baik
secara
merupakan
sadar
maupun
pengejawanjahan
tidak.
Sebuah
(ekspresi)
dari
berdasarkan
atas
pandangan-pandangan
dan
antara
tipe-tipe
rumah
tinggal
dengan
bangunan-
Heddy Shri Ahimsa-Putra. 1995. "Arkeologi Pemukiman : Titik Strategis Beberapa Paradigma"
dalam BERKALA Tahun XV - Edisi Khusus - 1995. Jogjakarta : Balai Arkeologi Jogjakarta. Hal
10.
kegiatan
manusia
masa
lampau,
sekaligus
situs,
beserta
lingkungannya
Dalam
analisisnya,
dilihat
mengamati
dari
tata
perbedaan
ruang
gaya
dan
arsitekturnya.
arsitektur
dan
Dengan
perubahan-
adanya
kantor
di
sebelah
ruang
tamu
utama,
sebagai
ibukota
Kraton
Ngayogyakarta
oleh
karena
keberadaan
bangsa
Belanda
di
VII
seiring
dengan
perkembangan
perkebunan,
. Perkembangan
mempunyai
angan-angan
dan
keinginan
untuk
. Hal ini
ini menghadap ke
balkon
kecil
menghadap
ke
utara
untuk
melihat
Anonim. 2003. "Mosaik Pusaka Budaya Yogyakarta". Balai Pelestarian peninggalan Purbakala
Jogkarta: Jogjakarta. Hal 158.
juga mempunyai pelapis kayu. Selain itu terdapat pula meja rias
mewah yang mempunyai tiga kaca rias berbentuk elips. Kaca
yang di tengah berukuran besar, sedangkan kedua kaca samping
yang lebih kecil dapat ditutupkan ke kaca yang besar. Sekarang
kaca meja rias ini selalu ditutup karena dipandang terlalu mewah
untuk suatu susteran. Di luar kamar tersebut terdapat sebuah
kamar mandi dalam. Melihat beberapa data ini dapat ditafsirkan
bahwa lantai atas ini adalah bagian pribadi, dan ruang timur
berfungsi sebagai master-bedroom
11
penambahan
ruang
pada
bangunan
ini
tetap
ruang,
sedangkan
ruang
yang
dimaksud
yang
13
adalah :
1. Bagaimana perkembangan
Yulianto Sumalyo. 1997. "Arsitektur Modern" Akhir Abad XIX dan Abad XX.". Jogjakarta :
Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
13
Arsitektur memiliki batasan yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya saling melengkapi.
sampai beralih fungsi menjadi tempat pendidikan caloncalon suster sejak tahun 1966 serta Faktor-faktor apa yang
menjadi penyebab dari perkembangan dan perubahan alih
fungsi bangunan ?
2. Faktor apa yang melatarbelakangi unsur perpaduan gaya
arsitektur eropa, jawa, dan cina pada banguan ini ?
I.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembngan
pola tata ruang di Susteran Amal Kasih Dara Mulia ketika masih
menjadi rumah tinggal sampai beralih fungsi menjadi tempat
pendidikan calon-calon suster yang nantinya dapat menunjukkan
fungsi dari setiap ruang dalam bangunan ini. Selain itu juga
untuk mendeskripsikan elemen arsitektur baik interior maupun
eksterior dalam kesatuan bangunan untuk mengidentifikasi
apakah bentuk bangunan ini menunjukkan satu stratifikasi sosial
dalam masyarakat karena dalam arsitektur rumah ini terdapat
tida percampuran gaya, pada rumah induk nampak gaya eropa
dan jawa, sedangkan pada pagar depan terlihat gaya arsitektur
cina.
I.4 Keaslihan Penelitian
Penelitian-penelitian yang dilakukan pada kawasan Kota
Baru telah banyak dilakukan tetapi terbatas pada penelitian
kawasan secara umum, seperti pola permukiman masyarakat
Belanda di Kawasan Kota Baru dan faktor-faktor yang melatar
belakangi munculnya permukiman di Kawasan Kota Baru. Ada
beberapa penelitian yang sudah
mencoba mendeskripsikan
perkembangan tata
Yogyakarta"
terbitan
Balai
Pelestarian
Peninggalan
arsitektur
sebagai
alat
bantu
dalam
tahap
analisis
penelitian ini.
I.6 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menerapkan
pendekatan keruangan. Arkeologi Ruang yang merupakan salah
satu studi kasus dalam bidang arkeologi pada pokoknya lebih
tunggal
yang
berdiri
sendiri
14
Oleh
karena
itu
yang
akan
dilakukan
bersifat
deskriptif
15
penalaran
induktif..
Penalaran
ini
diawalai
dengan
di
16
14
Mundardjito. 1993. "Pertimbangan Ekologi dalam Penempatan Situs Masa Hindu Budha di
Daerah Jogjakarta". Jakarta : Disertasi Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Hal 5.
15
Daud Aris Tanudirjo. 1989. "Ragam Penelitian Arkeologi Dalam Skripsi Karya Mahasiswa
Arkeologi UGM". Laporan Penelitian. Jogjakarta : Fakultas Sastra UGM. Hal 34.
16
Menurut Suster Wilhelmin, Susteran Amal Kasih Darah Mulia ini adalah tempat tinggal keluarga
bangsawan Belanda dan sekarang masih tinggal di kawasan Jogjakarta, penulis akan berusaha
10
tahap
ini
data-data
ataupun
pustaka
yang
terkumpul
kemundian
baik
dianalisis
dari
untuk
serta
tahap
ini
peneliti
mengharapkan
tujuan
dari
melacak keberadaanya untuk wawancara sebagai tambahan data dalam proses penelitian.
11