Anda di halaman 1dari 6

1.

Keamanan Dan Keselamatan Kerja

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan


keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian
utama semua pihak. Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi
sangat penting, karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan
kerja berarti dapat menekan biaya operasional pekerjaan. Apabila dalam
melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah biaya
pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan.
Februari 2014, BPS mencatat bahwa presentase industri informal
di indonesia mencapai 53,6 %.Besarnya jumlah tersebut seringkali tidak
diimbangi dengan perhatian terhadap aspek keselamatan dan kesehatan
kerja karyawan. Lemahnya pengawasan terhadap aspek K3 di industri
informal membuat kecelakaan kerja sering terjadi, hal ini diperparah
dengan sulitnya mengakses data mengenai kecelakaan kerja yang terjadi,
sehingga sulit dilakukan evaluasi.Berdasarkan data dari Jamsostek pada
tahun 2012, kecelakaan kerja telah menembus angka 103.000 kasus
dengan rata – rata pekerja meninggal 9 orang setiap harinya.

International Labour Organization (ILO) melangsir sebuah data


yang menyatakan bahwa setiap tahun Indonesia mendapatkan 99.000
kecelakaan kerja, 70% diantaranya menyebabkan kematian dan cacat
seumur hidup. Fakta tersebut diikuti dengan buruknya sistem manajemen
K3 di Indonesia, dimana satu orang pengawas K3 harus mengawasi 110
orang pekerja.

Salah satu industri informal yang banyak berkembang di


masyarakat adalah industri tahu. Bahaya potensial yang sering terjadi pada
pekerja tahu adalah sikap kerja tidak ergonomis, suhu di tempat kerja yang
panas, tumpahan adonan tahu yang panas, paparan cairan asam cuka pada
kulit, sanitasi, pencahayaan dan sirkulasi udara yang buruk. Hal tersebut
dapat mengakibatkan beberapa penyakit kerja seperti gangguan
muskuloskeletal, dehidrasi, luka bakar, penyakit kulit dan gangguan
saluran pernapasan

Data hasil penelitian pada pabrik pembuat tahu di KSM Mandiri


Jomblang Kota Semarang pada tahun 2009 menunjukan sekitar dari 15
pekerja, pekerja yang selalu memakai alat pelindung diri saat bekerja
sebanyak 60%, pekerja yang kadang-kadang memakai alat pelindung diri
sebanyak 26,7%, dan pekerja yang tidak pernah memakai alat pelindung
diri sebanyak 13,3%. Jenis APD yang di gunakan adalah sepatu boot
sebanyak 80%, sarung tangan sebanyak 6,7%, dan pelindung telinga
sebanyak 26,7%. Sebanyak 80% pembuat tahu hanya memakai APD
sepatu boot karena merasa nyaman dan tidak takut terpeleset.

Pembuat tahu tidak menggunakan APD sarung tangan, karena


dalam proses pembuatan tahu menggunakan air panas sehingga jika
memakai sarung tangan akan terasa lembab, dan sarung tangan muda
sobek. Sedangkan pembuat tahu tidak menggunakan APD telinga karena
telinga merasa berdengung dan menganggu kenyamanan.

Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk


mengurangi resiko kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industry
tahu.APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga
kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik.Dalam melakukan promosi kesehatan ini dilakukan
di pabrik tahu yang berada di Siteba, Padang Timur dikarenakan para
pekerja belum mendapatkan pengetahuan dalam keselamatan dan
kesehatan kerja.

2. Tujuan Promosi Kesehatan

 Tujuan umum

Untuk dapat meningkatkan pengetahuan para pekerja pabrik tahu tentang


pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam
bekerja terutama memakai alat pelindung diri (APD)agar membangun
budaya kerja yang selamat, aman, nyaman dan sehat sehingga dapat
meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan pekerja

 Tujuan khusus

1. Menambah wawasan, pengetahuan dan kesadaranpara pekerja dan


pemilik pabrik tahuSuper Indra tentang penerapan K3 ditempat kerja
2. Memberikan informasi kepada pekerja tentang penggunaan APD bagi
para pekerja pabrik tahu pada saat mereka bekerja

3. Memberikan informasi kepada pekerja dan pemilik pabrik tahu tentang


pentingnya menjaga kesehatan dalam bekerja dengan cara berperilaku
hidup bersih dan sehat salah satunya dengan tidak merokok pada saat
bekerja

4. Memberikan informasi kepada pekerja dan pemilik pabrik tahu tentang


resiko dan bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja

3. Masalah Yang Sering Terjadi Di Pabrik Tahu

Tinjauan Kegiatan Pembuatan Tahu yang terkait dengan healthy Safety


environment :

1. Suhu yang digunakan untuk mengolah kedelai menjadi tahu (pembuatan


kedelai menjadi susu kedelai dan perebusan/pemasakan tahu) ± 400 ̊ C.

2. Pembuangan limbah cair maupun limbah yang berasal selama


pemprosesan pembuatan tahu ke area pekerjaan yang mengakibatkan
lantai menjadi licin.

3. Pabrik tahu selama prosesnya menghasilkan suara kebisingan diatas 40


dB.

4. Pekerja yang bekerja selama 10 jam non-stop.


5. Pembakaran kayu bakar menghasilkan asap dan debu halus.

6. Kurangnya kesadaran pekerja akan pentingnya pemakaian APD di tempat


kerja

7. Tidak adanya alat pemadam kebakaran , padahal kondisi pabrik tahu


mayoritas masih bermaterial papan dengan indikasi mudah terbakar
dengan proses perebusan kedelai yang menggunakan kayu bakar

8. Pekerja yang merokok saat bekerja

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang sering terjadi di pabrik tahu Super
Indera antara lain:

1. Terpelesat karena lantai yang licin dan pekerja tidak memakai sepatu boot

2. Tangan yang melepuh dikarenakan terkena air panas pada proses


perebusan kacang kedelai, memindahkan Van dari proses perebusan,
mengaduk kacang kedelai yang masih panas, menyaring air rebusan
kacang kedelai yang panas dan lain-lain tanpa menggunakan sarung
tangan.

3. Terkena uap dan abu panas ke wajah dan badan pekerja dari proses
perebusan kacang kedelai yang menggunakan tungku api berbahan
material kayu bakar. Dimana para pekerja biasanya tidak menggunakan
baju dan masker.

4. Kelelahan dan stres kerja karena jam kerja yang dilakukan tidak pada
waktu normal yaitu dimulai dari jam 22.00 – 24.00 WIB dilanjutkan dari
jam 04.00-11.00 WIB.

5. Dikarenakan jam kerja yang tidak normal, para pekerja mencari solusi
dengan cara merokok agar tidak mengantuk dan bosan. Sehingga dengan
perilaku tersebut, memungkinkan para pekerja terkena penyakit gangguan
pernafasan, jantung, dll.
4. Pemecahan Masalah

1. Suhu yang digunakan untuk mengolah kedelai menjadi tahu (pembuatan


kedelai menjadi susu kedelai dan perebusan/pemasakan tahu) ± 400 ̊ C.

1) Pekerja menggunakan sarung tangan dan masker untuk


mengurangi terjadinya kecelakaan kerja / sterss kerja yang di
akibatkan karena suhu ruangan yang tinggi

2) Meningkatkan lagi kondisi saluran sirkulasi ruangan pengolahan


kedelaii.

2. Lokasi pekerjaan yang licin

1) Peningkatan limbah buangan hasil pengolahan kedelai.

2) Pemakaian sepatu boot dengan alas karet dan bergerigi.

3. Suara kebisingan diatas 40 dB

Kebisingan pada tingkat ini msh dalam batas wajar. Kebisingan ini timbul
dari mesin diesel penggiling kacang kedelai dan akan semakin meningkat apabila
terjadi pemadaman listrik dari PLN, karena penambahan pemakaian mesin diesel
maka dari itu disarankan untuk menggunakan:

1) Earplug

2) Earmuff .

4. Pekerja yang bekerja 10 Jam non-stop


Jenis Hazard yang seperti ini bisa ditangani dengan sistem admiistratif/
sistem pengaturan jadwal kerja dari para pemilik usaha, untuk mengurangi
tingkat kecelakaan kerja yang terjadi akibat dari stress kerja yang di alami
oleh pekerja.

5. Pembakaran kayu bakar yang menghasilkan asap dan debu halus


Pekerja mnggunakan masker dan pelindung mata untuk mengurangi
dampak kesehatan pada saluran pernafasan dan sistem penglihatan sebagai
akibat dari asap hasil pembakaran kayu dan debu halus yang
ditimbulkannya.

6. Tidak adanya alat pemadam kebakaran

1) Menyediakan APAR

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau fire extinguisher adalah alat


yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran
kecil.

7. Pekerja yang merokok disaat bekerja

Memberikan peringatan kepada pekerja untuk tidak merokok pada saat bekerja

Anda mungkin juga menyukai