Anda di halaman 1dari 17

Kenali Penyakit ISPA

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) disebabkan oleh virus.


Secara garis besar, ISPA dibedakan menjadi common cold (pemicunya adalah virus rhinovirus, respiratory
syncytial virus, adenovirus, dll) dan influenza (dipicu oleh virus influenza dengan berbagai tipe). Penyakit ini
sering muncul pada musim pancaroba akibat sirkulasi virus di udara yang meningkat. Selain itu, perubahan
udara dari panas ke dingin seringkali memperlemah daya tahan tubuh anak. Akibatnya, mereka pun menjadi
lebih rentan terhadap penyakit ini.
Gejala: Bervariasi, mulai dari demam, nyeri tenggorokan, pilek dan hidung mampet, batuk kering dan gatal,
batuk berdahak, dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti pneumonia (radang paru) dengan gejala
sesak napas. Umumnya, influenza dikaitkan dengan gejala yang lebih berat dan lama, serta lebih sering
menimbulkan komplikasi pneumonia. Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan
halus di paru-paru) dengan gejala sesak dan napas berbunyi ngik-ngik. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis
(peradangan pada daerah laring atau dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat
menarik napas dan batuk menggonggong (barking cough).
Menularkah? Virus penyebab ISPA sangat menular. Penularannya bisa terjadi akibat si kecil menghirup droplet
atau percikan lendir yang dikeluarkan penderita ISPA. Jadi, selalu biasakan anak untuk menutup mulut dan
hidungnya saat batuk dan pilek.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan orang tua: Untungnya, ISPA yang disebabkan virus sebagian besar
akan sembuh dengan sendirinya, yakni dilawan oleh daya tahan tubuh. Jika anak demam, Anda bisa menyeka
tubuhnya dengan air hangat, atau memandikannya dengan air hangat, untuk membuatnya lebih nyaman. Bila
demam cukup tinggi, Anda bisa memberinya antipiretik atau pereda demam yang aman, seperti parasetamol.
Ingat, tidak dianjurkan untuk memberi aspirin pada anak dengan ISPA akibat virus, sebab obat ini bisa merusak
fungsi hati (liver) sehingga menimbulkan sindroma Reye (sindroma yang disertai dengan kemunduran fungsi
hati). Pastikan juga ia banyak minum, sehingga lendir di saluran napas tidak kental dan mudah dikeluarkan.
Menurut banyak penelitian, pemberian obat batuk pilek pada anak di bawah 6 tahun ternyata tidak memberi
manfaat, malah berisiko menimbulkan efek samping obat.
Kapan ke dokter? ISPA karena virus, meski sebagian besar akan membaik dengan sendirinya, tetap perlu
mendapat perhatian terhadap terjadinya komplikasi. Jika anak tampak sesak, bernapas dengan cepat disertai
terlibatnya berbagai otot tambahan (seperti hidung kembang kempis, atau dada dan perut tertarik), segera bawa
ke rumah sakit. Di rumah sakit, dokter akan memeriksa penyebab sesaknya:
Apakah pneumonia, bronkhiolitis, atau croup. Jika perlu, akan dilakukan pemeriksaan rontgen dada dan
pemeriksaan darah. Anak yang napasnya sesak akan menjalani pemeriksaan kadar oksigen dalam darah. Bila
hasilnya rendah, ia perlu mendapat terapi oksigen. Jika si kecil mengeluh nyeri telinga atau keluar cairan dari
telinga, segera periksa kemungkinan terjadi infeksi telinga tengah (otitis media akut).
Mungkinkah bisa dicegah? Penyakit infeksi menular sebenarnya bisa dicegah. Secara umum, menjaga daya
tahan tubuh anak bisa dilakukan dengan cukup istirahat, makan makanan bergizi, dan minum yang cukup. Untuk
mencegah influenza, si kecil bisa diberikan vaksin influenza. Namun, ISPA akibat virus lain tidak bisa dicegah
oleh vaksin ini. Cara lainnya adalah dengan mengajari anak mencuci tangan untuk meminimalkan kontak dengan
virus penyebab ISPA.

9 Penyebab ISPA Pada Anak dan Dewasa


Advertisement

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, yakni infeksi yang
menyerang saluran pernafasan mulai dari bagian sinus, tenggorokan, saluran udara atau paruparu yang umumnya terjadi selama 14 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada musim
pancaroba yang mengakibatkan meningkatnya sirkulasi virus di udara. Bukan hanya orang
dewasa, anak-anakpun bisa terkena penyakit ini. Jika terjadi perubahan musim dari musim
panas ke musim dingin, biasanya anak-anak mengalami penurunan daya tahan tubuh
sehingga kondisi kesehatan mereka sangat rentan terhadap penyakit ini.
Gejala ISPA
Penyakit ISPA bisa ditandai melalui beberapa gejala seperti batuk, sesak nafas, pilek, demam,
nyeri tenggorokan, sakit kepala, suara serak dan lemas. Gejala seperti ini walaupun terlihat
tidak terlalu parah, namun akan membahayakan jika telah berubah menjadi penyakit ISPA
Pneumonia yang paling tinggi dalam klasifikasinya. Menurut WHO, ISPA dapat membunuh
kurang lebih 2,6 juta anak-anak setiap tahunnya di seluruh dunia.
Klasifikasi Penyakit ISPA
Adapun klasifikasi penyakit ISPA itu sendiri antara lain:
1. Pneumonia atau radang paru yang ditandai dengan nafas yang cepat.
2. Pneumonia Berat yang ditandai dengan tarikan dinding dada ke dalam.
3. Bukan Pneumonia yang ditandai dengan batuk, pilek, demam, tanpa
tarikan dinding dada ke dalam dan tanpa nafas yang cepat.

Penyebab ISPA bisa terjadi karena serangan


mikroorganisme virus, bakteri dan jamur. Dari tiga penyebab ISPA ini, viruslah yang sering
menimbulkan ISPA. Berikut beberapa mikroorganisme yang membuat ISPA muncul:

1. Adenovirus
Adenovirus merupakan virus yang tidak memiliki selubung dengan diameter 70 hingga 80
nanometer. Virus ini memiliki jenis lebih dari lima puluh dan menyebabkan infeksi saluran
pernafasan bagian atas, infeksi kandung kemih dan ginjal, hingga infeksi selaput bola mata.
Selain itu, pasien memiliki daya tahan tubuh yang sedang hingga rendah, biasanya rentan
terhadap komplikasi adenovirus.
2. Rhinovirus
Rhinovirus merupakan virus yang memiliki RNA dan merupakan bagian dari Picornaviridae
famili. Virus ini memiliki jenis yang banyak hingga 99 jenis dalam famili tersebut. Masalah
pilek merupakan gangguan yang juga bisa diakibatkan oleh Rhinovirus. Faktanya, 30%
hingga 80% pada semua kasus rhinovirus, virus inilah yang sering dan banyak ditemukan
pada penderita pilek. Namun pada anak-anak, pilek ini bisa berubah menjadi ISPA yang
serius jika sistem kekebalan tubuhnya lemah.
3. Coronavirus
Coronavirus merupakan virus yang bisa menyebabkan penyakit ISPA. Virus ini ditemukan
pada manusia pertama kali tahun 1960-an. Bukan hanya manusia, hewan pun juga bisa
terinfeksi oleh virus ini. Pada manusia, siapapun bisa terserang virus ini. Namun, anakanaklah yang paling rentan terinfeksi. Penyebaran virus ini bisa terjadi melalui udara pada
penderita batuk dan bersin, serta melalui kontak langsung dengan menyentuh atau berjabat
tangan yang kemudian bisa terkontaminasi jika menyentuh mulut, hidung, ataupun mata kita
sendiri.
4. Pneumokokus
Pneumokokus merupakan bakteri yang sering mengancam anak-anak. Ciri khas dari bakteri
ini adalah kapsul polisakarida yang selalu menyelubunginya. Bakteri ini datang dengan
mudah melalui percikan air ludah. Kalau sudah begini, bakteri bisa masuk ke paru-paru
hingga menyebabkan radang paru. Pada penelitian di Bandung, sebanyak 2000 anak yang
mengalami radang paru menunjukkan 65% diantaranya mengandung pneumokokus pada
tenggorokannya. Bakteri ini merupakan jenis bakteri yang sangat menular dan pengobatannya
juga sulit. Cara yang terbaik untuk mencegah bakteri ini adalah dengan memberikan vaksin
yang sangat efektif untuk mengurangi jumlah pembawa bakteri.
5. Streptokokus
Streptokokus adalah salah satu genus pada bakteri nonmotil dan mengandung sel gram
positif. Nama lain dari virus ini adalah Step Throat. Bentuknya bulat, bisa berpasangan
ataupun membentuk rantai. Sampai saat ini, sudah sekitar 20 jenis bakteri Streptokokus yang
ditemukan. Infeksi Streptokokus bisa menyerang siapa termasuk anak-anak, orang dewasa
hingga lansia. Bakteri ini merupakan bakteri yang bisa menyebabkan ISPA karena bakteri ini

sering menimbulkan meningitis, pneumonia, erisipelas, radang tenggorokan, radang paruparu dan endokarditis.
6. Respiratory Syncytial Virus
Respiratory syncytial merupakan virus yang bisa mengakibatkan seseorang terserang gejala
bersin-bersin, batuk, hidung berair hingga demam. Hal ini bisa terjadi karena virus ini
menginfeksi paru-paru dan saluran pernafasan. Virus ini bisa menginfeksi semua kalangan
dari orang dewasa hingga anak-anak. Namun, anak-anaklah yang paling rentan terhadap virus
ini sebab anak-anak merupakan masa untuk proses pembentukan kekebalan tubuh. Dengan
sifatnya yang menular, virus ini bisa saja membutuhkan perawatan yang lebih serius sebab
bisa mengakibatkan komplikasi seperti pneumonia dan bronkiolitis, serta munculnya masalah
pernafasan berat yang berujung pada kematian.
7. Virus Influenza
Virus Influenza merupakan virus yang sangat menular terutama jika seseorang sedang
mengalami batuk atau bersin. Virus ini juga merupakan virus penyebab terjadinya influenza
atau yang dikenal dengan penyakit flu yang biasanya merupakan gejala dari penyakit ISPA.
Dengan tiga tipe yang dimiliki, virus ini mampu menyerang manusia hingga hewan
sekalipun. Bahkan pada alam, virus ini biasa ditemukan pada unggas liar.
Penyebab ISPA Selain Virus

8. Debu dan ASAP


Selain karena serangan mikroorganisme, penyakit ISPA juga bisa terjadi karena terkena debu
dan asap. Debu atau asap yang halus dan tidak terlihat, dapat masuk ke lapisan mukosa
hingga terdorong menuju faring karena tidak dapat disaring oleh rambut yang ada pada
hidung.
Umumnya udara yang tercemar bisa menyebabkan pergerakan silia hidung lambat, kaku,
hingga dapat berhenti. Akibatnya, saluran pernafasan teriritasi karena tidak dapat
membersihkannya dari bahan yang tercemar. Saluran pernafasan juga bisa mengalami
penyempitan dan sel pembunuh bakteri bisa rusak pada saluran pernafasan jika produksi
lendir terus meningkat. Kalau hal ini sudah terjadi, seseorang akan sulit bernafas hingga
bakteri tidak bisa dikeluarkan, benda asing tertarik masuk ke saluran pernafasan dan
terjadilah infeksi saluran pernafasan.
9. Perokok dan Koki
Hal ini tentu juga berlaku untuk perokok dan pemasak. Perlu diketahui, penyebab lainnya
yang bisa menyebabkan ISPA semakin meningkat adalah kebiasaan merokok dan kebiasaan
memasak, walaupun kebiasaan memasak ini sendiri jarang terbukti. Hal ini terjadi karena
asap yang timbul dari rokok maupun dari dapur, bisa membuat silia dalam saluran pernafasan

menjadi rusak sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, perlu kebiasaan baik yang terpola untuk
menanggulangi penyebab ISPA.
Cara Diagnosis ISPA

Cara diagnosis penyakit ISPA yang paling umum adalah dengan melakukan X-Ray atau
dengan CT Scan untuk mengetahui kondisi paru paru yang mengalami masalah. Selain itu
gejala awalnya mungkin ahli atau dokter akan menganalisis suara dan pemeriksaan sekitar
hidung dan tengorokan.
Cara Mencegah ISPA

Dengan mengetahui penyebab penyakit ISPA, sebaiknya setiap orang harus waspada akan
penyakit ini. Apalagi penyakit ini juga bisa menular melalui hirupan atau percikan yang
dikeluarkan oleh penderita ISPA. Untuk itu, cara termudah untuk mengantisipasinya adalah
dengan membiasakan diri untuk menutup mulut dan hidung saat batuk dan pilek terjadi.
Selain itu, cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya ISPA antara lain:
1. Mengkonsumsi makanan penuh gizi agar daya tahan tubuh menjadi kuat.
2. Rajin membersihkan diri serta lingkungan yang ada disekitar kita.
3. Mencuci tangan sesering mungkin apalagi jika berada di tempat umum.
4. Menjaga hubungan untuk tidak terlalu dekat dengan penderita ISPA.
5. Mengurangi intensitas merokok, karena bahaya merokok sudah sangat
mengkhawatirkan.
6. Menggunakan masker saat berkendara.
Pengobatan ISPA

Dokter mungkin akan memberikan antibiotik, jenis antibiotik yang akan diberikan tergantung
dari jenis virus yang menjadi penyebab anda terkena ISPA. Selain itu kemungkinan dokter
juga akan melakukan prosedur medis lainnya untuk mengurangi keluhan Penyakit ISPA
seperti memberikan obat lain yang dapat meringankan ISPA.
Advertisement

Manifestasi Klinis
Ispa
Ratings: (0)|Views: 480|Likes: 2
Published by Satria Panca Karta
See more

LO:4Satria & Sri Rezeki


MANIFESTASI KLINIS ISPA
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhankeluhandan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin
gejala-gejala menjadilebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam
keadaan kegagalan pernapasan danmungkin meninggal. Bila sudah dalam
kegagalan pernapasan maka dibutuhkanpenatalaksanaan yang lebih rumit,
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perludiusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepatditolong
dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.Tanda-tanda bahaya
dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tandalaboratoris.
Tanda-tanda klinis
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dindi
ngthorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
gruntingexpiratoir dan wheezing.
Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi
dan
cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah t
erangsang, sakit kepala, bingung, papilbendung, kejang dan coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda laboratoris
hypoxemia, hypercapnia dan acydosis (metabo
lik dan atau respiratorik)Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan
sampai 5 tahun adalah: tidak bisaminum, kejang, kesadaran menurun, stridor

dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya padaanak golongan umur kurang dari 2
bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnyamenurun ampai
kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang,
kesadaranmenurun, stridor, Wheezing, demam dan
dingin.Referensi : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3775/1/fkmrasmaliah9.pdf

makalah ISPA pada Anak


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya.
40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh
kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang
terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang
dari 2 bulan.
Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian
seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan
berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. Data morbiditas
penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari
populasi balita. Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama
adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran
pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA
adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara
berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu. dan banyak dari mereka
perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit
saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi
kecacatan sampai pada masa dewasa.
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984,
dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun
kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti
yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas
(www.balitasehat.com)
Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran penyakit ISPA pada balita sehingga dapat
melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk menenkan angka morbiditas dan
mortalitas balita akibat penyakit ISPA.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian penyakit ISPA
Untuk mengetahui penyebab penyakit ISPA
Untuk mengetahui klasifikasi penyakit ISPA
Untuk mengetahui komplikasi penyakit ISPA
Untuk mengetahui patofisiologis penyakit ISPA
Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit ISPA

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi
saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA
adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang
dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga
tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti
batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun
demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati
dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas
derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat.
Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas
bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. (FKUI, 1998).
Etiologi
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan
tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang
ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin,
semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian
atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada
lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang
disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada
bulan-bulan musim dingin.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil
terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan
lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena
meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar
karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau
berlebihannya pemakaian antibiotik. (www.google.com)
Klasifikasi ISPA

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.


Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun.
sebagai berikut:
Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa
anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12
bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40
kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat (DEPKES, 1998).

Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :


Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada
bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang
2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat
dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Komplikasi
Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri 5-6
hari jika tidak terjadi invasi kuman lainnya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah
sinusitis paranasal, penutupan tuba eusthacii dan penyebaran infeksi.
Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi dan anak kecil
sinus paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih besar, nyeri kepala
bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya didaerah sinus frontalis dan
maksilaris. Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala malaise, cepat
lelah dan sukar berkonsentrasi (pada anak besar). Kadang-kadang disertai
sumbatan hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus menerus disertai
secret purulen dapat unilateral ataupun bilateral. Sinusitis paranasal ini dapat
diobati dengan memberikan antibiotic.
Penutupan tuba eusthachii
Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat menembus
langsung kedaerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media akut (OMA).
Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan yang tinggi
(hiperpireksia) kadang menyebabkan kejang demam.
Anak sangat gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang
telinganya yang nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan menekan
telinganya dan biasanya bayi akan menangis keras). Kadang-kadang hanya
ditemui gejala demam, gelisah, juga disertai muntah atau diare.
Penyebaran infeksi
Penjalaran infeksi sekunder dari nasofaring kearah bawah seperti laryngitis,

trakeitis, bronkiis dan bronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi komplikasi
jauh, misalnya terjadi meningitis purulenta (Adelle, 2002)
Patofisiologis
Penyakit ini adalah virus. Masa menular beberapa jam sebelum gejala timbul
sampai 1-2 hari sesudah gejala hilang. Komplikasi timbul akibat invasi sekunder
bakteri pathogen seperti pneumokokus, streptokokus, haemophilus influenzae
atau stafilokokus. Masa tunasnya adalah 1-2 hari, dengan faktor predisposisi
kelelahan, gizi buruk, anemia dan kedinginan. Pada umumnya penyakit terjadi
pada waktu pergantian musim. Komplikasi lebih sering terjadi pada bayi dan
anak kecil dari pada anak yang lebih besar. (Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit :
1995)
Pencegahan dan Pemberantasan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Immunisasi
Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Pemberantasan yang dilakukan adalah :


Penyuluhan kesehatan yang terutama di tuj ukan pada para ibu. Pengelolaan
kasus yang disempurnakan.
Immunisasi.
Penatalaksanaan
Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan
anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila
menangis akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak
tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka
baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat
gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka
sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia
dapat di diagnosa dan diklasifikasi.
Pengobatan berdasarkan klasifikasi ISPA
Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,
oksigendan sebagainya.
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak
mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol
keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu
ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.

Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di


rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain
yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan
dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat
adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening
dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan
harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari (Adelle, 2002).

Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang
menderita ISPA.
Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan
parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus
segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan
pada air (tidak perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan
tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu
lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang
menyusu tetap diteruskan.
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan
menambah parah sakit yang diderita.
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat,
lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna
untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.
Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup
dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk
maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk
penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar
obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan
untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari
anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang
(www.google.com).

BAB III
TINJAUAN KASUS
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Anak Dengan Penyakit ISPA
Nama Anak : Nabila Susanti Nama Ibu : Maryam
Umur : 11 bulan Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : A. Mujeng
Tanggal : Selasa, 22 Juni 2010
Jam : 10.20 WIB
S : Ibu datang ke Poli Anak II Rumah Sakit Ibu Dan Anak bersama anaknya. Ibu
mengatakan anaknya batuk berdahak, pilek dan demam sudah 2 hari yang lalu.
sudah diberikan obat penurun panas semalam tapi demamnya belum juga turun.
Ibu kahawatir dengan keadaan anaknya dan anaknya masih diberikan ASI
dengan tambahan makanan lain seperti pisang dan nasi.
O : BB : 8 Kg
T : 37,30C
RR : 40x/m
Denyut jantung : 100x/m
Auskultasi : Tidak ada retraksi dada saat bernafas
A : Bayi 11 bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
k/u bayi baik
P : Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bayi dengan ISPA
Menjelaskan pengertian penyakit ISPA yaitu merupakan singkatan dari Infeksi
Saluran Pernapasan Akut. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang
berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah
organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru Ibu sudah
mengerti pengertian dari penyakit ISPA.

Menjelaskan penyebab penyakit ISPA yakni dari sebagian besar penyakit jalan
napas bagian atas ini ialah virus Ibu sudah mengerti penyebab dari penyakit
ISPA.
Menganjurkan ibu untuk menghindari kontak langsung bayinya dengan teman
seumurnya atau anggota keluarga yang lain karena penyakit ini dapat menular
melalui udara Ibu sudah mengerti.
Menganjurkan ibu untuk memberikan ASInya kepada bayi Ibu bersedia
memberikan ASInya kepada bayi.
Menganjurkan ibu untuk tidak memberikan makanan yang banyak penyedap dan
pengawet kepada bayinya Ibu sudah mengerti dan bersedia melakukannya.
Memberikan terapi oral untuk bayi :
Cefadroxil sirup 2 x 1
Paracetamol sirup 3 x 1
GG tab
Efedrin tab di pulvis X bungkus 3x1 bks
Metil prednisone tab
Xanvit sirup 3 x 1
Menjelaskan kepada ibu apabila dalam 2 hari demam tidak juga turun, ibu harus
segera datang ke tenaga kesehatan terdekat Ibu sudah mengerti.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anakanak, penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia.
Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda
bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan
kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peran serta masyarakat
terutama ibu-ibu, dokter, para medis dam kader kesehatan untuk menunjang
keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan
pembangunan nasional.
Saran
Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena pneumonia,
maka diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya dapat
diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA
perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta
penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan
sekarang ini, diharapkan lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. 1992.Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan


Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta.
____________1987.Gawat Darurat Dibidang Pulmonologi .Simposium Gawat
Darurat Pada Anak. Surabaya.
Ranuh, IG. G, 1980. Pendekatan Risiko Tinggi Dalam Pengelolaan Pelayanan
Kesehatan Anak. Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak. FK-UNAIR
Santosa, G. 1980. Masalah Batuk pada Anak. Continuing Education Anak. FKUNAIR. Pilliteri Adelle. 2005. Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC.
Posted by @diadiadiand at 07.02

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT ISPA


November 19, 2013 by purekidsido

in

Kesehatan, Mama Siaga, Pengobatan.

ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali


menular. Penularan ISPA terutama droplet (partikel-partikel kecil) yang keluar saat penderita batuk
atau bersin. Penularan ISPA juga dapat terjadi melalui kontak langsung (menyentuh penderita
langsung) dengan penderita maupun kontak tidak langsung yaitu menyentuh benda yang
terkontaminasi droplet infeksius.
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan moralitas penyakit menular di dunia. Hampir
empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran
pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia,
terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. Begitu pula,
ISPA merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan
kesehatan terutama pada bagian perawatan anak. Kematian karena penyakit ISPA seringkali
disebabkan karena penderita yang datang untuk berobat sudah dalam keadaan menderita
penyakit ISPA yang berat dan sering disertai penyulit-penyulit serta kurang gizi. Sementara itu
dimasa tumbuh kembangnya setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan pasien di Puskesmas adalah disebabkan oleh penyakit ISPA.
Untuk mencegah penularan ISPA dan mengobatinya bunda dapat melakukan hal berikut ini :

1. Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI eksklusif pada
bayi anda.
2. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah raga teratur.
3. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer
terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada anak untuk rajin cuci tangan
untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi lainnya.

4. Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat mencegah ISPA diantaranya
imunisasi influenza, imunisasi DPT-Hib /DaPT-Hib, dan imunisasi PCV.
5. Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu. Segera cuci tangan
dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak dengan penderita ISPA.
6. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah, pengobatan penyakit ispa
*(Diambil dari beberapa sumber)
Share this:

Anda mungkin juga menyukai