Anda di halaman 1dari 41

Pemeriksaan Atas

Perkiraan Laba Rugi


Auditing II

Anggi Putri Kusuma Wardini SE., M.Ak, PIA


TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
PERKIRAAN LABA RUGI

1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas


pendapatan dan beban, termasuk apakah perusahaan menggunakan
accrual basis untuk mencatat pendapatan maupun beban.
Jika internal control atas pendapatan cukup kuat berarti seluruh pendapatan yang
menjadi hak perusahaan dalam satu periode telah/ akan diterima dan dicatat oleh
perusahaan.
Jika internal control atas beban cukup kuat berarti biaya yang menjadi beban
perusahaan dalam satu periode telah/akan dibayar dan dicatat seluruhnya oleh
perusahaan, selain itu diharapkan efisiensi bisa di tingkatkan.
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
PERKIRAAN LABA RUGI
Beberapa ciri dari internal control yang baik atas pendapatan dan beban diantranya;
a. Digunakannya formular – formular yang prenumber, seperti purchase requisitision, purchase
order, receiving report, official receipt, sales order, delivery order, sales invoice, dan lain lain
b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab antara fungsi fungsi di dalam perusahaan.
c. Digunakannya anggaran pendapatan dan biaya (budget) dan setiap akhir bulan dibuat
perbandingan antara budget dan realisasinya dan kemudian dianalisis variance yang terjadi.
d. Adanya sistem otorisasi yang dibegang oleh beberapa orang berdasarkan jenjang jabatannya,
baik untuk persetujuan kredit, pengiriman barang maupun harga dan diskon.
e. Digunakannya program computer untuk menghitung gaji dan PPH 21
f. Digunakannya time card untuk mengontrol jumlah jam kerja dari masig – masing pegawai.
g. Adanya personal file masing – masing pegawai yang antara lain memuat surat pengangkatan
sebagai pegawai, kenaikan gaji, jenjang jabatan, status keluarga dan data penting lainnya untuk
masing – masing pegawai.
h. Adanya bagian internal audit yang berfungsi antara lain untuk menchek keandalan dan
keakuratan data akuntansi
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
PERKIRAAN LABA RUGI
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak
perusahaan telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan
yang dicatat betul-betul merupakan hak perusahaan, dengan
menggunakan cut-off yang tepat.
Auditor harus yakin bahwa;
• Semua pendapatan dari kegiatan operasi maupun di luar kegiatan operasi
(misalnya pendapatan bunga, penjualan barang – barang scrap) seluruhnya sudah
dicatat dalam buku perusahaan dan uangnya telah/ akan diterima oleh
perusahaan. Jangan sampai ada pendapatan yang masuk ke kantong karyawan,
direksi atau pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan.
• Semua pendapat dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya dan
tidak terjadinya pergeseran waktu pencatatn untuk tujuan window dressing.
• Tidak ada pendapatan yang bukan menjadi hak perusahaan, misalnya pendapatan
dari bisnis pribadi pemegang saham/ pemilik, dicatat sebagai pendapat
perusahaan, untuk tujuan window dressing.
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
PERKIRAAN LABA RUGI
3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban
perusahaan telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biaya
yang dicatat betul-betul merupakan beban perusahaan, dengan
memperhatikan cut-off yang tepat.
Auditor harus yakin bahwa:
• Semua biaya, dari kegiatan operasi maupun diluar kegiatan operasi (misalnya biaya
bunga, kerugian penarikan asset tetap), seluruhnya sudah dicatat dalam buku
perusahaan, baik yang uangnya sudah dibayarkan maupun baru akan dibayarkan
dalam periode berikutnya,
• Semua biaya dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya, dan tidak
terjadinya pergeseran waktu pencatatan yntuk tujuan window dressing.
• Tidak ada biaya yang bukan menjadi beban perusahaan, misalnya biaya pribadi
pemegang saham/ pemilik, dicatat sebagai biaya perusahaan.
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
PERKIRAAN LABA RUGI

4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam


perkiraan pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya maupun jika dibandingkan bulan per bulan atau jika
dibandingkan dengan anggaran pendapatan dan beban.
Jika hal ini terjadi, maka auditor harus memeriksa alasan dari kenaikan atau
penurunan yang besar tersebut, apakah masuk akal atau tidak.
Ada kemungkinan klien melakukan kesalahan pencatatan, misalnya seharusnya
masuk ke biaya penjualan tetapi dicatat sebagai biaya umum dan adminisrasi.
Atau kemungkinan terjadi nya pergeseran waktu pencatatan, misalnya penjualan
tahun 2016 dicatatam sebagai penjualan tahun 2015.
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
PERKIRAAN LABA RUGI

5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan


sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Dalam catatn atas laporan keuangan harus dijelaskan beberapa kebijakan akunansi
yang penting, misalnya:
• Apakah perusahaan menggunakan metode akrual dalam pencatatan beban dan
pendapatan,
• Bagaimana metode pengakuan pendapatan yang digunakan
• Pemeliharaan, reparasi–perbaikan (repairs), dan penyempurnaan–penambahan
(improvement)
• Laba rugi penjualan asset tetap.
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN

Audit prosedur yang disarankan adalah sebagai berikut.


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya.
(Gunakan internal control questionnaires, flow chart, atau narrative
memo).
Untuk mempelajari flow chart, atau narrative memo dapat dipelajari berdasarkan
siklus nya, seperti dalam siklus pembelian, kita akan memperoleh penjelasan
mengenai Pembelian, Utang usaha, dan pengeluaran Kas, sedangkan dalam siklus
penjualan sudah mencakup Penjualan, Piutang, dan Penerimaan kas. Sedangkan
siklus penggajihan akan berdiri sendiri.
Contoh internal control questionnaires, flow chart, atau narrative ada di slide
berikutnya
Contoh dari Internal Control
Questioner Penggajihan
Jika internal control Questioner sudah di isi,
maka auditor harus membuat kesimpulan
tentang internal control tersebut.
Kesimpulan ini yang nantinya akan menjadi
patokan seberapa luas dan banyaknya
sampling yang akan di periksa.
Contoh dari Prosedur
Pembayaran Gaji
Contoh dari Flow chart
Prosedur Pembayaran
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan
angka perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical
review procedures. Buat analisis rasio dan hitung juga ROI (Return on
Investment) dan ROE (Return on Equity). Rasio yang dihitung untuk
tahun yang diperiksa dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan rasio
industri. Analytical review procedures disebut juga auditing by
comparison karena selalu menggunakan perbandingan.
Analytical review procedures dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai
kinerja perusahaan, apakah menjadi lebih baik atau lebih buruk dari tahun
sebelumnya serta jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis apakah cukup baik
atau tidak.
Analytical review dilakukan secara horishontal (tahun berjalan dibandingkan dengan
tahun lalu) dan secara vertical (satu pos ditahun tertentu dibandingkan dengan pos
tertentu di tahun yang sama)
Contoh dari Analisis Ratio
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang
dibandingkan dengan budget untuk periode yang sama. Hitung
variance yang terjadi dalam rupiah maupun persen. Varian yang
jumlahnya material harus diselidiki sebab – sebabnya. Dari analisi
variance tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahaan
melaporkan angka yang tidak sebenarnya dengan tujuan agar tidak
terjadi penyimpangan yang besar dari budget yang ditetapkan.
Misalnya windows dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau
pergeseran waktu pencatatan.
4. Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area
penjualannya yang mencantumkan kuantitas barang yang dijual
maupun nilai uangnya selama setahun (dibuat per bulan). Kemudian
bandingkan kuantitas yang dijual, secara tes basis, dengan pengeluaran
barang yang tercatat pada kartu persediaan.
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN

5. Periksa cut-off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya


pergeseran waktu pencatatan penjualan. Periksa juga cut-off
pembelian, untuk mengetahui adanya pergeseran waktu pencatatan
pembelian.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya
unrecorded liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk
mengetahui kemungkinan adanya unrecorded receivables.
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN

7. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang


kemungkinan bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam
pengisian SPT untuk membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan
timbulnya contingent liability.
Dalam menganalisis perkiraan biaya, auditor harus bisa mengetahui apa isi dari biaya
tersebut dengan memecah jumlah perkiraan tersebut menjadi bagian yang lebih kecil
lalu memeriksa (secara sampling) bukti – bukti pendukungnya. Misalnya: biaya komisi
penjualan, biaya entertainment, biaya sumbangan, biaya perjalanan, professional
fees, laba rugi penjualan aset tetap, pendapatan dan biaya bunga, pendapatan dan
biaya lain-lain, dan sebagainya.
Biaya sumbangan. Biaya sumbangan yang diberikan kepada siapa dan dalam bentuk
apa pun tidak diakui sebagai biaya oleh fiskal sehingga harus dilakukan koreksi fiskal
positif
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN
Biaya entertainment juga yang diakui sebagai biaya oleh fiskal adalah biaya yang
dilakukan dalam kaitannya dengan bisnis perusahaan, jelas siapa penerimanya dan
harus dibuatkan daftar nominative. Tanpa daftar nominative, biaya entertainment
harus dilakukan koreksi fiskal positif.
Koreksi fiskal positif adalah koreksi yang harus dilakukan dalam membuat rekonsiliasi
laba komersil dan laba fiskal yang mengakibatkan bertambahnya laba fiskal. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan pengakuan biaya menurut SAK ETAP/ PSAK/
IFRS dan undang – undang atau peraturan perpajakan yang berlaku.
Contoh lain : biaya penyusutan barang mewah diakui sebagai biaya oleh SAK ETAP/
PSAK/ IFRS, tetapi tidak diakui sebagai biaya oleh undang undang fiskal, sehingga
harus di lakukan koreksi negative
Koreksi fiskal negatif adalah koreksi yang terjadi karena adanya perbedaan
perlakukan terhadap biaya atau pendaptan antara SAK ETAP/ PSAK/ IFRS dan
undang – undang atau peraturan perpajakan yang berlaku, sehingga laba fiskal
berkurang.
Contoh dari Analisis
Professional Fees
Contoh dari Analisis
Professional Fees
Contoh dari Analisis Biaya
Sumbangan
Contoh dari Biaya
Entertainment
Contoh dari
Daftar
Normatif
Contoh dari Rekonsiliasi
Laba Komersial dan Laba
Fiskal
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN
8. Untuk biaya-biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak
harus diperiksa apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah
ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji:
a. periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes perhitungan
PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungannya sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
b. bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi dengan
SPT PPh 21; perhatikan apakah PPh 21 ditanggung karyawan atau perusahaan;
c. secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dengan personnel file
untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga sama atau tidak;
d. lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada
perusahaan yang pegawainya sangat banyak), untuk mengetahui apakah ada
pegawai yang fiktif.
Contoh dari Perhitungan
PPH 21
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN

10.Periksa apakah penyajian pos-pos laba rugi sudah sesuai dengan


Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Contoh penyajian pos – pos laba rugi bisa dilihat di slide berikut;
Contoh dari
Laporan Laba Rugi
Contoh dari
Catatan atas Laporan Keuangan
Contoh dari
Rincian Biaya Penjualan
Contoh dari
Rincian Biaya
Administrasi dan Umum
Contoh
dari
Working
Profit and
Loss
Contoh dari
Top Schedule Penjualan
Contoh dari
Rincian Penjualan
Contoh dari
Top Schedule Harga Pokok
Penjualan
Contoh dari
Top Schedule Biaya Penjualan
Contoh dari
Top Schedule Biaya Umum
dan Administrasi
Contoh dari
Top Schedule Pendapat
(Biaya) Lain - Lain
Referensi
Agoes Sukrisno, 2019. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan
Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik, Buku 2 Edisi 5,Jakarta :
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai