Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS RISIKO

1. Pendahuluan
Analisis risiko merupakan salah satu usaha untuk memahami risiko lebih
mendalam. Hasil analisis risiko akan menjadi masukan bagi evaluasi risiko dan
proses pengambilan keputusan mengenai perlakuan terhadap risiko tersebut.
Analisis risiko meninjau dua aspek, yaitu dampak dan kemungkinan. Tingkat
risiko akan ditentukan oleh kombinasi dari dampak dengan kemungkinan. Skala
dan metode kombinasi yang digunakan harus konsisten dengan criteria risiko
yang ditetapkan sebelumnya.
Proses analisis risiko seringkali dimulai dengan pendekatan kualitatif sederhana
guna memberikan pemahaman umum. Ketika pemahaman lebih rinci dibutuhkan
maka diperlukan investigasi yang lebih terarah dan handal. Namun, kurang tepat
jika berasumsi bahwa analisis kuantitatif lebih superior daripada analisis
kualitatif. Karena yang penting karena kesesuaian penggunaan pendekatan
analisis dengan kebutuhan berdasarkan situasi yang berkembang saat ini.
2. Tujuan Analisis Risiko
Tujuan dari analisis risiko adalah melakukan analisa dampak dan kemungkinan
semua risiko yang dapat menghambat tercapainya sasaran organisasi, juga
semua peluang yang mungkin dihadapi organisasi. Kondisi ini dicapai apabila
beberapa hal berikut ini dipenuhi :
Proses analisis risiko dilaksanakan secara komperehensif dan mencakup
semua risiko serta peluang yang ditemui dalam proses identifikasi risiko
sebelumnya dan telah masuk ke dalam daftar risiko.
Semua yang terkait dengan risiko tersebut (para pemangku risiko) telah
terlibat dalam proses analisis dan melakukan analisa berdasarkan
informasi, data serta pengetahuan yang mereka miliki dengan baik.
Proses analisis ini didampingi atau ditunjang dengan pengetahuan
mengenai manajemen risiko yang memadai
Waktu yang dialokasikan untuk proses ini cukup memadai
Ukuran kemungkinan dan dampak yang digunakan harus konsisten dan
sesuai dengan organisasi tersebut. Apabila digunakan tabel kemungkinan
dan dampak, besaran dan pengelompokkan nilai yang digunakan
hendaknya tidak terlalu lebar dan juga tidak terlalu sempit, tetapi sesuai
dengan organisasi tersebut.

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 1

3. Dasar Analisis
Pilihan metode analisis ditentukan oleh konteks, sasaran dan sumber daya yang
dimiliki. Sebagai contoh, pada tingkatan strategis, kategori risiko yang lebih luas
dapat diindentifikasi dan dianalisis untuk memperoleh profil risiko organisasi.
Profil ini akan menunjukkan isu-isu penting mengenai system manajemen dan
perlakuan risiko yang perlu dibangun. Pada tingkat unit bisnis atau proyek, para
manajer perlu mengindentifikasi dan memprioritaskan risiko-risiko spesifik yang
dapat mengancam pencapaian sasaran atau target yang diharapkan.
Beberapa risiko perlu diuji lebih rinci lagi. Berikut adalah alas an-alasan yang
diperlukan analisis risiko secara kualitatif atau kuantitatif, yaitu :
Untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang konsekuensi atau
kemungkinan sehingga keputusan mengenai prioritas risiko dapat
berbasis data dan informasi daripada menduga-duga.
Untuk lebih memahami risiko dan penyebabnya sehingga rencana
penanganan dapat diarahkan pada akar penyebab sebenarnya, bukan
pada gejala dari suatu permasalahan.
Dimana kriteria keputusan memerlukan analisis yang lebih mendalam
karena kriteria tersebut dinyatakan secara kualitatif.
Membantu setiap orang memilih opsi-opsi yang memiliki perbedaan dalam
hal biaya dan manfaat serta potensi peluang dan ancaman.
Menyediakan pemahaman yang lebih baik tentang risiko kepada individu
yang harus bekerja dengan menghadapi risiko
Menyediakan pemahaman mengenai risiko tersisa setelah strategi
penanganan risiko diterapkan.
4. Kemungkinan dan dampak
4.1. Kemungkinan
Kemungkinan sering dinyatakan dengan probabilitas, yaitu suatu angka
diantara 0 dan 1. Angka 0 menyatakan bahwa kejadian yang
dimaksudkan tidak mungkin terjadi. Sebaliknya, angka 1 menyatakan
bahwa hal tersebut pasti terjad. Akan tetapi, tidak ada yang absolute
sehingga ketidakpastian tersebut dinyatakan dalam angka diantara 0 dan
1, misalnya angka terkecil 0.01 dan angka maksimum 0.90. Akan tetapi
untuk dapat menentukan berapa angka probabilitas yang tepat tidaklah
sederhana. Ini memerlukan proses statistic dan model matematika untuk
mengetahui pola distribusinya.
Panduan umum untuk dapat menentukan besar angka kemungkinan
adalah sebagai berikut :

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 2

a. Bila tidak ada atau sedikit sekali data yang tersedia maka dapat
digunakan apa yang disebut sebagai :
Subjective probability, adalah angka kemungkinan yang
diberikan oleh seorang ahli pada kasus terkait dan berdasarkan
berbagai informasi serta pengalaman yang ia miliki tentang
kondisi tersebut. Pengertian ahli disini dapat juga pemangku
risiko itu sendiri. Cara memperolehnya dapat dilakukan melalui
teknik expert interview dan hasilnya sering disebut expert
judgement.
Uniform distribution probability, adalah menganggap semua
kemungkinan mempunyai kesempatan yang sama untuk terjadi.
Contoh sederhana bentuk uniform distribution probability adalah
sebuah dadu. Dadu yang memiliki enam muka yang terdiri dari
angka 1 sampai angka 6 mempunyai kemungkinan muncul atau
keluar dari tiap angka dalam setiap lemparan adalah sama,
yaitu 1 dibagi 6 atau sama dengan 0,167. Ini berarti
kemungkinan angka 4 untuk muncul dalam setiap lemparan
adalah 0.167 atau 16,7 %.
Probability matrix merupakan sebuah tabel yang memberikan
uraian tentang kemungkinan dalam bentuk kualitatif atau
kuantitatif, lengkap dengan istilah atau sebutannya. Bila
tersedia, juga data perkiraan kelompok jumlah frekuensi
kejadian dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu kali setiap
5 tahun. Pada table di bawah merupakan contoh tabel matriks
probabilitas
Tabel 1. Contoh sederhana matrik probabilitas tipe 1
Kriteria
Sangat kecil
Kecil
Sedang
Besar
Sangat besar

Probabilitas
Uraian
0.10
Hampir tidak mungkin terjadi
0.30
Kemungkinan kecil terjadi
0.50
Dapat terjadi dapat juga tidak,
kemungkinannya fifty-fifty
0.70
Besar kemungkinannya terjadi
0.90
Hampir pasti terjadi

Frekuensi per tahun


1-5 kejadian
6-10 kejadian
11-20 kejadian
21-50 kejadian
Lebih dari 50
terjadi

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 3

kali

Tabel 2. Contoh sederhana matrik probabilitas tipe 2


Tingkat
Sebutan
A
Hampir pasti

Uraian
Terjadi setiap tahun

Frekuensi
1 kali pertahun atau
lebih
B
Mungkin sekali
Menurut pengalaman kejadian 1 kali dalam 3 tahun
ini muncul beberapa kali
C
Mungkin
Menurut
pengalaman
baru 1 kali dalam 10 tahun
terjadi satu kali
D
Kecil
Kejadian ini sangat jarang 1 kali dalam 30 tahun
kemungkinan
muncul
E
Jarang
Pernah
mendengar
ada 1 kali dalam 100 tahun
kejadian seperti itu
F
Sangat jarang
Belum
pernah
mendengar 1 kali dalam 1000
kejadian ini
tahun
Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000
untuk industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

b. Bila terdapat data yang cukup banyak di masa lalu mengenai risikorisiko yang telah terjadi bias dibuat model matematika dan pola
distribusinya. Contoh beberapa jenis distribusi antara lain distribusi
normal, distribusi poison, distribusi Chi-Square dan lain-lain.
Probabilitas dari suatu peristiwa akan ditentukan oleh jenis
distribusi tersebut.
4.2.

