D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Dosen Pengampu :
Dr.Icol Dianto,S.Sos.I.,M.Kom.I.
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN............................................................................2
Kesimpulan ................................................................................................. 12
ii
KATA PENGANTAR
iii
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Didalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan berbagai
ilmu pengetahuan sendiri. Termasuk disini ialah kegiatan manusia untuk mendidik
generasi-generasi, ialah dengan memberikan pengetahuan dan pengajaran
sekaligus memberi arahan ke pada masyarakat.Didalam karya mendidik inilah
manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses bersosial itu dilihat
dari segi hubungan sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial, di mana terjalin
hubungan yang saling mendukung saatu sama lain.
Pengembangan masyarakat Islam adalah suatu konsep yang mendalam dan relevan
dalam upaya meningkatkan kualitas hidup komunitas Muslim. Prinsip-prinsip
yang mendasarinya adalah landasan utama dalam mencapai tujuan pembangunan
yang berkelanjutan dan berorientasi pada nilai-nilai Islam. Dalam pengantar ini,
kami akan menjelajahi prinsip-prinsip utama yang membimbing pengembangan
masyarakat Islam dan memainkan peran penting dalam perubahan sosial yang
positif.
Prinsip pertama adalah tauhid, yang mengacu pada keyakinan bahwa Allah adalah
satu-satunya Tuhan yang harus disembah, dan seluruh aspek kehidupan harus
mencerminkan pengabdian kepada-Nya. Prinsip ini membentuk dasar moral dan
etika dalam pengembangan masyarakat Islam.
1
mereka. Partisipasi ini memungkinkan masyarakat untuk merasa memiliki dan
memiliki kontrol atas perkembangan mereka sendiri.
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa Pentingnya tauhid dalam pengembangan masyarakat?
2.Apa pendorong terjadinya konflik dalam ruang lingkup sosial/masyarakat?
3.Apa Tujuan dari Hak Asasi Manusia (HAM)?
4.Bagaimana pengaruh sosial bagi pembangunan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
tauhid adalah keesaan Allah Swt. Ini merujuk pada kuatnya kepercayaan
bahwa Allah Swt. hanya satu. Pengertian Tauhid berarti mengakui keesaan Allah.
Dengan demikian, sebagai umat Islam kita hanya berhak meminta dan
menyembah kepada Allah Swt. Hal itu sejalan dengan surat Az-Zumar ayat 14-15
yang artinya:
"Katakanlah: 'Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku'. Maka sembahlah oleh kalian (hai
orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia." (Q.S. az-Zumar [39]:
14-15)
Realitas dalam masyarakat sampai saat ini masih banyak terdapat upacara-upacara
adat yang berbau syirik, yang di era otonomi daerah digalakkan kembali dengan
alasan pelestarian budaya. Jika hal tersebut dibiarkan, akan terjadi banyak
penyimpangan akidah dalam kehidupan masyarakat. Padahal akidah yang benar
merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya amalan.Kalimat
berikut berupa pelajaran yang harus ditanamkan kepada masyarakat bahwa tidak
ada Dzat yang menciptakan kecuali Allah; tidak ada penjaga kecuali Allah; tidak
ada pemberi rizqi kecuali Allah; tidak ada yang paling bijaksana kecuali Allah;
tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah; tidak ada yang Maha Memiliki
kecuali Allah; tidak ada yang memimpin kecuali Allah; tidak ada tujuan kecuali
hanya kepada Allah, dst.
Jika penanaman ketauhidan sudah menghunjam dalam hati, maka akan mampu
mengendalikan perilaku manusia dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
masyarakat.
3
B.Implikasi Tauhid Dalam Pembangunan
4
Tauhid memiliki berbagai macam fungsi kegunaan dan peran yang dapat
memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat yakni
membebaskan manusia dan menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang
bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual
belaka, Sebagai kerangka berfikir dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, menjadikan tauhid sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka.
Kata 'konflik' secara etimologis berasal dari bahasa Latin 'con' yang berarti
'bersama' dan 'fligere' yang artinya 'benturan atau tabrakan'. Sehingga konflik
sosial diartikan sebagai serangkaian fenomena yang bertentangan dan terjadi
pertikaian antara individu melalui konflik kelas hingga internasional. Sedangkan
menurut para ahli, pengertian konflik sosial adalah sebagai berikut. Elly M.
Setiadi dan Usman Kolip Mendefinisikan konflik sosial sebagai suatu perjuangan
terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan
dan sumber-sumber pertentangan dinetralisir atau dilangsungkan atau dieliminir
saingannya.
Webster Sementara itu, menurut Webster istilah conflict dalam bahasa latin berarti
suatu perkelahian, peperangan atau perjuangan, yaitu berupa konfrontasi fisik
antara beberapa pihak.
5
Akar-akar konflik antar manusia :
6
2.Upaya Mediasi dan Perdamaian
1. Coercion (Paksaan)
2. Compromise (Kompromi)
4. Mediation (Penengahan)
5. Conciliation (Konsiliasi)
7
3. Rekonstruksi Pasca-Konflik
8
4. Studi Kasus: Proses Perdamaian
9
2. Perdamaian negatif Perdamaian negatif adalah kondisi damai yang ditandai
dengan ketiadaan konflik antara kedua belah pihak atau lebih, ketiadaan asimetri
ketakutan, ketiadaan kekerasan dan ketiadaan perbenturan kepentingan. Satu hal
yang perlu diperhatikan dalam perdamaian negatif adalah ketidakadilan sosial dan
penindasan ekonomi masih belum terselesaikan. Apabila kedua hal tersebut bisa
diselesaikan, maka akan tercipta perdamaian positif.
C.Inklusi Sosial dan Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak kodrati yang bersifat
universal, dimiliki oleh setaiap manusia dan telah melekat pada diri seseorang
semenjak ia lahir sebagai pemberian langsung atau anugerah dari Tuhan yang
Maha Esa. Hak asasi manusia wajib untuk dijunjung tinggi oleh setiap orang,
negara, pemerintah maupun hukum, terutama dalam konteks negara hukum, yang
mana telah menjadi ciri dari negara hukum untuk menjamin perlindunagn hak
asasi manusia yang telah tercantum di dalam hukum konstitusi maupun hukum
nasional setiap negara hukum. Karena pada dasarnya dalam negara hukum itu
mementingkan adanya suatu kesetaraan dan kesamaan derajat antar sesamanya di
mata hukum tanpa adanya pengecualian.
Oleh karena itu, penulisan artikel ini ditujukan untuk melihat dan
memperdalam mengenai fenomena-fenomena perlindungan hak asasi manusia
dalam konsepsi yang mengarah kepada negara hukum, terutama di Indonesia yang
merupakan salah satu negara hukum di dunia.
10
masyarakat. Isu isu diskriminasi terhadap ras dan etnis serta gender merupakan
Ketidakadilan yang diderita oleh para korban diskriminasi rasial dan intoleransi
terkait sudah banyak diketahui: terbatasnya kesempatan kerja; pemisahan; dan
kemiskinan endemik hanyalah beberapa di antaranya. Kerugian yang dihadapi
perempuan dalam masyarakat di seluruh dunia juga sudah lazim: upah yang lebih
rendah untuk pekerjaan yang bernilai setara; tingkat buta huruf yang tinggi; dan
buruknya akses terhadap layanan kesehatan. Meskipun ras adalah salah satu
penyebab ketidaksetaraan dan gender adalah penyebab lainnya, kedua hal tersebut
bukanlah bentuk diskriminasi yang saling eksklusif. Memang benar, sering kali
keduanya bersinggungan sehingga menimbulkan diskriminasi ganda atau berlapis.
Sebagai upaya untuk menghentikan praktik diskriminasi rasial tidak cukup hanya
memberi perhatian pada norma aturan yang diwujudkan dalam peraturan
11
adalah prasangka dan stereotip yang berkembang pada masyarakat ada beberapa
faktor yaitu:
12
keterbalikan dari eksklusi sosial, ekslusi sosial merupakan keadaan dimana terjadi
pemisahan terhadap komunitas tertentu atau individu tertentu yang menyebabkan
timbulnya dampak berupa hilangnya kemampuan dan daya pada komunitas atau
individu tertentu tersebut untuk bisa membaur dengan masyarakat umum dalam
berbagai urusan kemasyarakatan. Secara garis besar timbulnya eksklusi sosial ini
disebabkan adanya perbedaan latar belakang baik status sosial, perbedaan
pandangan, atau apapun yang mengundang terjadinya marginalisasi dalam
masyarakat.
13
BAB III
KESIMPULAN
14
c. Tantangan Masa Depan dalam Pengembangan Masyarakat
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17