0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa topik seperti rasa syukur atas keindahan bumi, nilai-nilai yang dapat dipetik dari proses terbentuknya pulau di Indonesia, hikmah yang dapat dipetik dari tinggal di daerah rawan bencana, legenda Gunung Kelud, gunung api yang pernah meletus di Indonesia, dan bencana alam tektonik yang pernah terjadi.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik seperti rasa syukur atas keindahan bumi, nilai-nilai yang dapat dipetik dari proses terbentuknya pulau di Indonesia, hikmah yang dapat dipetik dari tinggal di daerah rawan bencana, legenda Gunung Kelud, gunung api yang pernah meletus di Indonesia, dan bencana alam tektonik yang pernah terjadi.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik seperti rasa syukur atas keindahan bumi, nilai-nilai yang dapat dipetik dari proses terbentuknya pulau di Indonesia, hikmah yang dapat dipetik dari tinggal di daerah rawan bencana, legenda Gunung Kelud, gunung api yang pernah meletus di Indonesia, dan bencana alam tektonik yang pernah terjadi.
Sekretaris: Janis Dion Anggota: 1. Kiki Andriani Rosita 2. Hikmah Amalia 3. Latifah Siti M
X BAHASA 2
SMAN 1 PURWAREJA KLAMPOK
1.
Penjelasan tentang rasa syukur atas
karunia Tuhan YME yang telah menciptakan bumi kita dengan arif dan bijaksana
Kita harus senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah menciptakan alam semesta dengan begitu sempurnanya, dengan cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tentunya harus menghargai apa yang kita miliki. Bumi beserta isinya ini telah diciptakan Tuhan untuk kebutuhan manusia. Segala sesuatunya telah disediakan Tuhan untuk kita. Dan sebagai manusia, kita wajib memelihara dan melestarikan alam semesta ini.
2.
Nilai-nilai yang dapat dipetik dari
proses terbentuknya pulau-pulau di
Kepulauan Indonesia
Nilai-nilai yang dapat dipetik dari proses terbentuknya
kepulauan indonesia adalah: a. Nilai kebudayaan b. Keanekaragaman Hayati maupun Nonhayati c. Letak indonesia yang strategis
3.
Hikmah yang dapat dipetik dengan
bertempat tinggal di wilayah yang
sering terjadi bencana alam
Kita menjadi manusia yang lebih kuat dan senantiasa waspada
dengan bencana alam yang mungkin saja akan terjadi yang menimpa kita semua. Sebesar apapun bencana yang dialami kita sebagai manusia harus saling tolong menolong dan bisa bersyukur bahwa bencana telah membentuk sifat manusia untuk lebih berhati-hati dan lebih bisa merawat bangsa Indonesia dari segi alam.
4.
Cerita Rakyat yang berkaitan
dengan gunung meletus
Legenda Gunung Kelud
Alkisah, pada waktu itu ada seorang raja yang bernama Prabu Brawijaya yang duduk di kursi kerajaan Majapahit yang memiliki seorang puteri yang sangat cantik Jelita, dia adalah Diah Ayu Pusparini. Karena kecantikannya itu sehingga sangat banyak pemuda dan pangeran dari kerajaan lain yang ingin melamar Puteri Brawijaya itu. Tidak ingin mengecewakan pangeran dari kerajaan lain itu dan kwatir di serang oleh kerajaan lain Prabu Brawijaya menggelar Sayembara, Barang siapa mampu mengangkat Gong Kiai Sekar Delima dan merentang busur sakti Kyai Garudayeksa maka dialah yang berhak mempersunting Puteri Diah Ayu Pusparini. Busur dan Gong disiapkan satu persatu pangeran dan pemuda yang berminat meminang sang puteri pun mencoba namun tak satupun yang berhasil melakukannya, bahkan banyak kejadian bila pemuda yang ikut sayembara itu terkena musibah patah tangan dan patah pinggang, encok dll. Ketika Sayembara mau ditutup, kemudian datanglah seorang pemuda berkepala Lembu (sapi) yang mengajukan niatnya untuk menarik busur Kyai Garudayeksa dan Gong Kyai Sekar Delima. dan Sang Prabu Brawijaya mengizinkan pemuda itu, dan beranggapan tidak mungkin pemuda buruk rupa itu mampu melakukan tugas itu. Tidak disangka, ternyata pemuda yang bernama Lembu Suro itu mampu menarik busur Kyai Garudayeksa yang diikuti tepuk tangan penonton namun puteri dan prabu brawijaya merasa resah karena mereka tidak ingin memiliki menantu dan suami yang memiliki wajah seperti lembu. Setelah berhasil menarik busur, kemudian lembu Suro pun ternyata mampu mengangkat Gong Kyae Sekar Delima. Prabu tidak ingin mengingkari janjinya sehingga mengumumkan sayembara bahwa pemuda ini berhak menikahi puterinya karena berhasil melewati ujian yang disyaratkan. Menjelang hari pernikahan Puteri Dyah Ayu Pusparani memiliki satu lagi permintaan sebelum Lembu Suro benar benar menikahinya yaitu dia harus membuat sumur dipuncak gunung kelud untuk mereka mandi setelah menikah nanti - namun waktu membuat itu hanya satu malam.
Waktu punditentukan. Lembu Suro, para pejabat kerajaan, Prabu
Brawijaya dan Puteri Dyah Ayu Pusparani pun hadir di puncak gunung kelud untuk menyaksikan Lembu Suro mampukah mengikuti ujian terakhirnya. Mulai petang itu Lembu Suro menggali puncak gunung kelud dengan kedua tanduk dikepalanya dan semakin malam tampak Lembu Suro akan berhasil. Namun sang Puteri kwatir bila lembu suro benar benar berhasil dan akhirnya menjadi suaminya, maka meminta kepada sang ayah agar mengupayakan pencegahan agar pernikahan itu tidak terjadi karena lembu suro gagal mempersembahkan sumur dipuncak gunung kelud. Sang Raja memutar otak kemudian dia memutuskan mengubur Lembu Suro, kemudian Sang Prabu memerintahkan prajurit untuk mengubur Lembu Suro didalam sumur yang digalinya, Lembu Suro menjerit dan minta tolong agar tidak dikubur namun prajurit terus menimbun Lubang sumur itu dengan batu besar dan tanah galian sumur itu. Di akhir menjelang kematiannya Lembu Suro bersumpah atas kekejian sang Puteri dan Raja kepadanya : "Dengarkan Sumpahku, Kediri mbesok bakal pethuk piwalesku, yaitu : kediri bakal dadi kali, Blitar bakal dadi latar, Tulung agung bakal dadi Kendung" Atas sumpah itu, Raja pun ketakutan sehingga untuk mencegahnya dibuatkanlah tanggul besar yang sekarang menjadi gunung pegat. dan menyelenggarakan Larung Saji di puncak gunung kelud di setiap bulan Suro. Kemudian setiap terjadi gunung meletus warga pun beranggapan bila Arwah Lembu Suro sedang mengamuk akibat kekejian ratu Dyah Ayu Pusparini dan Raja Brawijaya.