Zaidir
Konstruksi Beton II
Pertemuan X
100 menit
ly
(2-1)
2,0
lx
Beberapa metoda dapat digunakan untuk menganalisis pelat jenis ini,
diantaranya :
metoda koefisien momen,
metode disain langsung (direct design method),
metode portal ekivalen (equivalent frame method),
metoda garis leleh (yield line method).
Prof. Zaidir
Konstruksi Beton II
Pertemuan X
100 menit
(2-2)
(2-3)
Prof. Zaidir
Pertemuan X
100 menit
dimana : = rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan
lentur pelat dengan lebar yang dibatasi secara lateral oleh
garis-garis sumbu tengah dari panel panel yang bersebelahan
(bila ada) pada tiap sisi balok.
m = nilai rata-rata untuk semua balok pada tepi-tepi dari suatu
panel
= rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah
memendek dari pelat dua arah
ln = panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari
konstruksi dua arah, diukur dari muka-ke-muka tumpuan
pada pelat tanpa balok dan muka-ke-muka balok atau
tumpuan lain pada kasus lainnya, mm
Konstruksi Beton II
Prof. Zaidir
Konstruksi Beton II
Pertemuan X
100 menit
Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan
tidak kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang
ditentukan pers. (2-2) atau pers. (2-3) harus dinaikan paling tidak 10%
pada panel dengan tepi yang tidak menerus.
2.2.3 Metode Koefisien Momen
Dalam metode koefisien momen ini, setiap panel pelat di analisis sendirisendiri (masing-masing panel dianggap terpisah). Momen-momen lentur
pelat pada masing-masing arah (arah x dan arah y) dapat ditentukan dari
tabel koefisien momen yang diberikan (Tabel 2.3 dan Tabel 2.4).
Tepi-tepi pelat dapat dianggap terletak bebas, terjepit penuh, atau terjepit
elastis.
Terjepit penuh terjadi apabila bagian pelat tersebut menjadi satu
kesatuan monolit dengan balok yang relatif kaku, yang memungkinkan
pelat tersebut tidak dapat mengalami putaran sudut pada
tumpuannya.
Terjepit elastis terjadi apabila bagian pelat tersebut menjadi satu
kesatuan monolit dengan balok yang relatif tidak terlalu kaku, yang
memungkinkan pelat tersebut mengalami putaran sudut pada
tumpuannya.
Tepi-tepi pelat yang menumpu atau tertanam di dalam dinding bata,
harus dianggap sebagai tepi terletak bebas.
Catatan :
Prof. Zaidir
Konstruksi Beton II
Pertemuan X
100 menit
Terdapat sembilan set koefisien momen yang sesuai untuk sembilan kondisi
tumpuan pelat (lihat Tabel 2.3 dan Tabel 2.4)
Dengan mengacu pada kondisi tumpuan dari ke-empat sisi pelat dan
perbandingan ly/lx , maka momen per lebar satuan dalam arah bentang
pendek (Mtx dan Mlx) dan bentang panjang (Mty dan Mly), dapat dihitung dari
rumus berikut :
Catatan :
(2-4)
Prof. Zaidir
Konstruksi Beton II
Pertemuan X
100 menit
Catatan :
Prof. Zaidir
Konstruksi Beton II
Pertemuan X
100 menit
Catatan :