Cara Mengkaji P&ID - Kompresor 1
Cara Mengkaji P&ID - Kompresor 1
DIAGRAM
PENDAHULUAN
Menurut hemat saya, selama bekerja di operasi produksi pabrik minyak dan gas bumi industri
hulu, terlihat bahwa kekurangsempurnaan seseorang dalam mengartikan gambar P&ID terletak
pada pengetahuan yang kurang terhadap unit operasi, keterkaitan antar unit operasi, plant safety,
serta perhatian detil pada catatan-catatan kaki di P&ID itu sendiri. Tidak dimengertinya atau tidak
dibacanya Process Flow Diagram atau PFD juga merupakan faktor penyumbang yang cukup
significant.
Tulisan ini diperuntukkan bagi mereka yang bekerja di front line operation, para operator, para
process engineer, operation engineer, dan mereka yang berminat terhadap surface facility
operation. Diusahakan dalam tulisan ini, seminimal mungkin menghilangkan hal-hal yang terlalu
teknik karena konsumen utamanya adalah para operator dan pekerja lapangan.
Di dalam tulisan ini, ada beberapa tebakan yang memancing para pembaca untuk berpikir.
Diusahakan tebakannya adalah hal-hal praktis yang akan ditemui di lapangan. Jawaban tebakan
ini ada di halaman akhir tulisan.
Beberapa bagian dari tulisan ini pernah dipublikasikan di milis migas Indonesia, ataupun milis
Teknik Kimia ITB, hanya saja sedikit diubah guna mendukung tema dari tulisan ini.
Semoga berguna dan tiada maksud untuk menggurui.
Salam,
Cahyo Hardo
DAFTAR ISI
Prinsip Kerja Beberapa Alat Proses
Separator
Prinsip Control Sederhana
Elemen Pengendali Akhir
Steap A head: Pengenalan kurva Karakteristik Sumur
Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal
Karakteristik kurva pompa sentrifugal
Operasi seri-paralel
Minimum re-circulation
Prinsip control di pompa sentrifugal
Lead and lag principle
Kompresor Sentrifugal
Karakteristik kurva
Surge
Stonewall
Prinsip control kompresor sentrifugal capacity vs surge control
Safety yang tergambarkan di P&ID
Kekuatan material yang tertampilkan di P&ID
MAWP vessel, pipa, serta flange
Kelas-kelas kekuatan pipa (ANSI rating, API rating)
Specification Break
Pengenalan Pressure Safety Valve: konsep perancangannya
Shutdown System instrumented-based
Overpressure protection : separator, pompa, kompresor
Overpressure protection : by-pass control valve, reducing flow (menggunakan RO, limited
pipe diameter), fail-safe condition (control valve fail open, fail closed, fail at last
position), lock open dan lock closed
Sistem pembuangan fluida (Flare system, burn pit)
Membaca P&ID
Pengenalan Legenda
Pengenalan valve
Tanda-tanda khusus
Tipe pengendalian (selector, cascade, on-off)
Memperhatikan catatan kaki
ANTI SURGE
VALVE
PSV-2
PSV-3
TO DELIVERY
POINT
PCV-1
SET @
XXX PSIG
PSV-1
GAS
FEED
SPEED
CONTROL
GAS
TURBINE
COOLER
PT
PSHH
COMPRESSOR
TO FLARE
BLOWDOWN
VALVE
SEPARATOR
LCV-2
LCV-1
Gambar 3.2
FROM
PLATFORM
A
FEED
GAS
COMPRESSOR A
SHUTDOWN
ANTI
SURGE
VALVE
PSV-2
PSV-3
TO
FLARE
PCV-1
GAS
TURBINE
PSV-1
TO
CHILLING
SECTION
COOLER
PT
PSHH
SPEED
CONTROL
TO
FLARE
COMPRESSOR
A
BLOWDOWN
VALVE
SEPARATOR
LSHH
LCV-2
LC
VALVE X1
LC
VALVE X2
LCV-1
LC
VALVE Y1
DP
LC
PSV-5
DP
PSV-4
PCV-4
PSHH
FROM
PLATFORM
B
LSHH
PSV-6
TO
FLARE
COMPRESSOR B
SHUTDOWN
FEED
GAS
ANTI SURGE
VALVE
VALVE Y2
PT
GAS
TURBINE
SPEED
CONTROL
COOLER
COMPRESSOR
B
TO
FLARE
BLOWDOWN
VALVE
SEPARATOR
LCV-5
LCV-4
Gambar 3.3
FEED GAS
FROM
SATELLITES
ANTI
SURGE
VALVE
PSV-2
SET @
420 PSIG
SET @
320 PSIG
PSV-3
GAS
TURBINE
TO
DEHYDRATION
SYSTEM
COOLER
PT
SPEED
CONTROL
PSV-1
PSHH
COMPRESSOR
A
TO
FLARE
BLOWDOWN
VALVE
LCV-2
SET @
290 PSIG
SEPARATOR
LSHH
PT
LCV-1
PLANT RECYCLE
VALVE
TO SIMILAR
COMPRESSOR
SYSTEM C, D,X
FE
FC
SET @
350 PSIG
ANTI SURGE
VALVE
TO
FLARE
PSV-5
PSV-6
PCV
SET @
420 PSIG
PSV-4
PSHH
SET @
320 PSIG
LSHH
PT
GAS
TURBINE
SPEED
CONTROL
SEPARATOR
COOLER
COMPRESSOR
B
TO
FLARE
BLOWDOWN
VALVE
LCV-4
LCV-5
Pada kebanyakan kasus, kompresor sentrifugal dirancang berkapasitas lebih besar dari kompresor
bolak-balik (reciprocating). Berdasarkan pengalaman, pemasangan kompresor sentrifugal untuk
kapasitas lebih besar lebih menguntungkan daripada memasang kompresor jenis bolak-balik.
Prinsip-Prinsip Dasar
Sebelum kita dapat membaca P&ID kompresor di atas secara komprehensif, tentunya langkah
awal adalah mengerti prinsip dasar dari kompresor sentrifugal. Ada banyak korelasi prinsip dasar
di kompresor sentrifugal, mulai dari sisi termodinamikanya sampai ke penentuan vector
kecepatan gas di tip impeller. Akan tetapi, tulisan ini membatasi hanya pada prinsip dasar yang
terlihat jelas di lapangan.
Perhatikan suatu contoh pertanyaan dasar tentang kompresor yang harusnya dapat dijawab oleh
seorang fresh graduate lulusan teknik kimia, mesin dan perminyakan.
1. Dari dua dimensi pipa pada gambar berikut, manakah suction line dan manakah yang
discharge line?
2. Jika fluida gas mengalir di dalam pipa tersebut, yaitu masuk dan keluar kompresor, manakah
yang mempunyai kecepatan actual volumetric yang lebih tinggi?
3. Manakah yang mempunyai laju alir volumetric pada keadaan standard yang lebih besar
(dalam MMSCFD)?
12 inch
KOMPRESOR
8 inch
Pertanyaan-pertanyaan dasar tersebut mengharuskan kita membuka kembali teori dasar tentang
hukum gas yang ditemukan oleh Gay-Lussac yang dikenal sebagai hukum gas ideal.
Hukum gas ideal disempurnakan dengan memasukkan factor kompresibilitas gas yang biasanya
dinotasikan dengan huruf Z, sehingga menjadi seperti demikian:
PV=nRTZ
Harga Z akan semakin mendekati satu jika tekanan system fluida gas tersebut mendekati
atmosferik, katakanlah pada 1 atm atau 14.7 psia. Semakin tinggi tekanan, maka gas akan
semakin mampat. Pernyataan ini dapat menjadi indikasi untuk menjawab pertanyaan awal di
paragraph sebelumnya (nomor 1).
Ketika gas ditekan sehingga tekanannya naik, tentu saja temperaturnya akan naik. Bagaimanakah
laju alirnya? Laju alir massanya adalah tetap mengikuti hukum kekekalan massa. Laju alir
volumetric dalam keadaan standard juga tetap. (Kenapa?). Yang berubah adalah laju alir
volumetric.
Perhatikan persamaan gas ideal yang dimodifikasi untuk suatu keadaan tertentu.
PV = n R T Z
V diubah menjadi Q, laju alir actual pada kondisi P dan T.
Jika P dan T ditetapkan misalnya pada 600 psia dan 100 F, maka berapakah laju alir actual gas
setelah dikompresi dan didinginkan kembali ke temperatur awal pada tekanan 1500 psia? Catatan,
pendinginan diasumsikan menggunakan aftercooler.
Jawab:
Hukum kekekalan massa, di mana massa gas masuk = massa gas keluar
Hukum kekekalan mol di mana mol gas masuk = mol gas keluar
Sehingga:
P1Q1/RT1Z1 = P2Q2/RT1Z2.
Jika diasumsikan angka Z tidak berubah banyak dan dapat diabaikan sedangkan T1 = T2,
bagaimanakan angka Q2 terhadap Q1?
Dengan manipulasi matematik sederhana, maka Q2 = Q1 x P1/P2. Atau Q2 = Q1 x 600/1500.
Artinya adalah Q2 lebih kecil dari Q1, sehingga laju alir actual volumetric gas yang dikompresi
lebih kecil dari laju alir gas actual gas yang masuk ke kompresor.
Ingatlah, salah satu kriteria perancangan pipa adalah hilang tekan dalam hal keekonomiannya.
Sebaiknya, laju hilang tekan dibuat sekecil mungkin sampai ke suatu harga yang ekonomis.
Hilang tekan adalah fungsi kuat kecepatan aktual fluida, yang berarti pula fungsi kuat dari laju
alir aktual fluida. Sehingga, diameter pipa gas keluaran kompresor jadi lebih kecil dari diameter
pipa masukan. Pernyataan ini melengkapi pernyataan sebelumnya untuk menjawab pertanyaan
awal (nomor 1 dan 2).
Dengan berbekal ini pula kita dapat menjawab pertanyaan:
Kenapa diameter pipa flare header biasanya lebih besar dari sistem yang bertekanan lebih
tinggi?
Manakah yang menghasilkan hilang tekan lebih besar untuk laju gas sebesar 100 MMSCFD, jika
masing-masing dialirkan pada pipa yang berdiamater identik, tetapi yang satu beroperasi pada
tekanan tinggi, dan yang satu beroperasi pada tekanan yang lebih rendah?
70000
15700 RPM
LI
M
IT
60000
73%
14000 RPM
73%
SU
RG
15000 RPM
70%
50000
70%
13000 RPM
66%
12000 RPM
75%
60%
40000
11000 RPM
10000 RPM
30000
20000
10000
500
1000
1500
2000
INLET VOLUME FLOW, CFM
2500
3000
Point A
P suction = 250 psia
P discharge = 800 psia
H isentropic = 53427 Ft-Lbf/Lbm
Q act = 2103 CFM
Q std = 50 MMscfd
Eff. Isentropik = 71%
HP = 4315
Point B
P suction = 270 psia
P discharge = 800 psia
H isentropic = 49500 Ft-Lbf/Lbm
Q act = 1948 CFM
Q std = 50 MMscfd
Eff. isentropik = 72%
HP = 3942
Point C
P suction = 250 psia
P discharge = 900 psia
H isentropic = 59563 Ft-Lbf/Lbm
Q act = 2103 CFM
Q std = 50 MMscfd
Eff. Isentropik = 73%
HP = 4679
Point D
P suction = 270 psia
P discharge = 900 psia
H isentropic = 55537 Ft-Lbf/Lbm
Q act = 1948 CFM
Q std = 50 MMscfd
Eff. Isentropik = 73%
HP = 4362
70000
15700 RPM
LI
M
IT
60000
70%
73%
14000 RPM
SU
RG
15000 RPM
50000
A
B
13000 RPM
73%
12000 RPM
70%
66%
75%
60%
40000
11000 RPM
10000 RPM
30000
20000
10000
500
1000
1500
2000
INLET VOLUME FLOW, CFM
2500
3000
Semua point yang ada berbasis pada laju alir gas standard sebesar 50 MMscfd. Pada point B,
terlihat bahwa karena suctionnya dinaikkan, maka kebutuhan energi juga menurun karena rasio
kompresi otomatis turun. Artinya, jika power yang tersedia masih cukup, maka dengan
menaikkan suction kompresor dapat menaikkan laju alir gas yang dikompresi. Kegunaan lain
seperti pada point D, untuk merespon backpressure yang naik dari 800 menjadi 900 psia,
menaikkan suction dari 250 ke 270 psia, dengan kebutuhan power yang naik sedikit, akan mampu
menjaga lagu alir gas sebesar 50 MMscfd. Point C adalah kondisi di mana operator tidak
melakukan tindakan apa-apa untuk merespon kenaikan backpressure di discharge compressor.
Kesimpulan:
Jika gas masih banyak tersedia dan power masih cukup tersedia, maka menaikkan suction
pressure kompresor dapat dijadikan suatu cara untuk menaikkan kapasitas kompresi suatu
kompresor sentrifugal. Pada beberapa kasus, ada juga kemungkinan juga untuk menurunkan
tekanan discharge, misalnya pada kasus kompresor yang terletak di upstream sebuah kompresor
lain. Masalah optimasi di kasus ini tentunya berbeda dengan menaikkan suction pressure.
Step a head.
Menaikkan suction kompresor guna menaikkan kapasitas kompresor tidaklah sesederhana kita
membaca kurva kompresor itu sendiri. Keterkaitan antar unit proses perlu ditelaah lebih lanjut
guna menentukan bagian dari sistem pabrik yang potensial menjadi pembatas. Hal ini valid pula
untuk kasus menurunkan tekanan discharge kompresor. Manakah yang lebih sensitif untuk
mendapatkan kenaikan laju kompresi gas, dengan menaikkan suction atau menurunkan discharge
pressure? Pertanyaan tersebut hanya dapat dijawab kasus per kasus karena memang berbeda.
Hal-hal yang perlu dilihat sebelum melakukan perubahan setting kompresor guna menaikkan
kapasitasnya akan dibahas lebih rinci pada bagian akhir tulisan bab kompresor ini.
Bersambung..