Anda di halaman 1dari 9

BAB I

ANALISIS JURNAL (PICO)


MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN PASIENPREEKLAMSIA
BERAT (PEB)/ EKLAMSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUPNCM
T. W. Kusuma, B. Affandi, D. Ocviyanti, J. Prihartono
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
pelaksanaan manajemen risiko dalam pelayanan pasien PEB/eklampsia di IGD
lantai 3 RSCM.
Penelitian ini dilakukan di IGD lantai 3 RSCM menggunakan pendekatan
kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap 15 orang pasien yang datang
dan dirawat karena PEB/Eklampsia dan pihak manajemen yang terdiri dari
Direktur Pelayanan Medis RSCM, Dokter konsultan IGD lantai 3 RSCM, dan
Kepala Ruangan IGD RSCM.
Hasil penelitian ini adalah sebagai tolok ukur keluaran, angka kematian ibu
menurun sebesar 0,14%; lama rawat menjadi 1 hari di IGD; dan kepuasan pasien
sebesar 53,3%. Dalam hal identifikasi risiko diketahui bahwa belum ada SOP
yang khusus dibuat RSCM untuk penanganan PEB/ Eklampsia dan walaupun
sudah ada prosedur pelaporan dan pencatatan insiden klinis, namun belum ada
formulir pelaporan selain rekam medis dan belum terstruktur dengan baik. Kinerja
perawat masih dianggap kurang dan belum ada sistem manajemen risiko formal
yang diterapkan. Analisa risiko sudah berjalan dengan baik. Terdapat upaya
penurunan risiko seperti pelatihan tenaga medis, pemenuhan fasilitas, supervisi
dan forum komunikasi. Namun sistem prioritas masih perlu dikembangkan.
Pendanaan risiko dialokasikan untuk perlindungan terhadap tenaga medis jika
terjadi tuntutan di mana kasus diproses sesuai dengan prosedur hokum yang
berlaku dan untuk pemenuhan fasilitas terutama bagi pasien tidak mampu. Sudah
terdapat upaya peninjauan sebagai evaluasi risiko.

Langkah-langkah

manajemen

risiko

dalam

penanganan

pasien

PEB/Eklampsia di IGD lantai 3 RSUPNCM sudah membaik walaupun belum


dilaksanakan secara optimal, terlihat dari pencapaian tolok ukur keluaran dari
angka kematian ibu, lama rawat, dan kepuasan pasien sampai bulan Agustus 2008
memberikan hasil yang baik dan menurunkan terjadinya risiko yang tidak
diinginkan. Faktor-faktor yang mendukung baiknya keluaran adalah tenaga kerja
yang terlatih terutama dokter, fasilitas pelayanan yang lengkap, serta pengawasan
yang baik dan terstruktur.

No.
1

K kriteria
P
(Problem/
Population)

Jawaban
Ya

Berdasarkan Isi Jurnal


Dalam jurnal ini, masalah yang didapatkan
adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai
salah satu unit pelayanan rumah sakit yang
berfungsi melayani pasien gawat darurat medis
merupakan high clinical risk areas. Manajemen
risiko klinik di IGD bila tidak diterapkan
dengan baik dapat merugikan pasien, staf
medis, ataupun organisasi rumah sakit. Di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) lantai 3 RSU
PNCM selama bulan September 2007 terdapat
60 persalinan dengan disertai PEB dari
keseluruhan 305 persalinan dan 6 pasien
eklampsia yang satu diantaranya menyebabkan
kematian maternal. Banyaknya kasus PEB yang
menyebabkan komplikasi atau bahkan kematian
yang ditemukan di RSCM dapat disebabkan
oleh beberapa kemungkinan. Hal ini dapat
disebabkan keterlambatan rujukan pasien dari
unit pelayanan obstetri yang lebih rendah atau
keterlambatan dan kekeliruan penanganan di
RSCM. Salah satu upaya untuk menurunkan
komplikasi dan kematian akibat PEB adalah
dengan meningkatkan pelayanan penanganan
kasus PEB yang datang ke RSCM. Kualitas
pelayanan ini dapat diketahui, dianalisa dan
diperbaiki melalui suatu manajemen risiko.
Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko
diterapkan di bidang obstetri khususnya dalam
kasus PEB, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai penanganan PEB di IGD lantai 3.
Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang
datang dan dirawat IGD lantai 3 RSCM karena
2

I
(Intervention)

ya

C
(Comparation)

Ya

O
(Outcome)

Ya

PEB/ Eklamsia dan pihak manajemen yang


terdiri dari Direktur Pelayanan Medis RSCM,
DOkter Konsultan IGD lantai 3 RSCM, dan
Kepala Ruangan IGD RSCM.
Jumlah sampel dalam jurnal ini sebanyak 15
orang pasien, Direktur Pelayanan Medis RSCM,
DOkter Konsultan IGD lantai 3 RSCM, dan
Kepala Ruangan IGD RSCM .
Pada penelitian ini dilakukan pengisian formulir
mengenai manajemen risiko yang didapat dari
observasi langsung penanganan akut di IGD
lantai 3 dan wawancara langsung pada subjek
penelitian.
Dalam jurnal ini hasil penelitian dibandingkan
dengan penelitian penerapan clinical
governance melalui ISO 9000: studi kasus di
dua RSUD provinsi Jawa Timur dan
hypertension in pregnancy still a serious
problem in Malaysia.
1. Daftar fasilitas yang diperlukan untuk
manajemen preeklamsia berat dan eklamsia
100% tersedia di IGD lantai 3 RSUPNCM
untuk seluruh responden
2. Dasar diagnosis preeklampsia (87%) dan
eklampsia (13%) yang ditegakkan sesuai pada
seluruh responden setelah dibandingkan
dengan kepustakaan. Tekanan darah sistolik
bervariasi dari 150-210 mmHg dengan rata-rata
165 mmHg. Sedangkan tekanan diastolik
bervariasi dari 90-120 mmHg dengan rata- rata
94,7 mmHg
3. Dari 15 orang responden tidak ada yang
diberikan
perawatan
konservatif.
Usia
kehamilan responden umumnya sudah aterm
(12; 75%). Terminasi kehamilan dilakukan
secara SC (Sectio Cesaria) pada 8 orang pasien
(53,3%) dan sisanya pervaginam (46,7%).
Indikasi SC antara lain eklampsia gravidarum
(2; 25%), eklampsia iminens (4; 50%),
makrosomia (1; 12,5%), dan HELLP syndrome
(1; 12,5%).
4. Dari 15 kuesioner yang diisi oleh responden, 8
orang menyatakan sudah puas dengan
pelayanan IGD RSCM. Di antara kekurangan
yang dikeluhkan responden, 4 orang
mengindikasikan kinerja perawat yang kurang
(perawat kurang gesit, lama waktu mengambil
darah untuk laboratorium, dan pergantian shift
3

5.
6.
7.

8.
9.

yang lama).
Beberapa aspek yang berpengaruh terhadap
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah keselamatan pasien dan kepuasan pasien
Di IGD lantai 3 RSCM terdapat penurunan
AKI akibat eklampsia dari 0,14% pada tahun
2007 menjadi 0% sampai bulan Agustus 2008
Saat ini, pasien PEB/Eklampsia dirawat di IGD
selama satu hari kemudian dipindahkan ke
High Care Unit (HCU) bila kondisinya masih
memerlukan perawatan intensif rata-rata
selama satu hari baru kemudian dipindahkan ke
ruang rawat inap
Di RSCM belum ada mengenai data kepuasan
pasien yang objektif
Sebagai RS rujukan nasional, RSCM belum
menerapkansistem manajemen khusus. Tanggung
jawab utama penerapan manajemen risiko klinis di
RSCM dipegang oleh direktur pelayanan medis.
Tanggung jawab manajemen risiko yang lebih luas
masingmasing diserahkan kepada bidang-bidang
terkait

10. Langkah-langkah manajemen risiko yang


dilakukan di IGD lantai 3 RSUPNCM dirinci
melalui wawancara kepada pihak manajemen
dalam hal ini direktur pelayanan medis, dokter
konsultan, dan kepala ruangan IGD lantai 3
RSUPNCM.
Analisis Jurnal (PICO)
No.
1

Kriteria
P
(Problem/
Population)

Jawaban Pembenaran dan Pemikiran Kritis dari Jurnal


Ya
Masalah yang ingin diteliti di dalam jurnal ini
cukup tergambar dengan jelas yakni banyaknya
kasus yang terjadi akibat penyalahgunaan obatobatan
terlarang
yang
mengakibatkan
ketergantungan narkoba dan hal ini sering kali
dikaitkan dengan kejahatan, pengangguran,
kesehatan dan ekonomi. Tujuan dari jurnal ini
juga tergambar dengan jelas yakni untuk
mengetahui pengaruh terapi berhenti berpikir
negatif terhadap kecanduan narkoba di Panti
Asuhan Rehabilitasi Rumah Damai Gunung Pati
Semarang.
Metode penelitian di dalam jurnal ini dapat dilihat
dengan jelas yaitu menggunakan quasy
eksperimen dengan pretest-posttest tanpa desain
kelompok kontrol. Cara pengambilan sampling di

I
(Intervention)

Ya

C
(Comparation)

Ya

dalam penelitian ini juga tergambar dengan jelas


yakni dengan total sampling. Untuk jumlah total
populasi juga telah dijelaskan di dalam jurnal ini
yakni 50 orang pasien yang mengalami
ketergantungan obat di Rumah Damai. Jumlah
sampel yang diambil juga telah disebutkan dengan
jelas yakni sebanyak 30 responden yang
memenuhi syarat. Namun jurnal ini tidak
menjelaskan secara rinci bagaimana kriteria
inklusi dan eksklusi dari penelitian ini.
Pada jurnal ini disebutkan bahwa terapi stop
berpikir negatif adalah salah satu terapi yang
dapat
digunakan
untuk
mengurangi
ketergantungan narkoba karena terapi ini dapat
mempengaruhi perubahan perilaku pada orangorang dengan ketergantungan narkoba.
Namun jurnal ini tidak menjelaskan secara rinci
bagaimana tata cara ataupun langkah-langkah
yang bisa diterapkan untuk dapat membuat
seseorang stop berpikir negatif, selain itu lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan terapi
tersebut juga tidak dijelaskan, kemudian
pemberian terapi juga tidak jelas apakah diberikan
secara berkelompok atau secara individu,
perlengkapan yang diperlukan serta lingkungan
dan situasi dilakukannya terapi juga tidak
dijelaskan.
Pada jurnal ini peneliti membandingkan hasil
penelitian dengan hasil penelitian lain.
Pada penelitian lain tentang pre eklampsi dengan
judul Analisis Faktor Resiko Yang Terjadinya Pre
Eklampsi Berat Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga,
hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang
sifnifikan antara riwayat pre eklampsi dan riwayat
hipertensi terhadap terjadinya pre eklampsi berat
pada ibu hamil trimester ketiga, sedangkan untuk
riwayat dm tidak berpengaruh terhadap terjadinya
pre eklampsi berat pada ibu hamil trimester ketiga.
Riwayat hipertensi paling berpengaruh terhadap
terjadinya pre eklampsi berat pada ibu hamil
trimester ketiga. Kemudian pada penelitian lain
yang juga serupa dengan penelitian ini yaitu
Pelaksanaan Program Manajemen Pasien Dengan
Risiko Jatuh Di Rumah Sakit, menunjukan hasil
sebagian besar petugas atau perawat telah
melaksanakan dengan baik program manajemen
pasien jatuh yang meliputi: screening, pemasangan
gelang identitas risiko jatuh, edukasi pasien dan
5

O
(Outcome)

Yes

keluarga tentang menggunakan leaflet edukasi,


pengelolaan pasien risiko jatuh, penanganan pasien
jatuh dan pelaporan insiden. Penetapan kebijakan
dan implementasi prosedur yang diikuti supervisi
dan monitoring lebih menjamin keterlaksanaan
program. Lalu kami juga membandingkan dengan
penelitian lainnya tentang manajemen dengan judul
Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada RS.
Delima Asih Sisma Medika Karawang. Hasil dari
penelitian ini diantaranya adalah; Indikatorindikator yang harus diperhatikan untuk
meningkatkan kepuasan pasien rawat inap pada RS.
Delima Asih Sisma Medika Karawang yaitu:
Kerapian penataan tempat tidur, Ketenangan
ruangan, Kenyamanan ruangan, Sarana komunikasi,
Kesigapan petugas menghadapi kondisi tidak wajar,
Keinginan petugas untuk membantu pasien,
Kemampuan petugas memberikan prioritas
penanganan,
Sifat
kepercayaan,
Jaminan
memberikan petugas ahli, Jaminan ruang rawat inap
tidak berisik, Jaminan tidak terjadi pencurian,
Kemampuan petugas memberikan perhatian kepada
pasien dan Keakraban petugas dengan pasien.
Hasil penelitian ini menujukan bahwa melalui
tolok ukur keluaran dari angka kematian ibu, lama
rawat, dan kepuasan pasien dapat menurunkan
terjadinya risiko yang tidak diinginkan. Namun,
masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan
agar pelaksanaan sistem manajemen mutu
berstandar internasional, seperti ISO 9000.
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini yaitu:
Bagi Mahasiswa Keperawatan
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang
Manajemen risiko dalam pelayanan pasien
preeklampsia berat (PEB)/eclampsia di instalasi
gawat darurat Rumah Sakit.
Bagi Institusi Keperawatan
Sebagai referensi bagi Institusi Keperawatan
tentang Manajemen risiko dalam pelayanan pasien
preeklampsia berat (PEB)/eclampsia di instalasi
gawat darurat Rumah Sakit. Selanjutnya masih
perlu diadakannya penelitian lebih lanjut
mengenai penerapan manajemen risiko klinik dan
sistem manajemen mutu yang dapat mendukung
penerapan konsep dasar clinical governance serta
terlaksananya
kegiatan-kegiatan
clinica
governance.
6

Bagi Institusi Rumah Sakit


Dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien
pada tingkat rumah sakit, diperlukan pengelolaan
risiko
klinis
secara
formal
dengan
mengembangkan sistem pelaporan dan pencatatan
insiden klinis, meningkatkan kapasitas pelayanan
IGD termasuk kinerja perawat dengan melakukan
kegiatan pelatihan, membuat standar pelayanan
minimal rumah sakit, mengembangkan sistem
prioritas dalam menangani risiko yang ditemukan,
serta peninjauan berkala sebagai evaluasi terhadap
berbagai factor risiko yang ditemukan.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Melalui penyusunan analisis jurnal yang berjudul Pengaruh terapi

stop berpikir negatif terhadap ketergantungan narkoba di Panti Rehabilitasi


Narkoba Rumah Damai Gunung Pati Semarang. Penulis dapat menyimpulkan
antara lain sebagai berikut:
1. Kelebihan Penelitian:
Masalah dalam penelitian ini terjabarkan dengan jelas.
Hasil penelitian dijelaskan dengan cukup rinci
Metode penelitian dijelaskan dengan cukup rinci
2. Kekurangan Penelitian:
Waktu penelitian tidak dicantumkan dalam jurnal.
Pada penelitian ini tidak menjelaskan secara rinci bagaimana kriteria inklusi
dan eksklusi
Kurang dijelaskan bagaimana melaksanakan intervensi, dimana dilakukan
intervensi, langkah-langkah intervensi, bagaimana cara memberikan
intervensinya dan berapa lama dilakukan intervensi.
B. Saran
1. Pengembangan penelitian dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
2.

yang dapat diberikan


Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang terapi stop berpikir negatif
pada pasien dengan penyalahgunaan narkoba atau pasien yang mengalami
gangguan harga diri rendah..

C.

Implikasi Keperawatan
Sebagai bahan literatur yang penting bagi perawat dalam mengembangkan

asuhan keperawatan yang professional, melalui tindakan keperawatan yang mudah


dan praktis digunakan untuk menurunkan jumlah ketergantungan narkoba di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Windiarti SE, Indriti, Surachmi F. Pengaruh terapi stop berpikir
negatif terhadap ketergantungan narkoba di Panti Rehabilitasi

Narkoba

Rumah

Damai

Gunung

Pati

Semarang.

Jurnal

Keperawatan Jiwa 2013; 1(1): 81-87.


2. Elfiky I. 2009. Terapi berpikir Positif. Alih bahasa : Khalifurrahman, et al.
Jakarta: Zaman.
3. Ismantoko D. Konsep Berpikir Positif dalam Buku Terapi Berpikir Positif
Karya Dr. Ibrahim Elfiky dan Relevansinya dengan Model Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata, 2014.
4. Gono JNS. Narkoba: Bahaya Penyalahgunaan dan Pencegahannya. Jurnal
Undip 2011; 81-84.
5. Rofiq AA. Terapi Islam dengan Strategi Though Stopping dalam Mengatasi
Hypochondriasis. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam 2012; 2(1): 66-74.
6. Twistiandayani R, Widati A. Pengaruh Terapi Touht Stopping terhadap
Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada Pasien Skizofrenia 2013; 240-242

Anda mungkin juga menyukai