Anda di halaman 1dari 68

TUGAS BACA

GLAUKOMA AKUT DAN KRONIS

Disusun oleh:
Teguh Aryanugraha 011011144
Ainun Qalbi S. R. 011011172
Daya Banyu Bening 011011175
Hima Indiamanati 011011202

Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata


RSUD Dr. Soetomo
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya
2015

PENDAHULUAN

Glaukoma adalah penyakit mata dimana terjadi


kerusakan saraf optik yang diikuti gangguan pada
lapang pandang yang khas. Kondisi ini utamanya
diakibatkan oleh tekanan bola mata yang meninggi
yang biasanya disebabkan oleh hambatan pengeluaran
cairan bola mata (humour aquous). Penyebab lain
kerusakan saraf optik, antara lain gangguan suplai
darah ke serat saraf optik dan kelemahan/masalah
saraf optik sendiri. Glaukoma berasal dari kata Yunani
glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberi
kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.

Mekanisme peningkatan tekanan intraokular


pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar
aqueous humor akibat kelainan sistem drainase
sudut bilik mata depan (glaukoma sudut
terbuka) atau gangguan akses aqueous humor ke
sistem drainase (glaukoma sudut tertutup).
Terapi ditujukan untuk menurunkan tekanan
intraokuler dan apabila mungkin memperbaiki
sebab yang mendasarinya.

Hampir 60 juta orang di dunia terkena glaukoma


50% dari kasus-kasus tersebut tidak terdiagnosis
Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua
terbesar di dunia setelah katarak. Berdasarkan data
WHO, diperkirakan sebanyak 3,2 juta mengalami
kebutaan akibat glaukoma.
Di Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari total
populasi penduduk.
Glaukoma menyerang usia lanjut, resiko meningkat
seiring bertambahnya usia

Glaukoma dibagi menjadi:


Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma
kronis)
Glaukoma primer sudut tertutup (glaukoma
akut)
Glaukoma sekunder
Glaukoma kongenital (Glaukoma pada bayi)

Pembahasan

Anatomi
fisiologi

FISIOLOGI
Tingkat tekanan intraokular tergantung pada
keseimbangan antara produksi dan ekskresi akeous
humor. Akeous dihasilkan oleh sekresi dan
ultrafiltrasidari prosesus siliaris ke dalam bilik
posterior. Kemudian akeous mengalir melalui pupil
untuk memasuki bilik mata anterior dan meninggalkan
mata terutama melalui
jalinan trabekula, kanal
schlemm, dan vena episklera (jalur konvensional).
Sebagian kecil akeous (4%) mengalir melalui korpus
siliaris ke ruang suprakoroid dan ke dalam sirkulasi
vena pada sklera (jalur uveosklera).

GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN

GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN

DEFINISI
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit
kerusakan saraf optik (neuropati optik) yang
biasanya disebabkan oleh efek peningkatan
tekanan okular pada papil saraf optik. Iskemia
tersendiri pada papil saraf optik juga penting.
Hilangnya akson menyebabkan defek lapang
pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika
lapang pandang sentral terkena.

GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN

EPIDEMIOLOGI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
19931996 menunjukkan bahwa glaukoma (0,2%)
adalah penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah
katarak (0,7%) dari 1,5% populasi Indonesia yang telah
mengalami kebutaan. Sedangkan berdasarkan World
Health Organization (WHO) Jumlah penyakit glaukoma
di dunia diperkirakan 60,7 juta orang di tahun 2010,
akan menjadi 79,4 juta di tahun 2020. Berdasarkan
golongan usia, sebesar 88,8% dari populasi kebutaan
global berusia di atas 60 tahun dan terutama berasal
dari negara-negara yang sedang berkembang.

GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN

ETIOLOGI
Penyebab glaukoma tergantung pada jenis glaukoma
yang diderita. Tidak semua jenis glaukoma diketahui
penyebabnya. Berdasarkan ada atau tidaknya
penyebab, glaukoma dibedakan menjadi 2 jenis. Jenis
glaukoma primer yaitu glaukoma yang diturunkan
dan tidak diketahui penyebabnya. Serta glaukoma
sekunder yang tidak diturunkan dan diketahui
penyebabnya. Glaukoma sekunder bisa disebabkan
oleh banyak hal anatara lain trauma mata,
peradangan, diabetes, perdarahan dalam mata,
bahkan katarak.

GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN

Faktor Resiko

Beberapa faktor resiko glaukoma adalah :


Usia di atas 45 tahun
Keluarga mempunyai riwayat glaukoma
Miopia atau hipermetropia
Biometri. Segmen anterior yang kecil dan axial
lenght pendek.
Riwayat penyakit dahulu seperti hipertensi dan
dibetes melitus

GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN

GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA


GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP
GLAUOMA KONGENITAL

GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tonometri
Genioskopi
Besar sudut dengan slit lamp
Pemeriksaan lapang pandang
Oftalmoskopi

GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN

Tujuan terapi glaukoma adalah menurunkan


tekanan intraokular. Prinsip dari pengobatan
glaukoma yaitu untuk mengurangi produksi
humor akueus dan meningkatkan sekresi dari
humor akueus sehingga dapat menurunkan
tekanan intra okuler.

1. Medikamentosa
blockers (misalnya timolol, levabunolol, carteolol, betaxolol, dan
metipranolol). Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan
menurunkan sekresi dari humor aquos . Sedian berupa obat tetes mata yang
dapat diberikan dua kali sehari atau sekali sehari (long acting), atau dapat
dikombinasi dengan obat lain.
Prostaglandin analogues ( misalnya, latanoprost, travoprost, dan
bimatoprost).
Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan melancarkan
drainase dari humor aquos melalui jalur uveascleral. Dapat menurunkan tekanan
intraocular hingga 30-35%.
Sympathomimetic agents. Adrenaline topikal, kini jarang digunakan oleh
karena efektivitas yang lebih rendah dibandingkan blockers dan efek samping
obat tersebut.
Parasympathomimetic agents (misalnya, pilocarpine). Mekanismenya yaitu
menurunkan tekanan intraokular dengan jalan memperkecil diameter pupil
sehingga meningkatkan drainase/aliran humor aquos ke trabecular meshwork.
Carbonic anyidrase inhibitors (misalnya, dorzolamide, brinzolamide,
azetozolamide). Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan
jalan menurunkan produksi humor aquos.

2. Bedah
Terapi bedah digunakan hanya apabila terapi
medikamentosa tidak mampu mengobati dan
menghambat progresivitas galukoma. Terapi
bedah tersebut antara lain Iridectomy. Perifer
iridektomi merupakan tindakan bedah yang
dilakukan pada galukoma sudut tertutup, baik
pada mata yang sakit ataupun pada mata yang
sehat sebagai tindakan pencegahan.

GLAUKOMA AKUT

GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS

GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS

Suatu keadaan peningkatan Tekanan Intra


Okular (TIO) yang disebabkan penutupan sudut
sebagian atau seluruhnya oleh iris perifer
sehingga terjadi obstruksi aliran humor akueous.
Pada Glaukoma sudut tertutup primer akut tidak
ada kelainan patologi yang mendasari, yang ada
hanya predisposisi anatomi. Glaukoma sudut
tertutup primer akut terjadi bila ada peningkatan
TIO yang cepat akibat blok mendadak dari
trabecular meschwork oleh iris.

GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS

Glaukoma sudut tertutup primer mengenai 1


dari 1000 orang yang berusia lebih dari 40
tahun. Insidensi pada wanita lebih sering
terkena dibandingkan pada pria. Glaukoma
sudut tertutup kemungkinan besar rabundekat
karena mata rabun dekat berukuran kecil dan
struktur bilik mata anterior lebih padat.

GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS

Blok pupil merupakan penyebab tersering


penutupan sudut dan yang mendasari sebagian
kasus Glaukoma sudut tertutup primer akut.
Keberadaan blok pupil, aliran humor akueous
darii bilik mata belakang ke bilik mata depan
melalui pupipl terganggu dan sumbatan tersebut
menciptakan perbedaan tekanan pada bilik mata
depan dan belakang di mana TIO pada bilik mata
belakang lebih besar daripada pada bilik mata
depan.

GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS

Sebagian besar serangan akut hanya terjadi di


satu mata, sedangkan kurang dari 10% terjadi
pada kedua mata. Serangan biasanya mendadak
ketika TIO meningkat cepat (45-75 mmHg)
dengan manifestasi klinik berupa nyeri mata
mendadak, sakit kepala, kabur, melihat cahaya
pelangi (halo), dan mual muntah.

Tanda klinis
Bila tidak tersedia lampu celah biomikroskop
dan geniolens, maka kedalaman bilik mata
depan dapat dinilai dengan iluminasi penlight
pada permukaan iris melalui sinar dari sisi
temporal mata. Hal ini untuk mencari eclipse
sign. Pemeriksaan ini memiliki sensitiviats 8086% dan spseifitas 69-70%.

GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS

Glaukoma neovaskular
Glaukoma fakomorfik
Iritis akut dengan galukoma sekunder
Ectopia lentis

GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS

Terapi Medikamentosa
Tujuan dari terapi konservatif adalah :
Menurunkan tekanan intraokular secepatnya
Mencegah kerusakan saraf optik lebih lanjut
Mengurangi edema kornea
Mengurangi inflamasi intraokular
Membuat pupil konstriksi
Mencegah sinekia anterior maupun posterior

Terapi sistemik :
Penurunan produksi humor akueus dengan carbonic anhidrase
inhibitor (acetazolamide IV 250-500 gram/kgBB).
Penurunan osmotik pada volume dari vitreous dilakukan melalui
larutan hiperosmotik sistemik (gliserin oral 1-1,5 gram/kgBB atau
mannitol intravena 1-2 gram/kgBB) bila TIO > 60mmHg.
Terapi topikal :
Tetes mata Pilocarpine 1 - 2% diberikan 2-3 kali per jam
menyebabkan miosis sehingga dapat mendorong iris perifer
menjauh dari trabecular meschwork.
Terapi suportif dengan analgesik dan antiemetik dapat diberikan
jika diperlukan.
Terapi Laser (Laser Iridektomi Perifer)
Bedah Insisi dapat berupa iridektomi perifer, ekstraksi lensa,
trabekulektomi, dan parasintesa bilik mata depan.

GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS

Beberapa pasien masih akan tetap mengalami


kehilangan penglihatan meski terdapat
penurunan tekanan intraokular secara bermakna.
Namun penurunan tekanan intraokular dengan
cepat tampaknya menurunkan laju progresivitas
secara bermakna. Jika diagnosis terlambat
ditegakkan dan telah terjadi kerusakan
penglihatan yang cukup bermakna maka
kemungkinan besar mengalami kebutaan meski
telah diberikan terapi.

GLAUKOMA KRONIS

GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

Glaukoma Sudut Terbuka Primer (Glaukoma


Kronis) adalah kondisi kronik progresif dengan
adanya perubahan pada papil saraf lauc yang
menyebabkan gangguan lapang pandang dan
retinal nerve fiber layer (RNFL). Pada umumnya
terdapat peningkatan TIO dari batas normal 21
mmHg tetapi seperenam dari jumlah penderita
Glaukoma Sudut Terbuka Primer memiliki TIO
kurang dari 21mmHg dengan sudut bilik mata
depan yang terbuka, penyebabnya tidak terkait
dengan kondisi apapun.

GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

Diperkirakan 70 juta orang di dunia menderita


glaukoma dan 90% di antaranya adalah glaukoma
sudut terbuka primer. Prevalensi Glaukoma Sudut
Terbuka Primer meningkat seiring bertambahnya
usia, pada usia 70 tahun frekuensinya meningkat
3-8 kali lebih tinggi daripada usia 40 tahun. Ras
kulit hitam memiliki prevalensi 3-4 kali lebih
tinggi jika dibaandingkan dengan ras kulit putih.
Sedangkan insidensi Glaukoma Sudut Terbuka
Primer pada usia lebih dari 40 tahun adalah 1-2%
dan meningkat menjadi 15-20% pada keluarga
dengan riwayat glaukoma.

GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

Faktor risiko penyebab Glaukoma Sudut


Terbuka Primer antara lain adalah : Tekanan
Intra okular, usia yaitu lebih dari 40 tahun, ras,
riwayat keluarga penderita glaukoma, serta
adanya penyakit sistemik.

GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

Terdapat dua teori utama yang mendasari


patogenesis Glaukoma yaitu teori mekanis
(peningkatan TIO sebagai penyebab kerusakan
papil N II) dan teori vaskuler (penurunan
aliran/perfusi darah sebagai penyebab atrofi N
II).
Peningkatan TIO yang didapatkan pada
Glaukoma Sudut Terbuka Primer merupakan
akibat penurunan outflow dari cairan aqueous
mata.

GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

Diagnosis Glaukoma Sudut Terbuka Primer ditegakkan apabila


ditemukan kelainan-kelainan glaukomatosa pada diskus
optikus dan lapangan pandang yang disertai dengan
peningkatan TIO, sudut bilik mata depan terbuka dan tampak
normal dan tidak terdapat sebab lain yang menyebabkan
peningkatan TIO. Sedikitnya sepertiga pasien Glaukoma Sudut
Terbuka Primer memiliki TIO yang normal sewaktu
pemeriksaan pertama kali. Jadi untuk menegakkan diagnosis
diperlukan pemeriksaan tonometri berulang.

Pada pemeriksaan dapat ditemukan :


TIO tinggi atau normal
Penipisan retinal nerve fiber layer (RNFL)
Gaung papil = cupping = excavatio (Cup Disk Ratio/CDR)
Gambaran hilangnya lapang pandangan yang khas
Sudut Bilik mata depan terbuka

GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

Penatalaksanaan pada Glaukoma Sudut Terbuka Primer harus sebisa


mungkin mempertahankan tajam penglihatan dan lapang pandang yang
ada serta mencegah progresivitas penyakit. Tujuan utama pengobatan
adalah menurunkan TIO.
Terapi Medikamentosa
1. Prinsip Dasar
Prinsip dasar pada terapi medikamentosa adalah menentukan target TIO
yang diharapkan. Terapi awal dengan satu macam obat, pilihan pertama
dengan beta blocker atau prostaglandin analog.
2. Follow up setelah 4 minggu
Apabila target TIO tercapau obat dapat diteruskan, apabila tidak tercapai
dapat diganti dengan obat lain atau ditambahkan dengan obat yang lain.
Masing obat jaraknya minimal lima menit untuk mendapatkan efek
maksimal dan menghindari efek washout.
3. Perimetry
Diulang tiap satu tahun apabila tidak terdapat progresivitas penyakit.
4. Gonioscopy
Diulang tiap satu tahun oleh karena sudut bilik mata depan semakin sempit
denngan berjalannya usia.

5. Laser Trabeculoplasty
6. Trabeculectomy
Indikasi :
Kegagalan terapi obat-obatan atau laser trabeculoplasty
Laser tidak dapat dilakukan oelh karena pasien yang
tidak kooperatif atau trabekulum tidak bisa dilihat
dengan jelas (misalnya pada sudut yang sempit,
kekeruhan kornea)
Penyakit yang sudah pada stadium lanjut yang
membutuhkan target TIO yang rendah.
Penyebab Kegagalan pengobatan bisa karena target
TIO yang tidak tepat dan terjadi compliance yang
buruk dari pasien.

GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

Tanpa Pengobatan Glaukoma Sudut Terbuka Primer dapat


berkembang secara perlahan hingga akhirnya
menimbulkan kebutaan total. Apabila obat tetes
antiglaukoma dapa mengontrol TIO mata yang belum
mengalami kerusakan glaukomatosa luas, prognosisnya
akan baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat
terus berlanjut pada TIO normal). Apabila proses penyakit
terdeteksi secara din, sebagian besar pasien glaukoma
dapat ditangani dengan baik secara medis. Trabekulektomi
merupakan pilihan yang baik bagi pasien yang mengalami
perburukan walaupun telah menjalani terapi medis.

KESIMPULAN

Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan


saraf optik (neuropati optik) yang biasanya disebabkan
oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf
optik. Penyebab glaukoma tergantung pada jenis
glaukoma yang diderita. Tidak semua jenis glaukoma
diketahui penyebabnya.
Glaukoma dibagi menjadi Glaukoma primer sudut
terbuka (glaukoma kronis), glaukoma primer sudut
tertutup (sempit / akut), glaukoma sekunder, dan
glaukoma kongenital (glaukoma pada bayi).
Glaukoma sudut tertutup primer akut didefinisikan
sebagai suatu keadaan peningkatan Tekanan Intra
Okular (TIO) yang disebabkan penutupan sudut
sebagian atau seluruhnya oleh iris perifer sehingga
terjadi obstruksi aliran humor akueous .

Glaukoma Sudut Terbuka Primer adalah kondisi kronik


progresif dengan adanya perubahan pada paipl saraf lauc
yang menyebabkan gangguan lapang pandang dan retinal
nerve
fiber layer (RNFL). Pada umumnya terdapat
peningkatan TIO dari batas normal 21 mmHg tetapi
seperenam dari jumlah penderita Glaukoma Sudut Terbuka
Primer memiliki TIO kurang dari 21mmHg dengan sudut
bilik mata depan yang terbuka, penyebabnya tidak terkait
dengan kondisi apapun.
Tujuan terapi glaukoma adalah menurunkan tekanan
intraokular. Prinsip dari pengobatan glaukoma yaitu untuk
mengurangi produksi humor akueus dan meningkatkan
sekresi dari humor akueus sehingga dapat menurunkan
tekanan intra okuler.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai