Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI TERAPAN TEPAT GUNA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

PADA LANSIA/MONOPAUSE

1. Pengertian Lanjut usia (Lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau

lebih. Semakin bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh akan menurun. Banyak penyakit

yang bisa dicegah agar tetap sehat. Memberikan vaksinasi yang lengkap merupakan salah

satu upaya untuk menjaga diri terhindar dari penyakit yang berbahaya. 

a. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hiduptapi

dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yangtelah diolah, berupa

toksinmikroorganisme yangtelah diolah menjadi toksoid, protein

rekombinanyangapabila diberikan kepada seseorang akanmenimbulkan kekebalan

spesifik secaraaktifterhadap penyakit infeksi tertentu.

Manfaat Vaksin

Vaksin menjadi cara yang dinilai paling efektif untuk membantu merangsang dan

meningkatkan respons kekebalan. Sistem kekebalan tubuh ini umumnya akan  mengalami

penurunan pada orang dewasa yang lebih tua. Mendapatkan vaksinasi tentunya memberikan

sejumlah manfaat bagi lansia. Sebab, seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh secara

alami akan melemah, sehingga lebih sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi. Itu berarti,

kelompok lansia lebih mungkin terserang penyakit-penyakit tertentu, seperti herpes zoster, flu,

dan pneumonia.

Selain itu, lansia juga lebih berisiko mengalami berbagai komplikasi yang dapat

menyebabkan penyakit kronis bahkan kematian. Vaksinasi sangat penting jika manula memiliki

kondisi kronis seperti penyakit jantung atau diabetes. Tak hanya itu, vaksin memberikan

perlindungan pada tubuh dengan lebih baik dari penyakit dan berbagai komplikasinya. Manfaat
lain dari pemberian vaksin untuk lansia adalah vaksin turut menjaga masyarakat yang lebih besar

agar tetap sehat. Vaksin dapat menciptakan  kekebalan kelompok atau herd immunity, kondisi

yang terjadi ketika sebagian besar populasi kebal terhadap virus. 

Syarat Vaksin

Syarat vaksin untuk influenza ini juga sama berlaku untuk vaksin jenis lain. Selain orang

tua yang dalam keadaan sakit, mereka yang tidak memenuhi syarat vaksin biasanya adalah

orang-orang dengan kondisi berikut:

 Alergi parah terhadap protein telur dalam vaksin.

 Alergi terhadap komponen vaksin, seperti antibiotik, gelatin, dan sebagainya.

 Pernah mengalami reaksi parah pada vaksinasi sebelumnya.

 Pernah mengalami penyakit Guillain-Barre syndrome (GBS) sebelum vaksinasi. GBS

adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

Kenali efek samping vaksin untuk lansia

Selama syarat status gizi baik dan gaya hidup sehat terpenuhi, pemberian vaksin

influenza tidak akan menimbulkan risiko bagi kesehatan lansia. Tubuh lansia mungkin akan

bereaksi terhadap komponen vaksin, tapi reaksi tersebut sangatlah wajar. Reaksi yang paling

sering muncul setelah vaksinasi adalah nyeri dan bengkak pada area suntikan. Beberapa orang

juga bisa mengalami demam, pusing, dan nyeri otot. Namun, sekali lagi, ini adalah respons

normal yang akan menghilang dalam beberapa hari. Kasus reaksi parah terhadap vaksinasi

influenza sangat jarang terjadi, begitu juga dengan jenis vaksin hepatitis B, vaksin

pneumococcal, dan vaksin herpes zoster. Biasanya, reaksi akan terjadi karena penerima vaksin
tidak mengetahui bahwa sistem kekebalan tubuhnya rentan terhadap komponen vaksin. Sebelum

lansia menjalani vaksin, mereka wajib melakukan konsultasi pada dokter lebih dahulu.

Jadwal Vaksin

Jenis vaksin yang direkomendasikan untuk lansia

1. Influenza

Lansia menjadi kelompok yang paling kecil potensinya untuk terserang flu. Akan tetapi,

risikonya untuk mengalami komplikasi serius jika terpapar. Komplikasi termasuk

pneumonia bakteri, infeksi telinga, infeksi sinus dan memburuknya kondisi medis kronis.

Contohnya seperti gagal jantung kongestif, asma, atau diabetes. Inilah mengapa, vaksin

untuk lansia satu ini sangat direkomendasikan untuk mencegah terjadinya komplikasi. 

2. DPT
Sama halnya dengan anak, lansia juga perlu mendapatkan vaksin DTP. Konsentrasi

antibodi terhadap bakteri ini sering kali menjadi berkurang saat beranjak dewasa, bahkan

lansia. Oleh sebab itu, dibutuhkan vaksinasi booster untuk efek perlindungan lebih lama. 

3. Varicella

Penyakit herpes zoster (HZ), juga dikenal sebagai herpes zoster, muncul sebagai erupsi

kulit yang menyakitkan yang mempengaruhi satu atau lebih dermatom. Penyakit ini

dihasilkan dari reaktivasi virus varicella-zoster (VZV) yang tidak aktif di ganglia akar

dorsal sejak infeksi primer, biasanya pada masa kanak-kanak.  Pengaktifan kembali virus

dapat dikaitkan dengan penurunan imunitas seluler, biasanya karena usia atau penyakit

atau pengobatan imunosupresif.  Insiden herpes zoster meningkat seiring bertambahnya

usia, begitu pula komplikasi penyakitnya. Yang paling melemahkan adalah neuralgia

pasca-herpes, sindrom nyeri neuropatik yang persisten. Saat ini di Amerika Serikat,

hampir semua orang dewasa ≥40 tahun menunjukkan bukti serologis infeksi varicella dan

oleh karena itu berisiko terkena penyakit HZ. 

4. Zooster

Jika lansia mengalami cacar air, ada peluang bagi mereka untuk mengalami herpes zoster.

Ini adalah ruam kulit yang menyakitkan yang muncul di kulit sebagai lecet, dengan nyeri

saraf yang menetap dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-

tahun. Siapa pun yang berusia 50 tahun ke atas harus mempertimbangkan untuk

mendapatkan vaksin ini. Sebab, vaksin dapat mengurangi risiko terkena herpes zoster

hingga 50 persen

5. Meningitis
Kelompok lansia rentan mengalami meningitis, karenanya perlu mendapatkan vaksin

meningitis menokokal. Vaksin ini diberikan sekali dalam dua tahun, terutama kepada

para calon jemaah haji dan mereka yang berencana melakukan perjalanan ke negara

endemis meningitis. 

6. Pneumokokus

Pneumonia adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru yang dapat disebabkan

oleh bakteri, virus atau jamur. Gejalanya bisa ringan hingga mengancam jiwa, mulai dari

demam dan nyeri dada hingga batuk dan kesulitan bernapas. 

Lansia yang berusia lebih dari 65 tahun yang sebelumnya telah divaksin, boleh

mendapatkan vaksin ulangan satu kali bila sudah lima tahun atau lebih sejak

mendapatkan suntikan pertama. Selain itu, dosis kedua boleh diberikan apabila

pemberian dosis pertama didapat saat berusia di bawah 65 tahun

7. Hepatitis A dan B

Hepatitis adalah peradangan pada organ hati. Penyakit ini menyebar ketika melakukan

kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti darah dari orang yang terinfeksi. Hepatitis

B jangka panjang dapat menyebabkan kanker hati, gagal hati dan kematian. Lansia

dengan diabetes harus divaksinasi untuk mencegah risiko komplikasi

8. Demam Tifoid

Demam tifoid lebih dikenal sebagai tifus atau tipes di kalangan masyarakat

umum. Penyakit infeksi sistemik ini disebabkan bakteri Salmonella typhi, biasanya

melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi

Penyakit akut ini memiliki sejumlah gejala, seperti:


 Demam berkepanjangan

 Sakit kepala

 Mual

 Kehilangan nafsu makan

 Masalah pencernaan, antara lain diare

Imunisasi dengan vaksin tifoid dibutuhkan untuk membentuk antibodi yang akan

melawan bakteri penyebab gejala-gejala tifus tersebut. Imunisasi tifoid tidak diwajibkan,

tapi penting bagi orang-orang yang rentan terpapar bakteri Salmonella.

9. Japanase encephalitis

10. Covid19

b. Pada distribusi obat terdapat hubungan antara penyebaran obat dalam cairan tubuh

dan ikatannya dengan protein plasma (biasanya dengan albumin, tetapi pada beberapa

obat dengan protein lain seperti asam alfa atau protein), dengan sel darah merah dan

jaringan tubuh termasuk organ target. Pada usia lanjut terdapat penurunan yang

berarti pada massa tubuh tanpa lemak dan cairan tubuh total, penambahan lemak

tubuh dan penurunan albumin plasma. Penurunan albumin sedikit sekali terjadi pada

lansia yang schat dapat lebih menjadi berarti bila terjadi pada lansia yang sakit,

bergizi buruk atau sangat lemah.

Manfaat konsumsi obat

Sebagian besar alasan para lansia mengonsumsi suplemen secara rutin adalah untuk

memperlambat penuaan, menjaga stamina tubuh agar tak mudah sakit, atau mencegah

kekurangan gizi.
Suplemen Obat Vitamin Tulang untuk Lansia

1. Wellness Calcium Citrate

Suplemen ini berguna untuk mencegah terjadinya osteoporosis serta menjaga


tulang tetep sehat. Dengan kandungan magnesium yang akan memudahkan serta
membantu memaksimalkan penyerapan kalsium.Suplemen ini tidak hanya dikonsumsi oleh
orang dewasa, melainkan juga anak-anak tentu dengan dosis yang berbeda.

2. Blackmores Calcimag Multi

Blackmores Calcimag Multi merupakan salah satu vitamin tulang untuk lansia yang
memiliki kombinasi kandungan vitamin dan mineral seperti magnesium, kalsium dan
vitamin D3 yang sangat baik untuk menjaga kesehatan tulang.Kandungan magnesium pada
Blackmores Calcimag Multi memiliki andil dalam mendukung kesehatan otot dan fungsi
saraf. Vitamin ini dikemas dalam bentuk tablet sehingga memudahkan dalam
mengonsumsinya. Meski begitu jangan khawatir, jenis dan dosis kalsium yang terkandung
bersifat tidak asam dan mudah dan mudah diserap oleh tubuh sehingga sangat aman bagi
lambung
3. Natures Health Coral Calcium

Suplemen tulang yang satu ini tinggi kalsium yang berasal dari koral di lautan
Okinawa Jepang dan sudah terkenal sebagai koral dengan kalsium terbaik
dikelasnya.Selain bermanfaat untuk kesehatan tulang dan gigi, Natures Health Coral
Calcium bisa digunakan untuk menjaga kesehatan jantung, mengobati rematik, hipertensi,
masalah kulit (dermatitis), dan berbagai manfaat lainnya. Suplemen berkalsium tinggi ini
hanya membutuhkan proses penyerapan selama 15 menit, sehingga dikatakan lebih unggul
dari sumber kalsium lainnya.Hindari konsumsi suplemen secara berlebihan. 1-3 tablet per
hari atau sesuai anjuran dokter.

4. Wellmove

Wellmove mengandung chondroitin, glucosamine, vitamin dan mineral. Suplemen


makanan ini dikhususkan untuk menutrisi sendi dan bekerja dengan cara melumasi
persendian sehingga sendi lebih mudah untuk bergerak. Biasanya suplemen ini dikonsumsi
sebagai penyembuhan osteoarthritis.Tidak hanya persendian, suplemen Welmove dapat
mengatasi permasalahan nyeri yang biasa terjadi pada lansia seperti nyeri lutut, nyeri
pinggang, dan bahu. Sebaiknya dikonsumsi sesudah makan 2-3 kali sehari 1 kaplet.
5. Vitabiotics Ultra Glucosamine

Glukosamin sulfat yang terkandung dalam Ultra Glucosamine memiliki kualitas


tinggi dari United States Pharmacopeia Purity Standard (USP) grade, diproduksi sesuai
dengan standar Good Manufacturing Practice (GMP) dalam pengendalian kualitas sehingga
aman dikonsumsi oleh lansia.
Vitabiotic Ultra Glucosamine termasuk suplemen tulang yang baik dikonsumsi oleh lansia,
karena memiliki ragam manfaat seperti menjaga kelenturan, membantu mengurangi sakit
punggung, mengatasi pengapuran hingga radang sendi. Hindari mengunyah suplemen,
konsumsi setelah makan sesuai anjuran dokter.

Anda mungkin juga menyukai