Anda di halaman 1dari 7

MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO.

1, JUNI 2006: 47-53

RESPONS IMUNITAS YANG RENDAH


PADA TUBUH MANUSIA USIA LANJUT

Fatmah

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,


Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

E-mail: ffatmah@yahoo.com

Abstrak

Penuaan (aging) dikaitkan dengan sejumlah besar perubahan fungsi imunitas tubuh, terutama penurunan Cell Mediated
Immunity (CMI) atau imunitas yang diperantarai sel. Kemampuan imunitas kelompok lanjut usia menurun sesuai
peningkatan usia termasuk kecepatan respons imun melawan infeksi penyakit. Hal itu berarti bahwa kelompok lansia
beresiko tinggi terserang penyakit seperti infeksi, kanker, jantung koroner, kelainan autoimmun atau penyakit kronik
lainnya. Seluruh penyakit ini mudah terjadi pada lansia karena produksi imunoglobulin menurun. Akibatnya vaksinasi
yang diberikan pada kelompok orang tua seringkali tidak efektif melawan penyakit. Orang-orang tua yang umumnya
menderita kekurangan gizi makro dan mikro akan memiliki respons sistem dan fungsi imun yang rendah. Oleh karena
itu, kasus malnutrisi pada lansia seharusnya memiliki perhatian khusus secara dini, termasuk pemberian vaksinasi
untuk pencegahan penyakit. Penyakit infeksi yang dialami oleh lansia dapat dicegah atau diturunkan melalui upaya-
upaya perbaikan gizi karena sistem imun akan meningkat. Jika fungsi imun lansia dapat ditingkatkan, maka kualitas
hidup individu meningkat dan biaya pelayanan kesehatan dapat ditekan.

Abstract
Low Immunity Response in the Elderly. Aging is related to a number of changes in the immunity function, mainly the
reducing of Cell Mediated Immunity (CMI). The immunocompetence of elderly worsen with age including the rate of
immune respons against infection. It means that older people have a high risk of getting diseases such as infection,
cancer, cardiovascular, autoimmune disorder, or other chronic diseases. All of these diseases occured in elderly due to
the immunoglobulin production decrease. Thus, vaccination given to elderly often might not be effective against
diseases. Older people who commonly suffer from a decrease of macro and micronutrients will have a low function and
response of the immune system. Therefore, malnutrition cases in elderly should have early specific attention including
consideration in given vaccination for preventing diseases. Infectious diseases mostly suffered by older people can be
prevented or reduced through improving nutrition efforts because the immune system will be improved. If the immune
function of the elderly can be improved, the individual quality of life increases and the health cost can be suppressed.

Keywords: elderly, immune response, vaccination, infectious disease

1. Pendahuluan Sementara itu dalam dua dekade terakhir ini terdapat


peningkatan populasi penduduk usia lanjut (usila) di
Indonesia. Proporsi penduduk usila di atas 65 tahun
Populasi penduduk usia lanjut (usila) di dunia terus meningkat dari 1,1% menjadi 6,3% dari total populasi.
meningkat tanpa disadari. Dengan adanya kemajuan Dalam 20 tahun terakhir ini ada peningkatan 5,2%
teknologi kedokteran, perbaikan pelayanan kesehatan, penduduk usila di Indonesia pada tahun 1997. Hal itu
dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebih mencerminkan bahwa proporsi penduduk usila akan
lama dari sebelumnya khususnya di negara maju meningkat dua kali pada tahun 2020 menjadi 28,8 juta
sehingga usia harapan hidup (UHH) meningkat dua atau 11,34% dari seluruh populasi 2. Fenomena
kali lipat dari 45 tahun di tahun 1900 menjadi 80 tahun terjadinya peningkatan itu disebabkan oleh perbaikan
di tahun 2000 1. status kesehatan akibat kemajuan teknologi dan

