Anda di halaman 1dari 29

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan

laporan akhir praktikum yang berjudul “Peralatan Kandang Unggas”, serta

shalawat dan salam terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya. Laporan akhir praktikum ini

disusun sebagai salah satu laporan materi praktikum yang memperkenalkan

peralatan kandang yang digunakan pada peternakan..

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak kami harapkan agar

lebih baik lagi dalam pengerjaan laporan akhir praktikum berikutnya. Dalam

pembuatan laporan praktikum ini kami banyak sekali mendapat bantuan. Oleh

karena itu sudah sepantasnya kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Iwan Setiawan, DEA. Selaku dosen mata kuliah Produksi

Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

2. Tim Asisten Laboratorium Produksi Ternak Unggas yang telah

membimbing kami terutama M. Yoga, M. N. Ikhwan, dan Yeni L

3. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa dan motivasi untuk

menyelesikan laporan ini.

4. Dan semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun

tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan

karunia-Nya dan membalas segala amal serta kebaikan pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam menyusun laporan ini, .


Sumedang, 15 April 2017

Penyusun
Daftar Isi

Bab Halaman

Kata Pengantar ........................................................................................... ii


Daftar Isi ..................................................................................................... iii
I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1


1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................1
1.3 Maksud Dan Tujuan ................................................................................1
1.4 Manfaat Praktikum ...................................................................................1
1.5 Waktu Dan Tempat ..................................................................................2
II Kajian Kepustakaan

2.1 Kandang Clouse House.............................................................................3


2.2 Kandang Open House ...............................................................................6
2.2 Jenis-jenis Peralatan Kandang ..................................................................7
III Alat, Bahan Dan Prosedur Kerja

3.1 Alat ........................................................................................................10


3.2 Prosedur Kerja .......................................................................................10
IV Hasil Dan Pembahasan

4.1 Hasil .......................................................................................................11


4.2 Pembahasan ............................................................................................14
4.2.1 Pekandangan ................................................................................14
4.2.2 Peralatan Kandang ........................................................................15
V Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan ............................................................................................21


5.2 Saran ......................................................................................................21

Daftar Pustaka
Daftar Tabel

Nomor

Halaman

1. Hasil Pengamatan Peralatan Kandang........................................................14


2. Hasil Pengamatan Peralatan Kandang Semi Clouse House .......................14
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis ternak ayam baik broiler maupun layer sangat menjanjikan apabila

dikelola dengan benar. Faktor yang menentukan keberhasilan dalam bisnis

peternakan adalah breeding, feeding, dan management atau lebih dikenal dengan

segitiga emas.

Peralatan kandang merupakan bagian dari management yang harus

diperhatikan, karena ungas yang dipelihara dalam kandang memerlukan

perlengkapan pendukung berupa peralatan kandang, agar proses produksi berjalan

lancar untuk menghasilkan performan ayam yang optimal, produksi daging

maupun telur.

Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa peternakan tidak akan pernah

lepas dari kandang, peralatan kandang dan bisnis peternakan. Oleh karena itu,

kami sebagai mahasiswa peternakan sangat tertarik untuk mengetahui apa saja

jenis serta bentuk dari peralatan kandang unggas dan apa kegunaan dari peralatan

kandang unggas tersebut, guna manambah ilmu pengetahuan kami. Selain itu

kami juga ingin mengetahui peralatan apa saja yang di gunakan pada peternakan

unggas close house.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apa saja jenis dan bentuk dari peralatan kandang unggas.

2. Apa kegunaan dari peralatan kandang unggas.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui jenis dan bentuk dari peralatan kandang unggas.

2. Mengetahui kegunaan dari peralatan kandang unggas.

1.4 Manfaat Praktikum


1. Mendapatkan informasi mengenai jenis dan bentuk kandang unggas.
2. Mendapatkan informasi mengenai kegunaan dari peralatan kandang .

3. Mendapatkan informasi mengenai kandang unggas close house dan alat-

alat yang digunakan di kandang tersebut.

1.5 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum Produksi Ternak Unggas mengenai Peralatan

Kandang Unggas dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 11 April 2017 pukul

12.30 sampai 14.30 WIB bertempat di Kandang Ayam Sentul Fakultas

Peternakan, Universitas Padjadjaran, Sumedang.


II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kandang Closed House

Kandang sistem tertutup atau closed house merupakan sistem kandang yang

harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang

berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain

dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam. Berdasarkan ini,

kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu meminimalkan

pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang

dimiliki ayam Secara konstruksi, kandang system tertutup dibedakan atas dua

sistem yakni pertama sistem tunnel dengan beberapa kelebihan yang dimilikinya

seperti mengandalkan aliran angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air

dan menyediakan oksigen untuk kebutuhan ayam. Sistem tunnel ini lebih cocok

untuk area dengan temperatur maksimal tidak lebih dari 30oC. Sistem kedua

adalah evaporative cooling system (ECS). Sistem ini memberikan manfaat pada

peternak seperti mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi dengan bantuan

angin. Sistem kandang tertutup inihanya cocok untuk daerah panas dengan suhu

udara di atas 35oC.

A. Dasar Sistem Kendali

Sistem kendali atau sistem control merupakan suatu sistem yang keluarannya

atau outputnya dikendalikan pada suatu nilai tertentu atau untuk merubah

beberapa ketentuan yang telah ditetapkan dari masukan atau input ke sistem.

Untuk merancang suatu sistem yang dapat merespon perubahan tegangan dan

mengeksekusi perintah berdasarkan situasi yang terjadi, maka diperlukan

pemahaman tentang sistem kendali (controll system). Sistem kendali merupakan

suatu kondisi dimana sebuah perangka (device) dapat di kontrol sesuai dengan
perubahan situasi C. PLC (Programmable Logic Controller Programmable Logic

Controller (PLC adalah suatu peralatan elektronika yang bekerja secara digital

memiliki memori yang dapat diprogram, menyimpan perintah-perintah untuk

melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logic, sequencing, timing,counting, dan

arithmatic untuk mengontrol berbagai jenis motor atau proses melalui modul

input output analog atau digital. Di dalam PLC berisi rangkaian elektronika yang

dapat difungsikan seperti contact relay (baik NO maupun NC) pada PLC dapat

digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar selain instruksi output. Jadi

bisa dikatakan bahwa dalam suatu program PLC tidak diizinkan menggunakan

output dengan nomor kontak yang sama. Menurut (Hanif ,2012) PLC memiliki

beberapa keuntungan, yaitu:

1. Lebih mudah pengawatannya karena kita hanya perlu melakukan pengawatan

input

2. dan output ke dalam PLC, sedangkan rangkaian kontrolnya diprogram melalui

komputer.

3. Rele kontrol tidak berbentuk nyata karena diatur di dalam program PLC itu

sendiri, dan kontak bantu masing-masing rele maya tersebut bisa sangat
banyak, tidak seperti rele kontrol nyata pada system kontrol konvesional yang

terbatas.

4. Lebih handal dalam proses kerja maupun perawatan.

5. Lebih mudah dalam trouble shooting, karena PLC memiliki fasilitas Self

diagostic.

6. Jika sistem mengalami perubahan alur kontrol maka pengubahannya hanya

dilakukan pada program yang terdapat pada komputer dalam waktu yang

relative singkat sesuai namanya, pengontrol logika yang dapat diprogram.

B. Motor DC
Pada motor penggerak konveyor dan motor penggerak buka tutup atap

konveyor menggunakan motor DC dengan gearbox sebagai penggeraknya.

Pemilihan motor gear DC didasarkan pada putaran dan torsi yang lebih besar

dibandingkan dengan motor stepper atau motor servo, juga didasarkan atas

ketersediaan di pasaran selain harga DC murah juga banyak variasinya. Berikut

adalah data sheet dari motor menggunakan gearbox:

1. Bekerja pada tegangan 6, 9, 12 dan 24 V.

2. Kecepatan maksimum 1-600 RPM.

3. Beban torsi maksimum 7,1 Kg.

4. Diameter gearbox 36 mm.

C. Sensor Suhu LM35

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk

mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35

memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan

dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang

rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan

dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.


Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan

ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya

tunggal dengan ketentuan bahwa sensor LM35 hanya membutuhkan arus sebesar

60 μA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas dari

sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang

dari 0,5oC pada suhu 25oC.

Berikut merupakan karakteristik dari sensor suhu LM 35 :

1. Dapat dikalibrasi langsung ke dalam

2. besaran Celcius.

3. Faktor skala linear + 10 mV/ oC.


4. Tingkat akurasi 0,5 oC saat suhu ruangan.

5. Jangkauan suhu antara -55 oC sampai 150

6. oC.

7. Bekerja pada tegangan 4 volt hingga 30

8. volt.

9. Arus kerja kurang dari 60 mikro ampere.

10. Impedansi keluaran rendah 0,1 ohm untuk

11. beban 1 mili ampere.

D. Sensor Kelembaban HS 1101

Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunkan untuk membantu dalam

proses pengukuran atau pendefinisian kelembaban uap air yang terkandung dalam

udara. Sensor HS 1101 adalah sensor kelembaban berbasis kapasitif yang

merubah besaran kelembaban menjadi tegangan, sensor ini dapat mengukur

kelembaban dari 0 - 100 %. Tegangan output yang dikeluarkan oleh sensor ini

1,41—3.55 volt dimana dia membutuhkan tegangan 5 volt—10 volt sebagai

sumber. Berikut merupakan karakteristik dari sensor kelembaban HS 1101 :

1. Suplai tegangan maksimum 10 V.


2. Nilai koefisien temperatur sebesar 0,04

3. pF/oC.

4. Waktu pemulihan setelah pemakaian 150

5. jam mebutuhkan waktu 10 s.

6. Dapat mengukur kelembaban 0 % - 100 %RH.5) Range suhu dari -40 –

100 0C. (Prihandanu, 2015)

2.2 Kandang Open House

Kandang open house adalah kandang yang dindingnya dibuat dengan

system terbuka, yang biasa terbuat dari kawat burung atau bambu sehingga

menjamin hembusan angin bisa masuk dalam kandang dan bisa memanfaatkan
pergantian sinar matahari. Dinding kandang di tutup dengan tirai yang berfungsi

sebagai ventilasi. Dilapangan bentuk kandang yang umum dijumpai adalah

kandang sistem terbuka atau open house, baik sistem panggung maupun sistem

postal dengan lantai beralaskan sekam, serutan gergaji kayu dan beberapa

peternak pernah juga menggunakan jerami. Model kandang terbuka memberikan

kontribusi yang kurang bagus bila dibandingkan dengan model kandang sistem

tertutup (Ahmadi, 2008).

2.3. Jenis-Jenis Peralatan Kandang

a. Tempat pakan yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai dari 1 hari

sampai panen terdiri dari chick feeder tray digunakan umur 1 hari sampai satu

atau dua minggu dengan kapasitas 100 DOC / buah. Setelah ayam berumur

dua minggu maka tempat pakan untuk anak ayam diganti seluruhnya dengan

tempat pakan ayam-ayam dewasa. Pada umumnya menggunakan round

feeder (tempat pakan bundar) dengan kapasitas yang berbeda-beda. Tempat

pakan kapasitas 3-5 kg dengan diameter 40 cm digunakan untuk 20 ekor

ayam pedaging. Sedangkan tempat pakan kapasitas 7 kg digunakan untuk 15

ekor ayam pedaging. Kapasitas tempat pakan berhubungan dengan eating


space seekor ayam. Bentuk tempat pakan ada 2 tipe yaitu bundar dan panjang.

Standar kebutuhan eating space untuk Negara negara tropis seperti Indonesia

adalah untuk tempat pakan manual memanjang eating space standar 5 cm /

ekor . Tempat pakan manual bundar eating space standar 2 cm / ekor

b. Tempat air minum Tempat air minum yang digunakan selama proses

pemeliharaan mulai umur 1 hari sampai satu atau 2 minggu adalah chick

found dengan kapasitas 75 DOC/ buah. Selanjutnya untuk ayam yang sudah

berumur lebih dari 2 minggu menggunakan tempat air bundar (round drinker)

baik yang manual atau secara otomatis. Untuk tempat air minum manual,

dengan kapasitas bervariasi: 600 ml, 1 liter, 1 gallon dan 2 gallon, kapasitas 2
gallon untuk 100 ekor ayam pedaging, sedangkan tempat air minum otomatis

yang circumference 110 cm untuk kapasitas 50-75 ekor/ buah. Kapasitas

tempat air minum berhubungan dengan dringking space. Ada dua bentuk

tempat air minum yaitu berbentuk bundar dan panjang, dengan standar

dringking space yang sama yaitu tempat minum manual memanjang standar 1

cm / ekor, sedangkan tempat minum manual bundar standar 1 cm / ekor

c. Perkandangan

Pada keadaan alami, ayam hidup berkeliaran dan melakukan semua

aktivitasnya di alam bebas sehingga kebutuhan hidupnya tergantung pada

kondisi yang disediakan alam, akibatnya produktivitas ayam tersebut menjadi

rendah. Upaya untuk meningkatkan produktivitas ayam dilakukan dengan cara

pemeliharaan intensif di dalam kandang. Kandang dalam pemeliharaan

intensif dibedakan menjadi dua fungsi yaitu fungsi primer dan sekunder

(Edjeng, 2005).

Pada fungsi primer kandang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi ayam

agar terlindung dari pengaruh buruk lingkungan dan menyediakan lingkungan

yang nyaman untuk memaksimalkan produksinya, sedangkan pada fungsi


sekunder kandang merupakan tempat bekerja bagi peternak untuk

mengendalikan kebutuhan ternak sesuai dengan tujuan pemeliharaan.

Kandang sebagai tempat tinggal ternak mempunyai fungsi dan tipe yang

berbeda-beda. Berdasarkan kontruksi dinding terdapat tipe kandang dinding

terbuka (open house) dan kandang dinding tertutup (closed house). Pada

kandang open house ada dua tipe kandang yaitu kandang postal dan kandang

panggung. Pada kandang postal lantai kandang mengunakan tipe rapat,

sementara pada kandang panggung lantai kandang dibedakan menjadi dua tipe

yaitu lantai rapat dan lantai renggang. Pada kandang panggung kontruksi

lantai dapat menggunakan tipe rapat yaitu kandang dengan sistem litter (deep
litter system) atau kandang yang memakai alas penutup lantai untuk menyerap

kotoran. Litter yang digunakan dapat berasal dari campuran sekam padi atau

serbuk gergaji, kerikil, pasir, dan kapur. Sebelum penaburan litter, lantai

kandang terlebih dahulu dilapisi terpal dan dibersihkan, apabila sudah dalam

keadaan bersih litter ditabur. Litter berfungsi sebagai absorber atau penyerap

kotoran dan urin (ekstreta) supaya kandang tidak basah atau lembab.

Penggunaan kandang litter memiliki beberapa kelebihan diantaranya

adalah litter yang telah mengalami dekomposisi secara sempurna menjadi

sumber

nutrien tambahan (vitamin, mineral, dan protein), lantai kandang litter tidak

mengakibatkan telapak kaki ayam luka dan mengeras (bubulen), lantai litter

memberikan suasana alami sehingga ayam nyaman melakukan aktivitas

makan dan minum serta mengurangi terjadinya breast blister atau pengerasan

pada bagian dada (Ruhyat dan Edjeng, 2010).

Pada pelaksanaan penggunaan kandang litter, selain memiliki kelebihan

juga terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah resiko terserang

penyakit sangat tinggi, seperti infeksi cacing, coccidiosis, dan penyait


pernapasan karena polusi amonia. Penggunaan litter pada alas kandang dapat

meningkatkan suhu lantai kandang sebagai akibat dari dihasilkannya panas

dari proses dekomposisi mikroba (Murni, 2009).


III

ALAT DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

1. Tempat makan unggas berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan pakan

unggas.

2. Tempat minum unggas berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan air minum

unggas.

3. Alat pemanas (Brooder) berfungsi sebagai menghangatkan tubuh anak

unggas (DOC) agar suhu tubuh anak unggas sesuai dengan suhu lingkungan.

4. Keranjang telur berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan telur yang sudah

di panen.

5. Rak telur berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan telur yang sudah di

panen.

6. Keranjang ayam berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan ayam yang

sudah siap di panen.

7. Alat pemotong paruh (Electric debeaking) berfungsi sebagai alat untuk

memotong paruh unggas.


8. Sarang (Nest) berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan telur agar tidak

retak atau pecah.

9. Mesin tetas berfungsi sebagai tempat untuk menetaskan telur tetas pengganti

induk unggas..

3.2 Prosedur Kerja

1. Memperhatikan gambar-gambar dan sampel peralatan kandang serta peralatan

pendukung pada proses produksi unggas.

2. Mencatat oleh saudara keterangan yang dianggap perlu.


IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Peralatan Kandang

No Peralatan Fungsi

1 Fan Tempat sirkulasi udara,

2 Round waterer Tempat minum ayam. Ukurannya mulai

dari 600 ml, 1 liter, 1 dan 2 galon

3 Brooder (gasolek, lampu, Penghangat tubuh anak ayam (doc) agar

selang, semawar) suhu tubuh anak unggas sesuai dengan

suhu lingkungan. Sumber bahan bakar

gas, minyak tanah dan batubara

4 Tray feeder Tempat makan doc

5 Trough feeder Tempat makan ayam, berbentuk panjang

6 Round/hanging feeder Tempat makan ayam dewasa, berbentuk

bulat

7 Babychick feeder Tempat makan doc

4.1.2. Peralatan Kandang Semi Close House

No Peralatan Fungsi

1 Exhaust fan Tempat sirkulasi udara, mengurangi

bau amoniak yang berasal dari feses

ayam

2 Round waterer Tempat minum ayam. Ukurannya

mulai dari 600 ml, 1 liter, 1 dan 2

galon
3 Brooder gas (gasolek, lampu, Penghangat tubuh anak ayam (doc)

selang) agar suhu tubuh anak unggas sesuai

dengan suhu lingkungan. Sumber

bahan bakar gas, minyak tanah dan

batubara

4 Tray feeder Tempat makan doc berbentuk baki

5 Sensor suhu Sensor suhu yang berada didalam

kandang, sehingga suhu dikandang

dapat terkontrol

6 Spoiler Penyekat kandang, pemecah angin

sehingga angin yang keluar dapat

tertahan

No Peralatan Fungsi

7 Chick guard Membantu agar panas brooding tetap

terfokus dan anak ayam dan tidak

menyebar keseluruh ruang kandang.

Sedangkan fungsi lain untuk

melindungi anak ayam dari terpaan

angin dan hewan liar. Idealnya sekat

atau chick guard berbentuk melingkar

atau elips. Fungsi sekat ini untuk

menghindari penumpukan anak ayam

pada sudut brooding.

8 Babychick feeder Tempat makan doc, mempermudah


anak ayam menjangkau pakan,

memiliki diameter tidak terlalu luas

sehingga dapat mencegah anak ayam

masuk kedalam tempat pakan sehingga

lebih efisien dalam hal pemberian

pakan dan pakan akan tetap bersih dan

higienis, serta menekan angka

kontaminasi pakan akibat bercampur

sekam atau kotoran ayam sendiri

sehingga menekan kerugian peternak

akibat hal tersebut.

9 Coolingpad Penyeimbang suhu, biasanya dialiri air

sehingga suhu didalam kandang tetap

stabil.

No Peralatan Fungsi

10 Tempron Pengukur suhu kandang

11 Tirai Menutupi seluruh bagian kandang

yang terbuka. Saat aliran listrik mati,

tirai diturunkan atau dibuka. Tujuan

pembukaan tirai ini untuk menyuplai

udara segar masuk ke dalam kandang,

pada saat malam hari, tirai diturunkan.

12 Bunker bangkai Tempat pembuangan bangkai ayam,

sebelum dibuang sebaiknya ayam

direbus terlebih dahulu


4.2. Pembahasan

4.1.1 Perkandagan

Kandang merupakan bagian penting dari tatalaksana pemeliharaan, karena

merupakan tempat seluruh aktivitas ternak sehingga kenyamanan ternak terjamin

agar diperoleh ternak yang sehat dan produktif. Selain itu kandang juga berfungsi

untuk melindungi ternak dari gangguan luar seperti panas matahari, hujan dan

hewan lainnya sehingga ternak mampu berproduksi secara optimal sesuai dengan

potensinya. Fungsi lain dari kandang adalah untuk memudahkan peternak dalam

pengawasan dan tatalaksana pemeliharaan ternak agar diperoleh hasil yang terbaik

dan efisien. Kandang yang biasa digunakan pada peternakan ayam adalah sistem

terbuka (open house system) dan tertutup (closed house system). Kebanyakan

peternak di Indonesia sudah terbiasa menggunakan kandang open house system.

Namun kandang sistem terbuka menimbulkan respon kurang baik ketika kondisi

cuaca tidak mendukung atau terjadi perubahan cuaca yang sangat drastis.

1. Kandang Terbuka (Open House)

Kandang open house adalah kandang yang dindingnya dibuat dengan

sistem terbuka, yang biasa terbuat dari kawat burung atau bambu sehingga
menjamin hembusan angin bisa masuk dalam kandang dan bisa memanfaatkan

pergantian sinar matahari. Dinding kandang di tutup dengan tirai yang berfungsi

sebagai ventilasi. Dilapangan bentuk kandang yang umum dijumpai adalah

kandang sistem terbuka atau open house, baik sistem panggung maupun sistem

postal dengan lantai beralaskan sekam, serutan gergaji kayu dan beberapa

peternak pernah juga menggunakan jerami. Untuk kondisi dalam kandang sangat

dipengaruhi oleh kondisi luar kandang. Model kandang terbuka memberikan

kontribusi yang kurang bagus bila dibandingkan dengan model kandang sistem

tertutup (Ahmadi, 2008)

2. Kandang Tertutup (Closed House)


Kandang sistem tertutup atau closed house merupakan sistem kandang

yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas

yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi

lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam. Priyono (2009)

menambahkan bahwa kandang tipe tertutup (closed house merupakan kandang

dengan dinding tertutup dan biasanya terbuat dari bahan-bahan permanen dan

dengan sentuhan teknologi tinggi. Kandang ini menggunakan alat exhaust

fan yang berfungsi untuk menarik atau menyedot oksigen dan mengeluarkan

karbondioksida, dan menggunakan alat cooling pad system (Priyo, 2009).

Berdasarkan ini, kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu

meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan

produktivitas yang dimiliki ayam. Tujuan penggunaan kandang tertutup (clouse

house) adalah menciptakan iklim mikro terkendali di dalam kandang,

meningkatkan produktivitas, efisiensi lahan dan tenaga kerja serta menciptakan

usaha peternakan yang ramah lingkungan.

Secara konstruksi, kandang sistem tertutup dibedakan atas dua sistem

yakni pertama sistem tunnel dengan beberapa kelebihan yang dimilikinya seperti
mengandalkan aliran angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air dan

menyediakan oksigen untuk kebutuhan ayam. Sistem tunnel ini lebih cocok untuk

area dengan temperatur maksimal tidak lebih dari 30oC. Sistem kedua

adalah evaporative cooling system (ECS). Sistem ini memberikan manfaat pada

peternak seperti mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi dengan bantuan

angin.. Sistem kandang tertutup ini hanya cocok untuk daerah panas dengan suhu

udara di atas 35oC

4.2.2 Peralatan Perkandangan

1. Tempat pakan
Tempat pakan unggas merupakan tempat yang mewadahi unggas

memakan pakan atau ransum yang diberikan. Tempat pakan unggas terdiri dari

berbagai bentuk dan ukuran. Bahan material tempat pakan biasanya terbuat dari

plastic, seng, paralon dan bamboo. Selain ukuran dan bentuk yang membedakan

tempat pakan, umur unggas pun menentukan jenis tempat pakan yang dipakai.

a. Feeder Tray

Berdasarkan hasil pengamatan, tempat pakan yang biasa digunakan saat

ayam masih fase DOC yaitu Feeder tray, tempat pakan ini berwarna kuning dan

berbentuk seperti nampan berdiameter lumayan besar serta berbahan plastic.

Feeder Tray merupakan tempat pakan yang biasa digunakan untuk memberi

pakan saat ayam masih DOC sampai starter. Hal ini sesuai dengan pendapat Edi

dkk (2012), bahwa kelebihan tempat pakan nampan yaitu mudah dibersihkan

selain itu dengan memakai feeder tray pakan tidak menumpuk pada satu tempat

(tersebar merata) sehingga memudahkan DOC untuk makan, penggunaan tempat

pakan ini juga disesuaikan oleh kebiasaan makan DOC yang menyukai pakan

yang tersebar dan selalu bersih.

b. Baby Chick Feeder

Berdasarkan hasil pengamatan, tempat pakan untuk DOC selain feed tray

adalah Baby Chick Feeder, alat ini berwarna kuning dengan diameter yang tidak

terlalu besar. Fungsi dari baby chick feeder yaitu untuk meningkatkan efisiensi

penggunaan pakan pada anak ayam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Menurut

Edi (2012), bahwa baby chick feeder adalah tempat pakan yang sangat baik untuk

anak ayam umur 1-16 hari dan adapula pendapat Mazia (2009) menyatakan bahwa

baby chick feeder merupakan salah satu jenis tempat makan unggas umur 1 hari

sampai umur tertentu. Kelebihan baby chick feeder yaitu diameter tidak terlalu

besar sehingga dapat mencegah anak ayam masuk kedalam, mengurangi


kontaminasi pakan, efisien dalam hal pemberian pakan,kebersihan terjaga serta

selalu higienis.

c. Round Feeder

Berdasarkan hasil pengamatan, Round feeder merupakan tempat pakan

ayam berbentuk bundar yang biasanya digunakan untuk mewadahi pakan unggas

dewasa. Cara pengisiannya dengan memasukan pakan dari atas tabungnya dan

pakan akan tersebar pada mangkuk dibawahnya. Hal tersebut sesuai dengan Edi

(2012), bahwa pada umumnya ayam dewasa menggunakan tempat makan jenis

round feeder dengan kapasitas berbeda-beda dan Edi (20012) pun menyatakan

bahwa round feeder (tempat pakan bundar) dengan kapasitas yang berbeda-beda.

Tempat pakan kapasitas 3-5 kg dengan diameter 40 cm digunakan untuk 20 ekor

ayam. Sedangkan tempat pakan kapasitas 7 kg digunakan untuk 15 ekor ayam.

Kapasitas tempat pakan berhubungan dengan eating space seekor ayam. Bentuk

tempat pakan ada 2 tipe yaitu bundar dan panjang.

2. Tempat Minum

Unggas sangat tidak tahan dengan defisiensi air daripada kekurangan

asupan makanan oleh karena itu tempat minum sangat diperlukan dengan efektif
dan efisien. Tempat Minum adalah tempat yang mewadahi unggas dalam

meminum air.

a. Round Waterer

Berdasarkan hasil pengamatan, Round Waterer merupakan tempat yang

mewadahi air minum dengan berbentuk seperti galon dengan wadah piringan dan

tempat minum ini diisi secara manual, diganti setiap kurang lebih tiga hari sekali.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murtidjo (1997),bahwa tempat minum ini

dicuci setiap pengisian air untuk menjaga kebersihan tempat minum dan menjaga

kesegaran air minum. Tempat minum ini terbuat dari bahan plastik, warna putih

dengan kapasitas 3,250-3,350 ml. Untuk tempat air minum manual, dengan
kapasitas bervariasi: 600 ml, 1 liter, 1 gallon dan 2 gallon, kapasitas 2 gallon

untuk 100 ekor ayam.

3. Brooder

Berdasarkan hasil pengamatan, Brooder merupakan alat pemanas yang

berfungsi sebagai penghangat tubuh DOC agar suhu tubuh anak unggas sesuai

dengan suhu lingkungan. Salah satu bahan bakar dari pemanas unggas ini

bersumber dari gas atau disebut gasolec. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Murtidjo (1997), bahwa gasolec cocok digunakan pada pemeliharaan anak ayam

di kandang postal yang berkapasitas lebih dari 100 ekor anak ayam. Alat pemanas

berfungsi untuk menghangatkan unggas apabila mengalami kedinginan. Menurut

Fadillah dkk (2007) jenis pemanas yang bisa digunakan antara lain : pemanas

listrik, gas, maupun batu bara. Mulyantono dan Isman (2008), berpendapat bahwa

tujuan brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat

bagi anak ayam baik secara evisiensi maupun segi ekonomis, agar pertumbuhan

menjadi optimal.

4. Fan
Berdasarkan hasil pengamatan, Fan merupakan alat yang mengatur

sirkulasi udara agar suhu unggas dapat diatur sedemikian rupa.

5. Exhaust Fan

Berdasarkan hasil pengamatan, Exhaust fan adalah alat untuk menyerap

udara dari dalam kandang ke luar kandang. Sistem close house yang memiliki

prinsip tertutup harus memiliki exhaust fan karena fungsinya untuk menghisap

udara dari dalam kandang, yang perlu diperhatikan dalam memilih fan adalah

daya hisapnya. Hal tersebut sesuai dengan Krisnawan (2012), bahwa banyaknya

exhaust fan yang digunakan tergantung dari volume bangunan kandang dan bobot

badan ayam dalam kandang tersebut. prinsip kerja exhaust fan hampir sama
dengan fan, namun exhauster ditempatkan pada dinding yang fungsinya mengisap

udara dalam ruangan keluar dan sekaligus menarik udara segar dari luar masuk ke

dalam ruangan melalui lubang udara lain di seberang exhauster tersebut.

Exhauster dapat juga menyedot udara dari luar dan menekan udara kotor keluar

ruangan melalui lubang udara di seberangnya.

6. Sensor Suhu

Berdasarkan hasil pengamatan, sensor suhu merupakan suatu alat yang

mengontrol suhu kandang terutama pada sistem perkandangan close house.

7. Cooling Pad

Berdasarkan hasil pengamatan, Cooling pad adalah alat yang berfungsi

sebagai penyeimbang suhu dapat pula meredam panas dari luar kandang close

house agar suhu didalam kandang close house tetap terjaga oleh sensor suhu.

8. Tirai

Berdasarkan hasil pengamatan, Tirai merupakan alat yang berfungsi

sebagai pengatur pencahayaan matahari yang datang karena dapat dibuka-tutup.


Tirai pun dapat berfungsi sebagai alat pengatur udara masuk dengan cara dibuka

dan apabila terasa cukup maka ditutup.

9. Chick Guard

Berdasarkan hasil pengamatan, Chick guard digunakan untuk membatasi

ruang gerak anak ayam agar lebih mudah dalam mengatur kondisi lingkungan

kandang yang nyaman seperti suhu dan kelembaban kandang. Hal tersebut sesuai

dengan (Mazia, 2009) bahwa chick guard berfungsi sebagai sekat supaya anak

ayam tidak berkeliaran kelain tempat, serta untuk memfokuskan panas.


10. Tempron

Temptron merupakan alat utama pengontrol suhu dan kelembaban

kandang, karena pada alat inilah semua kondisi kandang diatur oleh peternak,

temptron akan mengatur suhu dan kelembaban dengan menghidupkan atau

mematikan cooling pad dan exhaust fan secara otomatis. Alat ini terdiri dari

beberapa saklar dan setter juga terdapat termometer yang berfungsi dalam

mengontrol suhu kandang.


V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bentuk kandang terdiri dari bentuk close house, open house dan semi close

house, dimana masing masing bentuk kandang memiliki kelebihan dan

kekurangan tersendiri. Peralatan kandang terdiri dari tempat makan unggas,

tempat minum unggas, alat pemanas (brooder), keranjang telur, rak telur,

keranjang ayam, pemotong paruh (electrik debeaking), sarang (net) dan mesin

tetas.

5.2 Saran

Diharapkan proses praktikum dapat berlangsung lebih kondusif, sehingga

materi-materi yang disampaikan dapat lebih dimengerti. Praktikan lebih

memperhatikan saat penjelas berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Edjeng, Supriatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Depok.

Murni, M. 2009. Mengelola Kandang dan Peralatan Ayam Pedaging.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan Dan

Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pertanian

Raditiya Prihandanu. 2015. Model Sistem Kandang Ayam Closed House Otomatis

Menggunakan Omron Sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1. Fakultas Teknik

Universitas Lampung. Lampung

Said. Hanif. 2012. Aplikasi PLC dan Sistem Pneumatik pada Industri. Andi

Offset. Yogyakarta

Edi, Surahmad, E. Sudjarwo, dan Achmanu. 2012. Performans Pertumbuhan

Ayam Petelur Periode Starter Dengan Menggunakan Jenis Tempat Pakan

Yang Berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya: Malang.

Fadillah, R. 2007. Panduan Beternak Broiler. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Krisnawan, A. 2012. Kreatif Memelihara Ikan Bersama Ayam. Yogyakarta :

Pustaka Baru.

Mazia, Centia Murni. 2009. Mengelola Kandang dan Peralatan Ayam Pedaging.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Pertanian. Vedca. Cianjur.

Mulyantono, B, dan Isman. 2008. Bertahan di Tengah Krisis. Agro Media

Pustaka: Jakarta.

Murtidjo, B.A. 1997. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta : Kanisius


WHO.2008b. Taking Action To Enhance Biosecurity All Along The Food Chain.

http://www.searo.who.int/en/Section10/Section1027/Section2095/section

246 2 13920.htm. Diakses pada tanggal 2 Mei 2016 pukul 22.12 WIB.

Williamson, G. and W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah

Tropis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Wahyudin, .M. 2013. Tututan Kandang Closed House. Poultry Indonesia Vol

VIII. Majalah Ekonomi Industri dan Perunggasan.

Weaver J.R.W.D. 2001 Fundamntals of Ventilationin Commercial Chicken Meat

and Egg Productio. United States of America Page 113-128

Wiharto. 1998. Petunjuk Pembuatan Mesin Tetas. Lembaga Penerbit. Universitas

Brawijaya.

Abu, Ahmadi. 2008. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyono. 2009. Penggunaan Molases Untuk Meningkatkan Pupuk. Mahasiswa

Magister Ilmu Ternak UNDIP.


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRODUKSI TERNAK UNGGAS
Peralatan Kandang Unggas

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Produksi Ternak Unggas

Oleh :
Kelas F
Kelompok 6

Dimas Prasetyo S. 200110150157


Iqbal Abdel Aziz 200110150162
Rizky Maulid Nursidik 200110150192
Erna Ainal Mardiah 200110150193
Lani Sri Pujiyanti 200110150296
Muhammad Rifki 200110150297
Ricko Erlangga 200110150307

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2017
A. Job Desk

Nama NPM Pembagian Tugas

Dimas Prasetyo 200110150157 Bab 4 : Pembahasan Peralatan

Singgih Kandang

Iqbal Abdel Aziz 200110150162 Penyusun

Rizky Maulid 200110150192 Bab 4 :Hasil Pengamatan

Nursidik

Erna Ainal 200110150193 Bab 3, Bab 5, Kata Pengantar, Daftar

Mardiah Isi

Lani Sri Pujiyanti 200110150296 Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Muhamad Rifki 200110150297 Bab 1 : Pendahuluan

Ricko Erlangga 200110150307 Bab 4 : Pembahasan Perkandangan

Anda mungkin juga menyukai