Anda di halaman 1dari 76

Bandar Udara

Eddi Wahyudi, ST,MM

PENGERTIAN

Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat


pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang
paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun
bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain,
baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation


Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau
perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk
kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa


Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan
peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

KLASIFIKASI BANDARA
Bandara Internasional
Bandara Domestik
Bandara Perintis

Bandara Internasional
Melayani angkutan langsung dari dan ke
luar negeri
Kapasitas pesawat s.d. pesawat Boeing
B747 atau Airbus 300
Memiliki daerah komersil
Memiliki fasilitas pemeliharaan
Memiliki tempat parkir yang luas

Dubai Internaional Airport

Doha International Airport

Boeing 747-100

Boeing 747-400ER

Airbus 300

SPESIFIKASI B 747
Dimensi

B747-100 (versi pertama)

B747-400ER (versi terakhir)

Panjang

70,7 m

70,7 m

Lebar (dari ujung sayap


kiri ke ujung sayap
kanan)

59,6 m

64,4 m

Tinggi

19,3 m

19,4 m

Luas sayap

511 m

541 m

Berat bersih

162,4 ton

180,8 ton

Berat maksimum untuk


terbang

340,2 ton

412,8 ton

Kecepatan maksimum

967 km/h

939 km/h

Jarak maksimum

9.040 km

14.200 km

Kapasitas kargo

170,6 CBM (5 palet + 14 LD1s)

158,6 CBM (4 palet + 14 LD1s)

Contoh mesin

4 Pratt & Whitney JT9D masing


masing dengan gaya 209 kN

4 General Electric CF6-80 masing


masing dengan gaya 274 kN

Bandara Domestik

Melayani angkutan langsung dari dan ke daerah untuk menuju


daerah sekitarnya
Terhubung dengan bandara internasional
Tempat transit menuju daerah terpencil
Kapasitas pesawat s.d. pesawat Boeing 737 atau Airbus (Jarak dari
ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan: antara 28,3 m sampai 34,3
m (93,0 kaki - 112,6 kaki) (36 m untuk sayap lawi bagi -700, -800, 900) ,Panjang: 31,2 m (102,5 kaki) (600), 39,5 m (129,5 kaki) (700,
800), 42,1 m (138,2 kaki) (900), Ketinggian ekor pesawat:12,6 m
(41,3 kaki) (600), 12,5 m (41,2 kaki) (700, 800, 900), Berat
maksimum saat lepas landas(takeoff): 65.090 kg (143.500 lb) (600),
79.010 kg (174.200 lb) (700, 800, 900))
Memiliki bangunan terminal cukup luas
Memiliki fasilitas pemeliharaan kecil
Memiliki beberapa daerah komersil

Sam Ratulangi Manado

Boeing 737-400

Boeing 707-900ER

Bandara Perintis
Melayani angkutan penerbangan untuk daerah
terpencil
Kapasitas hanya untuk pesawat ringan (CN-235,
F27 atau Casa 212
Memiliki landasan pacu sempit dan pendek
Memiliki terminal kecil atau tidak ada terminal
Terdapat beberapa bangunan untuk pelayanan,
contoh : Bandar Lampung, Cilacap, Luwuk,
Bontang, Lhokseumawe

CN 235

Casa 212

Fokker F-27

Konfigurasi Lapangan Udara

Landasan parkir (apron)


Bahu jalan (paved shoulder)
Landasan pacu (runway)
Turning area
Terminal
Landing area
Landing strip

Konfigurasi Lapangan Udara


Apron
Pada umunya apron dibuat berdekatan
dengan terminal kedatangan dan hanggar.
Luas apron tergantung dari faktor : ukuran
pesawat, gate position, sistem parkir
pesawat

Apron

Konfigurasi Lapangan Udara


Holding Apron
Holding Apron dibuat dengan luasan besar
agar pesawat yang tidak berhasil take off
dapat melewatinya tanpa hambatan

Konfigurasi Lapangan Udara


Holding Bay
Seperti apron tetapi dengan ukuran lebih
kecil untuk penyimpanan pesawat
sementara waktu

Run Way

Konfigurasi Lapangan Udara


Taxiway
Fungsi utama taxiway adalah merupakan
akses jalan dari runway ke areal terminal
dan hanggar

Taxiway

Landing strip

Konfigurasi Lapangan Udara


Terminal area
Pengertian terminal termasuk didalamnya
terminal itu sendiri, bangunan operasional,
areal parkir kendaraan bermotor, hangar
untuk servis pesawat dan lain-lain

Terminal area & Apron

Terminal Area & Apron

Macam Berat Pesawat


Untuk merencanakan tebal perkerasan perlu
diketahui komponen-komponen berat pesawat
yang mempengaruhi pada saat take off atau
landing
Bobot operasi kosong
Muatan
Bobot dengan bahan bakar kosong
Bobot maksimum pada saat ramp
Bobot maksimum saat take off
Bobot maksimum saat landing

Konfigurasi Lapangan Udara


Single runway
L / TO

L / TO

Terminal Area

Konfigurasi Lapangan Udara


Parallel runway
L / TO

L / TO

Terminal Area

L / TO

L / TO

Konfigurasi Lapangan Udara


Dual-lane runway
L / TO

L / TO

L / TO

L / TO

Terminal Area

L / TO

L / TO

L / TO

L / TO

Konfigurasi Lapangan Udara


Intersecting runway
L

TO

Konfigurasi Lapangan Udara


Open V runway

TO

L
i
m
r
e
T

l
a
n

e
Ar

Desain Perkerasan Lapangan Udara


Flexible pavement
Rigid pavement
Biaya
Pelaksanaan
Mendukung
beban
Kenyamanan

Flexible

Rigid

Murah

Pemeliharaan mahal

Sulit

Lebih mudah

Baik (untuk dinamis) Kurang (untuk statis)


Baik

Kurang

1.

Konstruksi Perkerasan lentur (Flexible Pavement)


Aspal sebagai pengikatnya dan lapisan-lapisan bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.

2.

Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)


Semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan
atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa
lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat
beton.

3.

Konstruksi Perkerasan Komposit (composite pavement)


Perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat
berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau sebaliknya.

FLEXIBLE PAVEMENT Those which are surfaced with bituminous (or


asphalt) materials. These types of pavements are called "flexible" since the
total pavement structure "bends" or "deflects" due to traffic loads. A flexible
pavement structure is generally composed of several layers of materials which
can accommodate this "flexing". Flexible pavements comprise about 93 percent
of U.S. paved roads (about 98 percent of Hawai'i roads)

RIGID PAVEMENT Those which are surfaced with portland cement


concrete (PCC). These types of pavements are called "rigid" because they are
substantially stiffer than flexible pavements due to PCC's high stiffness. Rigid
pavements comprise 7 percent of U.S. paved roads (about 2 percent of Hawai'i
roads)

Karakteristik Pesawat

Berat
Ukuran
Konfigurasi roda
Kapasitas penumpang

Faktor-faktor yang mempengaruhi tebal


perkerasan
Besar dan kapasitas pesawat (MTOW,
main landing gear dan gear configuration)
Volume lalu lintas udara
Konstruksi pembebanan pada daerah
tertentu
Kualitas tiap-tiap lapis perkerasan
Daya dukung tanah dasar

Konfigurasi Roda Pesawat


Single gear aircraft

Wheel load = 0,95 x MTOW


2

Single wheel

Konfigurasi Roda Pesawat


Dual gear aircraft

Wheel load = 0,95 x MTOW


4

Dual wheel

Konfigurasi Roda Pesawat


Dual tandem gear aircraft

Wheel load = 0,95 x MTOW


8

Tandem wheel

Konfigurasi Roda Pesawat


Complex Dual Tandem aircraft

Wheel load = 0,95 x MTOW


10

Complex dual tandem wheel

Konfigurasi Roda Pesawat

Konversi Nilai Roda Pendaratan


Konversi dari tipe
roda pendaratan

Ke tipe roda
pendaratan

Volume lalu lintas


dikalikan

Single wheel

Dual wheel

0,8

Single wheel

Dual tandem

0,5

Dual wheel

Dual tandem

0,6

Double dual tandem

Dual tandem

1,0

Dual tandem

Single wheel

2,0

Dual tandem

Dual wheel

1,7

Dual wheel

Single wheel

1,3

Double dual tandem

Dual wheel

1,7

logR1 = logR2 (W2/W1)


R1 : jumlah keberangkatan setiap tahun dari pesawat rencana
R2 : jumlah keberangkatan hasil konversi ke satu tipe roda pendaratan dari pesawat
rencana
W1 : berat roda pesawat rencana
W2 : berat roda pesawat dimaksud

Prosedur perencanaan tebal


berdasarkan metode FAA
1. Tentukan data beban pesawat

Macam pesawat yang beroperasi di bandara tersebut


Tentukan MTOW
Tentukan prediksi jumlah penerbangan tahunan
Tentukan konfigurasi roda pendaratan
Hitung berat roda

2. ditentukan desain pesawat rencana berdasarkan :

Prediksi jumlah penerbangan tahunan terbesar


Tentukan konfigurasi roda pesawat rencana
Tentukan faktor konversi roda pendaratan terhadap pesawat
rencana
Menghitung nilai konversi masing-masing konfigurasi roda
pendaratan terhadap pesawat rencana yang dihitung
menggunakan formula 3
Menghitung prediksi jumlah keberngakatan pesawat ekivalen
terhadap rencana (R1) menggunakan rumus 1

Prosedur perencanaan tebal


berdasarkan metode FAA
3. Konversi CBR sub grade menjadi k on top sub grade

Data yang diperlukan CBR sub grade


Konversikan CBR sub grade menjadi kon top sub grade
menggunakan grafik CBR vs K on top sub grade
Diperoleh nilai k on top sub grade
Kemudian dengan menggunakan grafik 2-5 dengan melakukan
trial and error tebal sub base > 10cm dan data k on top sub
grade di atas, maka diperoleh nilai k on top sub base
Hitung berat roda

4. Menghitung tebal slab beton

Data yang diperlukan : konfigurasi roda, MTOW yang telah


dikonversi ke lbs, annual departures, kuat lentur beton (psi) dan
k on top sub base
Gunakan grafik 3-14 s.d. 3-22 diperoleh tebal slab beton (in)

Tulangan Susut Perkerasan Rigid


Luas total tulangan baja yang diijinkan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :
As = 0,206.L (L.t)
Fs
As = luas tulangan susut per lebar slab beton (cm2/m2)
L = panjang atau lebar slab, jika tidak diketahui diambil 5 x
5
t = tebal slab beton (m)
Fs = kuat lentur baja (1200 atau 1300 kg/cm2)

Angka Konversi

1 inch = 2,54 cm
1 lb (pound) = 0,4536 kg
1 psi (lb/inch2) = 0,07 kg/cm2
1 pci (lb/inch3) = 0,0277 kg/cm3

Contoh Perencanaan Tebal Perkerasan

Akan dilakukan penilaian terhadap sebuah bandar udara internasional


yang direncanakan menggunakan perkerasan flexible untuk daerah
runway (panjang 2km dan lebar 45km) dan rigid untuk daerah apron
(panjang 250m, lebar 150m). Data-data yang dapat diperoleh adalah
sebagai berikut ini :
Jenis Pesawat

B 727-100
B 727-200
B 707-320B
DC 9-30
CV 880
B 737-200
L 1011-100
B 747-100

Tipe Roda
Dual
Dual
Dual tandem
Dual
Dual tandem
Dual
Dual tandem
Double Dual tandem

Prediksi Jumlah
Penerbangan
Tahunan

MTOW (Kg)

3.760
9.080
3.050
5.800
400
2.650
1.710
85

72.600
86.400
148.290
49.000
83.705
52.378
204.120
317.800

CBR untuk sub grade adalah 6% dan CBR untuk subbase adalah 20%,
kuat lentur slab beton 50kg/cm2 (710psi)

Perhitungan Perkerasan flexible


Menentukan tipe roda pendaratan pesawat rencana berdasarkan
prediksi jumlah penerbangan tahunan. Dari tabel 4 dipilih jenis pesawat
B 727-200 sebagai pesawat rencana (dilihat dari prediksi penerbangan
tahunan terbesar). Tipe roda pendaratannya adalah dual gear,
sehingga prediksi jumlah penerbangan tahunan harus dikalikan dengan
angka konversi sebagai berikut:

Perhitungan

Menghitung Annual Departure Pesawat Rencana


Faktor konversi :
1. Dual wheel dual wheel = 1,
2. Dual tandem wheel dual wheel = 1,7
3. Double dual wheel dual wheel = 1,7

W2 = 0,95 x MTOW x 1/m x 1/n

m = main landing gear,


n = jumlah roda untuk tiap roda pendaratan

Perhitungan

1
2
3

Perhitungan

2
3
4

Anda mungkin juga menyukai