Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN IKONOGRAFI PADA MAKAM RAJA-RAJA

MATARAM ISLAM DI KOTAGEDE


YOGYAKARTA
Rohiman *)

ABSTRAK

Makam merupakan peninggalan sejarah manusia yang dapat dilihat oleh manusia.
Makam menjadi penanda kerajaan yang pernah berkembang di komplek makam raja
Kotagede. Peneliti mengajukan pertanyaan tentang bentuk Makam Panembahan Senopati
(Mataram Islam) di Kotagede Yogyakarta. Bentuk Makamnya berbeda serta struktur yang
mengandung konspirasi menjadi ketertarikan peneliti. Melalui analisis struktural sebagai
pisau bedah, dapat membantu evaluasi terhadap objek material Makam. Penelitian ini
menggunakan teknik wawancara sebagai alat untuk menganalisis Makam. Teknik analisis
data menggunakan sistem pengkodean secara bertahap dengan fokus perhatian pada faktor-
faktor yang mempengaruhi bentuk makam. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk
makam yaitu kedudukan, jasa, ahliwaris, kekuasaan, dan pakem. Terdapat tiga tingkatan
dalam komplek makam, tingkatan pertama Tajuk, kedua beringgitan dan yang ketiga
proboyokso, yang mana tingkatan tersebut merupakan truktur makam pada komplek makam
panembahan senopati dan tingkatan juga mempengaruhi kesetrataan soaial, periode, dan
keturunan di Keraton Ngayokyakarta.

Kata kunci : Makam, Struktur, Ikonografi, Surface Structure, deep structure

ABSTRACT

The tomb is a relic of human history that can be seen by humans. The tomb became a marker
of the kingdom that once developed in the tomb complex of Kotagede king. Researchers ask
questions about the form of the tomb of Panembahan Senopati (Mataram Islam) in Kotagede
Yogyakarta. The shape of his tomb is different and the structure that contains conspiracy
becomes the researcher's interest. Through structural analysis as a scalpel, it can help the
evaluation of the object of the Tomb material. This study uses interview techniques as a tool
to analyze the Tomb. Data analysis techniques use a gradual coding system with a focus on
the factors that influence the shape of the tomb. Factors that affect the shape of the grave
of position, service, heirs, power, and grip. There are three levels in the tomb complex, the
first stage of the Header, the second hinged and the third proboyokso, which is the tomb
structure of the tomb complex of senopati and the level also affect the equality of soaial,
period, and descendants in Keraton Ngayokyakarta.

Keywords: Tombs, structure, Iconography, surface structure, deep structure

PENDAHULUAN istiadat, dan kebiasaan kebiasaan lain.


Kebudayaan adalah keseluruhan Menurut Koentjaraningrat (1947), wujud
aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kebudayaan ada tiga macam: 1) kebudayaan
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat- sebagai komplek ide, gagasan, nilai, norma,

* Rohiman Email: rohimn132@yahoo.co.id, Mahasiswa Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia


Yogyakarta
137
138 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Vol. 6 No.2, Nopember 2017-April 2018

dan peraturan; 2) kebudayaan sebagai suatu Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya banyak
komplek aktivitas kelakuan berpola manusia peninggalan bersejarah berupa bangunan,
dalam masyarakat; dan 3) benda-benda baik yang berasal dari periode Indonesia-
sebagai karya manusia. Hindu maupun dari periode Indonesia-Islam.
Sejarah dan perkembangan Islam di Pada umumnya peninggalan bersejarah dari
suatu wilayah dapat dilihat antara lain periode Indonesia-Islam berupa kraton,
melalui peninggalannya seperti naskah- masjid, makam, termasuk rangkaiannya
naskah kuno dan tinggalan arkeologis yang merupakan kelengkapan bangunan
berupa bangunan istana, masjid, makam, tersebut.
peralatan perang, dan alat rumah tangga. Sementara pengetian makam secara
Naskah kuno dapat memberikan informasi umum merupakan tempat yang sebagian
tentang tempat atau situs terkait dengan orang jawa dianggap keramat, baik pada
kerajaan-kerajaan bercorak masa sebelum maupun sesudah masuknya
Islam.(Uka,Tjandrasasmita 2000:15). pengaruh islam. Makam, yang dianggap
Penilitian tentang peninggalan bersejarah keramat, umumnya merupakan makam
berarti membicarakan sejarah kebudayaan tokoh bersejarah. Di samping itu ada pula
yang sebagian dari sejarah umum mencakup tempat-tempat yang dianggap keramat,
masa prasejarah, sebelum ada tulisan, masa yang meskipun diwujudkan seperti makam
lampau sebelum ada tulisan dan masa kini. tetapi diragukan kebenarannya. Pandangan
Sejarah kebudayaan biasanya dikaji oleh ini bisa saja di terima dikarenakan
para ahli antropoligi budaya dan arkeologi kemungkinan ditempat tersebut ditanam
melalui peninggalan bersejarah, baik berupa benda-benda yang dianggap keramat,
artefak, bangunan atau peninggalan tulisan. seperti senjata, alat bunyi-bunyian, pakaian
Peninggalan tersebut tersebar di Indonesia, dan fondasi bangunan kuno. selain benda-
khusunya di Yogyakarta, peninggalan benda tersebut bukti yang dianggap keramat
bersejarah itu bisa kita lihat sampai dan sering di sebut pundhen (soekiman,
sekarang. 2009:33)
Salah satu peninggalan tersebut ada Fenomena tersebut menjadi
di Kotagede Yogyakarta, Kotagede tersebut landasan penulis untuk menemukan
merupakan peninggalan kerajaan Mataram pengetahuan baru dalam bidang kajian seni.
Islam, peninggalan yang masih dapat dilihat Menurut penulis, Bentuk Makam
sampai sekarang ialah mesjid dan makam Panembahan Senopati (Mataram Islam) di
para Raja-Raja Mataram Islam. Makam Kotagede Yogyakarta diharapkan mampu
Kotagede atau sering disebut juga dengan menjadi evaluasi serta memberikan
Sargede adalah sebuah makam yang kontribusi pada ilmu pengetahuan tentang
merupakan tempat disemayamkannya peninggalan kerajaan Mataram Islam. Oleh
Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri sebab itu, dalam penelitian ini diperlukan
kerajaan Mataram Islam yang kemudian kajian faktor-faktor yang mempengaruhi
diberi gelar Panembahan Senopati beserta makam Para Raja-Raja Mataram Islam
dengan beberapa kerabatnya. Staf Jurusan dipengaruhi oleh sebuah pola, sehingga
Arkeologi UGM (1983: 77) menyatakan nantinya dapat mengetahui dan
bahwa, di Indonesia, khususnya di daerah menjelaskan kondisi yang mendasari Makam
Rohiman , Kajian Ikonografi Pada Makam Raja-Raja Mataram Islam Di Kotagede Yogyakarta [ 139

para Raja. Selain itu, penelitian ini dapat Objek yang dipilih oleh peneliti
memberikan informasi yang bermanfaat adalah Artefak Makam yang mampu
untuk perkembangan dan memperkaya memberikan kontribusi dalam bidang ilmu
pengetahuan mengenai Struktur Makam, yang penulis tekuni. Objek yang dipilih
ikonografi makam Para Raja-raja Mataram penulis yaitu Makam Para Raja-Raja
Islam. Mataram Islam di Kotagede Yogyakarta,
didasari oleh ketertarikan peneliti mengenai
METODE artefak peninggalan islam di masa lalu. Di
Peneliti menyusun kerangka balik Artefak makam tersebut memiliki
penelitian untuk menunjukan posisi peneliti makna dan sebab akibat yang terkandung
atau landasan berfikir dalam melihat suatu makna filsafah bagaimana itu terbentuk,
objek serta memetakan metode yang falsafah sebagai landasan manusia hidup dan
digunakan dalam penelitian. Posisi peneliti sampai dia mati, serta bagaimana struktur
berada pada pendekatan studi kasusu yang strata dalam kerajaan itu.
tiada lain mempokuskan pada isu-isu terkait
dengan sebuah kasus yang berada di lokasi HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian (Creswell, 2015. Xiii). Peneliti Penelitian ini ingin menemukan
mengambil topik tentang analisi ikonologi bentuk makam panembahan senopati
pada makam, ikonoligi pada makam di pilih (mataram islam) memiliki bentuk yang
berdasarkan ketertarikan peneliti tentang berbeda-beda dan struktur makam tersebut
artefak Makam pada awal masuknya islam di seperti apa. Untuk menjawab pertanyaan
indonesia. Artefak makam tersebut telah di tersebut peneliti melakukan wawancara
pugar, pemugaran banyak mengandung kepada abdidalem yang sudah di tunjuk oleh
kontafersi di masyarakat di sekeliling pihak keraton yogyakarta. peneliti
pemakaman Kotegede. Namun pertanyaan melakukan wawancara sebanyak dua kali,
utama dalam penelitian ini adalah Mengapa diwawancar yang pertama peneliti tidak
Bentuk Makam Panembahan Senopati mendapatkan apa-apa, sebab narasumber
(Mataram Islam) di Kotagede Yogyakarta tidak terbuka ketidak mauan diwawancara
Bentuk Makamnya Berbeda-beda? dengan merekam dan hanya dapat ditemui
Sedangkan makam tersebut masih dalam dua kali saja. Peneliti mewawancarai
satu periode dan pada umumnya makam narasumber di ruang kerja di keraton
raja memiliki bentuk yang sama. ngayogyakarta dan di kantor kotagede
Usaha untuk memperoleh data yogyakarta. Mengapa bentuk makam
dengan cara pendekatan langsung dengan panembahan senopati (mataram islam)
narasumber yang mengetahui tentang bentuknya berbeda-beda, ada beberapa
artefak tersebut. Peran peneliti dalam faktor yang mana dapat mempengaruhi
metode arkeologi bukan saja realis atau makam itu dapat terbentuk yaitu:
pernah mengamati secara langsung artefak
tersebut, namun juga kritis dalam Kedudukan orang yang dimakamkan
mengarahkan studi untuk meneliti ikonologi Kedudukan atau pangkat dapat
pada Makam Raja. mempengaruhi besar kecilnya makam,
sebagai contoh pangkat pangeran dengan
140 ] CORAK Jurnal Seni Kriya Vol. 6 No.2, Nopember 2017-April 2018

abdidalem sifatbupati pasti beasar dan abdi untuk di laksanakan. Begitu juga dengan
kecilnya berbeda, palinggampang saat makam, raja memeliki hak penuh, jika ingin
berziarah ke imogiri di kawarsan ketika mau diganti ya di ganti, sampai dengan letak
masuk kemakam itu pada tangga pertama makam pun raja yang menentukan. (lihat
ada makam di kiri dan kanan jalan. Yang pada daftar koding kode kekuasaan).
kanan jalan itu makam kanjeng gusti
mangkubumi dan yang sebelah barat atau Pakem
kiri makam abdidalem itu berbeda Suatu hal yang sudah dibuat sejak jaman
bentuknya, yang satu ada sekaran atau kijing dulu dan masih dipakai sampai sekarang.
yang satunya gak ada. (lihat daftar kode Sejak periode HB 7 dan HB 8 dalam pemugan
kedudukan). juga masih menggunakan aturan yang sudah
ada.
Jasa terhadap kerajaan Bentuk makam berbeda juga dipengaruhi
Bentuk makam juga di pengaruhi oleh jasa oleh pemugaran (dimuliakan) dengan
orang yang di makam kan, jasa dapat berupa digantinya bahan material makam dengan
apa pun ada yang jasanya membukakan batu marmar pada masa HB 7 dan HB 8.
hutan, atau memberi lahan kepada raja. Material yang terdahulu dari batu hitam
Contohnya seperti abdi juru masak, pijit yang yang disusun-susun, jika dirasa leluruh yang
di sayangi raja, sepaling tidak memiliki jasa digersakke untuk diganti maka akan diganti
yang cukup besar oleh raja (wawancara (dipugar), sebab keraton masih sedkit
dengan ketiga orang narasumber. koding menganut paham lama (hindu-budha) “.
jasa). Dibalik semua yang ada di keraton memiliki
cerita dengan tujuan untuk dikenang, sebab
Ahli waris cerita tidak akan muda lupa. Dari cerita
Ketika orang tersebut meninggal lalu bagaimana itu terbentuk maka menjadi
dimakamkan di pemakaman keraton falsafah-falsafah yang menjadi patokan
(kotagede, imogiri) jika beliaumasih orang jawa khususnya keraton. Falsafah
memeiliki anak (ahliwaris) maka hak yang terus diceritakan kepada keturunan-
sepenuhnya ada kepada ahliwaris tersebut. keturunan berikutnya.
Hak periogratif ahliwaris terhadap bentuk
makamnya seperti apa, apalagi ahliwarisnya Komplek makam terdapat tiga tingkatan,
seorang raja maka dialah yang memegang tingkatan pertama namanya tajuk. Tajuk
hak penuh mau dibikin seperti apa. (lihat dihuni makam leluhur yang paling tua, orang
pada daftar koding A2. kode hak ahli waris). yang paling pertama datang ke kotagede
yang didalamnya terdapat makam nyai
Kekuasaan raja ageng nis, panembahan joyoprono dan
Raja merupakan orang yang memegang sultan adiwijiyo. Yang kedua namanya
kendali suatu keraton. Karna raja lah yang pringgitan itu saf kedua, di dalamnya
memegang penuh keraton tersebut, dengan terdapat anak-anak dari keturunan pertama
di bantu dengan abdidalem. Abdi memberi panembahan joyoprono. Yang ke tiga
ide atau gagasan kepada raja, raja proboyokso dihuni para sentono-sentono
memikirkan dan memerintahkan kepada
Rohiman , Kajian Ikonografi Pada Makam Raja-Raja Mataram Islam Di Kotagede Yogyakarta [ 141

atau leluhur keturunan ke tiga dan Sixth Book Of The Aeneid . Graeco-
strerusnya. Latina Brunensia
Kesulitan bekerja dengan data yang minim Carollina. Dona. 2017. yang berjudul Kajian
dan serba kurang membuat peneliti harus Ikonografi Dan Ikonologi Prangko Seri
bekerja keras memikirkan apakah itu Revolusi Banteng. Tesis. yogyakarta
menjawab dan menjadi temuan yang ada, Gnisci, Jacopo. 2015 Picturing the liturgy:
kedaan tempat peneliti kurang mendukung Notes on the iconography of the Holy
dalam penelitian kali ini. Mungkin perlu Women at the Tomb in fourteenth-
pendekan etnografi atau pendekatan lain and early fifteenth-century Ethiopian
untuk mengorek lebih dalam tentang topik manuscript illumination Defenisi.
yang peneliti lakukan. London. SOAS, University of London
78, 3 (2015), 557–595
PENUTUP Jas´ Elsner. Katharina Lorenz .2012. The
Seni keriya merupakan karya yang Genesis of Iconology. Critical Inquiry /
membutuhkan ketelatenan dan keuletan Spring . The universiti of chicago.
yang cukup tinggi. Peroses penciptaan Seni Koentjaraningrat, 1974, Pengantar
Kriya tidak terlepas dari gejala sosial yang Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
ada di lingkungan sang seniman, gejala Moore Smith. Alison. 2017. The Iconography
tersebut tidak terlepas dari aspek garis, Of The Sacrifice Of Isaac In Early
tekstur, bentuk dan warna yang mana itu Christian Art. American. Vol. 26, No.
merupakan fator kebentukan dari kriya 2 (Apr. - Jun., 1922), pp. 159-173
tersebut. Begitu juga dengan makam, ada Panofsky. Erwin.1955. Meaning in the Visual
beberapa faktor yang mempengaruhi Art , Doubleday Anchor Books, New York
keterciptaannya bentuk. Faktor-faktor Susan Venit. Marjorie. 1997 .The Tomb from
tersebut yaitu kedudukan, jasa, ahliwaris, Tigrane Pasha Street and the
kekuasaan, dan pakem. Yang mana faktor Iconography of Death in Roman
tersebut sangat berkaitan erat satu dengan Alexandria. American , Vol. 101, No. 4
yang lainnya. Terdapat tiga tingkatan dalam (Oct., 1997), pp. 701-729
komplek makam, tingkatan pertama Tajuk,
kedua beringgitan dan yang ketiga Staf Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra UGM.
proboyokso, yang mana tingkatan tersebut 1983. Beberapa Catatan
merupakan truktur makam pada komplek MengenaiKepurbakalaan Indonesia.
makam panembahan senopati dan tingkatan Yogyakarta.
juga mempengaruhi kesetrataan soaial, Tjandrasasmita, Uka. 2000. Penelitian
periode, dan keturunan di Keraton Arkeologi Islam di Indonesia dari Masa
Ngayokyakarta. ke Masa, Kudus: Menara Kudus,.
Wirjosandjojo. Soekiman. 2009. Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA Dan Peranan Makam Pada Komentar
A. Molyviati. Ourania. 2011. Funus Orang Jawa.
Triumphale: Funeral Iconography And
The Parade Of Roman Leaders In The

Anda mungkin juga menyukai