Lumpur Pemboran
Lumpur Pemboran
Tujuan utama dari sistem sirkulasi pada suatu operasi pemboran adalah untuk
mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran, sehingga lumpur bor
mampu mengoptimalkan fungsinya. Sistem sirkulasi pada dasarnya terdiri dari empat komponen,
yaitu :
1. Fluida pemboran (lumpur bor)
2. Tempat persiapkan
3. Peralatan sirkulasi
4. Conditioning area
2.
3.
4.
5.
Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila sirkulasi lumpur dihentikan
sementara.
6.
7.
8.
9.
Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju penembusannya.
Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk mengontrol kondisi
dibawah permukaan separti masuknnya fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai
"kick"). Bila keadaan ini tidak dapat diatasi maka akan menyebabkan semburan liar (blowout).
Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang
digunakan untuk membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan
medium pendingin untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting
dalam pengendalian sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah
fluida formasi masuk ke dalam sumur. Lumpur juga digunakan untuk membentuk lapisan solid
sepanjang dinding sumur (filter-cake) yang berguna untuk mengontrol fluida yang hilang ke
dalam formasi (fluid-loss).
Sistem yang paling penting di rig adalah sistem sirkulasi lumpur pemboran. lumpur
pemboran dipompakan ke dalam pipa bor yang akan disemprotkan keluar melalui nozzle pada
pahat dan kembali ke permukaan melalui ruang antara pipa dan lubang. Lumpur pemboran akan
mengangkat potongan-potongan batu yang dibuat oleh pahat (disebut cuttings) ke permukaan.
Hal ini mencegah penumpukan serbuk bor di dasar lubang. selama pemboran, lubang sumur
selalu penuh terisi lumpur pemboran untuk mencegah mengalirnya fluida seperti air, gas atau
minyak dari batuan bawah tanah ke lubang sumur.
Jika minyak atau gas dapat mengalir ke permukaan saat pemboran, akan menyebabkan
kebakaran. Bahkan jika hanya air yang mengalir saja dapat menggugurkan lubang dan membuat
kita kehilangan sumur. dengan adanya lumpur pemboran, fluida ini tertahan berada di dalam
batuan. pemboran sumur di lepas pantai hampir sama dengan pemboran di daratan. Untuk sumur
wildcat di lepas pantai, rig dinaikkan di atas barge, anjungan (platform) terapung, atau kapal
yang dapat berpindah. apabila lapangan lepas pantai sudah ditentukan, anjungan (platform)
produksi akan dipasang untuk membor sumur-sumur lainnya dan memproduksi migas.
Karena lumpur pemboran menjaga agar migas tetap berada di dalam batuan, cadangan
migas bawah tanah pun dapat dibor tanpa mengindikasikan adanya migas, sehingga diperlukan
evaluasi sumur dengan cara menurunkan peralatan rekam wireline. Truk alat rekam dipanggil,
menurunkan tabung berisi instrumen yang disebut sonde ke dalam lubang sumur. ketika sonde
diangkat keluar lubang, instrumen akan merekam secara elektrik, suara dan radioaktif sifat-sifat
batuan dan fluida yang dilaluinya. Pengukuran ini direkam pada kertas panjang bergaris yang
disebut well log. well log ini memberi informasi tentang komposisi lapisan batuan, pori-pori, dan
fluida yang mungkin ada di dalamnya.
Dari hasil pembacaan well log, sumur dapat saja ditutup dan ditinggalkan sebagai sumur
kering atau diselesaikan untuk diproduksikan. pemasangan pipa produksi adalah cara awal
menyelesaikan sumur. untuk memasang pipa, pipa baja panjang yang bergaris tengah besar
(disebut selubung atau casing) dimasukkan ke dalam sumur. Semen basah dipompakan ke dalam
ruang antara casing dan dinding sumur hingga mengeras untuk menjaga lubang sumur. pada
kebanyakan sumur, pemasangan casing bertahap yang disebut casing program dilakukan sebagai
berikut: bor sumur, pasang casing, bor lebih dalam, pasang casing lagi, bor lebih dalam lagi, dan
pasang casing lagi.
dipengaruhi oleh luasan permukaan atau bentuk daripada partikel serbuk bor, semakin besar
luasan dari partikel, maka gaya angkat fluida meneruskan tenaga dorong dari pompa akan
semakin bagus sehingga kecepatan slip serbuk bor juga bisa dikurangi dengan memperbaiki
sifat-sifat fisik lumpur, disamping itu juga mengoptimalkan tekanan pemompaan. Bentuk fisik
daripada partikel serbuk bor tergantung juga kepada jenis formasi yang ditembus.
Pada aliran laminer kecepatan fluida pada sisi dinding lubang bor sangatlah kecil sehingga
efek torsi mudah terjadi karena ujung alirannya yang parabolik, hal ini akan menyebabkan
serbuk bor mudah jatuh lagi ke dasar lubang bor, ini akan dapat menghambat berhasilnya
pengangkatan serbuk bor. Pengangkatan serbuk bor akan mendapatkan hasil yang lebih bagus
dengan menggunakan aliran turbulen, karena distribusi kecepatannya datar bukan parabolik
seperti pada aliran laminer.
Kekurangannya adalah mudah terjadi pengikisan lubang bor bila formasi yang ditembus
tidak kompak, hal ini akan mengakibatkan runtuhnya dinding lubang bor yang menyebabkan
semakin mengendapnya serbuk bor dan tidak terangkatnya serbuk bor dengan baik.
Lumpur dasar air dapat dikentalkan dengan menambahkan bentonite, dengan
menambahkan banyak padatan, dengan flokulasi padatan atau dengan additif khusus. Jadi ada
beberapa pilihan, dan penentuan pilihan tergantung dari tujuan lain yang ingin dicapai. Bentonite
adalah pilihan yang murah, tetapi jika ada masalah hilang air, maka harus ditambah pengencer
untuk mencegah flokulasi.
Hasil yang didapat mungkin hanyalah sedikit penambahan pada kapasitas pengangkatan
dan masalah dalam lubang tetap terjadi. Penambahan banyak padatan akan menaikkan densitas,
pilihan ini tidak dianjurkan jika tidak digunakan untuk tujuan mengontrol tekanan. Penerapan
flokulasi lumpur adalah pilihan yang mudah dan murah, tetapi juga dibatasi oleh masalah hilang
air. Additif khusus mungkin merupakan pilihan yang paling tepat, tetapi hal ini akan menaikkan
biaya lumpur.
Lumpur pemboran yang baik untuk pembersihan dasar sumur apabila memiliki
karakteristik mengencer akibat gesekan (shear thining) yang baik, karena semakin bersih lubang
bor berarti semakin bagus pula pengangkatan serbuk bornya sampai kepermukaan.
b.
Memberi zat kimia untuk memperbaiki distribusi zat padat dalam lumpur dan memperkuat mud
cake.
akan cepat tumpul sehingga daya tembusnya menjadi lambat dan memperlambat proses
pemboran.
Sedangkan prinsip kerja pompa triplex single acting itu sendiri adalahdengan satu kali
gerakan bolak-balik akan menghasilkan satu kali kerja. Dimana pada saat piston bergerak ke
belakang terjadi langkah pengisapan sehingga liner terisi oleh cairan. Karena pompa triplex
bekerja cepat maka pengisian liner dilakukan oleh pompa centrifugal sebagai super chargingnya. Sedangkan pada saat piston bergerak ke depan, maka terjadi langkah penekanan (discharge)
sehingga volume cairan yang ada di salam liner terdorong keluar menuju discharge manifold.
Sistim Lumpur Tak Terdispersi (Non Dispersed). Termasuk diantaranya lumpur tajak untuk
permukaan dan sumur dangkal dengan treatment yang sangat terbatas.
2)
Sistim Lumpur Terdispersi untuk sumur yang lebih dalam yang membutuhkan berat jenis yang
lebih tinggi atau kondisi lubanh yang problematis. Lumpur perlu didispersikan menggunakan
dispersant seperti senyawa Lignosulfonat, Lignite serta Tannin
3)
Lime Mud (Calcium Treated Mud), sistim Lumpur yang mengandalkan ion-ion Calcium untuk
melindungi lapisan formasi shale yang mudah runtuh karena me-nyerap air.
4)
Sistim Lumpur Air Garam yang mengandalkan larutan garam (NaCl, KCl)) untuk mengurangi
pembasahan formasi oleh air.
5)
Sistim Lumpur Polymer yang mengandalkan polymer-polymer seperti Poly Acrylate, Xanthan
Gum, Cellulosa untuk melindungi formasi dan mencegah terlarutnya cuttings kedalam lumpur
bor. Sistim ini dapat ditingkatkan kemam-puannya dengan menambahkan daram KCl atau NaCl,
sehingga sistim ini disebut Salt Polymer System.
6)
Oil Base Mud. Untuk membor lapisan formasi yang sangat peka terhadap air, digunakan sistim
lumpur yang menggunakan minyak sebagai medium pelarut. Bahan-bahan kimia yang dipakai
haruslah dapat larut atau kompatibel dengan minyak., berbeda dengan bahan kimia yang larut
dalam air. Sistim Lumpur ini Sistim Lumpur ini sangat handal melindungi desintefrasi formasi,
tahan suhu tinggi, akan tetapi kecuali mahal juga kurang ramah lingkungan
7)
Sistim Lumpur Synthetis menggunakan fluida sintetis dar jenis ester, ether, dan poly alha
olefin, untuk menggantikan minyak sebagai medium pelarut. Lumpur ini sekwaalitas dengan Oil
Based Mud, ramah lingkungan, akan tetapi dianggap teralu mahal.
2)
3)
4)
5)
6)
http://stefanuschristian121190.blogspot.co.id/2012/11/lumpur-pemboran_1805.html
http://dittoadiansyah.com/jenis-jenis-lumpur-pemboran/