Anda di halaman 1dari 41

GELOMBANG

BERJALAN

Gelombang
Ektromagnetik (GEM)
A. Pengertian Dasar GEM
Gelombang : getaran yang merambat dengan/tanpa medium

Gelombang Elektromagnetik (GEM) : gelombang yang dapat


merambat
walaupun tidak ada medium
Sifat dan Karakteristik GEM terdiri :
Merupakan gelombang transversal
Tidak memiliki muatan listrik sehingga bergerak lurus dalam medan
magnet maupun medan listrik
Dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
perpaduan (interferensi), pelenturan (difraksi), pengutuban
(polarisasi)
Perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi secara
bersamaan,
sehingga medan listrik & medan magnet sefase dan berbanding
lurus
Secara matematik dinyatakan sebagai :

v = f.
dengan :
v = kecepatan rambat gelombang (m/det)
= dalam udara bebas = kecepatan cahaya C = 3.108 m/det

A.1.Gelombang Elektromagentik Menurut Hipotesis Maxwell


Perubahan medan magnetik dapat menimbulkan medan listrik
maka
sebaliknya perubahan medan listrik akan dapat menimbulkan
medan
magnetik.

Menurut perhitungan Maxwell, kecepatan perambatan gelombang


elektromagnetik hanya bergantung pada dua besaran, yaitu:
permitivitas listrik (o = 8,85 1012 C/Nm2 ),
permeabilitas magnetik (o = 12,60 106 Wb/Am)
Secara matematik dinyatakan dalam :

o o

A.2. Spektrum Gelombang Elektromagentik

Televis
i

Gel. radio

Gel. mikro

Radar

Cahaya
tampak
tampak

Gel.
Infra
merah

Sinar- X

Sinar
gamma

Berikut tabel spektrum cahaya :

A.3. Energi dalam GEM


Hubungan antara kuat medan listrik dan medan magnet,
dinyatakan
Em
E

c
dalam persamaan berikut :

Bm

dan

E y Em cos (kx - t)
Bx Bm cos (kx - t)

dimana :
Em, Bm = nilai max amplitudo medan listrik dan medan magnetik
C
= cepat rambat cahaya

A.4. Rapat Energi Listrik dan Magnetik

ue 0 E
1
2

Dengan :
ue = rapat energi listrik (J/m3)
0 = 8,85 x 10-12 C2 N-1m-2

B
uB
20

E = kuat medan listrik (N/C)


uB = rapat energi magnetik (J/m3)
B = besar induksi magnetik (Wb/m2)
0 = 4 x 10-7 Wb/A

A.5. Intensitas GEM


Intensitas GEM, disebut juga sebagai laju energi yg dipindahkan melalui GEM
dan disebut dengan pointing (S).

EB Em Bm cos 2 ( kx t )
S

0
0

1
S
ExB
0

Intensitas rata-rata dinyatakan dalam :

Em Bm
20

A.6. Hubungan Intensitas Gelombang dengan Energi Rata-rata

E
c
1

0 0

Rapat energi magnetik dinyaakan :

B2
E 2 / c 2 E 2 0 0 1
uB

0 E 2 ue
20
20
20
2
Energi total adalah :
u u B ue 2u B

B2

Energi total rata-rata adalah

E B
u m m
20c
Intensitas gelombang (laju energi rata2 per m2) yg dipindahkan melalui GEM
sama dg rapat enrgi rata2 dikalikan dengan cepat rambat cahaya.

S cu
2

Em
cBm
P Em Bm
S I

A
20
20c 20
Dengan :
I = intensitas radiasi (W/m2)

S = intensitas gelombang = laju energi rata2 per m2 (W/m2)


P = daya radiasi (W)
A = luas permukaan (m2)

SURJA PETIR
A. Ciri-ciri Datangnya Petir :
Langit tiba-tiba menjadi gelap disertai angin datang begitu cepatnya dan awan
Yang menjulang tinggi menyerupai bunga kol berwarna keabuan-abuan,
kemudian udara terasa pengap. Awan ini biasanya disebut dengan awan
petir CB (Comulunimbus) Dalam musim penghujan seperti saat inilah awan
awan jenis ini banyak terbentuk. Penghubung yang "digemari", merujuk
Hukum Faraday, tak lain adalah bangunan, pohon, atau tiang-tiang
metal berujung lancip.

B. Proses Terjadinya petir


Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif
(proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada

beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan list
pada awan bersangkutan.

Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik


muatan negatif; di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif;
sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan
muatan positif. Pada bagian bawah inilah petir biasa berlontaran.
km

tinggi

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Gambar.1 : Proses terjadinya petir

arah angin

hujan

angin naik
tanah

C. Petir dapat terjadi antara :


Awan dengan awan
Jika muatan dibawah awan terendah melebihi kuat medan tembus udara, maka akan
terjadi aliran electron dari awan ke tanah. Lidah Petir ini akan bergerak bertahap

tergantung pada tersedianya electron udara, sehingga disebut sebagai step leader. Jika
lidah Petir ini sudah mendekati suatu objek diatas tanah maka pada objek ini akan
terinduksi muatan yang berlawanan dengan muatan pada step leader dan muatan ini
akan bergerak menuju lidah Petir tadi disebut (connection leader).

Awan dengan awan


Petir jenis ini umumnya pelepasan muatan terjadi antara awan dengan antara pusatpusat muatan didalam awan.

Dalam awan itu sendiri

Awan ke udara

Awan dengan tanah (bumi)

Petir jenis ini terjadi pada objek-objek yang sangat menonjol diatas
permukaan tanah, seperti puncak gunung, menara TV atau Radio,
Gedung-gedung tinggi, menara Transmisi tenaga listrik. Muatan listrik
akan muncul dari ujung objek diatas tanah ke awan bermuatan
dengan proses yang sama seperti awan tanah.

D. Cara menghitung jarak Petir terhadap kita :


Cara menghitung jarak petir dari tempat kita berada sangatlah mudah.
Bahannya cukup mudah. Hanya memerlukan sebuah stopwatch. Yang
mana stopwatch sekarang sangat mudah ditemukan. HP pun sekarang
banyak memiliki aplikasi stopwatch

Caranya adalah sebagai berikut :


a. Ukur selang waktu yang diperlukan antara cahaya petir dan suara petir
dengan Stopwatch.Jadi saat anda melihat cahaya petir nyalakan stopwatch
kemudian saat anda mendengar suara petir, matikan stopwatch dan lihat
waktu yang diperlukan.
b. Lalu setelah anda lihat waktu pada stopwatch tersebut kemudian dibagi tiga.
Itulah jarak petir dari tempat anda. atau dibagi lima apabila ingin dihitung
dalam jarak mil.

E. Diagram Waktu Terjadinya Petir


Berikut adalah diagram waktu yang diperlukan dari leader mula dan
multiple stroke hingga terjadi petir

F. Jenis Sambara Petir


Petir negatif ke bawah (negatif downward lightning flash)
Petir negatif ke bawah ialah jenis petir yang umum terjadi. Sekitar
70% petir adalah jenis ini. Petir ini mempunyai median 20 40 kA.

Petir negatif ke bawah


(negative downward flash )

Petir negatif ke atas (negatif upward lightning / flash)


Petir negatif ke atas pertama kali di teliti di "Empire State Building",
jenis ini mendominasi sambaran-sambaran petir ke bangunan tinggi.
Mempunyai rata-rata 250 A.
Petir negatif ke atas
(negative upward
ightning/flash)

Petir positif ke bawah (positive downward lightning/flash), belum ada catatan


mengenai petir jenis ini.

Petir positif ke bawah


(positive downward
lightning/flash)

Petir positif ke atas (positive upward lightning / flash)


Petir positif ke atas dikenal juga sebagai "Super Flash", nilai rata-rata
(mean) 55 kA, nilai maximum 270 kA.

Petir positive ke atas


(positive upward flash)

G. Koordinasi Isolasi
Kekuatan isolasi sangat tergantung pada material atau bahan yang
digunakan untuk isolasi dan koordinasi isolasi dalam suatu sistem,
secara umum terdapat empat spesifikasi yang harus dipenuhi oleh
isolasi yaitu :
Kekuatan listrik yang dimiliki oleh isolasi untuk semua komponen
listrik
Kekuatan isolasi dalam mengatasi gangguan hubung singkat, antara
fasa-ground dan antara fasa-fasa
Jarak bocor isolator eksternal
Rating, tipe, jumlah dan lokasi gelombang surja pada arester ,
kemungkinan pengaman dan spark gap lain

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam koordinasi isolasi


adalah :
Instalasi
Lingkungan
Peralatan
Berikut adalah cara menentukan level pengaman terhadap gangguan
tegangan lebih

GELOMBANG IMPULSE
Bentuk umum suatu gelombang berjalan digambarkan seperti pada gambar (1),
sedangkan spesifikasi dari suatu gelombang berjalan antara lain meliputi :

Puncak (crest) gelombang, E (kV),yaitu amplitude maksimum dari


gelombang.

Muka gelombang, t1 (mikro detik), yaitu waktu dari permulaan sampai


puncak. Dalam praktek ini diambil dari 10% E, lihat gambar (1b).

Ekor gelombang, yaitu bagian dibelakang puncak. Panjang


gelombang, t2 (mikro detik), yaitu waktu dari permulaan sampai titik
50% E pada ekor gelombang.

Polaritas, yaitu polaritas dari gelombang, positif atau negative.

Suatu gelombang berjalan (gelombang surja) dinyatakan dalam :

dengan :

E = tegangan puncak

t1/t2 = rasio muka gelombang terhadap ekor gelombang

Gambar.1 : Spesifikasi Gelombang Berjalan

Ekspresi dasar dari gelombang berjalan secara matematis dinyatakan dalam


Persamaan :
dimana :
Nilai E, a, b merupakan nilaui konstanta
Macam gelombang surja :

Gambar.2 : Macam Gelombang Berjalan

Berdasarkan Gambar.2, dijelaskan sebagai berikut :

Jika gelombang surja mengalami titik peralihan karena terjadi hub.terbuka, hub,
singkat atau perubahan impedansi) maka sebagian gel. dipantulkan / diteruskan / dll

Berikut adalah bentuk gelombang tegangan impuls yang mungkin menerpa


sistem tenaga listrik

Gambar.3 : Bentuk gel.tegangan impulse

Suatu tegangan impuls dinyatakan dengan tiga besaran, yaitu tegangan puncak
waktu muka (Tf) , dan waktu ekor (Tt).
Menurut IEC waktu muka dan waktu ekor dinyatakan dalam :

Berikut gambar gelombang impuls dengan waktu muka dan waktu ekor

Gambar.4 : Gelombang tegangan impuls berdasarkan IEC

Standar IEC merupakan kompromi dari negara-negara lain, seperti yang


ditunjukkan pada gambar.5 berikut:

Gambar.5 : Standar gelombang tegangan impulse petir

Matematis Gelombang Berjalan :


Bentuk umum persamaan gelombang berjalan dinyatakan dalam :m bentuk gel

e(t) = E { e-at e-bt }


Dengan variasi nilai a dan b, dapat dibentuk berbagai macam bentuk gelombang
berjalan, antara lain :
1. Gel.persegi yang sangat panjang
a=0
E

b=
e=E

2. Gelombang eksponensial
E

b=
e = E.e-at

3. Gelombang dengan muka linier


a=0
b 0
E

bE terbatas (finite)

E = E (1 e-bt) = b.E.t
4. Gelombang sinus teredam
a = - j.w
b = + j.w
e = E ( e-t) sin.wt
5. Gelombang kilat tipikal
a
b
E

nilai terbatas dan riil

Menentukan nilai puncak dan muka gelombang berjalan


1. Nilai tegangan puncak dan muka gel.berjalan
Tegangan puncak terjadi pada saat t = t1 t1 = B/a

Ep = Em ( e-B - e-B.b/a )
dengan :
Ep = tegangan puncak gel.
Em = tegangan maksimum gel
B = a.t1
2. Nilai panjang gel.berjalan
Waktu sampai puncak gelombang = t2

. Ep = E { e-at e-bt }
. Em ( e-B - e-B.b/a ) = E {e-B.t2/t1 e (b/a(B.t2/t1) }
terjadi hubungan antara t2/t1 dan b/a

Contoh :
Konfigurasi saluran transmisi, dengan kawat tanah dipasang dibawah, seperti
gambar

Sudut perisai

Besar sudut perisai tergantung


pada ketinggian kawat tanah di atas
kawat fasa.
Jika terjadi sambaran petir pada
Menara (Gambar.2), maka besar arus
Sambaran mengalir menjadi tiga arah
dan secara matematis dinyatakan
dalam persamaan :

Gambar.1 :
Sudut perisai pada menara

Dengan :
I = arus total
It = arus yang melalui menara
Is = arus yang melalui saluran
(kawat tanah & kawat fasa)

Besar impedansi total setelah terjadi


gangguan petir, maka besar impedansi
total :

Besar tegangan puncak menjadi :

Refleksi tegangan dan koefisien transmisi


dinyatakan dalam

Gambar.2 :
Sambaran petir pada menara

Refleksi tegangan sebagian dipantulkan dan sebagian diteruskan ke menara


yang berdekatan:

Pada titik peralihan gelombang yang datang (incident wave) dan gelombang pantul
(reflection wave) dan gelombang terusan (transmitted wave) seperti pada Gambar.6
Titik peralihan

Gambar.6 : Perubahan impedansi pada titik peralihan

Anda mungkin juga menyukai