Anda di halaman 1dari 34

TEKNOLOGI BIO

POLIMER

POLIMER
Polimer

diklasifikasikan dalam:

Sintetik
Alami

Polimer

sintetik diperoleh dari polimerisasi


minyak bumi melalui rekayasa proses
menggunakan katalis dan panas.

CONTOH POLIMER SINTETIK


Polyethylene
Polypropylene
Polytetrafluoroethylene
(Teflon)
Polyvinylchloride
Polyvinylidenechloride
Polystyrene
Polyvinylacetate
Polymethylmethacrylate
(Plexiglas)
Polyacrylonitrile

Polybutadiene
Polyisoprene
Polycarbonate
Polyester
Polyamide (nylons)
Polyurethane
Polyimide
Polyureas
Polysiloxanes
Polysilanes
Polyethers

POLIMER ALAMI
Polimer

alami telah lama digunakan untuk:


pakaian, dekorasi, peralatan, perlindungan,
transportasi, dsb.
Contoh polimer alami:
Pati

Selulosa
Protein

(kayu)

Rambut
Sutera
DNA

and RNA
Tanduk
Karet

BIOPOLIMER
Biopolimers

diperoleh dari polimerisasi bahan


baku bio dengan rekayasa proses industri.

Bahan

baku Bioplomer diisolasi dari


tanaman, binatang atau disintesis dari
biomass menggunakan enzim/mikrobia.

CONTOH BIOPOLIMER

Polyesters

Polylactic acid
Polyhydroxyalkanoates

Silk
Soy protein
Corn protein (zein)

Polysaccharides
Xanthan
Gellan
Cellulose
Starch
Chitin

Polyphenols

Lignin
Tannin
Humic acid

Proteins

Lipids

Waxes
Surfactants

Specialty polymers

Shellac
Natural rubber
Nylon (from castor oil)

MENGAPA BIOPOLIMER?

Bahan bakar fosil (minyak, gas, batubara) semakin


mahal dan langka karena tidak dapat diperbaharui
sehingga diperlukan bahan baku yang terbaharui.
Kini mulai dikembangkan teknologi untuk biopolimer
baru menggunakan tanaman.
Sebagian besar polimer sintetik tidak biodegradable

BIODEGRADABLE POLYMERS
Polimer

seperti polyethylene dan


polypropylene tahan di lingkungan sampai
beberapa tahun setelah pembuangan.

Recycling

secara fisis terhadap plastik sering


tidak praktis dan tidak diinginkan

Biodegradable

polymers mudah dirombak


secara enzimatis atau hidrolisis alami.

UNTUK APA POLIMER


BIODEGRADABLE?
Bahan

pengemas (mis, tas belanja, kemasan


makanan, karton untuk telur, dsb)
Medik (mis alat suntik, wadah infus, dsb)
Kosmetik
Mainan anak,
dsb

ADA TIGA KELOMPOK BIOPOLIMER YANG


MENJADI BAHAN DASAR DALAM PEMBUATAN
FILM KEMASAN BIODEGRADABLE

www.themegallery.com

Campuran biopolimer dengan polimer sintetis


Film jenis ini dibuat dari campuran granula pati
(5 20 %) dan polimer sintetis serta bahan
tambahan (prooksidan dan autooksidan). Bahan
ini memiliki nilai biodegradabilitas yang rendah
dan biofragmentasi sangat terbatas.

POLIMER MIKROBIOLOGI
(POLYESTER)

www.themegallery.com

Biopolimer ini dihasilkan secara bioteknologis


atau fermentasi dengan mikroba genus
Alcaligenes .
Biopolimer jenis ini diantaranya polihidroksi
butirat (PHB), polihidroksi valerat (PHV), asam
polilaktat (polylactic acid) dan asam poliglikolat
(polyglycolic acid).
Bahan ini dapat terdegradasi secara penuh oleh
bakteri, jamur dan alga. Namun oleh karena
proses produksi bahan dasarnya yang rumit
mengakibatkan harga kemasan biodegradable ini
relatif mahal.

POLIMER PERTANIAN :
Biopolimer ini tidak dicampur dengan bahan
sintetis dan diperoleh secara murni dari hasil
pertanian. Polimer pertanian ini diantaranya
cellulose (bagian dari dinding sel tanaman),
cellophan, celluloseacetat, chitin (pada kulit
Crustaceae), pullulan (hasil fermentasi pati oleh
Pullularia pullulans ).
Polimer hasil pertanian mempunyai sifat
termoplastik, sehingga mempunyai potensi
untuk dibentuk atau dicetak menjadi film
kemasan.

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Keunggulan polimer jenis ini adalah tersedia


sepanjang tahun (renewable) dan mudah hancur
secara alami (biodegradable). Beberapa polimer
pertanian yang potensial untuk dikembangkan
adalah pati gandum, pati jagung, kentang,
casein, zein, konsentrat whey dan soy protein.

POLYHYDROXYALKANOATES
Polyhydroxyalkanoates

(PHA) diakumulasi
sebagi granula dalam sitoplasma sel.
O
H [O C

PHAs
Sifat

O
(CH2)n C ] OH

adalah poliester termoplastik

dapat elastis seperti karet (rantai


panjang) dan kaku seperti plastik (rantai
pendek).

PRODUKSI PHA
Bahan Baku
Preparasi Media
Fermentasi

Sumber Karbon
Pertumbuhan Bakteri dan
akumulasi polimer

Penghancuran Sel
Pencucian
Sentrifugasi
Pengeringan
PHA

Pemurnian Polimer

POLYLACTIC ACID
Polylactic

acid (PLA) didegradasi secara hidrolisis


dan tidak diserang mikrobia

Serat

PLA halus seperti sutera dengan menjaga


kelembaban yang bagus.

Kopolimer

asam laktat dan asam glikolat


digunakan dalam bidang kesehatan.

Bahan baku yang dapat digunakan dalam


pembuatan PLA adalah semua bahan yang
mengandung pati seperti singkong, ubi jalar,
jagung, dan gandum.
Pati yang telah diperoleh diolah lebih lanjut
menjadi glukosa melalui proses hidrolisis.
Glukosa inilah yang nantinya akan difermentasi
oleh mikroorganisme seperti bakteri
Lactobacillus menjadi asam laktat sebagai
monomer.

www.themegallery.com

Selanjutnya asam laktat dipolimerisasi dengan


bantuan panas dan katalis logam menjadi PLA.
Selain Lactobacillus, juga dikembangkan proses
fermentasi menggunakan ragi Sacharomieces
cerevisiae dan Escerecia coli.
Keunggulan PLA adalah waktu penguraiannya
yang singkat hanya kurang lebih 2-6 minggu
serta sedikit dihasilkan residu CO2.

www.themegallery.com

METODE PEMBUATAN FILM

www.themegallery.com

A. Metode pembuatan film yang dikembangkan oleh


Isobe
Bahan dasar (zein) dilarutkan dalam aceton dengan air
30 % (v/v) atau etanol dengan air 20 % (v/v).
Kemudian ditambahkan bahan pemlastik (lipida atau
gliserin), dipanaskan pada 50o c selama 10 menit.
Selanjutnya dilakukan pencetakan pada casting dengan
menuangkan 10 ml campuran ke permukaan plat
polyethylene yang licin.
Dibiarkan selama 5 jam pada suhu 30 sampai 45o c
dengan rh ruangan terkendali.
Film yang terbentuk dilepas dari permukaan cetakan
(casting), dikeringkan dan disimpan pada suhu ruang
selama 24 jam

www.themegallery.com

B. Metode yang dikembangkan oleh Frinault


dengan bahan dasar (casein) menggunakan
pencetak ekstruder dengan tahap proses
terdiri dari :
1. pencampuran bahan dasar dengan
aceton/etanol- air,
2. penambahan plasticiser,
3. pencetakan dengan ekstruder kemudian
pengeringan film.

C. METODE YANG DIKEMBANGKAN YAMADA


1.

3.
4.
5.
6.

www.themegallery.com

2.

Bahan dasar (zein) dilarutkan dalam etanol 80


%.
Ditambahkan pemlastis, dipanaskan pada suhu
60 sampai 70o C selama 15 menit.
Campuran kemudian dicetak pada auto-casting
machine.
Selanjutnya dibiarkan selama 3 6 jam pada
suhu 35o c dengan rh ruangan 50 %.
Film kemudian dikeringkan selama 12 18 jam
pada suhu 30o c pada rh 50 %.
Dilanjutkan dengan conditioning dalam ruang
selama 24 jam pada suhu dan rh ambien.

BIODEGRADABILITAS
Alasan utama membuat kemasan plastik
berbahan dasar bioplimer adalah sifat
alamiahnya yang dapat hancur atau terdegradasi
dengan mudah..
Umumnya setelah sampah kemasan dibuang ke
tanah (landfill), akan mengalami proses
penghancuran alami baik melalui proses
fotodegradasi (cahaya matahari, katalisa),
degradasi kimiawi (air, oksigen), biodegradasi
(bakteri, jamur, alga, enzim) atau degradasi
mekanik (angin, abrasi).

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Proses-proses tersebut dapat berlansung secara


tunggal maupun kombinasi. Beberapa faktor
yang mempengaruhi tingkat biodegradabilitas
kemasan setelah kontak dengan
mikroorganisme, yakni : sifat hidrofobik, bahan
aditif, proses produksi, struktur polimer,
morfologi dan berat molekul bahan kemasan
(Griffin, 1994).

PROSES TERJADINYA
BIODEGRADASI FILM KEMASAN
PADA LINGKUNGAN ALAM
Dimulai dengan tahap degradasi kimia yaitu
dengan proses oksidasi molekul, menghasilkan
polimer dengan berat molekul yang rendah.
Proses berikutnya (secondary process) adalah
serangan mikroorganisme (bakteri, jamur dan
alga) dan aktivitas enzim (intracellular,
extracellular).

www.themegallery.com

Contoh mikroorganisme diantaranya bakteri


phototrop (Rhodospirillium, Rhodopseudomonas,
Chromatium, Thiocystis), pembentuk endospora
(Bacillus, Clostridium), gram negatif aerob
(Pseudomonas, Zoogloa, Azotobacter, Rhizobium),
Actynomycetes, Alcaligenes
Umumnya kecepatan degradasi pada lingkungan
limbah cair anaerob lebih besar dari pada limbah
cair aerob, kemudian dalam tanah dan air laut.

www.themegallery.com

Kendala utama yang dihadapi dalam pemasaran


kemasan ini adalah harganya yang relatif tinggi
dibandingkan film kemasan PE.
Sebagai perbandingan untuk PHBV sekitar US$
8 10/lb, sedangkan untuk film PE hanya US$
0.30 0.45/lb.

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Biaya produksi yang tinggi berasal dari


komponen bahan baku (sumber karbon), proses
fermentasi (isolasi dan purifikasi polimer) dan
investasi modal. Upaya untuk menekan harga
tersebut adalah menggunakan substrat dari
methanol, molasses dan hemicellulose
hydrolysate

Di Indonesia penelitian dan pengembangan


teknologi kemasan plastik biodegradable masih
sangat terbatas.
Hal ini terjadi karena selain kemampuan sumber
daya manusia dalam penguasaan ilmu dan
teknologi bahan, juga dukungan dana penelitian
yang terbatas. Dipahami bahwa penelitian
dalam bidang ilmu dasar memerlukan waktu
lama dan dana yang besar.

www.themegallery.com

Prospek pengembangan biopolimer untuk


kemasan plastik biodegradable di Indonesia
sangat potensial.
Alasan ini didukung oleh adanya sumber daya
alam, khususnya hasil pertanian yang melimpah
dan dapat diperoleh sepanjang tahun. Berbagai
hasil pertanian yang potensial untuk
dikembangkan menjadi biopolimer adalah
jagung, sagu, kacang kedele, kentang, tepung
tapioka, ubi kayu (nabati) dan chitin dari kulit
udang (hewani) dan lain sebagainya

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Thank You !

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai