Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI TAUHID DALAM HIDUP BERMASYARAKAT

Disusun oleh :

Zahra Aqila Fitri 2305015039

Alifia Dewi Rahmadhani 2305015059

Raden Roro Raisyach A 2305015079

A. Tantangan Tauhid dalam Membangun Masyarakat


Tantangan tauhid dalam hidup bermasyarakat merujuk pada bagaimana seseorang
mempraktikkan dan mempertahankan keyakinan tauhid (keesaan Allah) dalam konteks
kehidupan sosial, di tengah-tengah interaksi dengan masyarakat yang memiliki beragam
keyakinan dan nilai. Ini mencakup bagaimana seseorang memelihara keimanan kepada Allah,
menjaga kesucian ajaran agama, dan memperjuangkan nilai-nilai tauhid dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat, meskipun dihadapkan pada berbagai tekanan dan tantangan yang
mungkin bertentangan dengan keyakinan tersebut.

Tauhid dengan serangkaian nilai yang dikandungnya mendapatkan tantangan yang cukup
besar. Di mana konsep tauhid tidak cukup hanya dipahami sebagai doktrin semata yang ternyata
tidak mampu menjawab persoalan zaman hari ini. Sebagai Muslim, tidaklah cukup kalimat
Tauhid tersebut hanya dinyatakan dalam bentuk ucapan (Lisan) dan diyakini dalam hati, tetapi
harus dilanjutkan dalam bentuk perbuatan baik. Seperti dalil dibawah ini :

ٰٰۤ ْ ُ
‫ول ِٕىكَ لَ ُه ُم ا ْْلَ ْم ُن َو ُه ْم ُّم ْهتَد ُْو َن‬ ُ ‫َ الَّ ِذ ْي َن ٰا َمنُ ْوا َولَ ْم يَ ْل ِب‬
ُ ‫س ْْٓوا اِ ْي َمانَ ُه ْم ِبظل ٍم ا‬
alladzîna âmanû wa lam yalbisû îmânahum bidhulmin ulâ'ika lahumul-amnu wa hum muhtadûn
Artinya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), merekalah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk.

Berikut ini tantangan/hal- hal yang dapat merusak tauhid dalam membangun Masyarakat :
1. Penyakit Syirik
Syirik adalah lawan kata dari tauhid. Yaitu sikap menyekutukan Allah secara zat, sifat,
perbuatan dan ibadah.
2. Penyakit riya
Dalam konteks tauhid, riya dianggap sebagai penyimpangan serius karena mengarah pada
perbuatan yang tidak tulus dalam beribadah kepada Allah.
Kelemahan ini pun disinyalir oleh Allah sendiri didalam Al - Qur'an sebagai peringatan
bagi manusia. Sebagaimana firman Allah: " Sesungguhnya proses terjadinya manusia
(membuatnya) tak stabil. Bila mendapatkan kegagalan lekas berputus asa. Bila
mendapatkan kemenangan cepat menepuk dada". (Al - Ma'aarij: 19-21)
3. Penyakit ananiah (egoism)
Kemungkinan ketiga bagi mereka yang belum stabil sikap pribadinya, selain sikap riya
ialah manusia menempuh jalan pintas. Rasa tidak pasti tadi diatasinya dengan
mementingkan diri sendiri. Namun sifat ini tidak akan tumbuh didalam pribadi yang mau
beribadah ihsan dan khusyu.
4. Penyakit takut dan bimbang
Rasa takut ini biasanya timbul terhadap perkara yang akan datang yang belum terjadi.
Adapun cara mengatasi rasa takut ini ialah dengan tawakal'alallah artinya mewakilkan
perkara yang kita takuti itu kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan pemecahan
masalah tersebut.
5. Penyakit Zhalim
Zhalim artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang
tidak semestinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian zalim adalah tidak
memiliki belas kasih. Dengan artian seorang individu atau kelompok yang menyakiti
perasaan orang lain secara lahir maupun batin.
6. Penyakit hasad atau dengki
Hasad tumbuh dihati seseorang apabila ia tidak senang kepada keberhasilan orang lain.
Sikap ini biasanya didahului oleh sikap yang menganggap diri paling hebat dan paling
berhak mendapatkan segala yang terbaik, sehingga jika melihat ada orang lain yang
kebetulan lebih beruntung, ia merasa tersaing.

B. Tauhid Sebagai Fondasi Hidup Bermasyarakat


Tauhid merupakan konsep keesaan Allah yang mempengaruhi pandangan hidup seseorang
secara menyeluruh. Ini mencakup keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan yang layak disembah
dan diibadahi, serta mengakui kekuasaan mutlak-Nya dalam mengatur alam semesta dan
kehidupan manusia. Tauhid mengajarkan bahwa segala sesuatu tergantung pada kehendak
Allah, dan manusia harus tunduk dan berserah diri kepada-Nya. Dengan memiliki tauhid
sebagai fondasi hidup, seseorang akan memiliki pandangan yang jelas tentang tujuan hidup,
nilai-nilai moral yang kokoh, serta ketenangan dalam menghadapi cobaan dan tantangan.
Dalam konteks Tauhid sebagai fondasi hidup, beberapa poin penting termasuk:
 Ketundukan Total kepada Allah : Tauhid menuntut manusia untuk tunduk sepenuhnya
kepada kehendak Allah dalam segala aspek kehidupan. Ini mencakup ketaatan kepada
ajaran-Nya, pengabdian, dan rasa syukur atas nikmat-Nya.
 Integritas dan Keadilan : Keesaan Allah mempengaruhi cara manusia berinteraksi dengan
sesama. Fondasi Tauhid mendorong manusia untuk bersikap adil, jujur, dan berempati
dalam hubungan dengan orang lain.
 Pengabdian dan Ibadah : Tauhid memotivasi manusia untuk melakukan ibadah dan
pengabdian kepada Allah sebagai manifestasi dari kesadaran akan keesaan-Nya. Ibadah
seperti shalat, puasa, dan zakat menjadi bagian integral dari kehidupan yang berlandaskan
Tauhid.
C. Ciri-Ciri masyarakat yang Bertauhid
Masyarakat yang bertauhid juga harus mengamalkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari,
seperti menjalankan dan memandu prinsip keilahian, memberi ketenangan dan ketentraman
jiwa, dan menjadi pedoman hidup yang pasti. yang termasuk ciri ciri masyarakat yang bertauhid
dalam islam ialah :
 Jika diberi nikmat, bersyukur dengan ucapan dan amal,
 Jika ditimpa musibah, bersabar,
 Jika berbuat dosa, mengingat dan bersyukur kepada Allah,
 Hatinya selalu mengingat Allah,
 Selalu merasa berdosa,
 Jika diberi nikmat, akan bersyukur,
 Hati yang beriman kepada Allah,
 Hati yang senantiasa ikhlas dalam beramal,
 Hati yang yakin dengan kekuatan iman kepada Allah.

Dalam Islam, tauhid merupakan ajaran yang berpegang teguh pada pendapat bahwa hanya
Allah sahaja yang berhak disembah. Masyarakat bertauhid dalam Islam harus
memahami betul ciri-ciri orang yang bertauhid, sehingga dapat mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

D. Langkah- langkah dalam membangun masyarakat yang berbasis tauhid


Dalam membangun masyarakat yang berbasis tauhid adalah langkah-langkah yang
diperlukan untuk membina masyarakat yang memiliki keyakinan bahwa hanya Allah yang
berhak disembah dan tidak ada yang pantas disembah selain Allah. Langkah-langkah ini
meliputi :
 Tauhid harus diajari kepada setiap generasi,
 Pembentukan masyarakat berkemajuan dan berkeadaban harus dimulai dengan membentuk
masyarakat yang mencintai agamanya sendiri,
 Ada figur teladan yang harus menjadi contoh bagi masyarakat,
 Para tokoh masyarakat harus kompak dan satu visi,
 Para tokoh masyarakat bertugas merumuskan visi dan tujuan masyarakat,
 Tauhid harus dikatakan sebagai pondasi dari masyarakat muslim,
 Tauhid harus dikatakan sebagai dasar pengembangan masyarakat,
 Ta'aruf, saling mengenal dan memahami,
 Ta'awun, saling tolong menolong antar sesama,
 Tafahum, saling memahami.
Dalam membangun masyarakat yang berbasis tauhid, penting untuk memulihkan tauhid
kepada Allah dan membina masyarakat yang mencintai agamanya sendiri. Masyarakat yang
bertauhid harus memiliki figur teladan yang kompak.

E. Profil Masyarakat dengan Tauhid yang Kokoh


1. Keharmonisan Sosial : Masyarakat dengan tauhid yang kokoh cenderung hidup dalam
harmoni dan saling menghormati satu sama lain. Mereka menganggap semua manusia
sebagai saudara seiman dan berusaha untuk menjaga kedamaian dan persatuan dalam
komunitas.
2. Keteguhan dalam Iman : Masyarakat ini menunjukkan keteguhan dan kestabilan dalam
iman mereka kepada Allah, tanpa terpengaruh oleh tantangan atau godaan eksternal.
3. Keadilan Ekonomi : Prinsip tauhid mengajarkan pentingnya keadilan sosial dan
ekonomi. Masyarakat dengan tauhid yang kuat akan memastikan distribusi kekayaan
dan sumber daya yang adil, menghindari penindasan dan eksploitasi terhadap sesama
manusia.
4. Pemerintahan yang Adil : Tauhid mengajarkan pentingnya pemerintahan yang adil dan
transparan. Masyarakat dengan tauhid yang kuat akan mencari pemimpin yang bertakwa
dan berkomitmen untuk melayani rakyatnya dengan adil dan jujur.
5. Ketahanan Spiritual : Masyarakat dengan tauhid yang kokoh memiliki ketahanan
spiritual yang tinggi. Mereka mampu menghadapi cobaan dan kesulitan dengan sabar
dan kepercayaan kepada Allah, serta tidak tergoda oleh godaan materi atau kesenangan
duniawi yang melalaikan.

Dengan demikian, profil masyarakat dengan tauhid yang kokoh adalah masyarakat yang
hidup berdasarkan nilai-nilai tauhid dalam segala aspek kehidupan mereka, menciptakan
lingkungan yang harmonis, adil, dan penuh dengan ketenangan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai