Mau melihat negeri Belanda dari dekat? Datang saja ke Surabaya karena kota ini
dibentuk layaknya negeri kincir angin aslinya dengan banyak kanal dan jembatan,
meski memang tidak sebanyak di negeri asalnya. Melihat kondisi seperti itu, wisata
bahari kian dikembangkan termasuk di kawasan pelabuhan. Apa pelabuhan
pertama yang ada di Surabaya?
Menurut sejarah, Pelabuhan Kalimas merupakan pelabuhan pertama di Surabaya,
yang diperkirakan beroperasi sejak zaman Majapahit pada abad ke-14. Kala itu,
transportasi air menjadi pilihan terbaik untuk mengangkut hasil-hasil pertanian dari
pedalaman melintasi Sungai Brantas sampai ke pelabuhan. Sungai Kalimas adalah
percabangan Sungai Brantas yang mengalir dari Mojokerto hingga Selat Madura
juga menjadi jalur pelayaran yang ramai bahkan jantung perekonomian Surabaya.
Barang-barang dari kapal besar yang hanya dapat bersandar di Selat Madura
dibongkar dan dipindahkan ke kapal tongkang kecil untuk dibawa ke pelabuhan
utama. Tak hanya itu, pelabuhan ini menjadi bukti kejayaan maritim pada masa lalu.
Wajah Pelabuhan Kalimas Saat Ini
Meski sejarahnya menjadi pelabuhan pertama di Surabaya, tetapi kondisi pelabuhan
saat ini hanyalah tempat bersandar kapal-kapal kayu berukuran kecil dan sedang
sebagai kapal angkut barang saja dengan jangkauan yang cukup jauh. Rata-rata
rute pelayaran yang dituju kapal kayu ini mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, bahkan sampai Papua. Kapal-kapal tersebut bukanlah kapal biasa yang
menggunakan layar, mereka juga memiliki mesin, sehingga disebut Kapal Layar
Motor (KLM). Namun, kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi kapal berlayar
hingga ke tengah kota diakibatkan adanya pendangkalan. Selain itu, banyak
jembatan-jembatan yang melintang di atas sungai membuat kapal hanya bisa
bersandar di muara Kalimas.
Dengan kondisi seperti ini, Pelabuhan Kalimas berganti nama menjadi Pelabuhan
Pelayaran Rakyat (Pelra) Kalimas dengan luas lahan sebesar 5,2 hektar dilengkapi
dengan gudang penyimpanan seluas 6.180 meter persegi dan panjang 2.270 meter
yang menampung puluhan kapal. Di tempat ini pula wisatawan dapat menyaksikan
kapal Penisi yang merupakan kapal khas Makassar dari jarak dekat, serta
merasakan tekstur kayu badan kapal. Jika diizinkan oleh awak kapal, wisatawan
berkesempatan menaiki kapal tersebut, merasakan nuansa sejarah dari bentuk,
suasana, serta ruangan para awak hingga nahkoda. Tiang penyangga kapal yang
kokoh tersebut menampilkan bagaimana wajah kapal ini di tengah laut lepas.
Sebaiknya wisatawan berkunjung ke tempat ini di waktu pagi atau sebelum
matahari terbit karena dapat melihat aktivitas bongkar muat kapal, sedangkan
siangnya aktivitas sudah tidak ramai.
Pelabuhan Kalimas adalah sebuah pelabuhan tradisional di Kota Surabaya yang sampai sekarang
masih digunakan sebagai tempat bongkar/muat barang-barang, terutama dari kapal-kapal kayu,
tongkang-tongkang dan perahu-perahu. Pelabuhan ini cukup menarik untuk dikunjungi karena masih
adanya kapal-kapal tradisional (kapal kayu) yang menjadi sarana transportasi perdagangan.
Surabaya adalah sebuah kota yang selama ratusan tahun dijajah oleh Belanda maka dengan
sendirinya bentuk bangunan banyak dipengaruhi oleh gaya Eropa. Di negeri Belanda sendiri banyak
memiliki kanal. Lantaran banyak memiliki saluran, tentu saja disana sini banyak dibangun jembatan.
Mulai dari jembatan biasa, jembatan gantung hingga ophaalburg atau jembatan angkat. Surabaya
juga dirancang hampir sama walaupun kanal-kanal di Surabaya tidak sebanyak di Belanda.
Tempo dulu, kapal-kapal dagang berukuran besar hanya bisa berlalu di Selat Madura saja tapi agak
mendekati perairan Surabaya. Lantas, untuk membongkar atau memuat barang-barang kargonya
digunakanlah tongkang-tongkang atau kapal-kapal kecil. Setelah kapal-kapal kecil itu memuat
barang di tengah laut, dengan gesitnya kapal-kapal itu menelusuri Sungai Kalimas hingga mencapai
pelabuhan utama yang pada waktu itu merupakan pelabuhan Kota Surabaya.
Lokasi pelabuhan utama tersebut merupakan jantung perdagangan kota Surabaya. Dekat dengan
pelabuhan tersebut ada sebuah jalan bernama Heeresentraat (sekarang berada disekitar Jalan
Rajawali dan Jalan Kembang Jepun) yang merupakan sentral bisnis bongkar muat. Di antara kedua
jalan itu, sudah ada jembatan yang membentang di atas Sungai Kalimas. Jembatan itulah yang
disebut Roode Brug atau Jembatan Merah.
Kala itu Pelabuhan Tanjung Perak belum ada, sementara pelabuhan lautnya berada di muara
Sungai Kalimas. Daerah sepanjang Kalimas terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Westerkade
Kalimas (sebelah Barat Kalimas) dan Osterkade Kalimas (sebelah Timur Kalimas), atau biasa
disebut warga Surabaya daerah kulon kali dan wetan kali. Daerah wetan kali merupakan daerah
perdagangan, mulai dari Kembang Jepun, Cantikan, Kapasan, hingga kearah utara Jalan K.H.
Mansyur (Pegirian, Nyamplungan dan lain sebagainya). Yang termasuk daerah kulon kali antara lain
jalan Gresik, Kalisosok dan disekitar Tanjung Perak Barat.
Perkembangan iklim investasi di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah terus meningkat dari tahun ke
tahun. Dukungan sarana dan prasarana memadai diperlukan, terlebih banyak investasi yang
bersentuhan dengan pelabuhan.
Pada 2015, investasi besar digelontorkan ke Cilacap. Salah satunya, pembangunan PLTU raksasa
yang menyerap dana puluhan triliun rupiah.
Perfoma Tanjung Intan harus terus di tingkatkan demi lancarnya perputaran bisnis di Cilacap, ujar
General Manajer PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Tanjung Intan Cilacap, Djumadi,
beberapa waktu lalu.
Untuk memandu kapal-kapal besar yang bersandar di Pelabuhan, Pelindo III Cabang Tanjung Intan
Cilacap mengoperasikan Speed boat Type Rigid Infatable Boat (RIB) 333.
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap menjadi pelabuhan kedua yang memiliki Speed boat RIB, setelah
Pelabuhan Tanjung Perak. Speed boat PMS RIB 333 dibuat pada 2014, merupakan armada ke-70.
Pengoperasian RIB senilai Rp2,5 miliar tersebut merupakan langkah pembenahan yang dilakukan
Pelindo III Cabang Tanjung Intan Cilacap, sekaligus untuk mengoptimalkan pelayanan
kepelabuhanan.
Keberadaan fasilitas baru tersebut diharapkan makin memuaskan pelanggan. Speed boat dirancang
untuk mengantarkan dan menjemput kapal dengan kecepatan mencapai 30 knot per jam. Selain itu,
dirancang khusus untuk bisa menembus ombak dengan ketinggian antara 2,5 hingga 3 meter.
Fiturnya pun cukup canggih dengan kapasitas delapan penumpang, dilengkapi jaket penolong
standar pesawat, serta memiliki dua mesin tempel berkapasitas masing-masing 250 PK yang akan
menunjang manuver kapal di atas laut.
Desa Nelayan
Kemarin, Jumat (16/1/2015) Indonesia dan Denmark bersepakat untuk lebih meningkatkan kerja
sama kemaritiman, khususnya bidang perikanan dan Pariwisata.
Pernyataan ini disampaikan Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Casper Klynge usai bertemu
Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo, di Gedung BPPT, Jakarta.
Menko Martim, Indroyono Soesilo, menyatakan, Indonesia dan Denmark akan bekerja sama dalam
konservasi dan preservasi hutan mangrove di Laguna Segara Anakan, Cilacap.
Mangrove di Laguna Segara Anakan menjadi tempat pemijahan ikan, penahan abrasi pantai, dan
sumber pangan.
Indonesia dan Denmark akan membangun Desa Nelayan Inovasi Teknologi Percontohan di Desa
Kampung Laut.
Segara Anakan merupakan bagian dari Program 1.000 Desa Nelayan Kemenristek dan Dikti.
: 12 Meter LWS
: 6 Meter LWS
KOLAM
LUAS
11 Meter LWS
DERMAGA IV
9 Meter LWS
DERMAGA VI
DERMAGA WIJAYAPURA
7 Meter LWS
AREA 70
-11
Meter LWS
AREA 60
Meter LWS
Keadaan Tanah
DERMAGA :
DERMAGA I, II, III & MP (Milik PT.Pelabuhan III)
Panjang
: 491
Lebar
: 39,5
Konstruksi
: Beton
Panjang
: 71,5
Lebar
: 17,4
Konstruksi
: Beton
Panjang
: 12
Lebar
: 15
Konstruksi
: Beton
Panjang
: 70
Lebar
: 15
Konstruksi
: Beton
Panjang
: 24,00 m
Panjang
Jetty Area 60
Panjang
Panjang
Koordinat SPM : 07o 49 16,25 LS / South Latitude dan 109o 05 20,35 BT / East Longitude
Milik PT. Holcim Tbk
Kade Nusakambangan
Panjang
: 11,00 m
Panjang
: 29,00 m
Panjang
: 5,00 m
Panjang
: 50,00 m
Panjang
: 40,00 m
2.
3.
LAPANGAN PENUMPUKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1 unit
2.
3.
Rope Net
4.
Jala-jala lambung
2.
3.
BUNKER BBM pada setiap dermaga dengan kapasitas 80 ton per jam per pipa;
4.
5.
Kode Pelabuhan
Nama
Alamat
Kode Pos
Telepon
Fax
Kabupaten/Kota
Propinsi
Koordinat
Pengelola
Alamat Pengelola
Status Pelabuhan
Status Terbuka
Fungsi
Kelas
Status
Tahun Dibuat
Tahun Selesai Dibuat
Tahun Beropasi
Tahun Operasi Ditutup
Kondisi
ALUR MASUK PELABUHAN
Panjang
Lebar
Kedalaman
KOLAM PELABUHAN
Luas
Kedalaman Minimum
Kedalaman Maximum
Status Pemanduan
Status Radio Pantai
Koordinal Area Lego Jangkar
Jumlah Petugas Port State Control
Hari Kerja Pelabuhan
Jam Kerja Pelabuhan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
50
Tanjung Intan/Cilacap
Jl. Niaga No.9 Cilacap
53213
0282532710
0282532711
Kab. Cilacap
JAWA TENGAH
07 44' 55" LS 108 59' 30" BT
PT. Pelabuhan Indonesia III
Jl. Laut Jawa Cilacap
Pelabuhan umum diusahakan
Terbuka untuk perdagangan luar negeri
Internasional
Kelas II
K
1888
0
0
0
B
: 9,5 mil
: 250 meter
: -6 mlws sampai dengan -12,6 mlws
: 1.800.000 m2 / 180 Ha
: -6 mlws
: -11 mlws
:
:
:
:
:
:
Wajib Pandu
SROP Cilacap
007 45' 44.17" LS 109 04' 05.09" BT
5 (lima)
7 hari
24 jam
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
5 hari
8 jam
ada
tidak ada
tidak ada
ada 2 dua) unit
ada (milik PT. Pertamina)
3711