Dampak
Besarnya dampak risiko yang dapat ditoleransi oleh suatu organisasi
harus dirumuskan secara jelas. Ini dikenal dengan istilah selera risiko atau
toleransi risiko (risk apetite). Besaran-besaran ini sepenuhnya menjadi
kewenangan manajemen puncak organisasi dan bagi unit kerja adalah
pimpinan unit kerjanya. Tentu saja kebijakan pimpinan unit kerja tidak
boleh melebihi keputusan manajemen organisasi. Panduan besarnya
dampak yang akan digunakan dalam analisis risiko ini biasanya
ditetapkan dalam bentuk tabel.
Untuk kriteria pada masing-masing istilah dapat digunakan kriteria terkait
dengan kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan serta keuangan.
Kriteria dampak dari risiko politik, sosial dan keuangan dapat juga
digunakan dalam suatu analisis program di sektor publik.

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 4

Tabel 3. Skala dampak sederhana


Sebutan/Istilah
Uraian
Peringkat
Bencana
Semua sasaran tidak tercapai
I
Besar
Sasaran-sasaran penting tidak dapat tercapai
II
Sedang
Mempengaruhi pencapaian beberapa sasaran
III
Kecil
Kerusakan kecil yang mudah diperbaiki
IV
kembali
Sangat Kecil
Dampak kecil terhadap sasaran yang dapat
V
diabaikan
Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000
untuk industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010
Dalam satu tabel dapat pula ditampilkan peringkat dampak yang sama,
tetapi kriteria dampak yang berbeda. Dalam kondisi semacam ini, perlu
dikemukakan pertimbangan rasional penyamaan sebutan peringkat
tersebut. Bila perlu diperoleh melalui konsensus atau kebijakan
manajemen. Tabel 4 adalah contoh sederhana bentuk tabel seperti di atas
yang digunakan pada suatu proyek konstruksi besar dari dua kriteria yang
berbeda yang ditampilkan secara bersamaan. Dalam situasi tertentu, jika
diperlukan maka tabel dampak dan sebutan dapat juga digunakan.
Tabel 4. Contoh dua dampak dengan sebutan/istilah yang sama
Peringkat Risiko
Uraian Dampak
Sebutan
Nilai Biaya/kerugian
Waktu/keterlambatan
Sangat ringan
0.05
Rp. 1 juta s/d 6 Milyar
Kurang dari 1 bulan
Ringan
0.1
Rp. 6.1 s/d 10 Milyar
Antara 1 s/d 2 bulan
Sedang
0.2
Rp. 10.1 s/d 14 Milyar
Antara 2 s/d 3 bulan
Berat
0.4
Rp. 14.1 s/d 20 Milyar
Antara 3 s/d 6 bulan
Ekstrem
0.8
Lebih dari 20 Milyar
Lebih dari 6 bulan
Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000
untuk industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010
Sangat penting untuk memahami penggunaan jenis skala dan cara
pengukuran dampak serta kemungkinan untuk berbagai jenis analisis
yang akan digunakan. Pemilihan jenis sekala yang digunakan sangat
bergantung pada sifat dan besaran dampak yang diukur. Selain itu, tingkat
pemahaman dan variasi terhadap kemungkinan yang dapat terjadi juga
berpengaruh. Oleh karena itu, penting untuk memilih cara pengukuran
dan skala yang sesuai. Ada 4 (empat) skala pengukuran yaitu :
a. Nominal, merupakan cara pengukuran dengan mengelompokkan
kejadian menjadi kelompok-kelompok tertentu, misalnya kelompok
ekonomi, teknologi, lingkungan dan lain-lain. Pengukuran ini tidak
membuat pemeringkatan sama sekali, hal ini berarti tidak ada

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 5

pernyataan bahwa yang satu lebih dari yang lain. Apabila digunakan
angka maka angka itu tidak berarti peringkat, melainkan hanya untuk
identifikasi, mirip angka yang ditempatkan pada punggung pemain
sepak bola.
b. Ordinal, dalam pengukuran ini kejadian diurutkan menurut tingkat
kepentingan misalnya dengan menggunakan istilah tinggi, menengah
dan rendah atau misalnya dengan menggunakan angka atau huruf
(peringkat 1, 2, 3, 4 atau peringkat A, B,C). Setiap peringkat diberikan
uraian untuk memperjelas mengapa suatu kelompok lebih tinggi
peringkatnya dari kelompok yang lain. Hal ini ditunjukkan pada tabel 1
sampai dengan 4 di atas.
c. Interval, pengukuran ini sudah menggunakan skala angka dengan
rentang perbedaan antara tiap angka yang berurutan adalah tetap. Di
dalam pengukuran ini, indikator interval yang digunakan tidak berarti
menunjukkan suatu interval yang serupa untuk nilai absolut yang
diukur. Misalnya, perhatikan tabel 3, Indikator 0.1 untuk pengukuran
dampak biaya tidak sama dengan indicator 0.1 untuk pengukuran
dampak keterlambatan. Akan tetapi manajemen organisasi
menganggap dampak tersebut mempunyai kesamaan. Sejalan
dengan contoh di atas maka kejadian yang ditunjukkan oleh indikator 4
tidak selalu berarti mempunyai nilai absolut dua kali lipat dari kejadian
yang ditunjukkan dengan indikator nilai 2.
d. Rasio, skala pengukuran rasio memungkinkan seseorang
menyimpulkan bahwa dampak absolut kejadian dengan indikator 4
adalah 2 kali lipat dari dampak kejadian dengan indikator 2. Ini
dimungkinkan karena pada skala pengukuran rasio konsep nilai 0
didefinisikan dengan jelas, sedangkan untuk pengukuran interval,
konsep ini tidak didefinisikan. Artinya, pada pengukuran interval nilai 0
tidak mempunyai uraian yang persis dan nyata.
Penggunaan skala nominal atau ordinal untuk mengukur dampak dan
kemungkinan seringkali disebut sebagai teknik atau metode kualitatif.
Sedangkan pengukuran dengan skala interval dan rasio sering disebut
dengan kuantitatif.

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 6

5. Pemeringkatan risiko
5.1. Prinsip analisis risiko
Teknik-teknik analisis risiko dapat menyatakan risiko dalam kombinasi
kedua elemennya, yaitu kemungkinan dan dampak. Hubungan antara
kedua elemen ini bergantung pada banyak faktor lain yang kemudian
menampilkan sifat dasar risiko dan bagaimana risiko dimaknai. Hal ini
dilakukan pada saat penentuan konteks. Secara khusus, ketika nilai-nilai
mulai diterapkan maka hubungan antara komponen tersebut dapat
bersifat linier, non linier bahkan terjadi diskontuinitas. Semakin kompleks
masalah, semakin kurang jelas hubungan antara kedua komponen
tersebut dan semakin sulit untuk ditentukan. Contohnya saru seri
kecelakaan lingkungan yang kecil dapat mencapai ambang dimana
dampaknya dapat menjadi perhatian masyarakat. Secara teoritis, risiko
adalah fungsi dari kemungkinan dan dampak. Secara sederhana, bentuk
risiko digambarkan sebagai berikut :

RISIKO = FUNGSI (DAMPAK DAN KEMUNGKINAN)


Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Apakah menggunakan analisas kualitatif atau kuantitatif, sifat dasar dari


fungsi ini dan logika yang mendasarinya perlu dipahami. Setiap formulasi
matematika yang diterapkan harus sesuai dengan logika tersebut dan
khususnya setiap penggunaan besaran tertentu harus cocok. Sebaliknya
pemeriksaan terhadap besaran yang digunakan dapat menjadi
pengecekan terhadap logika yang mendasarinya. Berdasarkan pemikiran
ini maka terdapat beberapa formulasi hubungan dampak dan
kemungkinan yang dapat menjadi ukuran pemeringkatan kegawatan
risiko.
Bentuk-bentuk formulasi tersebut adalah :
Jika dianggap bahwa tingkat risiko adalah proporsional terhadap
setiap komponennya (konsekuensi dan kemungkinan), fungsi risiko
pada dasarnya adalah sebuah perkalian. Secara matematis dapat
ditunjukkan sebagai berikut :

RISIKO = DAMPAK x KEMUNGKINAN

(R = D X K)
Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 7

Bila terdapat hubungan yang kompleks dan terdapat faktor non


linier antara kegunaan dan nilai konsekuensi. Hasilnya, untuk
analisis kuantitatif suatu korelasi yang memenuhi gambaran
kompleksitas mungkin membutuhkan faktor pembobotan untuk
salah satu atau kedua komponen risiko tersebut. Selain itu,
mungkin juga diperlukan suatu operator eksponensial untuk salah
satu atau kedua komponen risiko tersebut. Contoh hasil formulasi
ini adalah sebagai berikut :

RISIKO = (D X FAKTOR PEMBOBOTAN)x X (K)y


Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Deskripsi risiko di atas hanya benar untuk suatu kelompok risiko tertentu
saja. Contohnya, ketika frekuensi kejadian yang tinggi atau suatu kejadian
yang hampir pasti maka risikonya menjadi sama dengan dampak itu
sendiri. Dengan kata lain, pada situasi ini risiko adalah dampaknya.
Demikian juga dengan dampak risiko yang tinggi. Karena tidak dapat
diterima maka frekuensi kejadian menjadi faktor yang tidak relevan lagi.

5.2.

Probability impact matrix


Matrik kemungkinan dan dampaknya (probability impact matrix) adalah
matriks yang memberikan besaran-besaran yang ditentukan untuk
menentukan besarnya istilah kualitatif yang digunakan. Matriks ini tidak
menentukan besarnya kombinasi antara kemungkinan dan dampak yang
akan menentukan peringkat risiko.
Untuk menentukan peringkat risiko diperlukan matriks lainnya yang berisi
kombinasi-kombinasi kemungkinan dan dampak. Hal ini juga ditampilkan
baik secara matriks dan secara grafis.
Peringkat risiko seringkali dihubungkan dengan perhatian manajemen
yang dibutuhkan atau waktu tanggap yang dibutuhkan. Sebagai contoh :
a. Risiko yang tinggi : perhatian dan dukungan dari manajemen
puncak diperlukan. Rencana, tindakan dan akuntabilitas perlakuan
risiko harus jelas dan terukur, pelaksanaan juga harus segera.
b. Risiko sedang : penanganan melalui pemantaua khusus dan
spesifik atau melalui prosedur tanggap yang telah ditetapkan.

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 8

Akuntabilitas biasanya terletak pada manajemen operasional dan


harus ditetapkan secara jelas.
c. Risiko rendah : penanganan cukup dengan prosedur rutin saja,
tidak perlu menggunakan sumber daya yang spesifik.
Tabel 5. Matriks kemungkinan dan dampak
Istilah

Kemungkinan

Sangat tinggi
Tinggi
Menengah
Rendah
Sangat Rendah

>70%
50% - 70%
30% - 50%
10% - 30%
< 10%

Biaya/rugi

Waktu/terlambat

> 1 Trilyun
Rp. 500 M Rp. 1 Trilyun
Rp. 250 M 500 M
Rp. 10 M Rp. 250 M
< Rp. 10 M

> 8 bulan
6-8 bulan
4-6 bulan
2-4 bulan
< 2 bulan

Sumber : Chapman, Simples Tools and techniques for ERM, Sussex: John willey & Son, 2006,p.
151, dalam Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk industri non
perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Tabel 6. Penentuan peringkat risiko


Kemungkinan
(istilah)
A
B
C
D
E

I
Menengah
Menengah
Rendah
Rendah
Rendah

II
Tinggi
Menengah
Menengah
Rendah
Rendah

Dampak
III
IV
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Menengah
Menengah
Menengah
Menengah

V
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi

Sumber : Australian Standard, HB 436:2004, Risk Management Guidlein: Companion to


AS/NZS4360:2004, Sidney, 2004, p. 55. dalam Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko
berbasis ISO 31000 untuk industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

5.3.

Tampilan grafis peringkat risiko


Bentuk tampilan grafis sederhana peringkat risiko dengan komponen
kemungkinan dan dampak dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Dalam tampilan ini relasi kemungkinan dan dampak mempunyai bobot
yang sama. Pendekatan yang sama digunakan untuk menggambarkan
analisis semi kuantitatif, ditampilkan pada gambar 2 dan gambar 3.
Pada gambar 2 digunakan data nilai (skor) peringkat sebagaimana
ditampilkan pada tabel 1 dan 4. Skala interval yang ditampilkan
merupakan indikator dengan nilai absolute sebagaimana diuraikan pada
tabel 1 untuk kemungkinan dan tabel 4 unuk nilai dampak.

