Prosedur analitis sering diterapkan pada tiga tahapan audit, yakni pada tahap perencanaan, ketika
melakukan pengujian detil saldo, dan pada saat penyelesaian audit. Pada bab ini mencakup perencanaan
prosedur analitis dan prosedur analitis substantif yang dilakukan ketika auditor melaksanakan pengujian
detil atas akun-akun yang terdapat pada siklus penjualan dan pengumpulan piutang.
Auditor melakukan prosedur analitis untuk keseluruhan siklus penjualan dan pengumpulan piutang, tidak
hanya piutang usaha.
Apabila auditor mengidentifikasi adanya kemungkinan kesalahan penyajian dalam penjualan atau retur
penjualan dengan menggunakan prosedur analitis, kemungkinan kesalahan penyajian piutang usaha
akan terkurangi.
Perbandingan persentase laba kotor dengan tahun lalu (per jenis produk)
Perbandingan retur penjualan sebagai persentase dari penjualan laba kotor Lebih saji dan kurang saji retur penjualan dan piutang usaha
dengan tahun lalu (per jenis produk)
Perbandingan saldo-saldo individual pelanggan dengan tahun lalu
Perbandingan beban kerugian piutang sebagai persentase dari penjualan kotor Ada piutang usaha yang sudah tidak dapat ditagih tetapi tidak dicadangkan
dengan tahun lalu
Perbandingan jumlah hari piutang dengan tahun sebelumnya dari kecepatan Lebih saji atau kurang saji cadangan kerugian piutang dan beban kerugian piutang juga
perputaran piutang
Perbandingan persentase piutang per kategori umum dengan tahun sebelumnya Lebih saji atau kurang saji cadangan kerugian piutang dan beban kerugian piutang
Perbandingan cadangan kerugian piutang sebagai persentase dari piutang Lebih saji atau kurang saji cadangan kerugian piutang dan beban kerugian piutang
usaha dengan tahun sebelumnya
Perbandingan piutang yang dihapus sebagai persentase dari total piutang Lebih saji atau kurang saji cadangan kerugian piutang dan beban kerugian piutang.
dengan tahun sebelumnya
Selain dengan menggunakan prosedur analitis seperti pada tabel, auditor juga harus
mereview piutang usaha yang bersaldo besar dan jumlahnya tidak biasa, akun piutang yang
sudah lama tidak dilunasi, piutang kepada perusahaan afiliasi, piutang kepada direksi dan
staf perusahaan, serta piutang bersaldo kredit. Untuk mengidentifikasi jumlah-jumlah
tersebut auditor harus mereview daftar umur piutang per tanggal neraca untuk menentukan
akun piutang mana yang harus diselidiki lebih lanjut.