Disusun oleh:
Teguh Aryanugraha 011011144
Ainun Qalbi S. R. 011011172
Daya Banyu Bening 011011175
Hima Indiamanati 011011202
PENDAHULUAN
Pembahasan
Anatomi
fisiologi
FISIOLOGI
Tingkat tekanan intraokular tergantung pada
keseimbangan antara produksi dan ekskresi akeous
humor. Akeous dihasilkan oleh sekresi dan
ultrafiltrasidari prosesus siliaris ke dalam bilik
posterior. Kemudian akeous mengalir melalui pupil
untuk memasuki bilik mata anterior dan meninggalkan
mata terutama melalui
jalinan trabekula, kanal
schlemm, dan vena episklera (jalur konvensional).
Sebagian kecil akeous (4%) mengalir melalui korpus
siliaris ke ruang suprakoroid dan ke dalam sirkulasi
vena pada sklera (jalur uveosklera).
GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN
GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN
DEFINISI
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit
kerusakan saraf optik (neuropati optik) yang
biasanya disebabkan oleh efek peningkatan
tekanan okular pada papil saraf optik. Iskemia
tersendiri pada papil saraf optik juga penting.
Hilangnya akson menyebabkan defek lapang
pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika
lapang pandang sentral terkena.
GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN
EPIDEMIOLOGI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
19931996 menunjukkan bahwa glaukoma (0,2%)
adalah penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah
katarak (0,7%) dari 1,5% populasi Indonesia yang telah
mengalami kebutaan. Sedangkan berdasarkan World
Health Organization (WHO) Jumlah penyakit glaukoma
di dunia diperkirakan 60,7 juta orang di tahun 2010,
akan menjadi 79,4 juta di tahun 2020. Berdasarkan
golongan usia, sebesar 88,8% dari populasi kebutaan
global berusia di atas 60 tahun dan terutama berasal
dari negara-negara yang sedang berkembang.
GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN
ETIOLOGI
Penyebab glaukoma tergantung pada jenis glaukoma
yang diderita. Tidak semua jenis glaukoma diketahui
penyebabnya. Berdasarkan ada atau tidaknya
penyebab, glaukoma dibedakan menjadi 2 jenis. Jenis
glaukoma primer yaitu glaukoma yang diturunkan
dan tidak diketahui penyebabnya. Serta glaukoma
sekunder yang tidak diturunkan dan diketahui
penyebabnya. Glaukoma sekunder bisa disebabkan
oleh banyak hal anatara lain trauma mata,
peradangan, diabetes, perdarahan dalam mata,
bahkan katarak.
GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN
Faktor Resiko
GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN
GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tonometri
Genioskopi
Besar sudut dengan slit lamp
Pemeriksaan lapang pandang
Oftalmoskopi
GLAUKOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENGOBATAN
1. Medikamentosa
blockers (misalnya timolol, levabunolol, carteolol, betaxolol, dan
metipranolol). Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan
menurunkan sekresi dari humor aquos . Sedian berupa obat tetes mata yang
dapat diberikan dua kali sehari atau sekali sehari (long acting), atau dapat
dikombinasi dengan obat lain.
Prostaglandin analogues ( misalnya, latanoprost, travoprost, dan
bimatoprost).
Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan melancarkan
drainase dari humor aquos melalui jalur uveascleral. Dapat menurunkan tekanan
intraocular hingga 30-35%.
Sympathomimetic agents. Adrenaline topikal, kini jarang digunakan oleh
karena efektivitas yang lebih rendah dibandingkan blockers dan efek samping
obat tersebut.
Parasympathomimetic agents (misalnya, pilocarpine). Mekanismenya yaitu
menurunkan tekanan intraokular dengan jalan memperkecil diameter pupil
sehingga meningkatkan drainase/aliran humor aquos ke trabecular meshwork.
Carbonic anyidrase inhibitors (misalnya, dorzolamide, brinzolamide,
azetozolamide). Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan
jalan menurunkan produksi humor aquos.
2. Bedah
Terapi bedah digunakan hanya apabila terapi
medikamentosa tidak mampu mengobati dan
menghambat progresivitas galukoma. Terapi
bedah tersebut antara lain Iridectomy. Perifer
iridektomi merupakan tindakan bedah yang
dilakukan pada galukoma sudut tertutup, baik
pada mata yang sakit ataupun pada mata yang
sehat sebagai tindakan pencegahan.
GLAUKOMA AKUT
GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS
Tanda klinis
Bila tidak tersedia lampu celah biomikroskop
dan geniolens, maka kedalaman bilik mata
depan dapat dinilai dengan iluminasi penlight
pada permukaan iris melalui sinar dari sisi
temporal mata. Hal ini untuk mencari eclipse
sign. Pemeriksaan ini memiliki sensitiviats 8086% dan spseifitas 69-70%.
GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS
Glaukoma neovaskular
Glaukoma fakomorfik
Iritis akut dengan galukoma sekunder
Ectopia lentis
GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS
Terapi Medikamentosa
Tujuan dari terapi konservatif adalah :
Menurunkan tekanan intraokular secepatnya
Mencegah kerusakan saraf optik lebih lanjut
Mengurangi edema kornea
Mengurangi inflamasi intraokular
Membuat pupil konstriksi
Mencegah sinekia anterior maupun posterior
Terapi sistemik :
Penurunan produksi humor akueus dengan carbonic anhidrase
inhibitor (acetazolamide IV 250-500 gram/kgBB).
Penurunan osmotik pada volume dari vitreous dilakukan melalui
larutan hiperosmotik sistemik (gliserin oral 1-1,5 gram/kgBB atau
mannitol intravena 1-2 gram/kgBB) bila TIO > 60mmHg.
Terapi topikal :
Tetes mata Pilocarpine 1 - 2% diberikan 2-3 kali per jam
menyebabkan miosis sehingga dapat mendorong iris perifer
menjauh dari trabecular meschwork.
Terapi suportif dengan analgesik dan antiemetik dapat diberikan
jika diperlukan.
Terapi Laser (Laser Iridektomi Perifer)
Bedah Insisi dapat berupa iridektomi perifer, ekstraksi lensa,
trabekulektomi, dan parasintesa bilik mata depan.
GLAUKOMA AKUT
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA KRONIS
GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
5. Laser Trabeculoplasty
6. Trabeculectomy
Indikasi :
Kegagalan terapi obat-obatan atau laser trabeculoplasty
Laser tidak dapat dilakukan oelh karena pasien yang
tidak kooperatif atau trabekulum tidak bisa dilihat
dengan jelas (misalnya pada sudut yang sempit,
kekeruhan kornea)
Penyakit yang sudah pada stadium lanjut yang
membutuhkan target TIO yang rendah.
Penyebab Kegagalan pengobatan bisa karena target
TIO yang tidak tepat dan terjadi compliance yang
buruk dari pasien.
GLAUKOMA KRONIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
KESIMPULAN
Terima Kasih