47
48 MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 1, JUNI 2006: 47-53

penelitian-penelitian kedokteran, transisi epidemiologi melawan penyakit. Masalah lain yang muncul adalah
dari penyakit infeksi menuju penyakit degeneratif, tubuh orang tua kehilangan kemampuan untuk
perbaikan status gizi yang ditandai peningkatan kasus membedakan benda asing yang masuk ke dalam tubuh
obesitas usila daripada underweight, peningkatan Usia atau memang benda itu bagian dari dalam tubuhnya
Harapan Hidup (UHH) dari 45 tahun di awal tahun sendiri.
1950 ke arah 65 tahun pada saat ini, pergeseran gaya
hidup dari urban rural lifestyle ke arah sedentary urban Salah satu perubahan besar yang terjadi seiring
lifestyle, dan peningkatan income per kapita sebelum pertambahan usia adalah proses thymic involution 3.
krisis moneter melanda Indonesia. Thymus yang terletak di atas jantung di belakang tulang
dada adalah organ tempat sel T menjadi matang. Sel T
Peningkatan jumlah manula mempengaruhi aspek sangat penting sebagai limfosit untuk membunuh
kehidupan mereka seperti terjadinya perubahan- bakteri dan membantu tipe sel lain dalam sistem imun.
perubahan fisik, biologis, psikologis, dan sosial sebagai Seiring perjalanan usia, maka banyak sel T atau
akibat proses penuaan atau munculnya penyakit limfosit T kehilangan fungsi dan kemampuannya
degeneratif akibat proses penuaan tersebut. Secara melawan penyakit. Volume jaringan timus kurang dari
signifikan orang tua mengalami kasus mortalitas dan 5% daripada saat lahir. Saat itu tubuh mengandung
morbiditas lebih besar daripada orang muda. jumlah sel T yang lebih rendah dibandingkan
Kerentanan orang tua terhadap penyakit disebabkan sebelumnya (saat usia muda), dan juga tubuh kurang
oleh menurunnya fungsi sistem imun tubuh. mampu mengontrol penyakit dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka dapat
Untuk memahami terjadinya perubahan respons mengarah pada penyakit autoimun yaitu sistem imun
imunitas tubuh pada orang tua dibutuhkan suatu kajian tidak dapat mengidentifikasi dan melawan kanker atau
mendalam tentang sistem imun yaitu salah satu sistem sel-sel jahat. Inilah alasan mengapa resiko penyakit
tubuh yang dipengaruhi oleh proses penuaan (aging). kanker meningkat sejalan dengan usia.
Ilmu yang mempelajari sistem imun pada kelompok
lansia (elderly) disebut Immuno-gerontologi. Ilmu ini Salah satu komponen utama sistem kekebalan tubuh
sebenarnya relatif baru dan memiliki banyak temuan- adalah sel T, suatu bentuk sel darah putih (limfosit)
temuan baru di dalamnya seperti yang akan diulas yang berfungsi mencari jenis penyakit pathogen lalu
dalam makalah ini. merusaknya. Limfosit dihasilkan oleh kelenjar limfe
yang penting bagi tubuh untuk menghasilkan antibodi
2. Isi melawan infeksi. Secara umum, limfosit tidak berubah
banyak pada usia tua, tetapi konfigurasi limfosit dan
Pengaruh Aging terhadap Perubahan Sistem Imun reaksinya melawan infeksi berkurang. Manusia
Tubuh memiliki jumlah T sel yang banyak dalam tubuhnya,
namun seiring peningkatan usia maka jumlahnya akan
Sistem imunitas tubuh memiliki fungsi yaitu membantu berkurang yang ditunjukkan dengan rentannya tubuh
perbaikan DNA manusia; mencegah infeksi yang terhadap serangan penyakit.
disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan organisme
lain; serta menghasilkan antibodi (sejenis protein yang Kelompok lansia kurang mampu menghasilkan limfosit
disebut imunoglobulin) untuk memerangi serangan untuk sistem imun. Sel perlawanan infeksi yang
bakteri dan virus asing ke dalam tubuh. Tugas sistem dihasilkan kurang cepat bereaksi dan kurang efektif
imun adalah mencari dan merusak invader (penyerbu) daripada sel yang ditemukan pada kelompok dewasa
yang membahayakan tubuh manusia. muda. Ketika antibodi dihasilkan, durasi respons
kelompok lansia lebih singkat dan lebih sedikit sel
Fungsi sistem imunitas tubuh (immunocompetence) yang dihasilkan. Sistem imun kelompok dewasa muda
menurun sesuai umur. Kemampuan imunitas tubuh termasuk limfosit dan sel lain bereaksi lebih kuat dan
melawan infeksi menurun termasuk kecepatan respons cepat terhadap infeksi daripada kelompok dewasa tua.
imun dengan peningkatan usia. Hal ini bukan berarti Di samping itu, kelompok dewasa tua khususnya
manusia lebih sering terserang penyakit, tetapi saat berusia di atas 70 tahun cenderung menghasilkan
menginjak usia tua maka resiko kesakitan meningkat autoantibodi yaitu antibodi yang melawan antigennya
seperti penyakit infeksi, kanker, kelainan autoimun, sendiri dan mengarah pada penyakit autoimmune.
atau penyakit kronik. Hal ini disebabkan oleh Autoantibodi adalah faktor penyebab rheumatoid
perjalanan alamiah penyakit yang berkembang secara arthritis dan atherosklerosis. Hilangnya efektivitas
lambat dan gejala-gejalanya tidak terlihat sampai sistem imun pada orang tua biasanya disebabkan oleh
beberapa tahun kemudian. Di samping itu, produksi perubahan kompartemen sel T yang terjadi sebagai
imunoglobulin yang dihasilkan oleh tubuh orang tua hasil involusi timus untuk menghasilkan interleukin 10
juga berkurang jumlahnya sehingga vaksinasi yang (IL-10). Perubahan substansial pada fungsional dan
diberikan pada kelompok lansia kurang efektif
MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 1, JUNI 2006: 47-53 49

fenotip profil sel T dilaporkan sesuai dengan memori adalah sel aktif yang terpapar dengan
peningkatan usia. antigen. Saat antigen masuk, maka sel T naive
menjadi aktif dan merangsang sistem imun untuk
Fenotip resiko imun dikenalkan oleh Dr. Anders menghilangkan antigen asing dari dalam tubuh,
Wikby yang melaksanakan suatu studi imunologi selanjutnya merubah diri menjadi sel T memori.
longitudinal untuk mengembangkan faktor-faktor Sel T memori menjadi tidak aktif dan dapat aktif
prediktif bagi usia lanjut. Fenotip resiko imun ditandai kembali jika menghadapi antigen yang sama. Pada
dengan ratio CD4:CD8 < 1, lemahnya proliferasi sel T kelompok usila, hampir tidak ada sel T naive sejak
in vitro, peningkatan jumlah sel-sel CD8+CD28-, menurunnya produksi sel T oleh kelenjar timus
sedikitnya jumlah sel B, dan keberadaan sel-sel CD8T secara cepat sesuai usia. Akibatnya cadangan sel T
adalah CMV (Cytomegalovirus). Efek infeksi CMV naive menipis dan sistem imun tidak dapat
pada sistem imun lansia juga didiskusikan oleh Prof. berespons secepat respons kelompok usia muda.
Paul Moss dengan sel T clonal expansion (CD8T) 4. Jumlah sel B, sel T helper (CD4+) juga berubah
pada orang tua 4.
Secara khusus jumlah sel CD8 T berkurang pada usia
lanjut. Sel CD8 T mempunyai 2 fungsi yaitu: untuk Selain terjadi perubahan jumlah sel T, pada
mengenali dan merusak sel yang terinfeksi atau sel kelompok usila juga mengalami perubahan
abnormal, serta untuk menekan aktivitas sel darah permukaan sel T. Ketika sel T menggunakan
putih lain dalam rangka perlindungan jaringan normal. reseptor protein di permukaan sel lalu berikatan
Para ahli percaya bahwa tubuh akan meningkatkan dengan antigen, maka rangsangan lingkungan
produksi berbagai jenis sel CD8 T sejalan dengan harus dikomukasikan dengan bagian dalam sel T.
bertambahnya usia. Sel ini disebut TCE (T cell clonal Banyak molekul terlibat dalam transduksi signal,
expansion) yang kurang efektif dalam melawan proses perpindahan ikatan signal-antigen melalui
penyakit. TCE mampu berakumulasi secara cepat membran sel menuju sel. Sel T yang berusia tua
karena memiliki rentang hidup yang panjang dan dapat tidak menunjukkan antigen CD28, suatu molekul
mencegah hilangnya populasi TCE secara normal penting bagi transduksi signal dan aktivasi sel T.
dalam organisme. Sel-sel TCE dapat tumbuh lebih Tanpa CD28, sel T tidak berespons terhadapnya
banyak 80% dari total populasi CD8. Perbanyakan masuknya patogen asing. Pada tubuh kelompok
populasi sel TCE memakan ruang lebih banyak elderly juga terdapat kandungan antigen CD69
daripada sel lainnya, yang ditunjukkan dengan yang lebih rendah. Sel T dapat menginduksi
penurunan efektifitas sistem imunitas dalam antigen CD69 setelah berikatan dengan reseptor
memerangi bakteri patogen. Hal itu telah dibuktikan sel T. Bila ikatan signal-antigen tidak dipindahkan
dengan suatu studi yang dilakukan terhadap tikus ke bagian dalam sel T, maka antigen CD69 akan
karena hewan ini memiliki fungsi sistem imunitas hilang di permukaan sel dan terjadi penurunan
mirip manusia. Ilmuwan menemukan tifus berusia transduksi signal.
lanjut mempunyai tingkat TCE lebih besar daripada
tikus normal, populasi sel CD8 T yang kurang • Respons Proliferasi Limfosit
beragam, dan penurunan kemampuan melawan Perubahan utama pada fungsi imun orang tua
penyakit. Peningkatan sel TCE pada tikus normal adalah perubahan respons proliferatif limfosit
menggambarkan berkurangnya kemampuan melawan seperti berkurangnya Interleukin-2 (IL-2) yang
penyakit. Ilmuwan menyimpulkan bahwa jika tercermin dari rusaknya proses signal pada orang
produksi TCE dapat ditekan pada saat terjadi proses tua, minimnya kadar Ca dalam tubuh, dan
penuaan, maka efektifitas sistem imunitas tubuh dapat perubahan membran limfosit sehingga
ditingkatkan dan kemampuan melawan penyakit lebih mempengaruhi fungsi imun. Penurunan Calcium
baik lagi. (Ca) pada orang tua mempengaruhi perpindahan
signal dengan gagalnya merangsang enzim
Aging juga mempengaruhi aktivitas leukosit termasuk termasuk protein kinase C, MAPK dan MEK;
makrofag, monosit, neutrofil, dan eosinofil. Namun serta menghambat produksi cytokines, protein
hanya sedikit data yang tersedia menjelaskan efek yang bertanggung jawab untuk koordinasi
penuaan terhadap sel-sel tersebut. interaksi dengan antigen dan memperkuat respons
imun. Salah satu cytokine yang dikenal adalah
• Jumlah dan Sub-populasi Limfosit interleukin 2 (IL-2), cytokine diproduksi dan
Aging mempengaruhi fungsi sel T dengan disekresi oleh sel T untuk menginduksi proliferasi
berbagai cara. Beberapa sel T ditemukan dalam sel dan mendukung pertumbuhan jangka panjang
thymus dan sirkulasi darah yang disebut dengan sel T. Sesuai peningkatan usia sel T, maka
sel T memori dan sel T naive. Sel T naive adalah kapasitas sel T untuk menghasilkan IL-2 menurun.
sel T yang tidak bergerak/diam dan tidak pernah Jika terpapar antigen, maka sel T memori akan
terpapard engan antigen asing, sedangkan sel T membelah diri menjadi lebih banyak untuk
50 MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 1, JUNI 2006: 47-53

