Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Proposal yang diampu oleh
Dra. Susilaningsih, M.Pd
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun proposal penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
proposal yang berjudul “Analisis Pemanfaatan Aplikasi Meeting Sebagai Media
Pembelajaran Daring Yang Digunakan Oleh Tenaga Pendidik di Kecamatan
Jepara”.
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Proposal
yang diampu oleh Dra. Susilaningsih, M.Pd.
Dalam penyusunannya saya melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam
maupun luar universitas. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih
atas segala dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan proposal ini.
Meski telah disusun secara maksimal, akan tetapi saya selaku penulis hanya
sebagai manusia biasa yang menyadari bahwa proposal ini banyak kekurangannya
dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.
Besar harapan penulisan proposal ini dapat menjadi inspirasi atau sarana
pembantu masyarakat dalam mencari informasi terkait pemanfaatan aplikasi
meeting dalam pembelajaran daring.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................2
D. Pentingnya Penelitian.......................................................................................2
E. Asumsi Penelitian.............................................................................................3
F. Ruang Lingkup Penelitian................................................................................3
G. Definisi Istilah..................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................4
A. Aplikasi Meeting..............................................................................................4
B. Pembelajaran Daring........................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................7
A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode.....................................................7
B. Tempat Penelitian.............................................................................................7
C. Instrumen Penelitian.........................................................................................7
D. Populasi dan sampel.........................................................................................8
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................8
F. Teknik Analisis Data........................................................................................9
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data..............................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi banyak mempengaruhi perubahan perilaku
masyarakat, tidak terkecuali dengan kegiatan belajar daring di masa yang sulit
seperti ini. Dengan adanya kegiatan pembelajaran daring ini pemanfaatan aplikasi
meeting menjadi sangat penting dalam proses belajar. Hal ini digunakan oleh
hampir semua tenaga pendidik di Indonesia, di masa pandemi seperti ini memang
sangat dibutuhkan sebuah inovasi belajar yang salah satu contohnya adalah
penggunaan aplikasi meeting online untuk pembelajaran.
1
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian berjudul
“Analisis Pemanfaatan Aplikasi Meeting Sebagai Media Pembelajaran Daring
Yang Digunakan Oleh Tenaga Pendidik Di Kecamatan Jepara”.
B. Rumusan Masalah
1. Penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian yang akan datang untuk
memperdalam penelitian di bidang aplikasi meeting
2. Sebagai syarat menyelesaikan tugas mata kuliah seminar proposal
2
E. Asumsi Penelitian
1. Aplikasi meeting
Aplikasi meeting adalah sebuah kemajuan teknologi yang
digunakan untuk mengadakan pertemuan tanpa harus berada di tempat fisik
dan biasanya digunakan dalam pembelajaran atau kegiatan bisnis untuk
berdiskusi.
2. Pembelajaran daring
Menurut Mustofa et al (2019) bahwa Pembelajaran daring
merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan metoda
pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara
terpisah dari aktivitas belajar.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Aplikasi Meeting
1. Pengertian Aplikasi Meeting
Penggunaan aplikasi meeting sendiri berarti melakukan sebuah
kegiatan yang namanya virtual conference, menurut V-cube Indonesia
Virtual Conference memungkinkan peserta dari jarak jauh atau bahkan
dari belahan bumi yang lain, untuk mengakses pertemuan dan acara
langsung dari tempat masing-masing menggunakan komputer atau
perangkat lainnya. Dapat diselenggarakan sepenuhnya melalui Internet
atau jaringan telepon dimana peserta tidak perlu berkumpul di ruangan
fisik yang sama.
Melalui teknologi informasi yang dirancang khusus untuk
pengalaman virtual, peserta dapat bergabung dalam rapat virtual dengan
mudah. Selain acara langsung, konferensi virtual mencakup forum diskusi,
peluang jaringan, pusat sumber konferensi, kemampuan untuk mencari dan
mengobrol dengan peserta konferensi lainnya, dan fitur lainnya. Semua ini
dirancang khusus untuk memberikan kesempatan yang sama kepada
peserta virtual untuk mendapatkan pengalaman rapat yang sama dengan
peserta di tempat.
Dalam artian aplikasi meeting adalah sebuah aplikasi untuk
mengadakan sebuah virtual conference yang digunakan untuk belajar
maupun untuk bisnis dan acara lainnya.
2. Macam-macam aplikasi meeting
4
6) Cisco Webex Meeting (Gratis dan Berbayar)
7) Join.me (Berbayar)
8) Cyberlink U Meeeting (Gratis dan Berbayar)
9) Zoho Meeting (Berbayar)
10) Any Meeting (Berbayar)
11) RingCentral Meeting (Gratis dan Berbayar)
12) Adobe Connect Meeting (Berbayar)
13) GoToMeeting (Berbayar)
B. Pembelajaran Daring
1. Pengertian Pembelajaran Daring
Menurut Imania (2019) pembelajaran daring merupakan bentuk
penyampaian pembelajaran konvensional yang dituangkan pada format
digital melalui internet. Pembelajaran daring, dianggap menjadi satu-
satunya media penyampai materi antara guru dan siswa, dalam masa
darurat pandemi.
Pembelajaran daring sendiri sedang dilakukan di seluruh dunia
dikarenakan faktor pandemi, walaupun begitu pembelajaran daring sendiri
tidak dapat menggantikan pembelajaran tatap muka secara langsung
dikarenakan media pembelajarannya yang tidak begitu luas, berbeda
dengan media pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran tatap
muka.
2. Implementasi pembelajaran daring
Menurut Dewi (2020) Belajar daring (online) dapat menggunakan
teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video
converence, telepon atau live chat dan lainnya. Namun yang pasti harus
dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan
oleh guru melalui whatsapp grup sehingga anak betul-betul belajar.
Kemudian guru-guru juga bekerja dari rumah dengan berkoordinasi
dengan orang tua, bisa melalui video call maupun foto kegiatan belajar
anak dirumah untuk memastikan adanya interaksi antara guru dengan
orang tua.
5
Menurut Mutaqinah (2020) implementasi belajar dari rumah
adalah:
1) Persiapan dan perencanaan, dilakukan melalui surat edaran Mendikbud
dan Pemda disambut sekolah dan diteruskan dengan melakukan
sosialisasi kepada warga sekolah dan orang tua melalui media sosial,
guru membuat perencanaan pembelajaran melalui daring dengan
aplikasi
2) Proses, media dan sumber pembelajaran, dilakukan secara daring
melalui media sosial, Facebook, WA, IG, Youtube dan video (virtual
meeting)
3) Kendala, kendala yang dihadapi guru berupa keterbatasan
kuota/jaringan, kesulitan mengontrol siswa sedangkan bagi orang tua
akses internet dan terbatasnya fasilitas gadget serta kesulitan mengatur
waktu dan proses mendampingi anak belajar
4) Dampak pembelajaran daring, target kurikulum tidak secara optimal
tercapai, penilaian akhlaq sulit dilakukan.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di sekolah SD, SMP, SMA di Kabupaten Jepara,
Kecamatan Jepara yang tenaga pendidiknya menggunakan aplikasi meeting
dalam pembelajaran di kelasnya.
C. Instrumen Penelitian
7
sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan
pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang
diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian.
Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa
realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan
ke dalam variabel-variabel penelitian. Kalaupun dapat dipisah-pisahkan,
variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini
belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti
jelas sarna sekali.
8
Menurut Spradley (1980) tahapan dari observasi itu sendiri ada tiga, yaitu
1. Observasi Deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi
sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum
membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan
penjelajah umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap
semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam,
Oleh karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan
yang belum tertata.
2. Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu
suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek
tertentu. Observasi ini juga dinamakan observasi terfokus, karena pada
tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat
menemukan fokus.
3. Observasi Terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinei. Dengan melakukan analisis
komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah
menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan
antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori
dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah
dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis sebelum di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian, Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat
semen tara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di
lapangan.
2. Analisis data di lapangan
9
Analisis data di lapangan menggunakan model Miles dan Huberman,
model ini berpendapat bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu
data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jurnlah data akan semakin
banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pad a hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
10
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Display data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data
ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram
dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah difahami.
c. Conclusion drawing
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat semen tara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
11
a. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan
pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan
semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi),
semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah
terjadi kewajaran dalam penelitian, di mana kehadiran peneliti tidak
lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.
b. Peningkatan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peritiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis. Sebagai contoh melihat sekelompok masyarakat yang
sedang olah raga pagi. Bagi orang awam olahraga adalah untuk
meningkatkan kebugaran fisiko Tetapi bagi peneliti kualitatif tentu
12
akan lain kesimpulannya. Setelah peneliti mencermati secara
mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok masyarakat itu
merupakan wahana untuk transaksi bisnis. Selanjutnya untuk dapat
memahami proses perdagangan narkoba, maka peneliti harus
melakukan pengamatan secara terus-menerus dan memahami bahasa-
bahasa sandi mereka
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan dernikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d. Diskusi dengan teman sejawat
Kenapa uji kredibilitas data harus berdiskusi dengan teman? Karena
masing-masing manusia akan memiliki sudut pandang yang berbeda
terhadap suatu hal, maka dari itu peneliti berdiskusi dengan terkait
data yang sudah diambil di lapangan dan minta pendapat terkait data
yang diambil.
e. Analisis kasus negative
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan
hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Mengapa dengan analisis
kasus negatif akan dapat meningkatkan kredibilitas data? Melakukan
analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada
lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data
yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
f. Membercheck
Membercheck adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para
pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin
kredibel dan dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti
13
dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data,
maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan
apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya,
dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh
dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud sumber data atau informan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, H., & Akmal, H. (2018). Efektıvıtas Penggunaan Aplıkası Pembelajaran
Berbasıs Mobıle Smartphone Sebagaı Medıa Pengenalan Sejarah
Lokal Masa Revolusı Fısık dı Kalımantan Selatan Pada Sıswa
Sekolah Menengah Atas. Jurnal HISTORIA, Program Studi
Pendidikan Sejarah. Vo. 6. No. 2. P.Dwi Atmojo, Panggih, 2002,
Internet Untuk Bisnis I, Jogjakarta: Dirkomnet Training.
Mustofa, M. I., Chodzirin, M., Sayekti, L., & Fauzan, R. (2019). Formulasi Model
Perkuliahan Daring sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas
Perguruan Tinggi. Walisongo Journal of Information Technology,
1(2), 151.
Aprilia, Putri. 2020. 12+ Aplikasi Video Conference Terbaik untuk Meeting
Online Anda. Niagahoster.co.id. 3 Agustus 2020. Diakses pada
tanggal 3 Februari 2022, dari
https://www.niagahoster.co.id/blog/aplikasi-untuk-video-
conference/
Imania, Kuntum An Nisa. (2019). Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Berbasis Daring. Jurnal PETIK. Vol 5, 31-47.
15