Anda di halaman 1dari 9

KASUS LEDAKAN

PABRIK TAHU
DI INDONESIA

AKHWANI MUTIARA DEWI

LATAR BELAKANG
Tahu merupakan makanan tradisional dengan kandungan gizi yang baik, berbahan
dasar kedelai (Glysine spp) dan sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat
Indonesia.
Jumlah industri tahu di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 84.000 unit usaha.
Dengan kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun.
Saat ini pembuatan tahu di Indonesia masih menggunakan teknologi yang sederhana.
Namun saat ini kebanyakan pabrik tahu menggunakan steam boiler pada proses
pemasakan kedelai yang mampu menghemat bahan bakar hingga 60%.
Akibat penggunaan steam boiler ini, tingkat kecelakaan di pabrik tahu juga semakin
tinggi.

DATA LEDAKAN BEBERAPA PABRIK TAHU DI INDONESIA


No

Lokasi

Waktu Kejadian

Korban
Tewas

Keterangan

1.

Seyegan, Kulonprogo

2003

Tidak ada

Ledakan steam boiler

2.

Denpasar, Bali

Juni 2004

1 orang

Ledakan steam boiler

3.

Taman, Sidoarjo

Januari 2005

2 orang

Ledakan steam boiler

4.

Wonosegoro, Boyolali

26 Mei 2005

3 orang

Tabung uap yang meledak tidak


dilengkapi pengukur tekanan udara
dan tidak diberi pembuangan uap.

5.

Taman, Sidoarjo

8 Juli 2009

2 orang

Ketel tempat produksi tahu tibatiba meledak

6.

Jagakarsa, Jaksel

27 November
2012

1 orang

Tabung Uap meledak

Tidak ada

Adanya kesalahan prosedur dalam


menyalakan dan membuka ketel
uap.

7.

Madiun, Jatim

4 Januari 2015

*Dari berbagai sumber media massa cetak

kondisipabrikTahuRinjanidiJLCempaka,KelurahanMunggut,KecamatanWungu,KabupatenMadiun

Data kecelakaan boiler pabrik tahu

Safety issues

Wonosegoro

Boiler Design

Bahan: Drum olibekas;


Tidak ada mechanical
design

Plant lay out Design

Suara high pressure alarm


kalaholehsuarame sin
diesel penggilingkedelai

Steam distribution

Pipa terlalu besar;


digantung di atas

LokasiKecelakaan Boiler

Ponorogo

Taman

Denpasar

Bahan: stainless steel


tebal; tidak ada
mechanical design

Bahan: Drum olibekas;


Proper design; dibeli dari
tidak ada mechanical
authorized manufacturer
design

Boiler dipendam dalam


tanah agar tidak
meledak

Boiler berada sangat


Boiler berada di ruangan
dekat dengan tempat
bersebelahan dengan
pemasakan; luas area
rumah penduduk
Pabrik terlalu sempit

OK

OK

OK

Operability & Control


System

Manual

Relief Valve

Tidakada

High Pressure Alarm

Ada

Tidakada

Proper Worker Training

Tidakada

Tidakada

Maintenance

Tidakstandar

Tidakada

Emergency response

Tidakada

Tidakada

Tidakada

Tidakada

Personal Protective
Equipment

Tidakada

Tidakada

Tidakada

Tidakada

Manual
Ada

Semi otomatis

Manual

Ada

Tidakada

Ada

Tidakada

Tidakstandar
Ada

Tidakada
Tidakada

PENYEBAB
Secara umum, kasus kecelakaan ledakan di pabrik tahu diakibatkan oleh
meledaknya bolier yang terjadi karena overpressure akibat adanya blocked steam
yang tidak terdeteksi oleh operator.

Ketersediaan pengetahuan dan keterampilan yang memadai mengenai operasi


bolier dan skenario kecelakaan mengakibatkan kerugian yang lebih besar baik
materi maupun nyawa pekerja.

DAMPAK
1. Pekerja
2. Sistem operasi
3. Ekonomi
4. Sosial
5. Lingkungan

SOLUSI
1. Pembuatan standar keselamatan boiler untuk pabrik tahu perlu disusun secara
fleksibel, dengan mempertimbangkan pula boiler yang terbuat dari drum oli
bekas. Standar itu meliputi standar bahan dan standar safety measure: relieve
valve dan high pressure alarm
2. Perlu diadakan proper training mengenai safety awarness dan emergency
response mengenai kecelakaan boiler kepada para operator boiler. Operator boiler
bersertifikat training harus diwajibkan bagi ijin perusahaan tahu yang
menggunakan boiler.
3. Plant lay out pabrik tahu harus mempertimbangkan skenario kecelakaan.
4. Emergency responses harus ada dan dipahami dengan baik oleh operator dan
semua karyawan pabrik tahu

SOLUSI
5. High pressure alarm harus cukup keras terdengar, tidak boleh kalah oleh
bisingnya suara mesin penggiling kedelai.
6. Jadwal shift operator harus dibuat dan dilaksanakan dengan tegas, masing-masing
maksimal dua jam per shift untuk menghindari kelalaian operator.
7. Inspeksi berkala harus dilaksanakan dengan disiplin, baik oleh pemilik pabrik
maupun dinas perindustrian atau pihak berwenang yang memberikan ijin
perusahaan.
8. Seluruh karyawan dan tamu pabrik harus menggunakan personal protective
equipment yang standar (helm dan sepatu).

Anda mungkin juga menyukai