Anda di halaman 1dari 1

KIMA PASIR (Hippopus hippopus)

Oleh : Tiara. S. Wattimury

ima termasuk dalam kelas Palecypoda


(Bivalvia) berukuran besar. Jenis ini selalu
hidup menetap pada substrat dan ditemukan
pada perairan dangkal sampai pada
kedalaman 20 m terutama pada daerah ekosistem terumbu
karang dengan kondisi sir yang jernih. Kima adalah jenis
kerang raksasa yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Daging dan otonya dimakan serta cangkangnya digunakan
sebagai bahan dasar ubin. Dengan kondisi ini, maka kima
sering dicari untuk dijual (Cappenberg, 2007).
Kima pasir (Hippopus hippopus) memiliki Cangkangnya tebal dan berat. Bentuknya
sangat tidak simetris, bahkan nyaris seperti belah ketupat. Warna cangkang didominasi oleh
kuning/krem dengan corak merah muda.
Kima pasir (Hippopus hippopus) tersebar luas, mulai dari Teluk Benggala, Kepulauan
Indonesia, Laut Cina Selatan yang juga mencakup Filipina, Taiwan hingga Jepang, Australia
utara hingga pulau-pulau kecil di Samudera Pasifik.
Sesuai dengan namanya, kima pasir lebih sering ditemukan hidup di substrat berpasir di
daerah perairan yang dangkal. Kondisi habitat yang demikian, menyebabkan kima ini sangat
mudah dikoleksi oleh penduduk untuk dikonsumsi sehingga sangat rentan terhadap
kepunahan. Para ahli melaporkan, bahwa kima pasir telah punah dari habitatnya di beberapa
kepulauan di Samudera Pasifik. Di Indonesia, kima pasir termasuk salah satu jenis biota laut
yang dilindungi, dan sudah terdaftar dalam appendiks II CITES (Panggabean, 2007). Selain
itu sudah tertera dalam PP. No 7. Tahun 1999. Berdasarkan Pasal 18 No P 19/Menhut-II/2005,
pemerintah memberikan izin pemanfaatan komersial untuk kima pasir hasil penangkaran
generasi pertama (F1) atau kedua (F2). Izin ini diberikan, karena tingkat kelulusan hidup
(fekunditas) dari kima pasir yang ditangkarkan di penangkaran (hatchery), dianggap sudah
cukup tinggi, sehingga tidak mengancam populasi kima pasir di alam. Pengambilan kima
pasir dari alam tanpa izin pihak berwenang adalah tindakan ilegal yang melanggar undangundang. (www.dody94.wordpress.com).
Di Indonesia tujuh jenis kima telah berhasil dikembangbiakkan secara massal oleh
pembenih CV Dinar yaitu kima pasir, Hippopus hippopus yang telah diintroduksi di perairan
terumbu di Pulau Pari pada Tahun 2003. Pulau Pari dengan goba-gobanya (lagoon) yang
berbatasan dengan daerah intertidal rataan terumbu yang luas dan merupakan habitat kima
pasir H. hippopus (LUCAS 1988 dalam Panggabean, 2007). Introduksi kima pasir di Pulau
Pari bertujuan untuk memulihkan kembali kondisi stok kima langka tersebut. H. hippopus
yang dibesarkan di habitat lamun di Pulau Pari pertumbuhannya berbeda nyata dibandingkan
dengan kelompok kima pasir yang dibesarkan di habitat rataan terumbu yang lebih terbuka di
Pulau Pari (Panggabean, 2007). Kima pasir (Hippopus-hippopus) yang telah terdaftar dalam
appendiks II CITES dan sudah langka di Pulau Pari telah dikonservasi, dan 400 kima pasir
dari pembenih telah dibesarkan dalam kurungan-kurungan yang diletakkan di perairan Pulau
Pari dengan kepadatan 40 ekor/m2 (Panggabean, 2007).
Pustaka :
Cappenberg, 2007. Sebaran dan kepadatan kima di perairan Pulau Derawan.Jurnal Perikanan.pdf
http://dody94.wordpress.com/2011/05/05/kima-kerang-raksasa-yang-semakin-langka.
Panggabean, 2007.Karakteristik pertumbuhan kima pasir yang dibesarkan di Pulau Pari. pdf

Anda mungkin juga menyukai