Anda di halaman 1dari 19

Oleh:

Ansyor
D0207035
Latar Belakang
Sejarah penemuan kertas oleh Tsai Lun di China pada
pada 101 M.
Sejarah penemuan mesin cetak oleh Guttenberg pada 1436
M.
Kementerian Negara dan Lingkungan Hidup: konsumsi
kertas Indonesia sebanyak 5,6 juta ton pada tahun 2005.
Bakornas PB: kejadian-kejadian bencana terkait iklim di
Indonesia sejak tahun 1950-1960-an telah meningkat
sebesar empat kali lipat.
Keterkaitan penggunaan kertas terhadap efek pemanasan
global.
Rumusan Masalah
Bagaimana pengurangan penggunaan kertas dalam
proses belajar mengajar di lingkungan mahasiswa?
Bagaimana pengurangan penggunaan kertas dalam
proses belajar mengajar di lingkungan dosen?
Bagaimana pengurangan penggunaan kertas dalam
proses belajar mengajar di lingkungan administrasi
pendukung proses belajar mengajar?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bagaimana pengurangan
pengguanaan kertas dalam proses belajar mengajar di
lingkungan mahasiswa?
Untuk mengetahui bagaimana pengurangan
pengguanaan kertas dalam proses belajar mengajar di
lingkungan dosen?
Untuk mengetahui bagaimana pengurangan
penggunaan kertas dalam proses belajar mengajar di
lingkungan administrasi pendukung proses belajar
mengajar?
Manfaat Penulisan
Praktis : mengambil langkah yang tepat untuk
menyikapi efek dari penggunaan kertas yang
berlebihan yang dapat menyumbang emisi karbon di
udara.
Praktis : mengetahui bagaimana penerapan konsep
paperless dengan mengurangi penggunaan kertas di
lingkungan civitas akedemika Universitas Sebelas
Maret.
Teoritis: tambahan referensi bagi seluruh pihak yang
ingin mengetahui bagaimana dampak dari
penggunaan kertas yang berlebihan terhadap
pemanasan global.
TELAAH PUSTAKA
Sejak akhir dekade 1990-an telah didengungkan prinsip
kerja yang paperless.
Konsep ini bukan berarti tidak menggunaan kertas sama
sekali tetapi mengurangi penggunaan kertas pada bidang-
bidang tertentu yang memungkinkan penerapan konsep
ini diterapkan.
 Lingkungan civitas akademika merupakan salah satu
bidang yang penulis tawarkan dalam penerapan konsep
paperless ini khususnya dalam proses belajar mengajar.
Elemen proses belajar mengajar : mahasiswa, dosen, dan
administrasi.
Metode Penulisan
Manajemen
Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi


dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.(James A. F. Stoner).
Persiapan
Pemetaan Fakta Di Lapangan
Lingkungan Mahasiswa

Lingkungan Dosen

Lingkungan Administrasi
Manajemen
Perencanaan
Lingkungan mahasiswa dari segi sumber daya
manusia telah siap untuk menerapkan konsep
paperless. Dan dari segi infrastruktur juga sudah
memadai.
Lingkungan Dosen akan dilakukan pelatihan-
pelatihan penggunaan komputer dan internet.
Lingkungan administrasi telah siap menerapkan
konsep paperless dengan melihat fakta di
lapangan.
Pengorganisasian
Sinergisitas antara mahasiswa, dosen, dan

administrasi.
Mengkoordinasikan sumber daya manusia yang

dimiliki dengan infrastruktur yang tersedia.


Pelaksanaan
Dosen memegang peranan penting dalam

keberhasilan penerapan konsep paperless. Dosen


memegang kendali dalam proses belajar mengajar.
Pengawasan
Mengontrol apakah penerapan konsep paperless

dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.


PEMBAHASAN
Analisa SWOT
Kekuatan
Konsep paperless mudah dilakukan dan tidak
memerlukan biaya yang besar.
Sumber daya manusia, mahasiswa, dosen, dan
administrasi telah memadai untuk menerapkan konsep
ini. Tetapi untuk dosen yang belum memadai dalam
menggunakan komputer memerlukan pelatihan.
Infrastruktur pendukung pun telah siap untuk
memfasilitasi penerapan konsep paperless.
Jaringan internet juga telah siap dengan adanya
jaringan hotspot dan jaringan kabel.
Kesadaran dan komitmen tinggi.
Kelemahan
Kesulitan dalam mengadaptasikan konsep yang baru
karena faktor kebiasaan.
Perlu membiasakan diri untuk mengerjakan segala
sesuatunya di layar komputer.
Membutuhkan komputer sebagai satu-satunya alat
yang dapat menerapkan konsep paperless (listrik)
Peluang
Sumber daya manusia elemen proses belajar mengajar
di civitas akedemika telah memadai untuk menerapkan
konsep yang penulis tawarkan baik dari kalangan.
Infrastruktur pendukung seperti komputer, laptop, dan
proyektor telah tersedia di setiap fakultas.
Ancaman

Membutuhkan suplai energi listrik yang terus menerus

karena konsep ini berbasis komputer dalam


penerapannya.
Ketidakmauan dan ketidaksadaran untuk terus

berkomitmen mengurangi penggunaan kertas akan


menjadi ancaman yang berarti.
Simpulan dan Rekomendasi
Simpulan
Konsep paperless akan sangat efektif dalam mengurangi
penggunaan kertas dalam proses belajar mengajar.
Konsep paperless jika diterapkan maka akan dapat
menghemat anggaran dari universitas maupun mahasiswa
dan dapat mengalokasikannya pada kebutuhan lainnya.
Penerapan konsep paperless merupakan bentuk
kepedulian civitas akademika dalam proses mengurangi
efek pemanasan global yang semakin menghantui
masyarakat dunia di abad ini.
Rekomendasi
Memetakan fakta dan potensi yang ada agar apakah
konsep paperless dapat diterapkan.
Mengadakan pelatihan komputer dan internet bagi
dosen yang belum memiliki kompetensi yang memadai
untuk mewujudkan keberhasilan penerapan konsep
paperless ini.
Mempersiapkan dan mengecek semua infrastruktur
yang mendukung agar konsep paperless dapat berjalan
lancar.
Daftar Pustaka
Arif, Ahmad. 2009. Hidup hirau hijau. Jakarta: Gramedia.
Handoko, Hani. 1986. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Yahya Kurniawan dan Yuliana. 2009. Hemat Kertas dengan
Microsoft Word 2007.
Yogyakarta: Elex Media Komputindo.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI
http://www.menlh.go.id/konservasi hutan Indonesia/.
Wikipedia
http://www.wikipedia.or.id/sejarah kertas/
http://www.wikipedia.or.id/sejarah mesin cetak/
Howstuffworks
http://www.howstuffworks.com/paper and tress/

Anda mungkin juga menyukai