Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Domestikasi

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pemuliaan tanaman

Disusun Oleh:
Qanita Sabila R

150510140020

Faris M.R

150510140156

Ardika Albi Fauzi

150510140158

Ahmad Shohibboniawan

150510140160

Agroteknologi H

Fakultas Pertanian - Universitas Padjadjarann


Jalan Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat.
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Domestikasi.

Makalah ini

disusun untuk memberikan pengetahuan tentang salah satu kegiatan pemuliaan


tanaman yang telah dikenal sejak zaman prasejarah, sejak manusia mengenal
bercocok tanam.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan, sehingga kami
berharap para pembaca dapat turut memberikan saran dan kritik yang membangun
demi penyempurnaan makalah ini.

Jatinangor, September 2015

Penyusun.

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
BAB 2 ISI......................................................................................................................3
2.1. Sejarah Domestikasi..........................................................................................3
2.2. Mekanisme Domestikasi....................................................................................4
2.3. Pengaruh Domestikasi pada Tanaman...............................................................5
2.4. Keuntungan dan Kelebihan Domestikasi...........................................................7
2.5. Peran Pemerintah Mengenai Domestikasi.........................................................7
2.6. Contoh domestikasi : domestikasi pada padi.....................................................8
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................10
3.1. Kesimpulan......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11

iii

DAFTAR GAMBAR
gambar 1. Perbedaan Oryzae sativa dan Oryzae rufipogon..........................................8

iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemuliaan tanaman didefinisikan sebagai perpaduan seni dan ilmu
pengetahuan yang mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam
populasi sehingga lebih bermanfaat bagi manusia. Pada awal perkembangan
pemuliaan tanaman hanya didasarkan pada seni saja. Pemuliaan tanaman telah lahir
sejak dikenalnya bahan pertanian, yaitu sejak manusia hidup dengan cara
mengumpulkan bahan makanan dari alam, berpidah-pindah menjadi menetap sambil
bertanam dan beternak. Pada waktu itu orang memilih jernis tanaman atau variasi
antar tanaman yang lebih berguna. Pemilihan dalam populasi tanaman didasarkan atas
perasaan, keterampilan, kemampuan serta petunjuk yang terlihat pada tanaman.
Tanaman yang terpilih selanjutnya dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan petani. Seiring berjalannya waktu, kegiatan perkembangbiakan tanaman
oleh manusia akan menciptakan sifat tanaman yang baru sebagai bentuk reaksi dari
perlakuan yang diberikan oleh manusia. Peristiwa tersebut merupakan proses
domestikasi.
Domestikasi merupakan kegiatan pengadopsian tumbuhan atau hewan dari
kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang
sederhana, domestikasi merupakan proses penjinakan yang dilakukan terhadap hewan
atau tanaman liar. Domestikasi akan membuat perubahan perilaku/sifat dari
organisme yang menjadi objeknya. Proses domestikasi ini tidak lepas kaitannya
dengan kegiatan seleksi, baik seleksi alam atau pun seleksi buatan yang dilakukan
oleh manusia. Seleksi akan menyebabkan terjadinya perubahan karakter morfologi,
fisiologi, dan biokimia tanaman sehingga menjadi sesuai dengan kebutuhan manusia.
Pengetahuan tentang domestikasi suatu tanaman berkaitan dengan kemungkinan
keragaman yang pernah terjadi pada tanaman itu. Keragaman sudah terjadi sebelum
domestikasi. Keragaman makin ditingkan dengan adanya modifikasi akibat tanaman

berada pada lingkungan baru buatan manusia dan sangat berbeda dengan lingkungan
asalnya. Sehingga makin awal proses domestikasi maka dapat menimbulkan
keragaman yang makin tinggi pada saat ini, atau makin beragam suatu tanaman
mungkin menunjukan makin awal proses domestikasinya. Selain itu, adanya peristiwa
domestikasi ini tentunya akan menguntungkan atau merugikan baik bagi manusia
atau pun bagi tanaman itu sendiri

