Anda di halaman 1dari 24

ERGONOMI INDUSTRI

LAPORAN HASIL OBSERVASI


PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA

Disusun oleh:

TITANIA RAHMADANI
D071 17 1011

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan hasil observasi di PT Charoen Pokphand Indonesia.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gowa, 10 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN............................................................................ 1

LINGKUNGAN KERJA PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA ....................................... 3

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA


........................................................................................................................................................... 7

HASIL KUESIONER ...................................................................................................................... 8

LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 15
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
PT Charoen Pokphand Indonesia Makassar merupakan salah satu cabang dari PT
Charoen Pokphand Indonesia yang berlokasi di Jakarta. PT Charoen Pokphand Indonesia
berada di Jl. Raya Kima Kav D/17 Desa Bira Kecamatan Tamalanrea, Makassar. PT
Charoen Pokphand Indonesia merupakan produsen pakan ungags, bibit ayam, dan daging
ayam terkemuka di Indonesia dengan suatu jaringan produksi, fasilitas penelitian,
pembibitan, pertambakan dan pembekuan udang yang terbesar di penjuru tanah air. Bahan
baku yang digunakan adalah jagung, MBM, CGM, biji dan beberapa bahan lainnya. total
bahan baku yang digunakan sebanyak 64 jenis. Dimana bahan baku jagung yang digunakan
dalam proses produksi sebanyak 50%. Jenis jagung digunakan PT Charoen Pokphand
Indonesia dibedakan atas jagung local dan jagung impor.
Proses produksi pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia dilakukan melalui
beberapa tahapan, mulai dari proses pengecekan sampel bahan baku sampai kepada produk
jadi. Tahap-tahap proses produksi pada PT Charoen Pokphand Indonesia, yaitu :
1. Penerimaan material
Tahap ini, akan dilakukan sampling untuk material yang baru diterima untuk
pengecekan kualitas. Pada proses sampling ini, terdapat material yang dalam bentuk
curah dan bag. Material berbentuk curah proses sampling akan menggunakan mesin
ABS yang berada di bagian shelter sedangkan untuk material bag proses sampling
dilakukan secara manual dengan menggunakan corong sampel di depan office PT
Charoen Pokphand Indonesia. Material yang tidak sesuai dengan standar PT Charoen
Pokphand Indonesia maka akan dikembalikan ke supplier.
2. Penyimpanan material
Untuk penyimpanan material terdapat dua jenis, yaitu penyimpanan silo dan
warehouse. Cylo digunakan untuk penyimpanan material jagung. Di PT Charoen
Pokphand Indonesia terdapat 8 buah cylo dengan kapasitas 3.000 ton, 5.000 ton dan
10.000 ton. Sedangkan warehouse digunakan untuk penyimpanan raw material seperti
MBM, CGM, bija dll). Warehouse PT Charoen Pokphand Indonesia terbagi lagi
menjadi 4, yaitu gudang pakan jadi, gudang material, dan gudang vitamin.
3. Proses produksi
Proses produksi di PT Charoen Pokphand Indonesia terdiri atas :
a. Intake section (Penuangan)
Intake section terbagi dua bagian yaitu intake jagung dan intake bahan baku yang
berbentuk tepung. Jagung yang dituang melalui intake akan dimasukkan cylo
dengan menggunakan bucket elevator, sedangkan bahan baku yang berbentuk
tepung akan dimasukkan ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor
dan bucket elevator.
b. Hammer mill (Penghalusan)
Pada proses ini, bahan baku jagung akan dihaluskan dengan menggunakan mesin
hammer mill dengan kapasitas 22t on/jam, kecepatan putar 300 rpm, dan daya 132
kw. Putaran yang terjadi dalam mesin, membuat bahan baku terpukul dan terlempar
ke sepanjang sisi mesin penggiling.
c. Mixer (Pencampuran)
Bahan baku yang berada di bin tower hammer mill masuk ke mixer melalui slide
gate untuk dicampur hingga rata. Pada proses ini terjadi penambahan obat-obatan
seperti Rhodimet, CPO, Choline, garam dan zat aditif sampai tercampur dengan
semua bahan. Mesin mixer yang digunakan berkecapatan 22 rpm dan kapasitas 4
ton/jam dengan daya 30 kw.
d. Pelletizing (Pembutiran)
Campuran yang berbentuk tepung akan disaring terlebih dahulu sebelum
dipanaskan pada suhu 850° pada tekanan 8-9 bar. Panas yang digunakan berasal
dari uap kering yang dihasilkan dari boiler. Bahan yang telah dipanaskan kemudian
dibentuk menjadi pellet dengan menggunakan mesin proses yang terdiri dari ring
die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran tertentu yang disesuaikan
dengan produk yang akan dihasilkan.
e. Packing (Pengepakan)
Produk jadi dari proses pengolahan paka ternak ini terdiri atas 3 bentuk, yaitu mash,
pellet, dan crumble, dimana semuanya akan dibawa ke bagian bin finish product
Produk jadi ini akan dicurahkan ke karung plastik dengan kapasitas 50kg/karung
melalui sebuah conveyor. Proses ini berlangsung secara otomatis, karung yang telah
diisi kemudian dijahit dengan menggunakan sewing machine dan kemudian dibawa
ke gudang produk jadi.
4. Proses muat
Produk yang berasal dari proses packing akan dibawa ke gudang produk jadi dengan
menggunakan alat angkut forklift untuk disimpan sementara sebelum dilakukan proses
pengiriman. Apabila ada proses pengiriman maka produk jadi tersebut akan
dikeluarkan dari gudang dengan menggunakan forklift yang selanjutnya akan
dipindahkan ke kontainer ataupun ke truk. Proses pemindahannya ini masih dilakukan
secara manual oleh buruh harian PT Charoen Pokphand Indonesia

B. LINGKUNGAN KERJA PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA


1. Pencahayaan
Pencahayaan di setiap ruang kerja di PT Charoen Pokphand Indonesia sudah
memadai. Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja
ditentukan dari jenis dan sifat pekerjaan.
a. Semakin tinggi tingkat ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar
kebutuhan intensitas penerangan yang diperlukan, seperti dibagian quality control
dan laboratorium
b. Semakin rendah tingkat ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin kecil
kebutuhan intensitas penerangan yang diperlukan, seperti dibagian warehouse dan
bagian intake section.
2. Suhu atau iklim ruang kerja
Suhu di tempat kerja dapat dipengaruhi dari mesin dan faktor lingkungan di tempat
kerja. Suhu nyaman bagi orang Indonesia adalah antara 24 - 26 C. Suhu yang lebih
dingin mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot
dan suhu panas sendiri akan berakibat menurunkan prestasi kerja berfikir. Suhu panas
mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan memperlambat waktu
pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi
saraf perasa motoris, serta memudahkan emosi untuk dirangsang,
Untuk iklim ruang kerja di PT Charoen Pokphand Indonesia bisa dikatakan
masih kurang. Dikarenakan terdapat beberapa ruangan yang masih terasa panas seperti
diruangan machine control dan sampling room. Hal ini akan menyebabkan
ketidaknyamanan karyawan.
3. Sumber kebisingan
Nilai ambang batas kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman untuk sebagian
besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Di PT Charoen
Pokphand Indonesia terdapat 3 shift yaitu shift 1 jam 7 pagi-4 sore, shift kedua dari jam
4 sore- 12 malam, shift 3 dari jam 12 malam-7 pagi. Di lingkungan produksi PT
Charoen Pokphand Indonesia sendiri cenderung memiliki kebisingan cukup
tinggi yang berasal dari mesin-mesin produksi. Namun, beberapa pekerja
mendapatkan ear plug untuk meminimalisir dampak dari kebisingan tersebut. Area
kerja yang paling memiliki tingkat kebisingan yang tinggi, yaitu di lantai 2a bagian
hammer mill dengan angka kebisingan 99 dB, lantai 3 bagian mesin pellet dengan angka
kebisingan 91 dB, dan lantai 9 bagian turn head serta lantai 10 bagian ayakan dengan
angka kebisingan 90 dB.
4. Sumber panas yang berlebih
Sumber panas berlebih di lingkungan kerja PT Charoen Pokphand Indonesia
berada di ruang tungku dan dan ruang boiler. Ruang tungku sendiri merupakan
ruangan pembakaran cangkang kemiri yang digunakan sebagai bahan bakar untuk
menjalankan beberapa mesin produksi. Berdasarkan observasi yang saya lakukan, para
tenaga kerja tidak terlalu lama berada di ruangan ini, mereka hanya menyalakan tungku
dengan menggunakan mesin khusus setelah itu keluar. Sementara untuk cangkang
kemirinya dipindahkan dari gudang bahan bakar menggunakan forklift yang
selanjutnya dimasukkan kedalam tungku. Untuk ruangan boiler sendiri terdapat
beberapa pekerja yang berada disekitar mesin, dan para pekerja tersebut rata-rata tidak
menggunakan pelindung diri bahkan ada pekerja yang tidak memakai baju, tentunya
hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Di ruangan boiler
terdapat ruang khusus operator, yang dimana ruangan ini cukup sejuk karena dipasang
AC agar operator tetap fokus dalam bekerja
5. Sumber getaran yang berlebih
Getaran mekanis dapat beresonansi dengan tubuh, apabila frekuensi getaran sama
dengan frekuensi alami tubuh manusia, maka resonansi tersebut dapat mempengaruhi
konsentrasi kerja, mempercepat terjadinya kelelahan, dan menimbulkan gangguan
kesehatan mata, syaraf, otot, dan lain sebagainya (Wignjosoebroto,2003). Di area
kerja PT Charoen Pokphand Indonesia sumber getaran berlebih terdapat pada
ruangan feed technology office. Mesin yang menimbulkan getaran tersebut adalah
mesin ABS. Dimana mesin tersebut digunakan untuk mengambil beberapa sampel
jagung yang berbentuk curah untuk dinilai kualitasnya. Pengoperasian mesin ABS
hanya dilakukan oleh satu orang. Operator pada mesin ini menggunakan APD, berupa
helm safety dan ear plug.

6. Manual material handling


Masih terdapat manual material handling di PT Charoen Pokphand Indonesia,
yaitu pada kegiatan memindahkan produk ke dalam kontainer atau ke truk yang
dilakukan buruh harian. Dimana pada saat proses pemindahan para pekerja ini tidak
menggunakan alat pelindung diri. Hal itu didasarkan pada SOP dari PT Charoen
Pokphand Indonesia, yang dimana sudah dilakukan observasi bahwa apabila pekerja
menggunakan safety shoes ataupun hand gloves saat memindahkan produk justru bisa
mengakibatkan kecelakaan kerja akibat licin. Manual material handling yang dilakukan
berupa holding task, pulling task, pushing task.
7. Postur kerja
Postur kerja yang dimiliki oleh para pekerja di PT Charoen Pokphand Indonesia
tidak semuanya sama. Ada beberapa pekerja yang memiliki postur kerja yang sudah
baik seperti di bagian office dan control room. Namun, untuk pekerja yang dalam hal
ini bekerja “kasar” justru mereka tidak terlalu memperhatikan postur kerja yang benar.
Para pekerja tersebut dituntut untuk bergerak cepat agar pengiriman dapat selesai
dengan tepat waktu, sehingga hal itulah yang menyebabkan mereka tidak terlalu
memperhatikan postur kerja. Padahal postur kerja yang kurang baik memiliki dampak
negatif bagi tubuh pekerja, seperti menyebabkan sakit leher, pundak, dan punggung,
mengurangi fungsi paru-paru, menghambat sirkulasi darah, memperburuk depresi
dan stress.
8. Pekerjaan repetitif
Pekerjaan repetitif sendiri adalah pekerjaan berulang. Pekerjaan manual yang dilakukan
secara berulang atau repetitif dengan gerakan kerja yang monoton dan waktu kerja yang
lama berpotensi menimbulkan kelelahan kerja. Dalam proses produksi di PT
Charoen Pokphand Indonesia hampir semua kegiatan bisa digolongkan dalam
pekerjaan repetitif. Seperti, proses pengecekan sampel, proses intake section, proses
pemindahan pakan jadi ke kontainer dan berbagai kegiatan produksi lainnya. Namun,
di PT Charoen Pokphand Indonesia seperti dibagian pengambilan sampel curah,
disediakan kursi untuk mengurangi ketegangan otot yang terjadi apabila pekerja telah
terlalu lama berdiri mengoperasikan mesin.
9. Tanda-tanda K3 umum
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya perlindungan yang ditujukan untuk
menjamin keselamatan tenaga kerja dalam melaksanakan tugasnya serta melindungi
keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja tersebut dan melindungi
keamanan peralatan dan sumber produksi agar selalu dapat digunakan secara efisien.
Di PT Charoen Pokphand Indonesia tanda-tanda K3 sangat mudah ditemukan.
Hampir semua tempat-tempat yang memiliki risiko kecelakaan terdapa tanda K3.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan
kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Apabila
suatu perusahaan peduli dengan keberadaan dan kesejahteraan karyawan, maka
karyawan akan meningkatkan produktivitas kerjanya terhadap perusahaan.. Hal inilah
yang menunjukkan yang menunjukkan bahwa PT Charoen Pokphand Indonesia
merupakan salah satu perusahaan yang sudah baik.
10. Tanda-tanda K3 terkait manual material handling
Manual material handling merupakan sebuah aktivitas memindahkan beban oleh tubuh
secara manual dalam rentang waktu tertentu. Di PT Charoen Pokphand Indonesia
tanda-tanda K3 terkait manual material handling masih jarang dijumpai.
Penyanggaan yang buruk memiliki risiko yang cukup tinggi bagi para pekerja, seperti
a. Ketidaknyamanan saat bekerja
b. Cedera pada tulang belakang, pundak tangan, pergelangan tangan
c. Kerusakan pada otot, tendons, saraf atau yang biasa disebut dengan MSDs
(Musculoskeletel Disorders)