melawan antigen. Jika produksi IL-2 sedikit atau menghasilkan hormon terutama selama pubertas. Pada
sel T tidak dapat berespons dengan IL-2, maka lansia, sebagian besar kelenjar timus tidak berfungsi.
fungsi sel T rusak. Perubahan cytokine lain adalah Tetapi ketika limfosit terpapar pada hormon timus,
interleukin 4, tumor necrosis factor alpha, dan maka sistem imun meningkat sewaktu-waktu. Sekresi
gamma interferon. hormon termasuk hormon pertumbuhan dan melatonin
menurun pada usia tua dan mungkin dihubungkan
Viskositas membran sel T juga berubah pada dengan sistem imun.
orang tua, tetapi viskositas sel B tetap.
Kompoisisi lipid pada membran limfosit orang tua Sistem endokrin dipengaruhi oleh penuaan dan
menunjukkan peningkatan proporsi kolesterol dan sirkulasi hormon-hormon menurun dengan umur.
fosolipid dibandingkan orang muda. Serum darah Hormon DHEA (Dehydroepiandrosterone) erat
orang tua mengandung banyak VLDL dan LDL. hubungannya dengan penurunan fungsi kekebalan
tubuh. Prostaglandin, hormon yang mempengaruhi
Perubahan komposisi lipid di atas dapat proses tubuh seperti suhu dan metabolisme tubuh
meningkatkan penurunan imunitas tubuh orang mungkin meningkat pada usia tua dan menghambat sel
tua. Pembatasan asupan lemak mempengaruhi imun yang penting. Kelompok lansia mungkin lebih
komposisi membran lipid limfosit, meningkatkan sensitif pada reaksi prostaglandin daripada dewasa
level asam linoleat, menurunkan kadar asam muda, yang menjadi penyebab utama defisiensi imun
docosatetraenoat dan arakhidonat. pada lansia. Prostaglandin dihasilkan oleh jaringan
tubuh, tetapi respons sistem imun pada kelompok
Produksi Cytokine dewasa muda lebih baik saat produksi prostaglandin
ditekan 5.
Respons limfosit diatur oleh cytokine. Respons limfosit
atau sel T helper dibagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Th-1 Nutrisi berperan penting dalam sistem imun tubuh.
dan 2. Th-2. Respons antibodi biasanya diperoleh dari Pada kelompok dewasa tua yang sehat dan mengalami
Th-2 cytokine. Perubahan produksi cytokine merubah defisiensi gizi, maka asupan vitamin dan suplemen
imunitas perantara sel (Cell Mediated Immunity) pada makanan dapat meningkatkan respons sistem imun,
roang tua. Respons limfosit pada makrofag berubah ditunjukkan dengan lebih sedikitnya hari-hari penyakit
pada orang tua di mana terdapat sensitivitas yang lebih yang diderita.
tinggi terhadap efek inhibitor 4.
Orang tua sering mengalami perasaan kehilangan dan
Penurunan fungsi sel T pada orang tua juga stress, dan penekanan imunitas dihubungkan dengan
mempengaruhi fungsi sel B karena sel T dan sel B perasaan kehilangan, depresi, dan rendahnya dukungan
bekerjasama untuk mengatur produksi antibodi. Sel T sosial. Memelihara kehidupan sosial yang aktif dan
menginduksi sel B untuk hipermutasi gen-gen memperoleh pengobatan depresi dapat meningkatkan
immunoglobulin, menghasilkan perbedaan antibodi sistem imun kelompok lansia. Secara umum kelompok
untuk mengenali jenis-jenis antigen. Pada orang tua lansia lebih sering menderita infeksi atau tingkat
terdapat jenis antibodi yang lebih sedikit dibandingkan keparahan infeksi yang lebih besar dan penurunan
pada orang muda, rendahnya respons IgM terhadap respons terhadap vaksin lebih rendah (contohnya
infeksi, dan menurunnya kecepatan pematangan sel B. kematian akibat penyakit tetanus dan flu).
Semua itu berkontribusi terhadap penurunan jumlah
antibodi yang diproudksi untuk melawan infeksi. Depresi/Stress dan Rasa Marah mempengaruhi
Sistem Imun 6
Respons tubuh pada orang tua terhadap infeksi
penyebab penyakit yang ditunjukkan dengan reaksi Pada orang tua, perasaan depresi dan marah dapat
demam tidak berlangsung secara otomatis. Lebih dari melemahkan sistem imun. Mereka rentan terhadap
20% manusia berusia di atas 65 tahun mempunyai stress dan depresi. Stress menyebabkan perubahan-
infeksi bakteri yang serius tidak mengalami demam, perubahan fisiologis tubuh yang melemahkan sistem
karena tubuh mampu menetralisir demam dan reaksi imun, dan akhirnya mempengaruhi kesehatan sehingga
imun lainnya, tetapi sistem syaraf pusat kurang sensitif mudah terserang penyakit, serta timbulnya kelainan
terhadap tanda-tanda imun dan tidak bereaksi cepat sistem imun dengan munculnya psoriasis dan eczema.
terhadap infeksi.
Saat terjadi stress, maka hormon glukokortikoid dan
Peningkatan Respons Sistem Imun kortisol memicu reaksi anti-inflammatory dalam sistem
imun.
Fungsi organ-organ menurun sejalan dengan
peningkatan usia manusia. Organ kurang efisien Peneliti telah mempelajari hubungan antara marah,
dibandingkan saat usia muda, contohnya timus yang perasaan depressi, dan sistem imun pada 82 orang
MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 1, JUNI 2006: 47-53 51

lansia yang hidup dengan pasangan penderita penyakit Tabel 1. Karakteristik Penyakit Infeksi yang Sering
Al-zheimer. Ternyata beberapa tahun kemudian Diderita oleh Orang Tua
kondisi psikologi dan fisik kesehatan mereka menurun,
ditunjukkan oleh response sistem imun yang memicu • Bakteri/Jamur: - pneumonia
aktivasi sel limfosit. Studi lain yang dilakukan terhadap -infeksi saluran
kesehatan lansia dengan stress menunjukkan level IL-6 kencing/kandung kemih
atau interleukin-6 (suatu protein dalam kelompok - endocarditis
- diverticulitis
cytokine) meningkat 4 kali lipat lebih cepat sehingga
- meningitis
mereka rentan terhadap penyakit jantung, arthritis, dan - TBC
sebagainya. - ulcer/tukak lambung
dikaitkan dengan
Pada lansia pria, depresi dikaitkan dengan penurunan sirkulasi
berkurangnya respons imun. Depresi ditimbulkan oleh • Virus : - influenzae
rasa kesepian, enggan menceritakan masalah hidup - herpes zoster
yang dialami, dan cenderung memiliki teman dekat
lebih sedikit daripada lansia wanita. Lansia pria
mengalami ledakan hormon stress saat menghadapi memadai. Berkurangnya asupan kalori diketahui dapat
tantangan dibandingkan dengan lansia wanita. memperlambat proses penuaan dan membantu
Meskipun hubungan antara depresi dengan imunitas pemeliharaan sejumlah besar sel T naive dan tingkat
berbeda menurut gender, ternyata kombinasi marah dan IL-2. Konsumsi protein dan asam amino yang tidak
stress yang dikaitkan dengan penurunan fungsi imun cukup mempengaruhi status imun karena berhubungan
pada kedua kelompok lansia pria dan wanita tidak dengan kerusakan jumlah dan fungsi imun selluler,
berbeda. serta penurunan respons antibodi.

Gangguan tidur pada orang tua dapat melemahkan Vitamin E dan Zn khususnya berperan penting dalam
sistem imun karena darah mengandung penurunan memelihara sistem imun. Defisiensi Zn jangka panjang
NKC (Natural Killer Sel). NKC adalah bagian dari menurunkan produksi cytokine dan merusak
sistem imun tubuh, jika kadarnya menurun dapat pengaturan aktivitas sel helper T. Vitamin E
melemahkan imunitas sehingga rentan terhadap merupakan treatment yang baik dalam mencegah
penyakit. Studi yang dilakukan di Pittsburgh tahun penyakit Alzheimer, meningkatkan kekebalan tubuh,
1998 menunjukkan pentingnya tidur bagi orang tua dan sebagai antioksidan yang melindungi limfosit,
untuk memelihara kesehatan tubuh 7. otak, dan jaringan lain dari kerusakan radikal bebas.

Upaya Pemeliharaan Kesehatan Lansia terhadap Nutrisi dan Mineral–Mineral yang dapat
Sistem Imunitas Tubuh: Vaksinasi dan Nutrisi Meningkatkan Sistem Imun Orang Tua 8

Sistem imunitas tubuh orang tua ditingkatkan melalui • Beta-glucan. Adalah sejenis gula kompleks
upaya imunisasi dan nutrisi. Tujuan imunisasi untuk (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragi
memelihara sistem imunitas melawan agen infeksi. roti, gandum, jamur (maitake). Hasil beberapa
Imunisasi/vaksin mengandung substansi antigen yang studi menunjukkan bahwa beta glucan dapat
sama dengan patogen asing agar sistem imun kenal mengaktifkan sel darah putih (makrofag dan
patogen asing dengan menghasilkan sel T dan sel B. neutrofil).
Influenza dan pneumonia adalah dua penyakit yang
paling sering diderita oleh orang tua sehingga perlu • Hormon DHEA. Studi menggambarkan hubungan
diberikan vaksinasi influenza bagi mereka. Tetapi signifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsi
respons antibodi tubuh dan response sel T orang tua imun pada kelompok orang tua yang diberikan
terhadap vaksin lebih rendah daripada orang muda DHEA level tinggi dan rendah. Juga wanita
mempengaruhi efek pemberian vaksin tersebut. menopause mengalami peningkatan fungsi imun
Karakteristik penyakit infeksi yang sering diderita oleh dalam waktu 3 minggu setelah diberikan DHEA.
orang tua disajikan pada Tabel 1. • Protein: arginin dan glutamin. Lebih efektif
dalam memelihara fungsi imun tubuh dan
Nutrisi berperan penting dalam peningkatan respons penurunan infeksi pasca-pembedahan. Arginin
imun. Orang tua rentan terhadap gangguan gizi buruk mempengaruhi fungsi sel T, penyembuhan luka,
(undernutrition), disebabkan oleh faktor fisiologi dan pertumbuhan tumor, dans ekresi hormon prolaktin,
psikologi yang mempengaruhi keinginan makan dan insulin, growth hormon. Glutamin, asam amino
kondisi fisik serta ekonomi. Gizi kurang pada orang tua semi esensial berfungsi sebagai bahan bakar dalam
disebabkan oleh berkurangnya kemampuan penyerapan merangsang limfosit dan makrofag, meningkatkan
zat gizi atau konsumsi makanan bergizi yang tidak fungsi sel T dan neutrofil.
52 MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 1, JUNI 2006: 47-53

• Lemak. Defisiensi asam linoleat (asam lemak mukus sebagai antibodi tertentu seperti: leukosit,
omega 6) menekan respons antibodi, dan air, epitel, dan garam organik, serta menurunkan
kelebihan intake asam linoleat menghilangkan mortalitas campak dan diare. Beta karoten
fungsi sel T. Konsumsi tinggi asam lemak omega (prekursor vitamin A) meningkatkan jumlah
3 dapat menurunkan sel T helper, produksi monosit, dan mungkin berkontribusi terhadap
cytokine. sitotoksik sel T, sel B, monosit, dan makrofag.
• Yoghurt yang mengandung Lactobacillus Gabungan/kombinasi vitamin A, C, dan E secara
acidophilus dan probiotik lain. Meningkatkan signifikan memperbaiki jumlah dan aktivitas sel
aktivitas sel darah putih sehingga menurunkan imun pada orang tua. Hal itu didukung oleh studi
penyakit kanker, infeksi usus dan lambung, dan yang dilakukan di Perancis terhadap penghuni
beberapa reaksi alergi. panti wreda tahun 1997. Mereka yang diberikan
• Mikronutrien (vitamin dan mineral). Vitamin suplementasi multivitamin (A, C, dan E) memiliki
yang berperan penting dalam memelihara sistem infeksi pernapasan dan urogenital lebih rendah
imun tubuh orang tua adalah vitamin A, C, D, E, daripada kelompok yang hanya diberikan plasebo.
B6, dan B12. Mineral yang mempengaruhi • Vitamin D. Menghambat respons limfosit Th-1.
kekebalan tubuh adalah Zn, Fe, Cu, asam folat, • Kelompok Vitamin B. Terlibat dengan enzim
dan Se. yang membuat konstituen sistem imun. Pada
• Zinc. Menurunkan gejala dan lama penyakit penderita anemia defisiensi vitamin B12
influenza. Secara tidak langsung mempengaruhi mengalami penurunan sel darah putih dikaitkan
fungsi imun melalui peran sebagai kofaktor dalam dengan fungsi imun. Setelah diberikan
pembentukan DNA, RNA, dan protein sehingga suplementasi vitamin B12, terdapat peningkatan
meningkatkan pembelahan sellular. Defisiensi Zn jumlah sel darah putih. Defisiensi vitamin B12
secara langsung menurunkan produksi limfosit T, pada orang tua disebabkan oleh menurunnya
respons limfosit T untuk stimulasi/rangsangan, dan produksi sel parietal yang penting bagi absorpsi
produksi IL-2. vitamin B12. Pemberian vitamin B6 (koenzim)
• Lycopene. Meningkatkan konsentrasi sel Natural pada orang tua dapat memperbaiki respons limfosit
Killer (NK) yang menyerang sistem imun, berperan penting
• Asam Folat 9. Meningkatkan sistem imun pada dalam produksi protein dan asam nukleat.
kelompok lansia. Studi di Canada pada Defisiensi vitamin B6 menimbulkan atrofi pada
sekelompok hewan tikus melalui pemberian asam jaringan limfoid sehingga merusak fungsi limfoid
folate dapat meningkatkan distribusi sel T dan dan merusak sintesis asam nukleat, serta
respons mitogen (pembelahan sel untuk menurunnya pembentukan antibodi dan imunitas
meningkatkan respons imun). Studi terbaru sellular.
menunjukkan intake asam folat yang tinggi
mungkin meningkatkan memori populasi lansia. 3. Penutup
• Fe (Iron). Mempengaruhi imunitas humoral dan
sellular dan menurunkan produksi IL-1. Aging (penuaan) dihubungkan dengan sejumlah
• Vitamin E 10. Melindungi sel dari degenerasi yang perubahan pada fungsi imun tubuh, khususnya
terjadi pada proses penuaan. Studi yang dilakukan penurunan imunitas mediated sel. Fungsi sistem
oleh Simin Meydani, PhD. di Boston imunitas tubuh (immunocompetence) menurun sesuai
menyimpulkan bahwa vitamin E dapat membantu umur. Kemampuan imunitas tubuh melawan infeksi
peningkatan respons imun pada penduduk lanjut menurun termasuk kecepatan respons immun dengan
usia. Vitamin E adalah antioksidan yang peningkatan usia. Hal ini bukan berarti manusia lebih
melindungi sel dan jaringan dari kerusakan secara sering terserang penyakit, tetapi saat menginjak usia
bertahap akibat oksidasi yang berlebihan. Akibat tua maka resiko kesakitan meningkat seperti penyakit
penuaan pada respons imun adalah oksidatif secara infeksi, kanker, kelainan autoimun, atau penyakit
alamiah sehingga harus dimodulasi oleh vitamin E. kronik. Hal ini disebabkan oleh perjalanan alamiah
• Vitamin C. Meningkatkan level interferon dan penyakit yang berkembang secara lambat dan gejala-
aktivitas sel imun pada orang tua, meningkatkan gejalanya tidak terlihat sampai beberapa tahun
aktivitas limfosit dan makrofag, serta memperbaiki kemudian. Di samping itu, produksi imunoglobulin
migrasi dan mobilitas leukosit dari serangan yang dihasilkan oleh tubuh orang tua juga berkurang
infeksi virus, contohnya virus influenzae. jumlahnya sehingga vaksinasi yang diberikan pada
• Vitamin A. Berperan penting dalam imunitas non- kelompok lansia kurang efektif melawan penyakit.
spesifik melalui proses pematangan sel-sel T dan Masalah lain yang muncul adalah tubuh orang tua
merangsang fungsi sel T untuk melawan antigen kehilangan kemampuan untuk membedakan benda
asing, menolong mukosa membran termasuk paru- asing yang masuk ke dalam tubuh atau memang benda
paru dari invasi mikroorganisme, menghasilkan itu bagian dari dalam tubuhnya sendiri (autobody
immune).
MAKARA, KESEHATAN, VOL. 10, NO. 1, JUNI 2006: 47-53 53

Defisiensi makro dan mikronutrient umum terjadi pada 3. Aspinall R. Ageing and the Immune System in
orang tua yang menurunkan fungsi dan respons sistem vivo: Commentary on the 16th session of British
imun tubuh. Malnutrisi pada kelompok lansia harus Society for Immunology Annual Congress
diwaspadai sejak dini termasuk memikirkan kembali Harrogate December 2004. Immunity and Ageing
efektifitas pemberian vaksin bagi orang tua dalam 2005; 2: 5.
mencegah penyakit infeksi seperti influenza. 4. Bell R, High K. Alterations of Immune Defense
Mechanisms in The Elderly: the Role of Nutrition.
Penyakit infeksi yang banyak diderita oleh orang tua Infect Med 1997; 14: 415-424.
dapat dicegah atau diturunkan tingkat keparahannya 5. Nikolich-Žugich J, T cell aging: naive but not
melalui upaya-upaya perbaikan nutrisi karena dapat young. J Exp Med 2005; 201: 837-840.
meningkatkan kekebalan tubuh. Jika fungsi imun orang 6. Scanlan JM, Vitaliano PP, Zhang P, Savage M,
tua dapat diperbaiki, maka kualitas hidup individu Ochs HD, Lymphocyte Proliferation Is Associated
meningkat dan biaya pelayanan kesehatan dapat with Gender, Caregiving, and Psychosocial
ditekan. Variables in Older Adults. Journal of Behavioural
Medicine 2001; 24: 537-555.
Daftar Acuan 7. Dunhoff C. Sleep May Have Negative Impact on
Immune System. UPMC News Bureau, 1998.
1. Abikusno N, Rina KK. Characteristic of Elderly 8. Dickinson A. Benefits of Nutritional Supplements:
Club Participants of Tebet Health Center South Immune Function in the Elderly. The Benefits of
Jakarta. Asia Pacific J Clinical Nutrition 1998; 7: Nutritional Supplements 2002.
320-324. 9. Daniels S. Folate Supplements could Improve
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Immune System in the
Gizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Elderly.http://www.nutraingredients.com. 2002.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Ditjen 10. Murray F. Vitamin E can Boost Immune Response
Binkesmas Depkes RI, 2003. in Elderly People. Better Nutrition 1989-1990.
http://www.findarticles.com. 1991.

Anda mungkin juga menyukai