BAB 2 ISI
2.1. Sejarah Domestikasi
Kegiatan seleksi dan domestikasi merupakan metode pemuliaan tanaman yang lahir
pertama kali yakni berlangsung sejak manusia mulai mengenal kegiatan bertani.
Pertanian mulai dikenal oleh manusia sekitar 10.000 tahun yang lalu ketika manusia
beralih dari pemburu dan pengumpul makanan menjadi manusia yang menumbuhkan
sendiri makanannya. Pada tahapan awal pertanian, banyak tanaman liar kemudian
didomestikasi menjadi tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Domestikasi
tumbuhan membuat manusia untuk menghentikan perilaku pengembaraan dan mulai
menetap sehingga melahirkan peradaban dan teknologi budidaya pertanian. Tanaman
dikatakan telah terdomestikasi apabila sejumlah penampilannya mengalami
perubahan dan tanaman tersebut menjadi tergantung pada campur tangan manusia
dalam pertumbuhan dan perbanyakan keturunannya.
Sejarah mencatat adanya bukti telah adanya kegiatan budidaya dimasa lampau
yakni temuan Phaseolus vulgaris yang berusia sekitar 7000 SM., Phaseolus
acutifolius (5000 SM), Phaseolus coccineus (2200 SM) yang kesemuanya ditemukan
di Tehuachan, Mexico. Selain itu ada temuan Phaseolus lunatus yang berusia 5300
tahun SM di Chili, Peru. Pendataan ini membawa pada suatu kesimpulan tentang
awal waktu pertanian di Amerika. Dalam penemuan tersebut juga dijelaskan bahwa
karakter morfologi material biji dan polong P.vulgaris yang ditemukan pada dasarnya
sama dengan buncis-buncis modern yang ada pada saat ini. Ini memperlihatkan
bahwa perkembangan buncis yang dibudidayakan dan dimanfaatkan sekarang ini
masih mirip dengan tipe-tipe pada awal budidaya.
Indonesia pun memiliki jejak-jejak kegiatan domestikasi yakni hasil temuan
di Gua Ulu Leang 1 daerah Malos Sulawesi Selatan. Menurut Poesponegoro &
Notosusanto (2008) temuan di Gua Ulu Leang membuktikan tentang domestikasi
tanaman padi (Oryza sativa) melalui temuan sisa-sisa butiran padi dan sekam padi

yang berasosiasi dengan gerabah. Temuan ini berusia sekitar tahun 2160 1700 SM.
Diperkirakan bahwa domestikasi tanaman padi telah dimulai di kawasan beriklim
muson, yang memanjang dari India bagian timur laut, sebelah utara Vietnam hingga
mencapai sebelah selatan China. Bukti awal domestikasi tanaman padi ditemukan di
situs Kiangsu dan Chekiang di China, berangka tahun 3300 4000 SM. Bukti lain
berupa sekam padi yang digunakan sebagai temper gerabah yang ditemukan di
Thailand tahun 3500 SM yang turut memperkuat dugaan tentang domestikasi
tanaman padi di masa lampau. Berikut bukti lainnya domestikasi pada beberapa
penting bagi manusia baik yang digunakan sebagai kebutuhan pangan, sandang,
ataupun bahan tempat tinggal.
Usia Temuan
Pra 5000 SM
Pra 2500 SM

Tanaman
Barley, gandum, jagung, kacang-kacangan, kapri
Kentang, anggur, millet, padi, rye, kacang tanah,

kapas, apel
Pra 1000 SM
Tebu, kopi, tembakau, karet
Pra 1 SM
Kedelai, jeruk, oat, teh, bit, pisang, kakao
Tabel 1. Temuan tanaman penting beserta umurnya
Poespadarsono (1988)

Tumbuhan liar yang telah mengalami proses domestikasi sebagian besar


adalah jenis dari suku Gramineae dan Leguminosae, dan merupakan tanaman
budidaya utama. Sedangkan pada suku Cyperaceae, Ranunculaceae, Cactaceae,
Caryophyllaceae,

Portulacaceae,

Berberidaceae,

Papaveraceae,

Saxifagraceae,

Geraniaceae, Onagraceae, Apocynaceae, Asclepiadaceae, Plantaginaceae dan suku


lainnya merupakan suku-suku yang dimanfaatkan sebagai tanaman budidaya
sampingan.
2.2. Mekanisme Domestikasi
Pada awal terjadinya domestikasi di zaman prasejarah terdapat hipotesa yang terkait
yakni hipotesa rubbish-heap hypothese (Engelbrecht,1916 dalam Eko,2011).
Hipotesa ini menganggap bahwa domestikasi pertama kali bukan akibat adanya
kegiatan manusia yang dilakukan dengan sengaja, tetapi terjadi secara kebetulan yang

berawal

dari

berkembangnya

kemampuan

tumbuhan

itu

sendiri

dalam

mempertahankan dirinya. Tumbuhan telah dikumpulkan dari berbagai tempat untuk


bahan pangan yang mula-mula sebagai tumbuhan liar, akan tumbuh liar ditempattempat pembuangan atau disekitar tempat pemukiman manusia purba di dekat dapur
dan tumpukan sampah. Jenis itu kemudian tumbuh dan beradaptasi terhadap
lingkungan yang baru dan dipanen kembali.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai menerapkan sistem pertanian
pada tanaman tertentu. Dengan adanya sistem pertanian, lingkungan tumbuh tanaman
dibuat sedemikian rupa sehingga tanaman lama kelamaan mulai beradaptasi. Adaptasi
yang terjadi dapat berupa perubahan sifat yang mendukung untuk hidup di
lingkungan buatan manusia. Selain itu, manusia dapat melakukan seleksi diantara
variasi sifat yang ada. Dengan adanya seleksi alam dan seleksi yang dilakukan oleh
manusia, terjadi perubahan genetik karena adanya perubahan frekuensi gen-gen.
2.3. Pengaruh Domestikasi pada Tanaman
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selama domestikasi tanaman akan
mengalami perubahan-perubahan sehingga pada akhirnya diperoleh suatu tanaman
yang paling banyak memeberikan hasil dan berguna bagi manusia. Karakter pada
tumbuhan liar menjadi sangat berbeda dengan karakter tanaman yang telah
dibudidayakan walaupun masih dalam satu kerabat. Berikut perubahan-perubahan
karakter yang dapat terjadi selama domestikasi :

Gigantisme
Tanaman yang didomestikasi biasanya memiliki ukuran yang lebih besar

daripada kerabat liarnya. Seleksi yang dilakukan manusia umumnya berusaha


memaksimalkan ukuran bagian tanaman yang dapat dimakan. Gigantisme lebih
sering disebabkan oleh poliploidi. Hal tersebut umum terjadi pada spesies yang
didomestikasi seperti kentang dan ubi jalar.

Perubahan ukuran biji

Akibat campur tangan manusia, biji dari beberapa spesies menjadi lebih besar.
Selain memiliki cadangan makanan yang lebih banyak, biji yang lebih besar juga
akan berguna untuk bahan tanam selanjutnya. Biji yang besar akan menghasilkan
anakan yang lebih besar, kekar, dan pertumbuhannya lebih cepat. Sedangkan
pada spesies liarnya, ukuran biji lebih kecil tetapi dalam jumlah yang sangat
banyak. Jumlah yang sangat banyak menguntungkan untuk bertahan hidup pada
spesies liar.

Tanggapan terhadap suhu dan fotoperiod


Spesies liar mampu mempertahankan keberadaannya karena dapat beradaptasi

dengan lingkungan tempat tumbuhnya. Tanaman yang tidak dapat menyesuaikan


diri dengan kondisi iklim dan panjang hari akan mengalami kepunahan karena
adanya proses seleksi alam. Domestikasi tanaman memerlukan penyesuaian atau
modifikasi baik lingkungan ataupun tanamannya sehingga dapat mendukung
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Perubahan morfologi
Selain ukuran yang berubah, bentuk tanaman juga berubah selama

domestikasi. Manusia umumnya memilih bentuk tanaman yang dapat


meningkatkan produktivitasnya disamping kegunaan tanaman itu sendiri. Satu
spesies tanaman dapat memiliki bentuk yang sangat nyata perbedaannya.
Perubahan bentuk lain dibuat untuk memenuhi kegunaan dan kesukaan yang
spesifik, seperti bawang Bombay bulat atau gepeng, melon bundar atau oblong,
dan buncis bulat ramping atau pipih.

Menurunnya kemapuan untuk bertahan hidup


Berkurangnya jumlah biji, kemampuan penyebaran biji yang berkurang,

hilangnya dormansi, dan impermeabilitas kulit biji berperan besar dalam


menurunnya kemampuan tanaman untuk bertahan hidup. Seleksi untuk
menghilangkan bagian tumbuhan yang tidak disukai manusia, seperti duri, racun,
dan rasa pahit juga menurunkan kemampuan hidup tumbuhan. Sebagai contoh,
jagung yang merupakan hasil domestikasi dengan bentuk yang sekarang ini, tidak
6

mampu tumbuh dan berkembang di alam liar. Kelobot jagung yang membungkus
seluruh biji jagung menghalangi biji tersebar dan berkecambah. Sehingga dalam
penyebarannya, perlu adanya campur tangan manusia.
2.4. Keuntungan dan Kelebihan Domestikasi
Bagaikan dua sisi mata koin, domestikasi memiliki keuntungan maupun kerugian
bagi manusia atau bagi tanaman yang dibudidayakan. Kegiatan domestikasi pada
tanaman memiliki keuntungan bagi manusia yakni tanaman yang didomestikasi
memiliki sifat yang sesuai dengan keinginan manusia seperti ukuran organ target
yang besar, rasa yang enak, bentuk dan warna yang sesuai dengan keinginan
konsumen, dan sifat lainnya. Namun disamping itu, domestikasi pada tanaman
memiliki kerugian bagi manusia yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Domestikasi yang
terus berlangsung membuat tanaman semakin bergantung akan campur tangan
manusia sehingga pemeliharaan harus lebih ditingkatkan dan apabila terjadi suatu
kesalahan bisa menyebabkan kerugian.
Keuntungan domestikasi bagi tanaman yakni eksistensi tanaman tersebut dapat
terjaga selama tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia. Selain itu, penyebaran
tanaman tersebut bisa luas cakupannya karena adanya campur tangan manusia.
Namun, ada pula kerugian bagi tanaman akibat domestikasi yakni tanaman
kehilangan kemampuannya dalam bertahan hidup bilamana dikembalikan ke
lingkungan asalnya.
2.5. Peran Pemerintah Mengenai Domestikasi
Dalam perkembangan kegiatan domestikasi, instansi resmi seperti pemerintahan turut
andil dalam pengelolaannya. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya pedoman
pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya genetik ternak oleh menteri pertanian.
Didalam pedoman tersebut dijelaskan bahwa tanaman hasil domestikasi merupakan
sumberdaya genetik yang memiliki potensi untuk menciptakan galur baru yang
unggul. Oleh karena itu, adanya kegiatan domestikasi sangat didukung oleh pihak
pemerintahan demi pengembangan galur baru yang unggul pada suatu tanaman.

2.6. Contoh domestikasi : domestikasi pada padi


Pada sejarah domestikasinya, nenek moyang padi dulu sebenarnya adalah rumput liar
(masuk dalam famili Poaceace/Gramineae atau famili rumput-rumputan. Seiring
dengan kegiatan budidaya padi yang terus berlangsung, padi terus mengalami
perubahan sifat hingga pada akhirnya menjadi padi yang dikenal saat ini. Kegiatan
budidaya yang dilakukan tentu disertai dengan adanya modifikasi lingkungan atau
pun komponen budidaya untuk mendukung peningkatan produktivitas tanaman padi.
Usaha ini memicu adanya mutasi genetik atau perubahan karakteristik tanaman padi
sebagai adaptasi tanaman padi terhadap lingkungan hidup yang dibuat oleh manusia.
Studi genome menunjukan bahwa Oryzae sativa didomestikasi dari Oryzae
rufipogon. Namun sampai saat ini masih terdapat perdebatan mengenai nenek
moyang Oryzae sativa. Spesies ini didomestikasi dari spesies perennial Oryzae
rufipogon atau dari spesies annual Oryzae nivara atau keduanya sebagai pendahulu
langsung. Oryzae rufipogon sejak 10.000 tahun yang lalu telah dikumpulkan dan
dikonsumsi oleh manusia. Tanaman ini tumbuh pada lahan basah atau terendam dan
tersebar luas di kawasan Asia yang beriklim tropis maupun subtropis.

Kovach et al. (2007)

gambar 1. Perbedaan Oryzae sativa dan Oryzae rufipogon


(a) malai O. rufipogon (b) biji O. rufipogon
(c) malai O. sativa (d) biji O.sativa
8

Dari kegiatan domestikasi Oryzae rufipogon menjadi Oryzae sativa, terjadi


perubahan beberapa sifat antara lain struktur malai yang lebih padat sehingga dapat
membawa lebih banyak biji, jumlah biji yang kosong berkurang pada setiap malai,
dan ukuran biji padi yang membesar. Tingkat dormansi biji menjadi lebih rendah
sehingga dapat mudah dilakukan pembibitan. Perikarp dan kulit biji bewarna lebih
cerah akibat pigmentasi yang cenderung menghilang.

BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijelaskan, domestikasi merupakan kegiatan pemuliaan
tanaman yang pertama kali dilakukan manusia sejak mengenal bercocok tanam.
Domestikasi sangat erat kaitannya dengan kegiatan seleksi dalam membentuk sifat
tanaman yang diinginkan manusia. Domestikasi merupakan usaha manusia dalam
memenuhi kebutuhannya yang lama kelamaan terus meningkat. Oleh karenya,
pengetahuan tentang domestikasi harus terus berkembang demi mensejahterakan
umat manusia.

10

DAFTAR PUSTAKA
Kovach, M.J., et al., New Insights into the History of Rice Domestication,
Trends in Genetics Vol.23 No.11: 578-587, 2007
Mangoendidjojo, W. 2012. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta :
Kanisius.
Menteri Pertanian. Pedoman Pelestarian dan Pemanfaatan Sumberdaya
Genetik Ternak
Poespadarsono, S., 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. ITB. Bogor.

Poesponegoro, MD & N.Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia I.


Edisi Pemutakhiran. Cetakan ke 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Rostini, Neni. 2008. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Bandung : Pustaka
Giratuna
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 1: Prinsip, produksi,
dan gizi. Penerbit ITB Bandung, Bandung
Sudarka, W dkk. 2009. Pemuliaan Tanaman. Denpasar.
Syukur, M dkk.2012.Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sweeney M., and McCouch S., The Complex History of the Domestication of
Rice, Annals of Botany 100: 951-957, 2007
Walujo, EB. 2011. Sumbangan Ilmu Etnobotani dalam Memfasilitasi
Hubungan Manusia dengan Tumbuhan dan Lingkungannya dalam jurnal biologi
Indonesia vol.7, no.2. Bogor : Perhimpunan Biologi Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai