Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN SOAL BUKU

PAKET HALAMAN 14
. Latifah Si

Ketua: Mayzul Yusuf


Sekretaris: Janis Dion
Anggota: 1. Kiki Andriani Rosita
2. Hikmah Amalia
3. Latifah Siti M

X BAHASA 2

SMAN 1 PURWAREJA KLAMPOK

1.

Penjelasan tentang rasa syukur atas


karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan bumi kita dengan arif dan
bijaksana

Kita harus senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha


Esa yang telah menciptakan alam semesta dengan begitu
sempurnanya, dengan cara beribadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan tentunya harus menghargai apa yang kita
miliki. Bumi beserta isinya ini telah diciptakan Tuhan
untuk kebutuhan manusia. Segala sesuatunya telah
disediakan Tuhan untuk kita. Dan sebagai manusia, kita
wajib memelihara dan melestarikan alam semesta ini.

2.

Nilai-nilai yang dapat dipetik dari

proses terbentuknya pulau-pulau di


Kepulauan Indonesia

Nilai-nilai yang dapat dipetik dari proses terbentuknya


kepulauan indonesia adalah:
a. Nilai kebudayaan
b. Keanekaragaman Hayati maupun Nonhayati
c. Letak indonesia yang strategis

3.

Hikmah yang dapat dipetik dengan

bertempat tinggal di wilayah yang


sering terjadi bencana alam

Kita menjadi manusia yang lebih kuat dan senantiasa waspada


dengan bencana alam yang mungkin saja akan terjadi yang
menimpa kita semua. Sebesar apapun bencana yang dialami
kita sebagai manusia harus saling tolong menolong dan bisa
bersyukur bahwa bencana telah membentuk sifat manusia
untuk lebih berhati-hati dan lebih bisa merawat bangsa
Indonesia dari segi alam.

4.

Cerita Rakyat yang berkaitan

dengan gunung meletus

Legenda Gunung Kelud


Alkisah, pada waktu itu ada seorang raja yang bernama Prabu Brawijaya
yang duduk di kursi kerajaan Majapahit yang memiliki seorang puteri
yang sangat cantik Jelita, dia adalah Diah Ayu Pusparini. Karena
kecantikannya itu sehingga sangat banyak pemuda dan pangeran dari
kerajaan lain yang ingin melamar Puteri Brawijaya itu.
Tidak ingin mengecewakan pangeran dari kerajaan lain itu dan kwatir di
serang oleh kerajaan lain Prabu Brawijaya menggelar Sayembara, Barang
siapa mampu mengangkat Gong Kiai Sekar Delima dan merentang busur
sakti Kyai Garudayeksa maka dialah yang berhak mempersunting Puteri
Diah Ayu Pusparini.
Busur dan Gong disiapkan satu persatu pangeran dan pemuda yang
berminat meminang sang puteri pun mencoba namun tak satupun yang
berhasil melakukannya, bahkan banyak kejadian bila pemuda yang ikut
sayembara itu terkena musibah patah tangan dan patah pinggang, encok
dll.
Ketika Sayembara mau ditutup, kemudian datanglah seorang pemuda
berkepala Lembu (sapi) yang mengajukan niatnya untuk menarik busur
Kyai Garudayeksa dan Gong Kyai Sekar Delima. dan Sang Prabu Brawijaya
mengizinkan pemuda itu, dan beranggapan tidak mungkin pemuda buruk
rupa itu mampu melakukan tugas itu.
Tidak disangka, ternyata pemuda yang bernama Lembu Suro itu mampu
menarik busur Kyai Garudayeksa yang diikuti tepuk tangan penonton namun puteri dan prabu brawijaya merasa resah karena mereka tidak
ingin memiliki menantu dan suami yang memiliki wajah seperti lembu.
Setelah berhasil menarik busur, kemudian lembu Suro pun ternyata
mampu mengangkat Gong Kyae Sekar Delima. Prabu tidak ingin
mengingkari janjinya sehingga mengumumkan sayembara bahwa pemuda
ini berhak menikahi puterinya karena berhasil melewati ujian yang
disyaratkan.
Menjelang hari pernikahan Puteri Dyah Ayu Pusparani memiliki satu lagi
permintaan sebelum Lembu Suro benar benar menikahinya yaitu dia
harus membuat sumur dipuncak gunung kelud untuk mereka mandi
setelah menikah nanti - namun waktu membuat itu hanya satu malam.

Waktu punditentukan. Lembu Suro, para pejabat kerajaan, Prabu


Brawijaya dan Puteri Dyah Ayu Pusparani pun hadir di puncak gunung
kelud untuk menyaksikan Lembu Suro mampukah mengikuti ujian
terakhirnya. Mulai petang itu Lembu Suro menggali puncak gunung kelud
dengan kedua tanduk dikepalanya dan semakin malam tampak Lembu
Suro akan berhasil.
Namun sang Puteri kwatir bila lembu suro benar benar berhasil dan
akhirnya menjadi suaminya, maka meminta kepada sang ayah agar
mengupayakan pencegahan agar pernikahan itu tidak terjadi karena
lembu suro gagal mempersembahkan sumur dipuncak gunung kelud.
Sang Raja memutar otak kemudian dia memutuskan mengubur Lembu
Suro, kemudian Sang Prabu memerintahkan prajurit untuk mengubur
Lembu Suro didalam sumur yang digalinya, Lembu Suro menjerit dan
minta tolong agar tidak dikubur namun prajurit terus menimbun Lubang
sumur itu dengan batu besar dan tanah galian sumur itu. Di akhir
menjelang kematiannya Lembu Suro bersumpah atas kekejian sang Puteri
dan Raja kepadanya : "Dengarkan Sumpahku, Kediri mbesok bakal pethuk
piwalesku, yaitu : kediri bakal dadi kali, Blitar bakal dadi latar, Tulung
agung bakal dadi Kendung"
Atas sumpah itu, Raja pun ketakutan sehingga untuk mencegahnya
dibuatkanlah tanggul besar yang sekarang menjadi gunung pegat. dan
menyelenggarakan Larung Saji di puncak gunung kelud di setiap bulan
Suro.
Kemudian setiap terjadi gunung meletus warga pun beranggapan bila
Arwah Lembu Suro sedang mengamuk akibat kekejian ratu Dyah Ayu
Pusparini dan Raja Brawijaya.

5.

Gunung Api yang pernah meletus di

Indonesia

6.

Bencana Alam (tektonik) yang

pernah terjadi di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai