktif obat itu langsung diberikan kepada pasien ? Kenapa?
BSO dan obat jadi
Manfaat BSO
Pengertian pemberian obat yang rasional
Dasar pertimbangan dalam pemberian obat
Penggolongan obat
Sistem distribusi obat
Keuntungan pemberian sediaan cair per-oral
Rasionalisasi rute pemberian dengan BSO
Menurut struktur kimia, senyawa obat ini termasuk ke dalam gol. Apa ?
- amoksisilin
- ampicillin
- eritromisin
-chloramphenicol

Anda mungkin juga menyukai