Anda di halaman 1dari 2

Etanol Terbuat dari Jagung dan Tanaman Lainnya

Etanol adalah bahan bakar alkohol yang jernih dan terbuat dari gula yang ditemukan dalam bijibijian, seperti jagung, sorgum, dan gandum, serta kulit kentang, padi, tebu, bit gula dll. Etanol
adalah bahan bakar terbarukan karena terbuat dari tumbuhan. Ada beberapa cara untuk membuat
etanol dari sumber-sumbernya.
Proses yang paling umum saat ini menggunakan ragi untuk memfermentasi gula dan pati jagung.
Jagung adalah bahan utama untuk etanol di Amerika Serikat karena ketersediaannya yang
melimpah dan harganya yang murah. Pati jagung difermentasi menjadi gula, kemudian
difermentasi lagi menjadi alkohol.
Gula tebu dan gula bit adalah bahan yang paling umum digunakan untuk membuat etanol di
bagian dunia yang lain. Karena alkohol dibuat dari fermentasi gula, tebu adalah bahan paling
mudah untuk diubah menjadi alkohol. Brazil, negara dengan produksi etanol terbesar di dunia,
memproduksi sebagian besar etanol dari tebu. Saat ini, banyak mobil di Brazil berjalan
menggunakan bahan bakar etanol.

Etanol Selulosa
Etanol juga dapat diproduksi dengan memecah selulosa dalam serat kayu. Etanol selulosa
dianggap biofuel yang "lebih maju" dan melibatkan proses produksi yang lebih rumit
dibandingkan etanol konvensional yang dibuat dari pati atau gula. Dengan proses ini kita bisa
membuat etanol dari pohon, rumput, dan limbah tanaman, mengurangi kekhawatiran mengenai
peningkatan produksi etanol yang diduga bisa mengurangi suplai makanan.
Pohon dan rumput adalah bahan baku potensial untuk produksi etanol selulosa. Mereka
membutuhkan lebih sedikit energi, pupuk, dan air dibandingkan biji-bijian, dan juga dapat
ditanam di lahan yang tidak cocok untuk menanam tanaman pangan. Para ilmuwan telah
mengembangkan pohon yang tumbuh dengan cepat dan mencapai ukuran ideal dalam 10 tahun.
Banyak rumput yang dapat menghasilkan dua kali panen dalam setahun tanpa perlu penanaman
kembali selama bertahun-tahun.
Sejarah Etanol
Etanol bukan bahan bakar yang baru ditemukan. Pada tahun 1850-an, etanol adalah bahan bakar
utama untuk penerangan. Selama Perang Sipil Amerika, pajak minuman keras dikenakan pada
etanol untuk mengumpulkan uang untuk dana perang. Pajak menaikkan harga etanol sangat
tinggi sehingga tidak bisa lagi bersaing dengan bahan bakar lainnya seperti minyak tanah dalam
perangkat pencahayaan. Produksi etanol menurun tajam karena pajak ini, dan tingkat produksi
tidak bisa pulih meskipun pajak itu dicabut pada tahun 1906.
Mobil Model T Berjalan Menggunakan Etanol

Mobil model T
Pada tahun 1908, Henry Ford merancang Model T, sebuah mobil generasi awal, untuk dijalankan
pada campuran bensin dan alkohol. Ford menyebut campuran ini sebagai bahan bakar masa
depan. Pada tahun 1919 etanol dilarang karena dianggap sebagai minuman keras. Dengan
berakhirnya larangan pada tahun 1933, etanol digunakan sebagai bahan bakar lagi.
Etanol Pada Saat Ini
Penggunaan etanol meningkat sementara selama Perang Dunia II ketika minyak dan sumber daya
lainnya menjadi langka. Di Amerika Serikat, Pada tahun 1970-an, minat terhadap etanol sebagai
bahan bakar transportasi dihidupkan kembali karena adanya embargo minyak, kenaikan harga
minyak, dan ketergantungan pada minyak impor semakin meningkat. Sejak saat itu, penggunaan
etanol didorong oleh keringanan pajak untuk memproduksi etanol dan pemanfaatan etanol untuk
campuran menjadi persyaratan bagi bahan bakar bersih yang ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai