Port 1
Port 2
Port 3
Port 4
Sinyal dari port 1 dikopel ke port 3, sinyal tersebut dinamakan couple forward
atau sinyal incident.
Sinyal input dikirim ke port 2 dinamakan port output.
Pada keadaan tidak match, terdapat sinyal pantul yang akan dikopel ke port 4,
sinyal tersebut dinamakan couple reverse atau sinyal reflected, namun pada
keadaan match, sinyal ke dalam port 1 hanya muncul pada port 2 dan 3 dan tidak
ada sinyal pada port 4, tetapi dalam realisasinya masih ada beberapa kebocoran
sinyal pada port 4.
Insertion Loss
Insertion loss adalah hilangnya sinyal yang merambat pada perangkat directional
coupler dan biasanya dinyatakan dalam dB. Insertion loss dapat juga dinyatakan
sebagai perbandingan daya yang dikirim atau input (Pin), terhadap daya yang
diterima atau output (Pout), seperti pada persamaan berikut.
Pin
Insertion Loss = 10 log Pout
Coupling Factor
Coupling Factor adalah nilai yang menunjukkan bagian daya keseluruhan yang
dikopel oleh directional coupler dan biasanya dinyatakan dalan dB. Coupling
Factor dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan daya yang dikirim oleh
sumber atau source (Ps), terhadap daya source yang dikopel sebagai coupling
forward atau daya insiden (Pinc), seperti pada persamaan berikut.
Ps
Coupling Factor = 10 log Pinc
Directivity
Directivity adalah kemampuan directional coupler mengarahkan sinyal insiden
dan sinyal refleksi. Directvity yang tinggi dapat menekan interferensi dari sinyal
yang dipantulkan. Nilai minimal besaran directivity pada sebuah directional
coupler adalah 24 dB. Directivity dapat juga dinyatakan sebagai rasio daya yang
keluar pada port kopling daya incident (Pinc) dengan daya yang keluar pada port
isolasi atau daya reflection (Pref) dalam dB, atau dengan kata lain menentukan
seberapa besar directional coupler dapat mengisolasi antara sinyal datang dan
sinyal pantul, seperti pada persamaan berikut.
Pref
Directivity = 10 log Pinc
Langkah Percobaan
1. Mengatur sweep osilator
Hubungkan channel 1 pada osiloskop dengan sweep out di sweep osilator.
Lihat adanya bentuk gelombang gigi gergaji.
2. Mengatur range frekuensi
Hubungkan channel 2 pada osiloskop dengan RF detector ( arah DC ) dan
coupler dan kedua CPL diterminasi 50 . Lihat nilai Vout pada osiloskop.
Vs
Hitung nilai Insertion Loss dengan rumus : 20 log Vout
Vs
Hitung nilai coupling factor incident dengan rumus : 20 log Vinc
Vout
Hitung nilai coupling factor reflection dengan rumus : 20 log Vref
6. Menghitung Directivity
Hubungkan RF output dengan input coupler, RF detector dengan CPL
(reflection) , CPL (incident) dan output coupler diterminasi 50 . Lihat
nilai V ref saat diterminasi 50 di osiloskop.
Vref
Hitung nilai directivity dengan rumus : 20 log Vinc