Anda di halaman 1dari 3

UKHUWAH ISLAMIYAH

I. Makna Ukhuwah Islamiyah


Menumbuhkan kesadaran untuk memelihara persaudaraan serta menjauhkan diri dari
perpecahan, merupakan realisasi pengakuan bahwa pada hakikatnya kedudukan manusia adalah
sama. Di hadapan Allah SWT, sebagai hamba dan khalifah-Nya.
Allah mengembalikan dasar keturunan manusia kepada nenek moyangnya yaitu Adam dan
Hawa, karena Allah hendak menjadikan tempat bertemu yang kokoh dari hubungan keakraban
ukhuwah atau persaudaraan seluruh anak manusia. Tidak ada perbedaan di antara hamba Allah,
tiadalah seseorang dari yang lain, kecuali ketakwaan mereka kepada Allah (QS. Al Hujurat (49) :
10-13).
Persaudaraan ini adalah konsekuensi iman. Kita telah mengetahui hak muslim atas sesama
muslim. Hak-hak itu merupakan hak-hak umum bagi persaudaraan umum, tetapi menurut sunnah
bahwa disamping persaudaraan umum itu ada persaudaraan khusus yang timbul sesama mereka
guna memperkuat ikatan-ikatan persaudaraan umum dan menjadi faktor pendukung dalam
mencapai kesempurnaan dalam masyarakat Islam.
Oleh sebab itu, diantara kewajiban yang mendesak adalah penegasan akan adab-adab
persaudaraan khusus ini, karena dikhawatirkan hubungan antara putra-putri Islam akan menjadi
hubungan formal dan kering. Sebab, bila fenomena ini telah menyebar luas maka gerakan Islam
akan hilang karakteristiknya yang paling utama, bahkan akan kehilangan esensi namanya.
Alangkah nikmat dan indahnya ajaran Islam yang menganjurkan kasih sayang, berbahagialah
kaum muslim yang senantiasa hidupnya diliputi suasana kasih sayang.
Berbuat baik dalam arti luas harus mencakup nilai-nilai ruhaniah dan lahiriah. Nilai ruhaniyah
yaitu iman dan aqidah serta segala bentuk perbuatan yang ubudiyah (penghambaan diri kepada
Maha Pencipta). Niali lahiriyah, yaitu segala perbuatan yang berhubungan dengan hamba Allah
di dalam keluarga sehari-hari, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga sampai kepada
lingkungan masyarakat bahkan negara. Pengertiannya adalah tidak benar seseorang yang baik
ibadahnya, tetapi perbuatannya merugikan masyarakat, sebaliknya tiadak benar seseorang yang
baik di mata masyarakat tetapi ibadahnya sembarangan.bahkan apabila kita renungkan secara
sadar maka kita berkesimpulan bahwa seseorang yang ibadahnya baik sudah pasti ia pun akan
baik terhadap masyarakat sebab iman dan taqwa yang benar akan menumbuhkan penghambaan
yang ikhlas kepada Allah, dari penghambaan yang ikhlas terpancar akhlaq yang luhur, hatinya
terbuka penuh kasih sayang, serta perbuatannya banyak memberi manfaat bagi sesamanya. Hal
ini karena seseorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah tidaklah mengharapkan balas jasa
ataupun upah melainkan Allah semata.

II. Perdamaian Merupakan Unsur Mempersubur Persaudaraan


Perdamaian adalah faktor penting dalam hidup dari kehidupan manusia. Dunia tanpa adanya
perdamaian tentu akan mengalami kehancuran dan malapetaka yang besar. Dan apabila sudah
tidak ada perdamaian berarti rusaklah agama yang diamanatkan oleh Allah dengan demikian kita
semua akan memperoleh murka-Nya (QS Al Hujurat (49) : 9).
Jelaslah bahwa Islam adalah agama perdamaian, Islam tidak menghendaki kehancuran yang
diakibatkan pertikaian, pertentangan dan peperangan. Karena itulah menjadi kewajiban kita
sesama muslim untuk senantiasa memelihara perdamaian, membina persatuan dan kesatuan
ummat (QS. Al Ahzab (33) : 70-71).
Islam mengajarkan kepada umatnya agar suka berjuang dan berbuat baik serta menjauhkan diri
dari persengketaan dan menumbuhkan perdamaian di masyarakat secara luas. Pengertiannya
adalah apabila kehidupan suatu masyarakat telah dihiasi dengan keadilan, maka Allah akan
menciptakan satu kehidupan yang damai dan penuh kenikmatan.
Untuk menyuburkan keakraban dan persaudaraan dalam Islam, diperkuat pula dengan ajaran
yang melarang setiap muslim berlaku sombong dan membanggakan diri. Karena membanggakan
diri dan berlaku sombong tidak akan mendapat tempat di masyarakat yang meyakini bahwa
kemuliaan itu ditentukan oleh taqwa seseorang di dalam hatinya, sedangkan tidak seorangpun
dapat mengetahui rahasia hati, kecuali Allah Yang Maha Mengetahui.
III. Hal-hal Yang Menguatkan Ukhuwah Islamiyah
Saling mencintai dikalangan orang-orang beriman merupakan tuntutan syariat dan sangat
dicintai agama. Oleh karena itu, Islam mengajarkan jalan yang dapat memperkuat ukhuwah
tersebut, diantaranya:
1. Saling memberi hadiah
2. Memanggilnya dengan nama kesukaannya, baik disaat dia tidak ada ataupun disaat ada di
hadapannya
3. Menyanjungnya dengan kebaikan-kebaikannya yang kita ketahui, karena hal ini termasuk
sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta
4. Menyanjung anak-anak, keluarga dan perbuatannya bahkan hingga akhlaq, akal, postur tubuh,
tulisan, syair, karangan dan semua yang disukainya, tanpa dusta dan berlebih-lebihan tetapi
menilai baik apa yang bisa dinilai baik memang harus dilakukan
5. Menyampaikan sanjungan orang yang menyanjungnya dengan menampakkan kesenangan
karena menyembunyikan hal itu termasuk kedengkian
6. Mensyukuri jasa baiknya kepada Allah, bahkan atas niatnya sekalipun belum terlaksana
7. Membelanya ketika dia tidak ada, dari orang yang bermaksud buruk kepadanya atau orang

yang menyerangnya dengan ucapan yang tegas atu terselubung, karena di antara hak ukhuwah
adalah memberikan pembelaan. Sedangkan mendiamkan hal itu dapat mengeruhkan hati dan
mengurangi hak ukhuwah.
IV. Penutup
Demikianlah persaudaraan dalam Islam, hendaklah sungguh-sungguh berjalan di atas landasan
keikhlasan, berjalan berdasarkan hukum-hukum syari dan hukum akhlaq, yang kiprahnya di
masyarakat dijiwai oleh semangat ukhuwah islamiyah dan memerlukan pengorbanan yang suatu
ketika kepentingan pribadi dikalahkan oleh kepentingan umum.
Referensi :
1. Akhlaq Seorang Muslim, Drs. H. Moh. RifaI
2. Mensucikan Jiwa, Said Hawwa

Anda mungkin juga menyukai