Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Tentang
PEMBUATAN TEMPE

Disusun Oleh:
Merian Rosa Debora Saroinsong
Nim :220311060089

Dosen pengampuh :
Prof.Dr.Ir.LuciaC.Mandey,MS,dkk

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke pada Tuhan Yang
Maha Esa Atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang pembuatan tempe ini sebagaimana mestinya.
oleh karena itu, pembuatan makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca tentang beberapa hal yang di bahas dalam
makalah ini.
Saya juga mengucapkan Terima Kasih kepada
dosen pengampuh mata kuliah Pengantar Teknologi
Pertanian Ibu Prof.Dr.Ir.Lucia C. Mandey, Ms,dkk
Terlepas dari itu ,saya menyadari bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang
pembuatan tempe dan manfaatnya ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................I


KATA PENGANTAR........................................................II
DAFTAR ISI...................................................................III

BAB I PENDAHULUAN
A. latar Belakang..........................................................1
B. Tujuan......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. cara Pembuatan Tempe............................................2
B. Alat dan Bahan..........................................................3
C. Cara Baru..................................................................5
Gambar Pembuatan Tempe.......................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...............................................................9
B. Penutup...................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN A.

A. latar Belakang
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering
di konsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah
satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi
merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan
dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya
telah dilakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini
belum disadari oleh masyarakat umum.
B. tujuan
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
pelajaran biologi, serta dengan tujuan agar pembaca
dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam
kedelai setelah diolah menjadi tempe, serta pembaca
dapat mengerti cara pembuatan tempe kedelai dengan
baik dan benar.
Tidak lupa juga agar para siswa mengerti tentang cara
mendirikan pabrik rumahan sendiri, karena ditengah
sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang
untuk meciptakan lapangan pekerjaan sendiri bukan
hanya bergantung dari pekerjaan yang diberikan orang
lain kepada kita
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Pembuatan Tempe


1. Cara Sederhana
Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang
biasa dilakukan oleh para pengrajin tempe di
Indonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk
memilih kedelai yang baik dan bersih) dicuci sampai
bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya
berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan
biasanya berkisar antara 60-90 menit.
Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam
semalam. Setelah perendaman, kulit kedelai dikupas
dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya
kedelai dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-
60menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua
ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai
setelah didinginkan dan ditiriskan diberi larut tempe,
dicampur rata kemudian dibungkus dan dilakukan
pemeraman selama 36-48 jam
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah
menggunakan tempe sebagai pengganti daging.
Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak
tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai
penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman,Jepang,
dan Amerika Serikat.
Teknik pembuatan tempe ini telah dikerjakan
masyarakat Indonesia khususnya bermula dari
masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu
dengan prosedur pembuatannya masih sangat
sederhana. berbagai bahan dasar yang dapat
digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling
populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe
berbahan dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik,
maka kedelai yang digunakan juga harus yang
berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian
yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-
bijianlainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus
dilakukan dengan cermat.
Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah
proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu
Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. Membentuk
benang-benang yang disebut sebagai benang hifa.
Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedelai yang
satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji
kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp.
Juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan
protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga
protein-protein dalam biji kedelai ini mudah
dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur
Rhizopus sp. SelainRhizopus, diperkirakan banyak jenis
mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur,
tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari
mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan
terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp.
Melampaui masa optimumnya, yakni setelah
terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-
kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada
tempeyang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar,
yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau
amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe
tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak
ini masih terasa sekalipun tempe telah dimasak,
sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas
baik dantahan agak lama, maka selama proses
pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai
sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan
digunakan.
B. Alat Dan Bahan
1. Alat
a.Baskom
b.Saringan
c.Dandang
d.Kipas Angin /Kipas
e.Sotel kayu
f.tampah
g.Kompor
h.Peralatan lain yang diperlukan

2.Bahan
a.Kacang kedelai
b.Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau biakan murni
Rhizopus sp.
c.Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.

3.Cara Kerja
a.Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan
digunakan,kemudian dikeringkan.
b. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain
yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
c.Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih
selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses
hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak
mungkin)
d.Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian
cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
e.Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
f.Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji
tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu
diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-
aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
g.Taburkan ragi tempe(RAPRIMA) yang telah disiapkan
sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata
(1,5 gram ragitempeuntuk 2kg kedelai). 8. Siapkan
kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk
pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan
sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada
kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
h. Masukan kedelai yang telah diberi ragitempe
(RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur
ketebalannya sesuai dengan selerai.
i. Proses fermentasi63256
j.Kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau
dua hari atauhingga seluruh permukaan kacang kedelai
tertutupi jamur.
Catatan:
a.perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan
peralatan kerjaakan meningkatkan kualitas tempe yang
dihasilkan.
b. Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses
fermentasi jamur pada tempe.

4. Cara Baru
Pada prinsipnya cara pembuatan tempe dengan cara
baru sama dengan cara yang lama atau tradisional dan
perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan
kulit kedelai. Dimana pada cara lama
(tradisional)kedelai direbus dan direndam bersama
kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang
baru sebelumnya kedelai telah dikupas kulitnya(kupas
kering) dengan menggunakan alat pengupasan kedelai.
Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempe yang dibuat dengan cara baru warnanya (warna
kedelai) lebih pucat bila dibandingkan dengan cara
lama hal ini disebabkan
Karena pada cara baru kedelai direbus dan direndam
dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada
zat-zat yang larut.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan tempe adalah sebagai berikut :
a.Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang.
Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses
metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan
panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh
karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai
bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong
tersebut diberi Lubang dengan jarak antara lubang
yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
b.Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat
pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap
jenis kapang mempunyai Awoptimum untuk
pertumbuhannya.
C. Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba
yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada
suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada
waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman
perlu diperhatikan.
d.Keaktifan Laru
Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan
berkurang keaktifannya. Karena itu pada pembuatan
tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama
disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak
mengalami kegagalan.
Untuk membuat tempe di butuhkan inokulum atau
laru tempe atau ragi tempe. Laru tempe dapat
dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk
tepung atau yang menempel pada daun waru dan
dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung
dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada
bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan
yang akan digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-
macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau
umbi-umbian.
berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum
atau laru tempe dapat dibedakan atas: inokulum murni
tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni
campuran. Adapun perbedaannya adalah pada jenis
dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan
dalam laru tersebut.
Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe
adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus, atau kapang
dari jenis R. Oryzae.Sedangkan pada laru murni
campuran selain kapang Rhizopus

Oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni


Klebsiella. Selain bakteriKlebsiella, ada beberapa jenis
bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi
tempe diantaranya adalah: Bacillus sp.,Lactobacillus
sp.,Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan beberapa
genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya
bakteri Bacillus sp pada tempe merupakan
kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.
pada tempe yang berbeda asalnya sering dijumpai
adanya kapang yang berbeda pula (Dwidjoseputro dan
Wolf, 1970). Jenis kapang yangterdapat pada tempe
Malang adalah R. Oryzae., R. Oligosporus., R.arrhizus
dan Mucor rouxii. Kapang tempe dari daerah Surakarta
adalahR. Oryzaei dan R. Stolonifer sedangkan pada
tempe Jakarta dapat dijumpai adanya kapang Mucor
javanicus.,Trichosporon pullulans., A.niger dan
Fusarium sp. Masing-masing varietas dari kapang
Rhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal ini terutama
disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang
dihasilkan. Pektinase hanya disintesa olehR. Arrhizus
dan R. Stolonifer. Sedangkan enzim amilase disintesa
olehR. Oligosporus dan R. Oryzae tetapi tidak disintesa
oleh R. Arrhizus.
selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami
perubahan baik fisik maupun kimianya. Protein kedelai
dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan
diuraikan menjadi asan-asam amino, sehingga nitrogen
terlarutnya akan mengalami peningkatan. Dengan
adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH
juga akan mengalami peningkatan. Nilai pH untuk
tempe yang baik berkisar antara 6,3 sampai6,5. Kedelai
yang telah difermentasi menjadi tempe akan lebih
mudah dicerna. Selama proses fermentasi karbohidrat
dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-
bagian yang lebih mudah larut,mudah dicerna dan
ternyata bau langu dari kedelai juga akan hilang.
Kadar air kedelai pada saat sebelum fermentasi
mempengaruhi pertumbuhan kapang. Selama proses
fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air
dimana setelah 24 jam fermentasi, kadar air kedelai
akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan
setelah
40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64%
(Sudarmaji danMarkakis, 1977).
Perubahan-perubahan lain yang terjadi selama
fermentasi tempe adalah berkurangnya kandungan
oligosakarida penyebab flatulence. Penurunan tersebut
akan terus berlangsung sampai fermentasi 72 jam.
Selama fermentasi, asam amino bebas juga akan
mengalami peningkatan dan peningkatannya akan
mencapai jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72
jam (Murata et al., 1967). Kandungan serat kasar dan
vitamin akan meningkat pula selama fermentasi kecuali
vitamin B1atau yang lebih dikenal dengan thiamin
(Shurtleff dan Aoyagi).
GAMBAR PEMBUATAN TEMPE
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalah ini, dapat disimpulkan
bahwa pabrik rumahan atau usaha sendiri sangatlah
menunjang untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia
yang kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju, dan
juga dapat memberikan masukan kepada pembaca
untuk dapat sekiranya menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri.
B.Saran
Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para
siswa khususnya,bahwasanya kekayaan alam indonesia
sangatlah melimpah, untuk mencerdaskan anak bangsa
serta mencukupi sebagian gizinya, kedelai sangatlah
besar manfaatnya.Untuk itu diharapkan cara-cara yang
telah disampaikan penulis semoga dapat berguna bagi
semua pembaca yang budiman.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/search?q=gambar+pembuat
an+tempe&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUK
EwjKj6fE38TWAhUGvI8KHfjoDtYQ_AUICigB&biw=1301
&bih=595#imgrc=2gBHnqn9D046LM

https://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh-
makalah-cara-pembuatan-tempe/

https://infopeluangusaha.org/proses-pembuatan-
tempe-dan-analisa-peluang-usahanya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tempe

Anda mungkin juga menyukai