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 9

Rendah

Risiko
Menengah

Risiko
Tinggi

Tinggi

KEMUNGKINAN

Gambar 1. Peringkat risiko secara kualitatif

Risiko
Rendah

Risiko
Menengah

Besar
Kecil
DAMPAK
Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Penentuan peringkat ditentukan melalui kebijakan manajemen setelah


melakukan kajian dibandingkan dengan selera risiko yang ditetapkan
sebelumnya. Sebagai ilustrasi digunakan peringkat sebagai berikut :
Peringkat risiko rendah adalah kotak 0.01 0.05
Peringkat risiko rendah adalah kotak 0.06 0.24
Peringkat risiko rendah adalah kotak 0.25 0.72
Gambar 2. Peringkat risiko secara semi kuantitatif
(contoh 1)
0.08

0.24

0.4

0.56

0.72

0.04

0.12

0.2

0.28

0.36

0.02

0.08

0.1

0.14

0.18

0.01

0.03

0.05

0.07

0.09

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

Risiko Tinggi

Risiko Menengah
Risiko Rendah

Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000
untuk industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 10

Dengan tetap menggunakan data dari tabel 1 dan 4 dilakukan penampilan


grafis peringkat risiko dengan cara yang berbeda, yaitu mengambil hasil
perkalian dari kemungkinan dan dampak. Kali ini dampak digambarkan
dalam skala logaritmik sedangkan kemungkinan digambarkan dengan
skala linier. Secara teoritis maka batasan yang akan dihasilkan adalah
garis lurus, karena kita menganggap bahwa hubungan keduanya linier
(gambar 3)

Gambar 3. Peringkat risiko secara semi kuantitatif


(contoh 2)

FREKUENSI/TAHUN

>20

EXTREME RISK

21-50

MEDIUM
RISK

6-10
1-5

Batas Selera
Risiko

HIGH
RISK

11-20

LOW
RISK
1-6
6-10

11-20

21-50

>50

DAMPAK (Rp. MILYAR)


Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Risiko dapat timbul dalam berbagai cara. Untuk kemungkinan yang


serupa dapat timbul beberapa macam dampak. Sebagai contoh, jika satu
kesalahan proses terjadi, bias saja hanya satu masalah kecil, tetapi
mungkin juga menyebabkan kerugian besar. Seringkali masalah-masalah
kecil jauh lebih sering timbul ketimbang bencana dan risiko yang potensial
sebagaimana ditunjukkan dalam pola pada gambar 4 di bawah ini. Ketika
menseleksi suatu risiko untuk diperiksa, ada beberapa pilihan. Pilih salah

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 11

satu jenis masalah tertentu dengan dampak rendah dan kemungkinan


tinggi atau satu kejadian lain dengan dampak bencana tetapi
kemungkinan rendah atau satu risiko dengan damak dan kemungkinan
sedang.

Gambar 4. Risiko dengan beberapa macam dampak

Tinggi

KEMUNGKINAN

Problem

Rentang Dampak
yang diterima

Bencana

Rendah

Tinggi

Rendah

DAMPAK
Sumber : Australian Standard, HB 436:2004, Risk Management Guidlein: Companion to
AS/NZS4360:2004, Sidney, 2004, p. 56. dalam Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko
berbasis ISO 31000 untuk industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Dalam banyak hal, penting untuk focus pada kejadian yang mempunyai
dampak bencana, karena ini merupakan ancaman terbesar bagi
organisasi. Di lain pihak juga penting untuk memperhatikan dan
menganalisa bentuk risiko yang kedua, yaitu problem. Ini adalah risiko
dengan dampak kecil tetapi sering terjadi. Dalam jangka panjang, risiko ini
secara kumulatif menimbulkan dampak yang besar dan ini juga
menunjukkan adanya masalah akut dalam sistem atau proses organisasi.
Hal ini tidak kalah pentingnya dengan risiko bencana tersebut di atas.
Kedua macam risiko ini harus diperlakukan secara terpisah di
dokumentasikan dengan baik.

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 12

Oleh karena itu penting untuk konsisten dalam menganalisa risiko yang
mungkin terjadi dalam cara yang berbeda. Contohnya menentukan ukuran
dampak sesuai dengan ukuran bencana walaupun jarang terjadi,
sedangkan menentukan ukuran kemungkinan sesuai dengan tingkat
kemungkinan untuk risiko jenis problem yang sering terjadi. Hal ini akan
memperlihatkan bahwa risiko-risiko yang berada di luar lingkup kedua
macam risiko tersebut yaitu bencana dan problem adalah risiko yang
kurang mempunyai kelayakan untuk dikaji lebih lanjut sebagaimana
gambar tersebut di atas.

5.4.

Analisis peluang
Banyak analisis risiko diarahkan pada dampak negative risiko dan skala
dampak yang digunakan untuk merefleksi kerugian atau hasil yang tidak
diinginkan, padahal pendekatan manajemen risiko dapat digunakan untuk
mengindentifikasikan dan menyusun daftar peluang (risiko positif) dengan
sedikit merubah proses yang ada.
Tabel 7. Penamaan peringkat peluang (risiko dengan dampak positif)

Peringkat
1
2

Sebutan
Tidak berarti
Kecil

Sedang

4
5

Besar
Besar sekali

Uraian
Manfaat kecil, keuntungan finansial rendah
Citra membaik dan keuntungan finansial
rendah
Citra dan reputasi bertambah baik dan
keuntungan finansial sedang
Peningkatan reputasi manfaat finansial besar
Reputasi naik tajam manfaat finansial luar
biasa

Sumber : Australian Standard, HB 436:2004, Risk Management Guidlein: Companion to


AS/NZS4360:2004, Sidney, 2004, p. 59. dalam Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko
berbasis ISO 31000 untuk industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Pada saat mempertimbangkan peluang maka peringkat kemungkinan


harus relevan dengan hasil akhir peluang tersebut. Pada tabel di atas
menunjukkan kemungkinan dan peluang (risiko positif) dalam bentuk
kualitatif.
Matriks analisis kualitatif peluang yang merupakan kebalikan dari matriks
risiko dari gambar 2 yang ditampilkan secara bersamaan antara dampak
ancaman (risiko) dan dampak peluang pada tabel di bawah ini. Tabel ini
juga dapat ditampilkan secara grafis seperti pada gambar 5. Bila pada

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 13

ancaman yang perlu diperhatikan adalah mitigasi risiko, maka pada


peluang adalah upaya untuk mengeksplorasi peluang yang ada.

KEMUNGKINAN

Tabel 8. Matriks ancaman dan peluang


ANCAMAN

PELUANG

0.90

0.05

0.09

0.18

0.36

0.72

0.72

0.36

0.18

0.09

0.05

0.70

0.04

0.07

0.14

0.28

0.56

0.504 0.28

0.14

0.07

0.04

0.50

0.03

0.05

0.10

0.20

0.40

0.03

0.20

0.10

0.05

0.03

0.30

0.02

0.03

0.06

0.12

0.24

0.24

0.12

0.06

0.03

0.02

0.10

0.01

0.01

0.02

0.04

0.08

0.08

0.04

0.02

0.01

0.01

0.05

0.10

0.20

0.40

0.80

0.80

0.40

0.20

0.10

0.05

DAMPAK
Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Gambar 5. Risiko dengan dampak ancaman dan peluang


ANCAMAN

PELUANG

TINGGI

TINGGI

SEDANG
SEDANG

RENDAH

RENDAH

Sumber : Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 14

Peringkat peluang juga dihubungkan denga tindakan manajemen untuk


menanganinya, misalnya :
Peluang sangat tinggi atau tinggi ; perhatian dan dukungan dari
manajemen puncak diperlukan. Rencana, tindakan dan
akuntabilitas eksplorasi serta eksploitasi peluang harus jelas dan
terukur.
Peluang sedang : penanganan melalui pemantauan khusus dan
spesifikasi atau melalui prosedur eksploitasi yang telah ditetapkan.
Akuntabilitas biasanya terletak pada manajemen operasional.
Peluang rendah : penanganan cukup dengan prosedur rutin saja,
tidak perlu menggunakan sumber daya spesifik.

Sumber Pustaka :
Leo J. Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan, Penerbit PPM, Jakarta, 2010

Property@DinoRimantho/AnalisisRisiko/des2010

Page 15

Anda mungkin juga menyukai