Disusun oleh:
TITANIA RAHMADANI
D071 17 1011
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan hasil observasi di PT Charoen Pokphand Indonesia.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 15
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
PT Charoen Pokphand Indonesia Makassar merupakan salah satu cabang dari PT
Charoen Pokphand Indonesia yang berlokasi di Jakarta. PT Charoen Pokphand Indonesia
berada di Jl. Raya Kima Kav D/17 Desa Bira Kecamatan Tamalanrea, Makassar. PT
Charoen Pokphand Indonesia merupakan produsen pakan ungags, bibit ayam, dan daging
ayam terkemuka di Indonesia dengan suatu jaringan produksi, fasilitas penelitian,
pembibitan, pertambakan dan pembekuan udang yang terbesar di penjuru tanah air. Bahan
baku yang digunakan adalah jagung, MBM, CGM, biji dan beberapa bahan lainnya. total
bahan baku yang digunakan sebanyak 64 jenis. Dimana bahan baku jagung yang digunakan
dalam proses produksi sebanyak 50%. Jenis jagung digunakan PT Charoen Pokphand
Indonesia dibedakan atas jagung local dan jagung impor.
Proses produksi pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia dilakukan melalui
beberapa tahapan, mulai dari proses pengecekan sampel bahan baku sampai kepada produk
jadi. Tahap-tahap proses produksi pada PT Charoen Pokphand Indonesia, yaitu :
1. Penerimaan material
Tahap ini, akan dilakukan sampling untuk material yang baru diterima untuk
pengecekan kualitas. Pada proses sampling ini, terdapat material yang dalam bentuk
curah dan bag. Material berbentuk curah proses sampling akan menggunakan mesin
ABS yang berada di bagian shelter sedangkan untuk material bag proses sampling
dilakukan secara manual dengan menggunakan corong sampel di depan office PT
Charoen Pokphand Indonesia. Material yang tidak sesuai dengan standar PT Charoen
Pokphand Indonesia maka akan dikembalikan ke supplier.
2. Penyimpanan material
Untuk penyimpanan material terdapat dua jenis, yaitu penyimpanan silo dan
warehouse. Cylo digunakan untuk penyimpanan material jagung. Di PT Charoen
Pokphand Indonesia terdapat 8 buah cylo dengan kapasitas 3.000 ton, 5.000 ton dan
10.000 ton. Sedangkan warehouse digunakan untuk penyimpanan raw material seperti
MBM, CGM, bija dll). Warehouse PT Charoen Pokphand Indonesia terbagi lagi
menjadi 4, yaitu gudang pakan jadi, gudang material, dan gudang vitamin.
3. Proses produksi
Proses produksi di PT Charoen Pokphand Indonesia terdiri atas :
a. Intake section (Penuangan)
Intake section terbagi dua bagian yaitu intake jagung dan intake bahan baku yang
berbentuk tepung. Jagung yang dituang melalui intake akan dimasukkan cylo
dengan menggunakan bucket elevator, sedangkan bahan baku yang berbentuk
tepung akan dimasukkan ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor
dan bucket elevator.
b. Hammer mill (Penghalusan)
Pada proses ini, bahan baku jagung akan dihaluskan dengan menggunakan mesin
hammer mill dengan kapasitas 22t on/jam, kecepatan putar 300 rpm, dan daya 132
kw. Putaran yang terjadi dalam mesin, membuat bahan baku terpukul dan terlempar
ke sepanjang sisi mesin penggiling.
c. Mixer (Pencampuran)
Bahan baku yang berada di bin tower hammer mill masuk ke mixer melalui slide
gate untuk dicampur hingga rata. Pada proses ini terjadi penambahan obat-obatan
seperti Rhodimet, CPO, Choline, garam dan zat aditif sampai tercampur dengan
semua bahan. Mesin mixer yang digunakan berkecapatan 22 rpm dan kapasitas 4
ton/jam dengan daya 30 kw.
d. Pelletizing (Pembutiran)
Campuran yang berbentuk tepung akan disaring terlebih dahulu sebelum
dipanaskan pada suhu 850° pada tekanan 8-9 bar. Panas yang digunakan berasal
dari uap kering yang dihasilkan dari boiler. Bahan yang telah dipanaskan kemudian
dibentuk menjadi pellet dengan menggunakan mesin proses yang terdiri dari ring
die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran tertentu yang disesuaikan
dengan produk yang akan dihasilkan.
e. Packing (Pengepakan)
Produk jadi dari proses pengolahan paka ternak ini terdiri atas 3 bentuk, yaitu mash,
pellet, dan crumble, dimana semuanya akan dibawa ke bagian bin finish product
Produk jadi ini akan dicurahkan ke karung plastik dengan kapasitas 50kg/karung
melalui sebuah conveyor. Proses ini berlangsung secara otomatis, karung yang telah
diisi kemudian dijahit dengan menggunakan sewing machine dan kemudian dibawa
ke gudang produk jadi.
4. Proses muat
Produk yang berasal dari proses packing akan dibawa ke gudang produk jadi dengan
menggunakan alat angkut forklift untuk disimpan sementara sebelum dilakukan proses
pengiriman. Apabila ada proses pengiriman maka produk jadi tersebut akan
dikeluarkan dari gudang dengan menggunakan forklift yang selanjutnya akan
dipindahkan ke kontainer ataupun ke truk. Proses pemindahannya ini masih dilakukan
secara manual oleh buruh harian PT Charoen Pokphand Indonesia
Lama Bekerja
< 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun > 5 tahun
- 1 2 7
Tabel 2. Hasil Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan sudah
cukup lama bekerja di PT Charoen Pokphand Indonesia. Ini membuktikan bahwa
mereka sudah cukup nyaman dengan lingkungan kerjanya serta bisa dikatakan mereka
sudah cukup professional dibidangnya masing-masing.
2. Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja
3 6 1 -
Tabel 2. Hasil Kuesioner
Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja Tidak pernah
Pernah dan mirip 30%
pekerjaan sekarang
10%
Pengalaman Kerja
Pernah tapi lain jenis
60%
3. Fasilitas K3
Fasilitas terkait K3
9 1
Tabel 3. Hasil Kuesioner
10%
90%
Berdasarkan hasil kuesioner diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan sudah
mendapatkan fasailitas terkait K3, seperti safety shoes, safety helmet, masker, earplug.
Untuk 10% yang berpendapat bahwa tidak mendapatkan failitas terkait K3
kemungkinan
Karyawan tersebut berpendapat bahwa tidak memerlukan APD dalam pekerjaannya
Pelatihan K3
1 2 7
Tabel 4. Hasil Kuesioner
10%
20%
70%
10
Tabel 5. Hasil Kuesioner
Kesadaran akan adanya
Penyakit Akibat Kerja
Tahu
100%
Berdasarkan hasil kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa hampir semua karyawan
mengetahui penyakit akibat kerja. Dengan pemahaman para karyawan terhadap
Penyakit Akibat Kerja, hal tersebut dapa diminimalisir terjadinya. Ketika mereka
mengetahui bahwa debu dilingkungan pekerjaan sebagai salah satu Penyakit Akibat
Kerja, tentu karyawan tersebut akan menggunakan masker ketika bekerja.
6. Penjelasan tentang Penyakit Akibat Kerja
1 3 6
Tabel 6. Hasil Kuesioner
Penjelasan tentang
Penyakit Akibat
Kerja Sering
30%
Riwayat Berobat
10
Tabel 7. Hasil Kuesioner
Riwayat Berobat
Tidak pernah
100%
NO FOTO KETERANGAN