Anda di halaman 1dari 51

1

Mei 2004

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


MOLI AND TELSI II : buku cerita dan mewarnai : menyingkap
rahasia kehidupan hutan ropis / oleh Edy Hendras Wahyono.
Jakarta : Conservation International Indonesia, 2004.
71 hal, : 279.4x215.9 cm. (Buku seri cerita anak-anak)
ISBN 979 96837-5-0
I. Judul. II. Manullang. Barita O. III. Seri.
813 K

Ilustrasi/Illustration:
Anton Ario
Alih bahasa/Translater:
Ratna Sulastin
Michelle Wild
Editor:
Barita O. Manullang
Penyelaras Akhir:
Fachruddin Mangunjaya

Diterbitkan oleh:
Conservation International Indonesia
Jl. Pejaten Barat 16 A, Kemang
Jakarta 12550
Telp. 62-21-7883 8624/26

Seri Buku Cerita Untuk Anak


Story Book Series for Children

BUKU CERIT
A D
AN MEW
ARN
AI
CERITA
DAN
MEWARN
ARNAI
STORY AND COLOURING BOOK
Menyingkap Rahasia Kehidupan
Hutan Tropis
Unveiling the Secrets of Life
of the Tropical Rain Forest
Oleh/By :
Edy Hendras Wahyono
Conservation International
Indonesia
3

A BEAUTIFUL MORNING
IN THE FOREST

SUASANA P
AGI Y
ANG CERAH
PAGI
YANG
DI HUT
AN PPKAB
HUTAN

One bright and clear morning, the birds were chirping


merrily. They were jumping from one branch to another, as if they were playing with their friends.

Pagi hari yang cerah. Suara burung berkicau riang


gembira. Mereka berloncat-loncatan dari dahan ke
dahan, seperti sedang bersendau gurau bersama temantemannya.

The other animals did not want to be left out. The insects, monkeys, squirrels and other mammals that are
active during the day, start to come out from their homes
to look for food.
The atmosphere of the forest at Bodogol Conservation
Education Centre (BCEC), which lies in the Gunung
Gede Pangrango National Park is very bright this morning. It lies approximately 800 metres above sea level,
with temperatures around 250 C; it is therefore not too
cold. The cool temperature gives an atmosphere of freshness for all activities in the forest.
The surrounding forest of BCEC is a tropical montane
forest, making it an ideal place for a variety of life,
whether it is flora or fauna.
This morning, Moli, a cute Javan Gibbon Hylobates

Satwa-satwa lain tak ketinggalan, serangga, monyet,


tupai ataupun mamalia yang hidup pada siang hari,
mulai keluar dari tempat tinggalnya untuk mencari
makan.
Suasana hutan di Pusat Pendidikan Konservasi Alam
Bodogol (PPKAB) yang berada dalam kawasan Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango ini, sungguh cerah
di pagi hari ini. Berada pada ketinggian lebih kurang
800 meter di atas permukaan laut, dengan suhu udara
rata-rata antara 250 C tidaklah begitu dingin. Udara
yang sejuk memberikan suasana yang segar untuk
melakukan segala kegiatan di hutan.
Hutan di sekitar PPKAB, merupakan hutan hujan tropik
dengan tipe pegunungan, dan sangat ideal untuk hidup
4

moloch , is lying lazily on a branch of a tall tree. Now


and then Moli sings with her beautiful voice. All animals can hear this song in the forest, including Moli's
friends. This song means that this is Moli's territory.
Telsi, the strong Javan Hawke-eagle Spizaetus bartelsi
isflyingintheair. Thespreadofhiswingsremindspeople
of the Garuda Pancasila Eagle, the symbol of the Republic of Indonesia. His voice is very loud to mark his
territory to his friends. It seems that Moli's voice is heard
by Telsi, who is flying above. They have been friends for
a long time. Telsi glides very fast, like a jet fighter, to the
tree where Moli is happily hanging from a branch.

berbagai kehidupan baik flora dan fauna.


Pagi ini Moli, owa Jawa (Hylobates moloch) yang lucu,
masih bermalas-malasan di dahan pohon yang tinggi.
Sesekali Moli menyuarakan suaranya yang merdu. Suara
ini terdengar oleh satwa yang ada di dalam rimba,
termasuk teman Moli. Suara ini mempunyai maksud atau
menandai bahwa di sini daerah kekuasaan Moli.
Sedangkan Telsi, elang Jawa (Spitazeus bartelsi) yang
perkasa, melayang-layang di angkasa. Rentangan
sayapnya mengingatkan sayap Burung Garuda
Pancasila yang menjadi lambang negara Republik Indonesia. Dan suaranya yang keras menandakan
keberadaan elang itu terhadap kawannya.
Rupanya suara Moli terdengar oleh Telsi yang sedang
melayang-layang di angkasa. Mereka sudah bersahabat
lama. Telsi meluncur dengan cepat bagaikan pesawat
tempur yang melaju kencang ke arah pohon di mana
Moli sedang asyik bergantungan.

MOLI'S FRIENDS
IN THE FOREST

KAWAN-KAWAN MOLI DI
HUT
AN
HUTAN

"Good morning and welcome old friend, how are you?"


asks Moli, welcoming the arrival of Telsi who perches in
front of her.
"Fine, do we have any plans for today?" asks Telsi.
"Oh yes, today I am going for a walk with some friends
who want to learn the secrets of the tropical forest. Do
you want to come?" asks Moli of Telsi.
"Of course. I also want to learn from you about the
secrets of this forest, because until now, you are the
only one who knows, I only know about it from the sky,"
repliesTelsi.
"Ok, then we go to Our Nature. Over there, our friends
are waiting for me as their environmental interpreter."
"Ok...," replies Telsi enthusiastically.

"Selamat pagi dan selamat datang kawan lama, apa


khabar?", kata Moli menyambut kedatangan Telsi yang
bertengger di depannya.
"Baik-baik saja, bagaimana apakah hari ini kita punya
rencana?", kata Telsi.
"Oh, iya hari ini saya akan berjalan-jalan bersama
kawan-kawan kita yang ingin belajar tentang rahasia
hutan tropis, kamu mau ikut?", ajak Moli kepada Telsi.
"Jelas dong, aku juga ingin belajar dari kamu tentang
rahasia hutan ini, karena selama ini kau yang tahu, dan
aku hanya tahu dari angkasa", jawab Telsi.
"Baiklah kalau begitu kita menuju ke ALAM KITA, di sana
kawan-kawan kita sudah menunggu saya, sebagai
pemandu alam".
"Oke .. " jawab Moli dengan penuh semangat.

Introduction to the Secrets of Forest Life is the main


program at Our Nature or ALAM KITA.
Moli's friends who are living in the forest around the
Gunung Gede Pangrango National Park, apart from
Telsi, is Totol, the Javan leopard Panthera pardus who

Program pengenalan Rahasia Kehidupan Hutan Tropik


merupakan program utama di ALAM KITA.
Kawan Moli yang tinggal di hutan sekitar Taman
Nasional Gunung Gede, selain Telsi, ada si Totol, macan
6

is an expert climber. There is also Surili, the grizzled leaf


eating monkey Presbytis comata that lives only in the
forest in West Java.
There is also Fasi, the long-tailed macaque Macaca
fascicularis , barking deer Muntiacus muntjak , Musang
or Palm Common Civet Paradoxurus hermaphroditus
and the greedy Piggy, the wild pig Sus scrofa who eats
most plants.
There are also Squirrel the clever jumper, forest fowl,
reticulated python, frog, Kubung - the flying squirrel,
bats and a few insects such as Tonggeret or cicada,
butterfly, beetle and dragonfly. All of them follow Moli
and listen to her explanation.
"Come on friends, the activity will start soon," yells Moli
to all her friends who have been waiting. All congregate
and listen to Moli's explanation about the program and
the route that they are going to take.

tutul (Panthera pardus) yang pandai memanjat. Ada surili


(Presbytis comata), lutung kelabu (Trachipithecus
cristatus) yang hanya hidup di hutan-hutan di Jawa
Barat. Ada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),
kijang (Muntiacus muntjak), si rakus babi hutan (Sus
scrofa) yang memakan berbagai tanaman, ada si pandai
meloncat tupai, si ayam hutan, ular sanca, kodok,
kubung - si tupai yang bisa terbang, kelelawar dan
beberapa serangga seperi tonggeret, kupu-kupu,
kumbang dan capung. Semuanya mengikuti dan
mendengarkan yang dijelaskan Moli.
"Ayo kawan-kawan semua, acara akan segera kita
mulai" seru Moli kepada semua sahabat hutan yang
sudah menunggu.
Semuanya berkumpul, mendengarkan penjelasan Moli
tentang program yang akan dijalankan serta rute
perjalanan yang akan ditempuh.

DON'T THROW ANY RUBBISH


NOR ANY SEEDS

JANGAN BUANG SAMP


AH
SAMPAH
DAN BIJI

When they arrive at the information sign, Moli explains


the regulations such as: "Don't throw any rubbish in the
forest - Do not pick up or take any plant or wild animal
- It is forbidden to speak loudly because it will disturb
the animals; and You are not allowed to throw any seeds
into the forest."

Sesampainya pada papan pengumuman, Moli


menjelaskan aturan yang berlaku seperti "Dilarang
membuang sampah di dalam hutan - Dilarang
mengambil atau membawa tumbuhan atau satwa liar Dilarang bersuara keras karena dapat mengganggu
satwa dan tidak diperkenankan membuang biji di dalam
kawasan hutan".

"Moli, why are we not allowed to throw any seeds into


the forest?" asks Telsi with a very serious face because
ofhisinquisitiveness.
"It is like this, if we throw seeds that are not native to this
forest, we worry that the seeds will one day grow and
then the tree bears fruit. Then some animals might eat
the fruit and this will change the habits of the forest
animals," says Moli.
"In the forest we are not allowed to bring, or plant, any
non-native plants," Moli continues.
Therefore, Moli prepares a bag to keep the organic rubbish that can disintegrate and another for the inorganic
that cannot disintegrate naturally, such as plastic and

" Moli, apa maksudnya dilarang membuang biji di dalam


hutan", tanya Telsi dengan mimik yang serius karena
keingintahuannya.
" Begini, kalau kita membuang biji-bijian yang bukan
tanaman asli hutan ini, maka biji itu kelak akan tumbuh
dan kemudian berbuah. Tentu beberapa jenis satwa akan
memakannya. Akibatnya perilaku satwa akan berubah,
karena memakan buah yang tidak ada pada hutan ini"
kata Moli. "Sedangkan di dalam hutan ini kita tidak
dipekenankan membawa atau menanam tumbuhan
yang bukan asli hutan sini" lanjut Moli.
Oleh karena itu, Moli menyediakan kantong untuk
menyimpan sampah baik organik, yang dapat
8

so on. All inorganic rubbish will be recycled outside the


forest, while the organic rubbish will be composted to
fertiliseplants
After their short discussion about the information sign,
they continue their tour along the Education Route.

membusuk, atau anorganik yang sulit untuk


dihancurkan oleh alam, seperti plastik dan sebagainya.
Semua sampah akan dibuang di luar kawasan,
sedangkan yang organik akan dibuat kompos, untuk
pupuk tanaman.
Setelah mereka berdiskusi sejenak mengenai papan
pengumuman itu, mereka melanjutkan perjalananya di
Jalan Jalur Pendidikan yang sudah disiapkan.

STRANGLING FIG

BERINGIN PENCEKIK

Moli stands back from a Strangling Fig or Kiara Bodas,


which is a Ficus annulata. She tells the story of the
growth of this strangling fig and why it is called that.
At first an animal ate the fig's fruit such as a bird, bat, or
a primate. Not all seeds were digested. When the animal stopped at a branch or a fork of a tree, the scats
with undigested seeds dropped and stuck to the branch
or fork of the tree and the seeds grew.

Moli berdiri membelakangi sebuah pohon beringin


pencekik atau kiara bodas, dalam bahasa ilmiahnya
disebut Ficus annulata. Moli mulai menjelaskan ceritera
awal tumbuhnya beringin pencekik dan mengapa
disebut beringin pencekik. Mula-mula biji beringin
dimakan oleh satwa seperti burung, kelelawar, atau jenis
primata lainnya, namun tidak semua biji tidak dicerna.
Pada saat satwa itu hinggap atau terbang, kotoran yang
masih ada bijinya atau biji yang belum ditelan jatuh
menempel pada dahan atau percabangan pohon itu
tumbuh. Proses kehidupan pun berjalan. Mula-mula
tumbuhan muda ini mendapatkan makanan dari
sampah dari kotoran satwa yang membusuk yang ada
dalam cabang yang menempel di pohon inangnya.
Akarnya pun tumbuh ke tanah, sesampainya di tanah
tumbuhan muda ini dengan cepat besar. Untuk
menunjang batangnya yang semakin besar, beringin ini
berpegangan erat pada pohon inangnya. Semakin
besar dan terus tumbuh. Lama kelamaan pohon
inangnya tercekik dan akhirnya mati.
Ceritera tentang beringin ini tidak selesai di sini" kata
Moli. Kemudian Moli berceritera tentang cara

The life of the fig had started. At first this young growth
took food from the scats rotted on the branch of the
host tree. Its roots started to grow towards the soil.
Once they had reached the soil, the tree started to get
bigger. To support the trunk that grew bigger this fig
held on tightly to its host. It grew bigger and bigger.
Eventually the host tree was strangled and died.
"This is not the end of the fig's story," says Moli. Then
Moli tells the story on how the fig obtained extra food.
After the host tree died and rotted away, there was a
hollow left in the middle. Many forest animals use it for
shelter, such as bats, birds, reptiles and others used this

10

hollow.
"There, the scats are a good fertiliser for the fig. Isn't it
clever!" exclaims Moli. Everyone is amazed by Moli's
story, especially the way Moli uses simple language that
is easy to understand.
Sometimes she uses body language that is interesting
and it makes the participants listen very carefully.
"Moli, how old do you think that fig is?" asks Telsi.
"I think it is more than 30 years old. Somewhere here
there are bigger figs. Inside each there is a hole which
is used by animals as their shelter," explains Moli.
"My family and I stay in one of them every night," says
Totol, the leopard.
"My friends and I also," says the bat.
"Okay, if there are no more questions, we can continue
our informative walk," urges Moli to her friends.

mendapatkan makanan tambahan bagi kehidupan


beringin ini. Setelah pohon inangnya mati, maka bagian
tengah akan berlubang, lubang besar ini banyak
digunakan untuk menginap satwa hutan, misalnya
kelelawar, burung, satwa melata dan sebagainya. "Nah
kotoran satwa ini merupakan pupuk yang baik bagi si
beringin, dia sangat cerdik bukan!" kata Moli. Semua
terkagum dengan ceritera Moli, apa lagi ia
menceriterakannya menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan sesekali
menggunakan bahasa tubuh yang menarik, sehingga
peserta dengan seksama mendengarkannya.
"Moli, kira-kira beringin ini umurnya sudah berapa
tahun", tanya Telsi.
"Saya pikir lebih dari 30 tahun, dan di sini ada beringin
yang besar sekali. Di dalamnya sudah berlubang dan
sering digunakan untuk menginap oleh satwa di hutan"
Jelas Moli.
"Saya dan keluarga saya hampir setiap malam menginap
di sana" Kata Macan Tutul.
"Saya juga, serta teman-teman", kata kelelawar.
"Oke kalau tidak ada pertanyaan, perjalanan kita
lanjutkan dengan materi yang menarik lainnya" ajak
Moli kepada kawan-kawannya.

11

MEDICINES
FROM THE FOREST
"Here, look at this climbing bamboo, it is usually called
Cangkore (Dinochloa scandens)," says Moli.
"Does this plant have any benefits, Moli?" asks Surili.
"Of course. The water from inside the bamboo can be
used as eye drops. If there is dirt in our eyes, or if our
eyes are sore, we cut part of the bamboo and then drop
the water into our eyes," says Moli.
"Who would like to try? Hey you, Piggy, your eyes are
red because of lack of sleep, please try it. Hopefully, it
will make your vision clear again," says Moli to Piggy
who is always rampaging at night.
"Come here, Moli" calls Fasi, the long-tailed macaque.
"What's the matter?" replies Moli.
"Look at this, what kind of plant is it? Why is the colour
different?"asksFasi.
"Looking from above the colour is lilac-blue. If we look
under, it is light green."
The friends touch the plant and look at the colour.
"Oh ... this is Paku Rane (Selaginella ciliari . Usually the

OBAT OBAT
AN DARI HUT
AN
OBATAN
HUTAN
"Nah lihat ini ada pohon bambu yang merambat, bahasa
lokal biasa di sebut Cangkore" kata Moli.
"Apa tumbuhan bambu ini ada manfaatnya Moli, " kata
Surili.
"Lho ada, air dari bambu ini dapat digunakan untuk
obat mata. Kalau kita kemasukan kotoran atau mata
kita sedang pedih, kita dapat memotong sebagian
batang bambunya, setelah itu airnya langsung kita
teteskan ke mata yang pedih" kata Moli. "Siapa mau
coba, hai kau piggy, kau ini matamu merah kurang tidur,
cobain. Mudah-mudahan akan membuat penglihatanmu jernih kembali" kata Moli kepada Piggy si babi
yang sering keluyuran malam.
"Moli, sini" panggil Fasi, si monyet ekor panjang.
"Ada apa" jawab Moli.
"Ini lihat, tumbuhan apa, koq warnanya lain lain. Dilihat
dari atas warnanya biru keunguan. Sedangkan kalau
dilihat dari samping hijau muda" tanya Fasi kepada Moli.
Semua teman Moli memperhatikan tumbuhan itu sambil
memegang dan memperhatikan warnanya.
"Ow ini namanya paku rane, biasanya daun yang
12

colour of the young leaves is different from the old,"


answers Moli in short.
"What is its benefit?" asks Piggy.
"This plant is used in cosmetics. It's easy. Take a few
leaves, crush them and wipe them on your face. If you
do this regularly, your skin will be smooth and free of
pimples," answers Moli.
They walk step-by-step, looking right and left, maybe
they will find something new in their lives. Moli, as the
guide in the education program, always walks at the
front. Shealwaysexplainseverythingthattheyfindalong
the way.
"Here friends, please look. Do you know this plant?"
asks Moli of her group.
"Not yet," they answer together.
"This plant is called Pacing Merah (Costus specisus). This
can be very useful when we are in a forest. For example,
if we touch a plant that makes us itch, such as Pulus or
Laportea stumulans, we can neutralise the itchiness by
using this plant," explains Moli.
"What kind of a plant is Pulus, Moli?" asks Totol, who is
very quiet and usually only listens.
"Wait Totol, we will find that Pulus plant. When you go
into the forest, be sure to avoid that plant."

warnanya berbeda daun yang agak tua" jawab Moli


singkat.
"Apa ada gunanya" tanya Piggi.
" Ada, paku ini dapat digunakan untuk kecantikan
wajah. Caranya mudah, kalian mengambil beberapa
lembar daun, lantas diremas dan dibalurkan pada wajah.
Secara teratur, wajah bisa halus dan bebas jerawat lagi"
jawab Moli.
Setapak demi setapak, mereka memperhatikan kanan
kiri jalan, barang kali menemukan sesuatu yang baru
bagi kehidupan mereka. Moli sebagai pemandu dalam
program pendidikan selalu berjalan di depan. Tak hentihentinya dia berceritera tentang sesuatu yang ditemui
di sepanjang jalan.
" Nah kawan-kawan, coba perhatikan. Kenalkah
tumbuhan ini?", tanya Moli kepada rombongan.
"Belum ", jawab mereka hampir bersamaan.
"Tumbuhan ini namanya pacing merah. Sangat berguna
sekali bagi kita bila berada di hutan. Misalnya, kita kena
tumbuhan yang gatal-gatal seperti pulus, bagian yang
gatal dapat dinetralkan dengan tumbuhan ini" jelas Moli.
"Pulus itu tumbuhannya seperti apa Moli", tanya Pardus,
si macan kumbang yang semenjak tadi diam dan hanya
mendengarkan.
"Nanti Pardus, kita akan temui tumbuhan itu. Dan bila
13

"There are many other forest plants that are useful for
medication. ALAM KITA publishes a brochure especially
about medicinal plants. We can read it later at the Visitor Centre," says Moli, continuing the walk.

kalian ke hutan hindari tumbuhan itu.


"Masih banyak sekali tumbuhan hutan yang bermanfaat
sebagai tumbuhan obat. Dan ALAM KITA menerbitkan
khusus mengenai tanaman obat. Nanti kita bisa baca
di Visitor Center" kata Moli sambil melanjutkan
perjalanan.

14

FL
YING IN F
ANT
ASY
FLYING
FANT
ANTASY

TERBANG DALAM KHAY


ALAN
KHAYALAN

Fifty metres before the Cat Walk or plate form, the area
for fantasising, everyone stops and Moli hands over
blindfoldstocovertheireyes.
"Okay, now please cover your eyes. Nobody peep, ok?"
Moli tells her friends.
"What are we going to do Moli?" asks Telsi.
"Calm down, the important thing is that you follow my
instructions. Now if you are ready, hold hands and walk
veryslowly.

Lima puluh meter menjelang Cat Walk, pelataran untuk


berimajinasi, semua berhenti, dan Moli membagikan
kain hitam untuk menutup mata mereka.
"Baiklah, sekarang mata kalian tolong ditutup rapatrapat. Jangan ada yang mengintip ya" pinta Moli kepada
rekan-rekannya.
"Kita mau main apa Moli" tanya Telsi.
"Tenang saja, yang penting kalian lakukan perintah saya.
Nah kalau sudah, kalian berjalan perlahan-lahan dan
saling berpegang. Yang di belakang berpegangan teman
di depannya" pinta Moli sekali lagi.
Mereka berjalan beriringan, seperti bermain keretakeretaan. Kemudian belok menuju Cat Walk dan
berbaris berbanjar menghadap ke lembah hijau yang
ditumbuhi hutan belantara.
"Sekarang kalian membayangkan bisa terbang, seperti
Telsi dan kawan-kawannya. Sudah pada terbang" tanya
Moli.
" Ya sudah ", jawab mereka serentak.
" Pandang ke bawah, hutan yang hijau, indah, damai
seperti jamrut di khatulistiwa. Tapi tiba-tiba di bawah
sana terjadi penebangan kayu, kebakaran hutan. Aduh

The one at the back, hold hands with the friend in front,"
tells Moli once more. They walk in a line, as if they were
a train. Then they reach the Cat Walk and stand in a
row facing the forested green valley.
"Now you can imagine that you can fly like Telsi and his
friends. Are you flying?" asks Moli.
"Yes we are," they reply together.
"Look down at the green forest, so peaceful, beautiful,
just like emeralds strewn along the equator. Imagine you
can see there is a forest clearing and a forest fire is

15

burning.
"It is so sad, isn't it?" says Moli. "See and imagine what
will happen when the rainy season arrives," says Moli
again.
"Floods, land-slides, erosion. Ah dear, look over there
a landslide has covered a village. A school flooded and
the children can no longer study," says Surili, as if the
adventure in the sky is a real one.
"Yes Moli, a pity, I understand what Surili has said, lots
of our friends would lose their homes and their foodsource" Telsi said.
"Oh no! They are burnt because they cannot run away
from the raging fire," explains Telsi, who flies daily, here
and there, across the sky.
"The adventure in the sky has ended, so please take off
your blindfold slowly and do not open your eyes yet,"
says Moli. "Now open your eyes."
"Woww . so beautiful" they all say.
"So what happens if this beautiful forest is damaged cut
down and burned down? As you have said before, there
would be a catastrophe for humans" says Moli. Then
Moli explains that this location is not only used for imagining, it is also used to observe animals such as the Javan

sedih sekali, bukan" tanya Moli. "Apa yang terjadi dan


kalian perhatikan pada saat musim hujan tiba" tanya
Moli kemudian.
"Banjir, tanah longsor, erosi. Aduh kasihan, lihat di
sebelah sana, satu kampung habis tertimbun tanah.
Sekolah kebanjiran dan anak-anak sekolah tidak bisa
belajar" jawab Telsi yang seolah-olah penjelajahannya
di angkasa benar-benar terjadi.
"Iya Moli kasihan sekali, saya perhatikan seperti yang
dikatakan Surili, selain itu banyak kawan-kawan kita
yang kehilangan tempat tinggal, kehilangan pakan dan
ada lagi, waduh mereka hangus terbakar karena tak
bisa menyelamatkan diri dari amukan api" jelas Telsi yang
setiap harinya menjelajahi angkasa kesana kemari.
"Pejelajahan angkasa selesai, dan tolong tutup mata
dibuka, perlahan-lahan, dan mata jangan dibuka
terlebih dahulu", kata Moli.
"Sekarang buka mata"
" Woww indah sekali" kata mereka.
"Nah apa jadinya bila hutan yang indah ini hancur,
ditebang dan terbakar. Seperti yang anda katakan tadi,
akan terjadi bencana bagi manusia" kata Moli.
Kemudian Moli menjelaskan bahwa lokasi ini selain
untuk berimajinasi juga dapat digunakan untuk melihat
satwa seperti owa Jawa atau elang Jawa pada pagi atau
16

Gibbon or Javan Hawke-eagle in the morning and in


the evening.
Not only is the scenery beautiful, for one can see as far
as the horizon, it also used for observing the nightlife.

sore hari. Selain pemandangannya yang indah dapat


menatap sejauh mata memandang juga sering
digunakan untuk belajar mengamati kehidupan di
malam hari.

17

PLANTS OF THE ANCIENT


PERIOD
Now Moli tells about primitive plants that can still be
found in this era, that is the big ferns from famili
Cyatheaceae, because the size and the difference to
other type of ferns.
"If you have watched the movie - Jurassic Park, which
has ancient animals such as dinosaurs and its friends,
that film shows all plants of that era which generally are
ferns.
These plants are ancient plants and are pioneers of life
on the surface of this earth," explains Moli.
Thesefriendsobservetheferntreeclosely.Fromitstrunk
to the end of its leaf which curled in beautifully.
"Every one, please look at the young leaf of this fern,"
asks Moli.
"The young leaf can be eaten. Usually humans use the
leaf as green/salad?" says Moli.
"Is it poisonous?" asks the deer.
"Oh no, because there are already many people that
eat it."

TUMBUHAN JAMAN PURBA


Kini Moli berceritera tentang tumbuhan primitif yang
masih dapat ditemui pada abad ini, yaitu tumbuhan
paku gajah, karena besar dan berbeda dengan jenis
paku-paku lainnya.
"Seandainya kalian pernah menonton film Jurassic Park
yang ada hewan-hewan purba seperti dinosaurus dan
kawan-kawannya, maka dalam film itu terlihat semua
tumbuhan pada masa itu umumnya adalah pakupakuan. Tumbuhan ini adalah tumbuhan tua dan
sebagai perintis dalam kehidupan di muka bumi ini" jelas
Moli.
Semua kawan Moli memperhatikan tumbuhan paku
tersebut dengan seksama. Mulai dari batang bagian
bawah hingga pucuk daun yang melingkar membuat
lekukan yang cukup indah.
"Coba perhatikan semua ke daun muda paku-pakuan
ini" pinta Moli. " Daun muda ini dapat kita makan
menjadi lalapan. Umumnya manusia menggunakan
daun muda ini untuk sayuran" lanjut Moli.
"Apa tidak beracun?" tanya kijang.
"Oh tidak, karena sudah banyak manusia yang
memakannya".
18

There are many ferns along this Education Route. Many


have their own special feature. Although some of the
ferns are as big as a tree, they propagate through spores,
which are microscopic in size and can be seen through
a magnifying glass. This is different from dicotyledon
where the seeds can be seen by eyes.
The walk starts again following the Education Route,
which shady, especially in that clear morning, so there
are many fauna that can be seen or, the sound of insects calling each other back and forth.

Paku-pakuan cukup banyak di sepanjang jalur


pendidikan ini. Berbagai jenis menunjukkan ciri khas
masing-masing. Walaupun paku-pakuan ada yang
tumbuh sebesar pohon, namun penyebarannya dengan
spora, yang mikroskopis, hanya dapat dilihat dengan
alat pembesar. Berbeda dengan tumbuhan biji yang
bijinya dapat dapat dilihat dengan mata.
Perjalanan terus berlanjut menelusuri jalur pendidikan,
yang teduh, apalagi pagi hari itu cerah, hingga banyak
sekali satwa yang terlihat atau, suara serangga yang
bersahut-sahutan.

19

FOOD SOURCE
FROM THE FOREST

SUMBER MAKANAN DARI


HUT
AN
HUTAN

The walk starts again, down following the steps, step by


step one foot at a time the group led by Moli goes down
the footpath.

Perjalanan terus dilanjutkan, tangga mulai menurun,


sedikit demi sedikit, setapak demi setapak rombongan
pimpinan Moli menuruni jalan. Mereka perlahan-lahan,
karena jalan turunnya cukup tajam.
"Kawan-kawan, lihatlah tumbuhan ini disebut saninten
atau dalam bahasa latinnya Castonopsis argentea." Jelas
Moli yang sudah cukup terlatih dalam hal interpretasi
serta pengenalan jenis tumbuhan di dalam jalur
pendidikan.
"Apakah ada manfaatnya?", tanya kancil binatang kecil
yang cerdik.
"Ada, bijinya enak dimakan. Umumnya masyarakat di
sekitar hutan sini, bila musim buah tiba, mereka
mengumpulkan buah dan dibelah diambil bijinya" jawab
Moli.
"Rasanya seperti apa Moli?", tanya kancil.
"Seperti kacang, atau jambu mente", jawab Moli.

They walk very slowly because it is a very steep path.


"Friends, look at this plant, this is Saninten or its Latin
name is Castonopsis argentea" explains Moli, who is
trained in interpreting and also identifying plants along
this Education Route.
"What is its benefit?" asks the Mouse deer, a small, smart
animal.
"There is a benefit, its seed is delicious to eat. Usually
the people around here collect the fruit during the fruit
season and take the seeds," answers Moli.
"How does it taste, Moli?" asks Mouse deer.
"Tastes likes peanuts, or cashew nuts," replies Moli.

20

THE FOREST DETECTIVE

DETEKTIF HUT
AN
HUTAN

As they arrive at a large clearing, they stop for a second, resting, and some of them lean against a shade
that is built in the shape of an umbrella.

Sesampainya di pelataran yang luas mereka berhenti


sejenak, sambil melepaskan lelah dan ada yang duduk
bersandar pada saung yang bentuknya seperti payung.
Ini adalah lokasi tempat kita bermain. Nah sekarang
kita punya permainan untuk mengenal tumbuhan dan
daya ingat kita tentang tumbuhan di hutan. Permainan
ini namanya Detektif Hutan Jelas Moli.
Sekarang perhatikan di dalam kain putih ini terdapat
beberpa jenis daun yang tumbuh di sekitar sini. Dan
tugas kalian mencari jenis yang ada. Perhatikan saya
buka 1 menit dan anda bertugas untuk mencarinya
kata Moli.
Mereka menyebar mencari jenis tumbuhan yang ada di
sekitar pelataran tersebut. Mereka mengingat tumbuhan
dan benda apa yang ada di dalam kain putih tersebut.
Waktu tinggal satu menit kata Moli.
Mereka segera kembali dan menaruh hasil
pencariannya benda yang ada di dalam kain itu. Mereka
mencocokkan dengan contoh yang ada di dalam kain
tersebut.
Rupanya kancil si cerdik yang banyak menemukan jenis
yang sama dengan contoh yang ada di dalam kain

"This is the place where we play. Now we have a game


of identifying plants and of testing our memory on the
plants of the forest. This game is called The Forest Detective," explains Moli.
"Now observe. In this white cloth are a few different
leaves that grow around this area. Your task is to find
similar ones. I will open the cloth for one minute and
you have to find them," says Moli.
They spread around to look for similar plants around
the shade. They try to remember what kind of plants
and other things are in the white cloth.
"Time is up in one minute," says Moli. They quickly come
back and put down their collection on similar pieces of
the white cloth. They compare them with the samples in
Moli's white cloth.

21

It seems that the smart Mouse deer has found the most
similar items as the samples in Moli's white cloth. Moli
declares her the winner.
"Do you know the purpose of this game?" asks Moli.
"This is a game about knowing the plants around this
area," Moli says further.

putih. Moli mengumumkan pemenangnya.


Tahukah kalian, apa maksud permainan ini? tanya
Moli. Ini merupakan sebuah permainan untuk
mengenal tumbuhan yang ada di sekitar sini lanjut Moli.

22

FRUITS FROM THE FOREST

BUAH BUAHAN DARI HUT


AN
HUTAN

"Please observe plants around here, are there any that


you recognise? The fruit is delicious, sweet and its skin
is like a snake. In English it is called Snake-skin fruit,"
says Moli.

"Coba perhatikan tumbuhan di sekeliling sini, apakah


ada yang kalian kenal. Buahnya enak, manis dan kulitnya
seperti kulit ular dalam bahasa Inggrisnya disebut Skin
Snake Fruit?" tanya Moli.
Semua terdiam, mereka saling menyelidik, menoleh ke
kanan ke kiri memeriksa buah apa yang disebutkan oleh
Moli itu.
"Ow saya tahu Moli itu buah salak, tapi pohonnya
mana ya?" tanya Pikus si lutung hitam sambil mencari
di mana pohon itu berada.
"Itu di belakang kamu Pikus, yang daunnya seperti
rotan. Dan tumbuhnya mengelompok membentuk
rumpun" jelas Moli.
Mereka pun menuju ke serumpun pohon salak hutan
yang tumbuh subur di tengah pelataran tersebut, sambil
mencari barangkali ada buahnya.

They all are quiet. They all look around left and right,
wondering what kind of fruit it is.
"Oo...I know, it's the salak or skin-snake fruit Salaca
edulis , but which one is the plant?" asks Pikus
Trachypithecus auratus , the leaf eating monkey, whilst
trying to find where the plant is.
"It's behind you, Pikus, the one with the leaves like rattan. It grows in a group forming a clump," explains
Moli. They approach a clump of wild salak plants which
grow very well in the middle of the area, while look for
thefruits-ifany.
"Apart from salak plants, there are a number of rattan
plants in here which are very useful to humans, for
household bric-a-brac and also for weaving," says Moli.

"Selain tumbuhan salak, di sini banyak sekali tumbuhan


rotan yang sangat berguna bagi kehidupan bangsa
manusia, selain untuk peralatan rumah tangga sering
juga digunakan untuk anyaman" kata Moli. Kemudian
Moli menunjuk beberapa jenis rotan yang ada di
23

Then Moli points out a number of rattan plants around


the area, and explains how they grow. "The rattan thorns
that grow on the tip of the stem are tools for the plant
to reach the top of a tree, so their function is similar to
our hands - to hold on" explains Moli.

sekitarnya, dan menjelaskan cara rotan tumbuh. "Duri


rotan yang tumbuh di ujung pelepahnya, merupakan
alat bantu untuk mengait agar dapat mencapai puncak
pohon, jadi fungsinya seperti tangan kita untuk
berpegangan" jelas Moli.

24

FOOT PRINTS OF THE


FORESTDWELLERS

TAP
AK T
AP
AK PENGHUNI
APAK
TAP
APAK
HUT
AN
HUTAN

"Shush!" says Moli quietly, putting one finger on her


mouth.
"What is it?" they ask together.
"Do ask Totol, what is the meaning of this sign," says
Moli. Without so much in words, Totol the leopard who
is part of the group, explains that the scratch on the
trunk of a tree on the route mean that this area is his, so
are the scats and the urine smell around it.
"So your species does this also?" asks Musang or palm
civetwhowasfollowingquietly.
"Yes,"repliesTotolbriefly.
"I also do the same thing, but I only use scats, which I
scatter in an open area so they are easier to see," explains Musang.
"Do any of you do the same thing as Totol and Musang?"
asks Moli of the group.

Ssssst kata Moli lirih sambil menaruh jari telunjuk pada


mulutnya.
Ada apa? tanya mereka hampir bersamaan.
Coba tanya si Totol, apa maksudnya mereka memberi
tanda seperti ini kata Moli.
Tanpa banyak bicara, si Totol, macan tutul yang ikut
dalam rombongan menjelaskan, bahwa cakaran di
pohon jalan ini menunjukkan daerah kekuasaannya,
serta kotoran dan bau kencing yang ada di sekitar sini.
Jadi bangsa kalian melakukan hal seperti ini, tanya
musang yang dari tadi hanya mengikuti dari belakang.
Ya jawab Totol singkat.
Saya pun melakukan hal yang sama, namun hanya
berupa kotoran yang saya buang pada daerah terbuka
dan mudah dilihat jelas musang.
Adakah diantara kalian yang melakukan hal yang sama
seperti Totol dan Musang tanya Moli kepada anggota
rombongan.
Saya melakukannya Jawab kucing hutan.
Saya juga, tapi saya kadang dengan menggaruk garuk
badan saya pada sebatang pohon kata Piggy.

" I do," says the wild cat (Felis bengalensis)


" So do I, but sometimes I do it by rubbing my body
against a tree," says Piggy.

25

CAREFUL OF ITCHY LEAVES

HATI HATI DAUN GAT


AL
GATAL

The group has arrived at a T-junction and Moli explains


that the right path goes straight to the Canopy Bridge,
while the left is a longer walk to the Canopy Bridge.

Rombongan sampai di pertigaan, dan Moli menjelaskan


bila ke kanan langsung ke Jembatan Kanopi, sedangkan
ke kiri memutar dan akhirnya ke Jembatan Kanopi juga.
Namun agar tidak bertabrakan di jembatan jalan ini
satu arah, semua pengunjung di sarankan untuk belok
ke kiri, jelas Moli.
Nah di sini ada pohon pulus, pohon ini sangat gatal
bila mengenai tubuh kita kata Moli sambil menunjuk
pohon yang ada pada sisi jalan. Mereka pun
memperhatikan tumbuhan tersebut, sambil mengamati
daun dan batangnya, agar ingat dan tidak menyentuh
tumbuhan tersebut bila berada di dalam hutan.

"So as not to make every one bump into each other on


the bridge, the trail is a one-way trail, all visitors should
turn left," says Moli.
"Now here is a Pulus tree, this tree makes us itchy if we
rub on it" says Moli whilst pointing at the tree on the
side of the trail.
They observe the plant while looking at its leaves and
trunk, so they remember not to touch that plant when
they are in the forest.

26

BEAUTIFUL SONG

NY
ANYIAN MERDU
NYANYIAN

Further they are in the forest, more beautiful songs some


from the trees above. There are birds in a flock, or individually,foragingforfood.Nowandthentherearesquirrels jumping from one tree to another. They walk carefully because next to them is a deep ravine. Tall trees
reach out with epiphytes growing on them, such as the
bird-nest fern, which looks like a big birds nest. There
are also orchids that grow profusely on the branches.

Semakin ke dalam hutan, semakin banyak suara merdu


yang ada di atas pohon sana.
Terlihat burung-burung secara berkelompok atau
menyendiri mencari makanan. Sedangkan sesekali
terlihat tupai berloncatan dari pohon yang satu ke pohon
yang lainnya. Mereka berjalan berhati-hati karena sisi
jalan merupakan tebing yang cukup dalam. Sedangkan
pohon yang lurus tumbuh menjulang banyak ditumbuhi
berbagai epifit, seperti paku sarang burung yang mirip
dengan sarang burung besar. Ada juga anggrek pohon
yang tumbuh subur di percabangan.
Semunya berhenti, setelah melihat tanda dilarang
berisik, yang gambarnya Moli dengan jari telunjuk
menyilang pada bibirnya.
Apa maksudnya tanda ini Moli tanya belalang sembah.
Ini adalah daerah kekuasaan bangsaku. Mereka kalau
pagi sering melintas disini jawab Moli.
Mengapa kita tidak boleh berisik di sekitar sini
tanyanya lagi.
Nah kalau kita berisik di dalam hutan, maka kita sulit
untuk berjumpa dengan mereka. Kalau mereka lebih
tahu melihat kita, biasanya mereka bersembunyi terlebih
dahulu dan mengamati kita, jadi kita susah untuk

They all stop, seeing a "please be quiet" sign, which Moli


portrays with her index finger crossing her lips.
"What is the meaning of this sign, Moli?" asks Belalang
Sembah or grasshopper-pray.
"It means that this is my area. They usually cross this
area in the morning" answers Moli.
"Why do we have to be quiet?" Belalang asks again.
"Well, if we make a noise in the forest, we would then
have difficulty in finding them. If they see us, they will
hide themselves and observe us. Thus it would be difficult to find them," explains Moli.
They then walk slowly, quietly, so they can hear the still-

27

ness of the forest. Only insect noises are heard, calling


each other.
"What kind of insect it that, Capung ?" asks Moli, who
now wants to know more about the insects. Capung or
dragon-fly explains that the insect was a Tonggeret or
cicada, which is able to make a noise from its belly.
"Wow, that is terrific" says Moli.
"So the insects can make different sounds in different
ways. They use their wings, as for Jangkrik or Crickets,
or use their hind legs such as grasshoppers" says Capung.

menjumpainya jelas Moli.


Mereka pun perlahan-lahan jalan, tak ada suara di
antara mereka, sehingga keheningan hutan semakin
terasa, hanya suara serangga yang nyaring sahut
menyahut antara yang satu dengan yang lain.
Itu serangga apa, capung tanya Moli kepada capung,
yang kini ingin lebih banyak tahu tentang kehidupan
bangsa serangga.
Capung menjelaskan, bahwa serangga tersebut adalah
tonggeret yang memiliki kemampuan mengeluarkan
suaranya dengan udara yang ada pada rongga
perutnya.
Hebat ya kata Moli.
Jadi bangsa serangga mengeluarkan suara dengan
berbagai cara, ada yang merupakan gesekan sayap,
seperti jangkrik ada pula yang merupakan gesekan
antara kaki belakang dengan sayap, seperti bangsa
belalang kata Capung.

28

RUBBISHMODIFIER

PEROMBAK SAMP
AH
SAMPAH

"Careful, the trail is descending, don't play around" instructs Moli. Soon, Moli stops at a stump of a dead tree
that has a sign "Look for dead trees around you, you
will find the forest's decomposers working."

Hati-hati turunan semakin curam, jangan berjanda


pinta Moli.
Tak lama Moli berhenti pada sebuah tonggak pohon
mati, yang bertuliskan Perhatikanlah pohon pohon
tumbang di sekeliling anda, anda akan menemukan si
pengurai atau dekomposer hutan yang sedang bekerja.
Apa maksud tulisan ini Moli tanya Piggy.
Coba kalian perhatikan, apakah ada mahluk hidup
yang mempunyai tugas sebagai pembusuk pohon,
dedaunan yang mati di dalam hutan ini pinta Moli.
Mereka mengamati dengan menggunakan kaca
pembesar, menorek tanah, memegang pohon yang
mati dengan berbagai cara untuk menemukan mahluk
hidup yang ada atau tumbuh pada batang pohon yang
mati.
Lihat ini, aku menemukan rayap teriak Fasi.
Aku juga menemukan cacing kata Surili tak mau kalah.
Tapi di sekitar sini saya tak menemukan apa-apa, hanya
ada jamur kata Telsi.
Ya.. semua itu adalah mahluk hidup pengurai. Tak
hanya rayap, semut, cacing tapi ada juga jamur dan
mahluk hidup yang tak terlihat oleh mata, hanya dapat

"What is the meaning of that sign, Moli?" asks Piggy.


"Do look around, is there any living thing whose duty it
is to work on dead trees and leaves in this forest?" asks
Moli.
They look using the magnifying glass, scratching the
soil, touching the dead tree to find the living thing that
is on or lives on the dead tree.
"Look at this, I found white ants," yells Fasi.
"I also found worms," says Surili, not to be left out.
"But I can't find anything around here, only fungi" says
Telsi.
"Yes... all of them are decomposers. Not only white ants,
ants, worms, but also fungi and other organisms that
cannot be seen by the naked eye, only by using microscopes, such as bacteria and others" explains Moli.
"So can you imagine this life without the decomposers
such as them, maybe this world would be filled up with
rubbish?" adds Moli.

29

dilihat dengan mikroskop, seperti bakteri dan


sebagainya jelas Moli.
Jadi dapat kalian bayangkan bagaimana dalam
kehidupan ini bila tak ada mahluk hidup pengurai seperti
mereka, mungkin dunia ini akan penuh dengan
sampah tambah Moli.

30

THE PROCESS OF LIFE

PROSES SEBUAH KEHIDUP


AN
KEHIDUPAN

The trail keeps descending the faces of Moli's friends


look tired of the steep descent. Therefore Moli quickly
says something to keep her friends from boredom.
"Now look at the sides of the ravine. Anything there?"
asks Moli, making everyone confused about what she
means.
"There is nothing there, Moli" they all reply quietly, because their feet are tired.

Jalanan terus menurun, wajah-wajah kawan Moli sudah


terlihat agak kesal dengan turunan yang tak ada
hentinya. Untuk itu Moli cepat tanggap agar kawankawannya tak jenuh.
Sekarang perhatikan di sisi tebing ini ada apa tanya
Moli dan membuat semua kawannya bingung, apa yang
dimaksud Moli.
Tidak ada apa-apa Moli jawab mereka lirih karena
kakinya merasa pegal karena jalan yang menurun.
Coba perhatikan tumbuhan yang menempel di tebing
ini. Ada yang berlendir, kemudian ada yang kecoklatan,
kehijauan dan sebelah sini ada tumbuhan paku jelas
Moli.
Ini merupakan proses kehidupan paku-pakuan, tak
hanya tumbuhan yang kecil ini saja tetapi juga termasuk
paku-pakuan yang besar, karena mereka semua
berkembang biak dengan spora tambah Moli.
Kemudian Moli menjelaskan proses pertumbuhan pakupakuan diawali dengan spora yang sudah matang dan
tertiup angin atau jatuh. Setelah menempel di tanah,
atau batang pohon, spora ini tumbuh seperti kecambah
yang disebut prothallus yang berisi sel kelamin jantan
atau antheridium dan sel kelamin betina atau archego-

"Please look at the plants that grows at the sides of the


ravine. There is one with mucus, one greenish brown
and on this side are ferns," explains Moli.
"All of these are stages in the life-cycle of ferns, they all
develop from spores," adds Moli.
Then Moli explains the process of fern development,
which starts as spores blown by the wind.
Then a spore attaches itself to a plant or falls to the
ground. This spore then develops into a sprout called
prothallus that consists of a male cell called antheridium
and a female cell called archegonium. Of course, these
cells can only be seen through a microscope. The male
cell can be transported if there is a medium such as

31

water, while the female cell produces eggs. They will


exude certain chemicals to attract male cells.
The fusion of male and female cells causes fertilization
and the fertilised eggs sprout and become a new ferns.
Thus the cycle continues and new ferns develop. Everyone nods their head listening to Moli's explanation.

nium. Tentunya sel-sel ini hanya dapat dilihat dengan


menggunakan mikroskop. Sel kelamin jantan akan
menyebar bila ada media yang menunjang seperti air.
Sedangkan sel kelamin betina yang menghasilkan sel
telur megeluarkan zat kimia tertentu untuk menarik sel
kelamin jantan. Pertemuan sel jantan dan betina
menghasilkan pembuahan, sel telur yang sudah dibuahi
berkecambah menjadi tumbuhan paku baru. Setelah
itu proses kehidupan berlanjut dan akhirnya tumbuh
menjadi tumbuhan paku-pakuan.
Semua manggut-manggut mendengar penjelasan Moli.

32

JAV
AN GIBBONS THAT ARE
JAVAN
NEARL
YEXTINCT
NEARLY

OWA JAWA Y
ANG HAMPIR
YANG
PUNAH

The sensitivity of Moli as an interpreter is really tested.


Their antusiasm go down, may be tired or boring with
Moli's story about rain forest as long as education route.
Moli understood about that. After talking about spore
and fern, Moli saw animals moving at the tree. And Moli
stopherstory.

Kepekaan Moli sebagai interpreter memang sudah teruji,


dia sangat memperhatikan raut wajah kawan-kawannya
yang capai, yang sudah tak perduli dengan penjelasan
Moli. Namun Moli sudah terlatih dengan keadaan
semacam itu, maka setelah berceritera tentang spora
Moli melihat gerakan di atas pohon.
Ssst lihat di atas, ada kawan saya, owa Jawa yang
sedang duduk diam mengelus-elus anaknya kata Moli
sambil melihat ke atas. Mereka hidup membentuk
keluarga, sangat mencintai keluarganya, bagi yang
jantan tak pernah mencari betina lain begitu juga
sebaliknya yang betina, cinta mereka sehidup semati
kata Moli.
Uniknya, mereka akan selalu mencarikan daerah
kekuasaan bagi anaknya yang telah dewasa dan
berkeluarga kata Moli.
Adakah kalian yang kehidupannya seperti itu? tanya
Moli lagi.
Kita khan mempunyai perilaku kehidupan yang
berbeda, bukan begitu kawan-kawan.
Ya.. jawab mereka bersamaan.

"Sssttt.." Moli said with her fingger at her mouth.


"What the matter's Moli" ask Telsi.
"Look at the branch of tree, they are my friends. Sitting
down and mother grooming with her child" Moli said. "
They love their family, very much father not poligami
(more than one female) and mother never only need
one male. Their live always together all days" explain
Moli.
"Gibbona live very unique. Their parents always look
for their children teritory after grow up and make new
family" explained Moli while look at Gibbon family at
the top of tree.

33

" Any of you have lifestyle like me" ask Moli to their
friends.
"We have difference life-style and behaviour, right" ask
Moli again.
"Yes" answer all of them.
"I live in a group, I have more than one wife" says Pikus.
"So do I" says Fasi.
"Therearemanydifferentlifestylesinthisworld. Although
we have different habits, we all have our own importance in this world. Do not allow these differences to
cause friction, but rather make us stronger. Agreed!"
yellsMoli.
"Okay Boss" they answer.

Kalau saya hidup berkelompok, saya mempunyai istri


lebih dari satu Kata Lutung.
Saya juga Kata Fasi.
Itulah variasinya kehidupan di alam ini, walaupun kita
berbeda perilaku, tentunya kita mempunyai peran
masing-masing di dalam hidup ini. Jadi janganlah
perbedaan dijadikan untuk perpecahan, justru semakin
memperkuat dalam hidup kita. Setuju! seru Moli.
Oke Bos jawab mereka.
Nah disini ada contoh proses kehidupan beringin
pencekik yang masih muda, coba perhatikan pinta Moli
menjelang pada pelataran yang berada pada tepi
sungai.

"Now here is another example of the process of life.


Thisstranglingfigisstillyoung,pleaseobserve"requests
Moli at a clearing beside a river.

34

LOOKING AT THE FOREST


WITH A MIRROR
Arriving at an open space, they rest. All of them stay
quiet,listeningtotherunningclearwater,theyfeelpeacefulwithlife.
While they are resting, Moli, as an interpreter, will not
be quiet. She tells a story about the river. "This river
runs all year long, even in the long drought. When the
rainy season arrives, the river never floods. Do you
know why?" asks Moli.
Nobody answers so she continues "When the rain water reaches the forest floor, the root systems works like a
sponge, taking in water. The water will be released drip
by drip, as a spring.
Only 40% of rainwater falls directly onto the ground,
the rest is slowed by the leaves. Therefore there is no
flooding in the low land if the forest is intact and well
looked after," says Moli.
While waiting for her friends to rest, Moli takes out a
number of mirrors. Moli's friends smile at Moli's act.

MEMANDANG HUT
AN
HUTAN
DENGAN CERMIN
Sesampainya di pelataran, mereka pun beristirahat.
Semuanya diam termenung mendengar suara
gemerciknya air sungai yang jernih yang dapat membuat
damai dalam hidup ini.
Sambil beristirahat, sebagai interpreter, Moli tak mau
diam. Dia berceritera tentang sungai ini. Sungai ini
sepanjang tahun tak pernah kering walaupun terjadi
kemarau panjang. Bila musim hujan tiba airnya pun
tak pernah meluap.
Tahukah kalian mengapa hal ini terjadi? tanya Moli.
Tak ada suara yang menjawab. Karena saat hujan tiba
perakaran di dalam hutan seperti halnya spon, yang
menahan air. Air akan dikeluarkan setetes demi setetes,
sehingga membentuk mata air. Air hujan pun hanya
sekitar 40 % yang jatuh ke tanah, semuanya tertahan
oleh dedaunan. Maka dari itu hutan yang masih baik
dan terawat, jarang sekali terjadi bencana banjir di
hilirnya kata Moli.
Sambil menunggu kawan-kawannya istirahat, Moli
mengeluarkan beberapa cermin. Kawan-kawan Moli
tersenyum melihat perilaku Moli.
35

"Hey Moli, you are in the forest, how come you


have time to take out mirrors to beautify yourself?" asks
Fasi who loves to tease.
"No Fasi, this is a game for all of you," answers Moli,
putting up with Fasi's teasing.
"All right friends, this is a game. Usually we see the
forest straight in front of us. Now I am going to introduce you to see the forest above us -it is quite unique"
says Moli, without waiting for any questions from her
friends.
"When you are rested, the game will begin" cajoles Moli.
Her friends form a line. The left arm rests on the friend
in front, while the right arm holds a mirror. They walk in
a line looking at plants above them through the mirror.
For a while, they walk quietly in line looking at leaves
and plants in the mirror. Some see fruits or flowers,
birds flying around, or insects hopping on the leaves.
Everything looks very clear in the mirror. Suddenly Fasi,
walking at the front, yells in fright.
"Wow..." yells Fasi. Soon, Moli's friends say the same
thing. They feel as if they are falling from the
endless sky. Before that, they felt like they were walking
from tree to tree. Suddenly, there are no more trees.

Hey Moli, kamu di hutan sempat-sempatnya bawa


cermin untuk merias diri tanya Fasi yang suka meledek.
Bukan Fasi, ini ada permainan untuk kalian jawab
Moli dengan sabar mendengan ledekan Fasi.
Baiklah teman-teman, saya mempunyai permainan.
Biasanya kita memandang hutan secara horizontal,
lurus ke depan. Nah sekarang saya akan
memeperkenalkan kalian untuk memandang hutan
secara vertikal, tegak lurus adakah keunikannya tanya
Moli yang tak memerlukan jawaban dari kawannya.
Kalau kalian sudah sedikit hilang capainya, maka
permainan akan segera kita mulai ajak Moli.
Kawan-kawannya pun berbaris ke belakang. Tangan kiri
memegang kawan di depannya, sedangkan tangan
kanan memegang cermin yang diletakkan di bawah
matanya. Mereka berjalan beriringan melihat
pemandangan tumbuhan dari cermin. Mula-mula
tenang berjalan beriringan sambil melihat dedaunan,
dan tumbuhan lain dari cermin. Ada yang melihat burung
berterbangan, serangga yang hinggap di daun, atau
buah, bunga biji. Semua terlihat jelas dari cermin
tersebut. Tiba-tiba Fasi yang berjalan di depan berteriak
kaget.
Waoow .. teriak fasi. Tak lama kemudian kawankawan Moli lain berucap yang sama. Seolah-olah
36

"Moli, it's great that you have a game like this," they say,
impressed. Now and then they try the mirror game
again.

mereka jatuh ke langit yang tak ada batas, karena


semula mereka seperti berjalan pada pohon yang satu
ke pohon yang lain. Tiba-tiba di atas tak ada pohon
lagi, dan seolah-olah mereka terjerumus pada lubang
besar yang tak ada pohonnya.
Asyik juga kau Moli punya permainan seperti itu kata
mereka sambil terkagum-kagum dan sesekali mereka
mencoba permainan cermin tersebut.

37

FRESH WATER FROM LIANAS


Arriving at the T-junction near the Canopy Bridge, they
rest for a while. Moli explains that the liana that grows
on trees contains water.
"This plant has fresh water inside. If we run out of water,
we can cut the stem of a liana. The water dripping from
it can be drunk straight away" explains Moli.
"Can we drink the water from all lianas, Moli?" asks
Surili with a very serious face.
"Oh no! There are a number of them, which do not
drip water, but sap. That should not be drunk," answers
Moli.
"How do we know?" asks Surili again together with the
others.
"Before you cut it, try to scratch the stem, to see if there
is sap or not.
If there is no sap, cut the liana off to get the water"
explains Moli, who seems to be an expert on living in
theforest.

AIR SEGAR DARI LIANA


Sesampainya di pertigaan menuju Jembatan Kanopi,
mereka beristihat sejenak. Moli menjelaskan tentang
tumbuhan liana yang tumbuh dan mempunyai
kandungan air di dalamnya.
Tumbuhan ini memiliki air yang segar di dalamnya.
Seandainya kita kehabisan air, maka kita dapat
memotong sebagian batang liana ini. Air yang keluar
dapat langsung kita minum jelas Moli.
Apakah semua air dari liana dapat diminum Moli?,
tanya surili yang bermuka serius ini.
Oh, tidak. Ada beberapa yang tidak mengeluarkan air,
bahkan bergetah. Nah liana yang seperti itu jangan
diminim jawab Moli.
Bagaimana cara mengetahuinya tanya surili lagi, serta
kawan kawan lain yang hampir bersamaan.
Sebelum memotong, coba dilukai sedikit dulu, ada
getahnya atau tidak. Kalau tidak ada maka lanjutkan
pemotongan liana untuk mendapatka air kata Moli
yang nampaknya memang sudah ahli mengenai
kehidupan dalam hutan.
38

VIEWING PLANTS
AT THE CROWN

BELAJAR TUMBUHAN DI AT
AS
ATAS
TAJUK

Before going to the Canopy Bridge, Moli clarifies the


regulations for while they are on the bridge. One regulation, amongst others, is: participants are not allowed
to play around, swing or run on the bridge. Thus Moli
tells the regulation to her friends.

Sebelum menuju ke jembatan kanopi, Moli menjelaskan


peraturan selama berada di jembatan gantung tersebut.
Peraturan-peraturan yang berlaku antara lain:
Peserta tidak diperkenankan untuk bergurau,
menggoyang-goyang, berlari-lari di jembatan gantung
tersebut.
Demikian aturan yang disampaikan Moli kepada
kawan-kawannya.
"Adakah kalian yang takut akan ketinggian?" tanya Moli.
"Aku sedikit takut, berapa ketinggiannya Moli?", tanya
kancil yang cerdik, tapi rupanya kancil, memiliki rasa
takut berada pada ketinggian.
"Lebih kurang 30 meter dari permukaan tanah", jawab
Moli.
"Berapa panjangnya jembatan ini" sambungnya lagi.
"Sekitar 100 meter, kalau kamu takut akan ketinggian,
jangan terlalu sering melihat ke bawah, melihatlah ke
atas, lihat tumbuhan, anggrek, paku-pakuan dan
sebagainya" pinta Moli.

"Are any of you scared of heights?" asks Moli.


"I am a little bit scared. How high is it, Moli?" asks the
Mouse deer, who is clever but a little scared of heights.
"Approximately 30 metres above the ground," answers
Moli.
"How long is the bridge?" he asks again.
"Around 100 metres long. If you are scared of heights,
do not look down too often, look up, and look at the
plants, orchids, ferns and other things" suggests Moli.
They follow the regulations told to them by Moli, walking single file holding onto the rope at the side of the
bridge.
"Do observe the crown of the plants, fruits, flowers and
young leaves that you can close up," says Moli.

Mereka pun mengikuti aturan yang disampaikan Moli,


39

Arriving at the end of the bridge, they have a rest for a


while, waiting for the others who are slowly crossing the
bridge.
"Click.....click..." Moli takes a few pictures as mementoes of her friends posing on the bridge.

satu persatu berjalan sambil berpegangan tali yang ada


di sisi jembatan.
"Coba kalian perhatikan pucuk-pucuk tumbuhan yang
ada. Buah, bunga, daun muda. Kalian dapat melihat
lebih dekat" kata Moli.
Sesampainya di ujung jembatan, mereka beristirahat
sejenak, menunggu kawan-kawannya yang masih
beraksi seperti halnya artis di jembatan.
"Jepret .. jepret.. " beberapa kali Moli membuat foto
kawan-kawanya, untuk kenang-kenangan berpose di
jembatan.

40

COLOURS OF THE FOREST


After they have had their rest, Moli pulls out white cardboard pieces with double-sided tape attached to each
of them. This game is played after they have crossed
thebridge.
The trail is ascending so this game is played to relieve
tiredness and boredom due to the steep ascent. This
game helps them to be more observant
of the environment.
"Friends, I brought these white cardboard pieces with
double-sided tape attached to them. Your job is to find
any interesting objects along the way. It could be a dry
leaf, a green one, a flower, a length of branch or anything you find along this trail" instructs Moli.
"What kind of game is this, Moli?" asks Piggy.
"This is called the Colours of the Forest" answers Moli.
"Is that clear?" she asks. "This is how it works, take the
cover off the double-sided tape and take a small object
that you have chosen, and attach it to the cardboard"
says Moli, showing an example to her friends.
"Okay, I understand," says Piggy.

WARNA WARNI HUT


AN
HUTAN
Setelah istirahat selesai, Moli mengeluarkan kertas
karton warna putih, yang sudah ditempel perekat, yang
merupakan permainan sepanjang jalan. Permainan ini
sengaja dikeluarkan pada jalur setelah melewati
jembatan, karena jalannya menanjak. Untuk
menghilangkan rasa capai, segan atau malas melihat
tanjakan yang tinggi, permainan ini sangat membantu
untuk mengusir kemalasan.
"Kawan-kawan saya membawa karton putih, yang
sudah saya beri perekat. Tugas kalian mencari bendabenda apa saja di sepanjang jalan. Bisa daun kering,
yang masih hijau, bunga, ranting dan apa saja yang
kalian temui di sepanjang jalan ini" perintah Moli.
"Ini permainan apa lagi Moli", tanya Piggy.
"Ini namanya permainan warna-warni hutan"jawab Moli.
" Ada yang tidak jelas" lanjutnya lagi.
"Begini caranya, buka tutup perekatnya dan ambil
bagian kecil benda yang kalian inginkan, dan
tempelkan", kata Moli memberikan contoh kepada
kawan-kawannya.
"Oke, aku sudah mengerti" kata Piggy lagi.

41

They diligently look for any objects along the long trail.
There are fallen fruits, flowers and colourful leaves.
Sometimes they find insect wings with beautiful colours,
or they find bird feathers that have fallen and other
things. Moli walks in the front and now and then calls to
her friends who look so tired, such as fat Piggy.
"Piggy, come here, this is a pretty purple flower. Quick,
all of you come here!" says Moli.
Piggy quickly reaches Moli. Without realising it, they
have climbed the steep ascent while collecting various
objects along the trail.
They do not feel tired due to the excitement of finding
unique objects with beautiful colours and attaching them
to the white cardboard.
Arriving at an open space at the T-junction, they find
the itching "Pulus" tree.
"Now we can rest again but don't touch that tree! If the
tiredness has gone, I have some interesting stories to
tell you" says Moli.
While they rest, Moli explains the reason for of the game
toherfriends,whytheycollectedvariouscolourfulthings.
"This game shows that the forest is not merely green but
colourful, exactly as you see on that little piece of paper" says Moli.

Merekapun dengan rajin mencari benda benda yang


jatuh di sepanjang jalan. Ada bekas buah yang jatuh,
bunga, daun yang warna-warni. Kadang mereka
menemukan sayap serangga yang telah mati yang
warna sangat indah. Atau mereka menemukan bulu
burung yang jatuh dan lain sebagainya.
Moli berjalan di depan dan sesekali memanggil
kawannya yang terlihat capai seperti Piggy yang
berbadan tambun.
"Piggy sini, ini ada bunga yang warnanya ungu, bagus,
lekas kalian kemari" kata Moli. Piggy pun dengan cepat
menghampiri Moli. Tanpa terasa mereka telah melalu
tanjakan yang cukup tinggi, namun karena mereka asyik
mengumpulkan aneka benda di sepanjang jalan,
sepertinya tidak terasa capai namun semangat untuk
menemukan benda yang unik yang memiliki warna yang
indah untuk dijadikan koleksi dan ditempelkan pada
karton kecil yang mereka pegang.
Sampailah mereka pada pelataran yang terletak pada
pertigaan ketika mereka menemukan pohon pulus.
"Nah, sekarang kita istirahat lagi. Kalau rasa capai sudah
hilang, saya memiliki beberapa ceritera yang menarik
buat kalian" kata Moli.
Sambil istirahat, Moli menjelaskan kepada kawankawannya, arti permainan dengan mengumpulkan
42

Her friends, make no comment, they are still too tired.


Some take out a snack and others take out their water
bottle.

aneka warna yang mereka tempelkan.


"Permainan tersebut mempunyai arti, bahwa hutan itu
tidak hanya hijau warnanya. Tetapi berbagai warna,
persis seperti yang kalian temui dalam kertas kecil
tersebut" kata Moli.
Kawan-kawannya masih malas bekomentar, masih
terlihat capai. Ada yang membuka bekal makanan,
adapula yang mengeluarkan botol minum bawaannya.

43

COMPETITION FOR LIGHT


"Please look at that hill over there," says Moli, pointing
to a hill looming in front of them.
"The plants are colourful, aren't they? There are red,
light green, dark green, brown and other colours" says
Moli.
Moli continues and tells them about the forest stratification, which is the different heights, of the trees. The
trees always try to reach the highest level they can, because they need the sunlight for photosynthesis. Thus
in the forest there is always competition to reach the
light.
"So competition for life also happens in the forest, Moli"
says Kubung, the flying squirrel who is leaning against a
tree.
"They are competing to get light, air and food" says Moli.
"In this competition, the trees also kill each other" says
Totol.
"Correct, but not with sharp objects - with part of the
plant," says Moli.
"One example is the strangling fig, about which I told

PERSAINGAN MEREBUT
CAHAY
A
CAHAYA
"Coba kalian perhatikan bukit yang ada disana itu" kata
Moli sambil menunjuk ke arah bukit yang menjulang di
depan mereka.
"Tumbuhan yang ada berwarna warni bukan. Ada yang
merah, hijau, hijau tua, coklat dan sebagainya" kata
Moli lagi.
Moli terus berceritera tentang stratifikasi hutan, yaitu
susunan pohon yang yang memiliki ketinggian berbeda.
Mereka akan selalu berusaha untuk mencapai ke
puncak, kalau bisa yang tertinggi. Karena mereka sangat
memerlukan cahaya matahari untuk melakukan proses
fotosintesa. Sehingga di dalam hutan akan selalu terjadi
persaingan untuk mendapatkan cahaya.
"Jadi mereka di dalam hutan juga terjadi persaingan
dalam hidup Moli" kata kubung, tupai terbang yang
asyik bersender pada pohon.
"Mereka bersaing untuk merebutkan cahaya, udara dan
makanan" kata Moli.
"Apakah dalam persaingan, pohon juga saling
membunuh" kata Totol.
"Betul. Tapi cara membunuhnya tidak dengan senjata
44

you before. Then there is Alelopaty, a substance in the


root that can kill the neighbouring plants. Look up" says
Moli and all her friends look up to where Moli is pointing.
"The liana is one of those plants that competes for the
light," says Moli.
"How?" asks Telsi.
Moli explains how lianas can kill the host plant. First,
they creep up from the base of the host tree.
Then, when they arrive at the top, they grow really fast
because they now have enough light. Slowly, this increase in growth makes the liana a heavy burden for
the host plant, the host plant cannot support it any more
and breaks.
This kills the host plant. So, we often see lianas living
without host plants, because they have died, thus ends
Moli'sstory.

tajam, namun dengan bagian tumbuhan yang mereka


miliki" kata Moli.
"Misalnya seperti beringin pencekik yang pernah saya
ceriterakan. Kemudian ada zat kimia dalam akar yang
dapat mematikan tumbuhan tetangganya. Lalu, coba
lihat di atas kalian." kata Moli, dan semuanya
memperhatikan ke atas di mana Moli menunjuk.
"Liana ini adalah salah satu tumbuhan yang melakukan
persaingan untuk mendapatkan cahaya" kata Moli.
"Bagaimana caranya" tanya Telsi.
Moli menjelaskan bagaimana Liana itu mematikan
pohon inangnya. Pertama mereka tumbuh merambat
dari bawah dengan pohon inang sebagai tempat untuk
merambat. Setelah sampai di atas mereka tumbuh
dengan cepatnya karena cukup dengan cahaya. Lama
kelamaan pertumbuhan yang cepat itu merupakan
beban yang berat bagi inangnya, inang tak tahan
menahan dan patah. Patahnya inang maka liana
tersebut semakin besar dan lebat pertumbuhannya.
Sehingga sering kita temui liana hidup tanpa inang,
karena inangnya telah mati, demikian ceritera Moli.

45

PLAYING T
ARZAN
TARZAN

MAIN T
ARZAN
TARZAN

"Come on, who wants to play Tarzan?" asks Moli. Moli


shows them how by swinging on a liana near their place
of rest. Everybody tries, one by one, swinging on lianas
while yelling "arrroooooooo....."

"Hayo siapa yang mau main tarzan - tarzanan" kata


Moli. Moli memberikan contoh bergelayutan pada liana yang ada disekitar tempat istirahatnya. Semua
mencoba satu persatu bergantungan pada liana, sambil
berteriak "auuuuuoooooooo . ".

On the way back to the Alam Kita Camp, there are


fewer questions because it is the same trail they took on
the way out.

Perjalanan kembali ke CampAlam Kita, sudah tidak


terlalu banyak pertanyaan, karena rute ini sama seperti
jalan yang dilalui ketika berangkat.

46

THE WEB OF LIFE

JARING JARING KEHIDUP


AN
KEHIDUPAN

Arriving at the Alam Kita Camp, they rest, then they eat
their food. When they have finished, Moli announces
that they are going to play a game
called the Web of Life.

Sesampainya di Camp Alam Kita, mereka istirahat,


kemudian makan bekal yang mereka bawa. Setelah
semua usai Moli mengumumkan bahwa akan dilakukan
permainan mengenai jaring-jaring kehidupan.

They all gather in a circle, each representing their namesake as the forest dwellers, with some using names of
plants. Moli gets a big roll of thread as a tool to make
the Web of Life.

Semua berkumpul membuat sebuah lingkaran, masingmasing mewakili namanya sebagai penghuni hutan,
serta ada yang menggunakan ciri nama beberapa
tumbuhan. Moli membawa segolong benang besar
sebagai alat pembuat jaring kehidupan.
"Oke, dimulai dari saya sebagai Owa yang memakan
buah rambutan hutan" kata Moli dan kemudian
melemparkan ke arah Capung yang mewakili sebagai
rambutan.
Rambutan memakan kotoran Piggy, Piggy memakan
jagung, jagung memakan kotoran kancil, kancil
dimakan macan tutul, selain itu macan tutul memakan
rusa, rusa dimakan harimau, harimau mati ditembak
manusia, manusia dibunuh ular, ular dimakan elang.
Terus Moli melanjutkan arahannya. Elang mati,
kemudian busuk dimakan bakteri, bakteri menhasilkan
pupuk, pupuk dimakan tumbuhan ficus, ficus dimakan

"Okay, we start with me as a gibbon who eats the forest


rambutan fruit" says Moli and then throws the roll of
thread to Capung, who represents the rambutan tree.
Rambutan trees feed on Piggy's scats, Piggy eats corn,
corn feeds on Mouse deers' scats, Mouse deer is eaten
by Macan Tutul leopard , and Macan Tutul also eats
rusa, rusa is eaten by tiger, humans kill tigers, humans
are killed by snakes and eagles eat snakes.
Moli keeps telling her story. The eagle dies, decomposes and is digested by bacteria, bacteria produce fertilizer,fertilizerisusedbyficus,ficusiseatenbySuriliand

47

Fasi, their scats become fertilizer and plants use this. So


it goes on, until the thread becomes a strong web.
"There my friends, when our forest is still intact, they
need one another. Please tighten and hold the thread"
says Moli.
"Now I am going to let the thread go," says Moli and
lets go of the thread.
One by one they let go of the thread, with only a few
still holding on to it.
"Now you see, the life in the forest is not balanced any
more, because some of the animal life sources have
become extinct. The plants are not robust anymore because they have lost their food sources" says Moli, to
explain what would happen if the balance of the forest
is upset.

Surili dan Fasi, kotoran mereka menjadi pupuk dan


dimakan tumbuhan. Begitulah seterusnya, sehingga
benang yang dilempar itu menjadi sebuah jaring-jaring
yang kuat.
"Beginilah kawan-kawan kalau seandainya hutan kita
masih utuh, satu sama lain saling membutuhkan. Coba
kencangkan dan tarik erat-erat" kata Moli.
"Coba, belalang sembah, kamu tarik kencang dan sedikit
digoyang", pinta Moli. "Apa yang kalian rasakan atau
siapa saja yang merasakan tarikan belalang", tanya
Mola lagi.
"Sekarang saya melepaskan tali ini" kata Moli dan
melepaskan pegangan talinya. Satu persatu
melepaskan, dan hanya tinggal beberapa yang masih
memegangi tali tersebut.
"Coba kalian lihat, maka kehidupan pada hutan sudah
tidak seimbang lagi, karena sebagian sumber kehidupan
satwa pada hutan telah punah, demikian juga tumbuhan
tak subur lagi karena telah kehilangan humus" kata Moli,
menjelaskan tentang apa yang terjadi bila hutan sudah
hilang keseimbangannya.

48

LETTERS TO FRIENDS

SURAT KEP
ADA KAWAN
KEPADA

At the end of the game, Moli hands over postcard sized


cardboard to her friends. Moli instructs them on what
to do with the cardboard.
"Write your name and address on one side" says Moli.
Then she gives her friends a choice on what to write on
the other side. Either write a poem about the forest or
anything they have seen in the forest, or draw a picture.

Akhir sebuah permainan Moli membagikan kertas


karton berukuran kartu pos kepada rekan-rekannya.
Kemudian Moli memberikan instruksi mengenai apa
yang harus dikerjakan dengan karton tersebut.
"Kalian tulis nama dan alamat masing-masing dengan
lengkap pada halaman muka" kata Moli. Setelah itu
Moli menjelaskan apa yang harus ditulis pada halaman
belakang. Moli memberikan pilihan kepada kawan
kawannya, yaitu membuat puisi tentang hutan atau apa
saja yang dilihat sekembalinya dari dalam hutan, atau
membuat lukisan.
"Terserah kalian, yang ingin melukis saya sediakan pinsil
warna dan krayon, dan yang ingin menulis puisi saya
sediakan pulpen" kata Moli.
Karton ini akan dikirim kembali oleh Moli ke tempat
masing-masing kelak kemudian hari, 2 bulan kemudian.
Dengan harapan kawan-kawannya akan mengingat
kembali Alam Kita Bodogol, tempat mereka belajar
tentang sebagian kehidupan yang unik tentang hutan
tropis.

"It's up to you, anyone who wants to draw, I have


coloured pencils and crayons. For those who want to
write a poem, I have some pens" says Moli.
Moli will send the cards to them sometime in the next
two months - with the hope that her friends will remember what they learnt about the unique life of the tropical
forest at Alam Kita Bodogol.

49

Conservation International Indonesia (CI Indonesia)


Conservation International merupakan organisasi nir-laba yang berkarya di
lebih dari 30 negara termasuk di Indonesia dan berada di empat benua. CI
percaya bahwa warisan alam yang ada di bumi harus selalu di pertahankan,
hal ini penting demi pertumbuhan spiritualitas, budaya dan ekonomi generasi
yang akan datang. Misi CI adalah untuk melestarikan warisan alam dan
keanekaragaman hayati di bumi, serta menunjukkan bahwa manusia dapat
hidup harmonis dengan alam.

CI Indonesia

Jl. Perjaten Barat 16A, Kemang, Jakarta 12550


Telpon(021)78838624,78838626,7882564 Fax(021)7806723
INDONESIA

THE HONGKONG AND SHANGHAI BANGKING COORPORATION


LIMITED (HSBC)
HSBC merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa layanan
perbankan dan keuangan. Berkantor pusat di London, Inggris dan tersebar di
79 negara di dunia termasuk di Indonesia yang mulai beroperasi sejak tahun
1884 dan telah memiliki 12 kantor cabang yang tersebar di Indonesia. Saat ini
HSBC memberikan layanan perbankan pribadi, komersial, korporasi dan
investasi serta asuransi. Melalui program sosial kemasyarakatan HSBC mewujudkan kepeduliannya terhadap perkembangan dan kemajuan
masyarakat Indonesia di bidang pendidikan, lingkungan hidup dan sosial.

HSBC

World Trade Center, Lantai 1-3


Jl. Jendral Sudirman, Kav.29-31, Jakarta 12920
Telepon (021)52466222, Fax (021)5267380
INDONESIA

50

Penerbitan ini didukung oleh :

51

Anda mungkin juga menyukai