d. Patah, memar dan retaknya tulang
Risiko cedera punggung akan senantias meningkat selama jika beban tersebut terlalu
berat, terlalu besar, sulit untuk digenggam/dipegang, tidak stabil/bergerak-gerak dan
sulit digapai dan dilakukan secara berulang-ulang.
11. Alat pelindung diri
Alat pelindung diri adalah komponen alat yang mampu memberi perlindungan ekstra
pda seseorang dari risiko menjadi korban kecelakaan kerja. Dengan kata lain, APD
merupakan perlengkapan wajib yang harus digunakan saat bekerja. Karyawan di PT
Charoen Pokphand Indonesia dalam bekerja sudah mendapatkan APD tetapi
dalam hal ini mereka dipinjamkan dari pihak perusahaan. APD yang digunakan,
seperti safety helmet, ear muffs, ear plug, masker , respirator, safety shoes, gloves.
Hampir semua karyawan yang bekerja dibagian produksi mematuhi aturan penggunaan
APD, hal ini dikarenakan apabila mereka melanggar maka terdapat sanksi berupa
pengurangan poin. APD di PT Charoen Pokphand Indonesia secara rutin diganti, seperti
safety helmet yang diganti 6 bulan sekali, safety shoes 1 tahun sekali, masker diganti
setiap hari, catridge pada respirator diganti sebelum sekali.
C. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PT CHAROEN POKPHAND
INDONESIA
Risiko kecelakaan kerja merupakan risiko yang berkitan dengan sumber bahaya yang
timbul dalam aktivitas bisnis, yang menyangkut manusia, peralatan, material, dan
lingkungan kerja, umumnya risiko K3 dikonotasikan sebagai hal negatif antara lain:
1. Kecelakaan terhadap manusia dan asset perusahaan
2. Kebakaran dan peledakan
3. Penyakit akibat kerja kerusakan sarana produksi
4. Gangguan operasi.
Untuk risiko Penyakit Akibat Kerja yang mungkin terjadi di PT Charoen Pokphand
Indonesia adalah asma, pandangan yang tidak normal, terbentur atau terluka akibat benda
tajam, terpapar debu, jatuh dari truk ketika pengambilan sampel bag, dan ISPA.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan, kecelakaan kerja yang
paling sering terjadi yaitu teriris cutter pada saat membuka karung bahan baku pakan. Hal
ini dikarenakan ketidakhati-hatian pekerja, walaupun sudah ada petunjuk untuk
menggunakan sarung tangan tetapi para pekerja tidak menggunakannya. Kecelakaan ringan
tersebut paling sering terjadi di warehouse.
Di PT Charoen Pokphand Indonesia sudah terdapat unit kesehatan yang akan
memberikan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. First aid kit hampir
mudah didapatkan disetiap ruangan. Pada unit kesehatan PT Charoen Pokphand Indonesia
sudah terdapat seorang perawat yang bertugas memberikan penanganan terhadap
karyawan-karyawan yang mengalami kecelakaan kerja, seperti teriris cutter, memberikan
obat bagi karyawan yang sedang tidak enak badan saat bekerja, melakukan pengecekan
tekanan darah. Di PT Charoen Pokphand Indonesia belum ada dokter perusahaan, jadi
ketika terjadi kecelakaan yang cukup serius maka karyawan akan dibawa ke rumah sakit
terdekat.
D. HASIL KUESIONER
Observasi ini saya lakukan pada hari Selasa, 26 November 2019. Pada saat observasi,
saya tidak hanya mengamati lingkungan kerja Di PT Charoen Pokphand Indonesia tetapi
juga memberikan kuesioner kebeberapa karyawan. Jumlah responden, yaitu 10 orang
dengan pekerjaan yang berbeda-beda. Rentang usia responden 24-40 tahun. Jumlah
karyawan di PT Charoen Pokphand Indonesia, yaitu 586 dengan mayoritas pekerja laki-
laki. Pada kuesioner terdapat 8 pertanyaan ditambah dengan body map. Tujuan kuesioner
ini adalah untuk menilai pemahaman karyawan tentang pelatihan K3, penyakit akibat kerja,
serta mengetahui sejauh mana perusahaan memfasilitasi karyawannya terkait dengan K3.

NO NAMA P/L USIA Departemen


Departemen : Produksi
1 Siswadi L 30
Bagian : PPIC
Departemen : Produksi
2 Jesika P 28
Bagian : Warehouse
Departemen : Produksi
3 Hasbullah L 31
Bagian : Silo
Departemen : Produksi
4 Indrayos. F. L 40
Bagian : Silo
Departemen : Produksi
5 Sudirman L 31
Bagian : Processing
Departemen : Produksi
6 Zulfikar L 27
Bagian : Warehouse
Departemen : Feed Technology
7 Sudirman L 36
Bagian : QCP (Quality Control Production)
Departemen : Produksi
8 Khuzaimah Thamrin L 37
Bagian : Processing
Departemen : Produksi
9 Muh.Asrul L 23
Bagian : Maintenance
Departemen : Feed Technology
10 Muh.Nur Hasim L 24
Bagian : QCP (Quality Control Production)
Tabel 1. Data Responden
1. Lama Bekerja

Lama Bekerja
< 1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun > 5 tahun
- 1 2 7
Tabel 2. Hasil Kuesioner

Lama Bekerja 1-2 tahun


10%

Lama Bekerja 2-5 tahun


Lama Bekerja > 5 tahun 20%
70%

Gambar 1. Pie Chart Lama Bekerja

Berdasarkan hasil kuesioner diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan sudah
cukup lama bekerja di PT Charoen Pokphand Indonesia. Ini membuktikan bahwa
mereka sudah cukup nyaman dengan lingkungan kerjanya serta bisa dikatakan mereka
sudah cukup professional dibidangnya masing-masing.

2. Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja

Pernah dan mirip


Tidak pernah Pernah tapi lain jenis Jawaban lain
pekerjaan sekarang

3 6 1 -
Tabel 2. Hasil Kuesioner
Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja Tidak pernah
Pernah dan mirip 30%
pekerjaan sekarang
10%

Pengalaman Kerja
Pernah tapi lain jenis
60%

Gambar 2. Pie Chart Pengalaman Kerja

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan karyawan pernah


bekerja di perusahaan lain sebelum bekerja di PT Charoen Pokphand Indonesia dengan
jenis pekerjaan yang berbeda.

3. Fasilitas K3

Fasilitas terkait K3

Ada Tidak ada

9 1
Tabel 3. Hasil Kuesioner

Fasilitas Terkait K3 Ada Fasilitas Terkait K3 Tidak ada

10%

90%

Gambar 3. Pie Chart Fasilitas terkait K3

Berdasarkan hasil kuesioner diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan sudah
mendapatkan fasailitas terkait K3, seperti safety shoes, safety helmet, masker, earplug.
Untuk 10% yang berpendapat bahwa tidak mendapatkan failitas terkait K3
kemungkinan
Karyawan tersebut berpendapat bahwa tidak memerlukan APD dalam pekerjaannya

4. Pelatihan terkait dengan K3

Pelatihan K3

Tidak pernah Sering Terencana dan berkala Jawaban lain

1 2 7
Tabel 4. Hasil Kuesioner

Pelatihan K3 Tidak pernah


Pelatihan K3 Sering
Pelatihan K3 Terencana dan berkala

10%

20%

70%

Gambar 4. Pie Chart Pelatihan K3

Berdasarkan hasil kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa, di PT Charoen Pokphand


Indonesia sudah terdapat pelatihan mengenai K3 bahkan pelatihan K3 yang
dilaksanakan sudah terencana setiap bulannya. Berdasarkan informasi yang diberikan
oleh pihak perusahaan selain melakukan pelatihan K3, pihak perusahaan juga
melakukan check-up rutin setiap hari dan setiap tahun. Untuk check-up harian, setiap
departemen sudah memiliki jadwal yang berbeda. Check-up harian berupa pengecekan
tekanan darah. Untuk check-up tahunan, dilakukan secara bersamaan oleh semua
karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia.
5. Kesadaran akan adanya Penyakit Akibat Kerja

Kesadaran akan adanya Penyakit Akibat Kerja

Tahu Tidak Tahu

10
Tabel 5. Hasil Kuesioner
Kesadaran akan adanya
Penyakit Akibat Kerja
Tahu
100%

Gambar 5. Pie Chart Kesadaran akan adanya Penyakit Akibat Kerja

Berdasarkan hasil kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa hampir semua karyawan
mengetahui penyakit akibat kerja. Dengan pemahaman para karyawan terhadap
Penyakit Akibat Kerja, hal tersebut dapa diminimalisir terjadinya. Ketika mereka
mengetahui bahwa debu dilingkungan pekerjaan sebagai salah satu Penyakit Akibat
Kerja, tentu karyawan tersebut akan menggunakan masker ketika bekerja.
6. Penjelasan tentang Penyakit Akibat Kerja

Penjelasan tentang Penyakit Akibat Kerja

Tidak pernah Sering Terencana dan berkala Jawaban lain

1 3 6
Tabel 6. Hasil Kuesioner

Penjelasan tentang Penyakit


Akibat Kerja Tidak pernah
Penjelasan tentang 10%
Penyakit Akibat Kerja
Terencana dan berkala
60%

Penjelasan tentang
Penyakit Akibat
Kerja Sering
30%

Gambar 6. Pie Chart Penjelasan tentang Penyakit Akibat Kerja


Berdasarkan hasil kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa, karyawan PT Charoen
Pokphand Indonesia sudah mendapatkan penejelasan secara berkala tentang Penyakit
Akibat Kerja. Sehingga pemahaman karyawan akan terus bertambah.
7. Riwayat berobat

Riwayat Berobat

Tidak pernah Sering Terencana dan berkala Jawaban lain

10
Tabel 7. Hasil Kuesioner

Riwayat Berobat
Tidak pernah
100%

Gambar 7. Pie Chart Riwayat berobat


Berdasarkan hasil kuesioner diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan PT
Charoen Pokphand Indonesia tidak pernah berobat untuk mengatasi keluhan nyeri atau
sakit pada otot. Karyawan rata-rata hanya mengoleskan minyak urut pada bagian yang
nyeri
8. Bagian tubuh yang Nyeri, Sakit, Sangat Sakit saat pulang kerja
BODY MAP BAGIAN DEPAN
KARYAWAN
4 5 6 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 21 22
Siswadi N
Jesika S
Hasbullah N
Indrayos. F.
Sudirman N
Zulfikar
Sudirman
Khuzaimah T. N
Muh.Asrul
Muh.Nur Hasim
Tabel 8. Hasil Kuesioner
BODY MAP BAGIAN BELAKANG
KARYAWAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Siswadi
Jesika N N S
Hasbullah
Indrayos. F. N N
Sudirman N N
Zulfikar N
Sudirman 04 N
Khuzaimah N
Muh.Asrul N N
Muh.Nur Hasim N
Tabel 9. Hasil Kuesioner
Berdasarkan data tersebut, dapat kita lihat bahwa rata-rata karyawan PT Charoen
Pokphand Indonesia mengalami nyeri di tubuh bagian belakang seperti dibetis, pundak.
Hal ini dikarenakan aktivitas dalam pekerjaaan yang cenderung lebih banyak berdiri.
Sementara untuk bagian depan, rata-rata karyawan mengalami nyeri di bagian betis dan
dada, dan sakit dibagian pergelangan kaki. Karyawan yang mengalami nyeri dibagian
dada kemungkinan berasal dari lingkungan kerjanya, karyawan tersebut terpapar debu
secara berlebihan sehingga merasakan nyeri pada dada.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI OBSERVASI
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA

NO FOTO KETERANGAN

Proses pengambilan sampel jagung yang


berbentuk curah. Pada proses ini terdapat
1
sumber kebisingan dan getaran yang
berlebih
Ruangan boiler yang merupakan salah
2
satu sumber panas yang berlebih

Beberapa contoh postur kerja karyawan


3
PT Charoen Pokphand Indonesia
Tanda-tanda K3 yang bermakna

4 Perhatian/waspada dan adanya potensi


beresiko bahaya

5 Tanda-tanda K3 yang bermakna Larangan

6 Tanda-tanda K3 yang bermakna Zona Aman

7 Tanda-tanda K3 yang bermakna Wajib Ditaati


Ruang Unit Kesehatan PT Charoen
8
Pokphand Indonesia

9 Manual Material Handling

Ruang Kerja di PT Charoen Pokphand


10
Indonesia
Papan record kecelakaan kerja di PT Charoen Pokphand Indonesia

Sample bag Sample curah Proses Intake

Ruang Boiler yan


merupakan sumber panas
Proses pembasmian hama Warehouse untuk Cangkang kemiri sebagai
pada jagung packaging bahan bakar untuk menyala
tungku

Foto Bersama dengan karyawan K3 PT Charoen Pokphand Indonesia

Anda mungkin juga menyukai