Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PEMANFAATAN APLIKASI MEETING SEBAGAI


MEDIA PEMBELAJARAN DARING YANG DIGUNAKAN OLEH
TENAGA PENDIDIK DI KECAMATAN JEPARA

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Proposal yang diampu oleh
Dra. Susilaningsih, M.Pd

Disusun Oleh:

Bustami Hafas 190121600805

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
S1 TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FEBRUARI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun proposal penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
proposal yang berjudul “Analisis Pemanfaatan Aplikasi Meeting Sebagai Media
Pembelajaran Daring Yang Digunakan Oleh Tenaga Pendidik di Kecamatan
Jepara”.
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Proposal
yang diampu oleh Dra. Susilaningsih, M.Pd.
Dalam penyusunannya saya melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam
maupun luar universitas. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih
atas segala dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan proposal ini.
Meski telah disusun secara maksimal, akan tetapi saya selaku penulis hanya
sebagai manusia biasa yang menyadari bahwa proposal ini banyak kekurangannya
dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.

Besar harapan penulisan proposal ini dapat menjadi inspirasi atau sarana
pembantu masyarakat dalam mencari informasi terkait pemanfaatan aplikasi
meeting dalam pembelajaran daring.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari proposal ini.

Jepara, 3 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................2
D. Pentingnya Penelitian.......................................................................................2
E. Asumsi Penelitian.............................................................................................3
F. Ruang Lingkup Penelitian................................................................................3
G. Definisi Istilah..................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................4
A. Aplikasi Meeting..............................................................................................4
B. Pembelajaran Daring........................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................7
A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode.....................................................7
B. Tempat Penelitian.............................................................................................7
C. Instrumen Penelitian.........................................................................................7
D. Populasi dan sampel.........................................................................................8
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................8
F. Teknik Analisis Data........................................................................................9
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data..............................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi banyak mempengaruhi perubahan perilaku
masyarakat, tidak terkecuali dengan kegiatan belajar daring di masa yang sulit
seperti ini. Dengan adanya kegiatan pembelajaran daring ini pemanfaatan aplikasi
meeting menjadi sangat penting dalam proses belajar. Hal ini digunakan oleh
hampir semua tenaga pendidik di Indonesia, di masa pandemi seperti ini memang
sangat dibutuhkan sebuah inovasi belajar yang salah satu contohnya adalah
penggunaan aplikasi meeting online untuk pembelajaran.

Menurut (Susanto dan Akmal, 2018) mengatakan bahwa aplikasi


pembelajaran merupakan terobosan baru media belajar yang memberikan
kebebasan mutlak bagi peserta didik mengoperasikannya. Oleh karena itu, proses
pembelajaran yang dilakukan secara daring di masa pandemi ini harus
memanfaatkan terobosan baru yaitu aplikasi meeting online dengan maksimal.
Dibutuhkan juga peran tenaga pendidik dalam perencanaan untuk mendukung
media pembelajaran di lembaga pendidikan. Pada pelaksanaannya di sekolah
dasar hingga sekolah menengah keatas, tenaga pendidik sudah mulai
menggunakan aplikasi meeting sebagai media belajar daring.

Aplikasi meeting ini tidak hanya dipakai pada kegiatan pembelajaran


semata, melainkan pula dapat dipakai untuk kegiatan perkantoran bahkan
kegiatan lainnya. Platfrom ini gratis jadi dapat digunakan oleh siapapun dan
dengan waktu yang dapat digunakan berbeda-beda tergantung kebijakan aplikasi
meeting tersebut. Dalam aplikasi meeting ini kita bisa berkomunikasi langsung
dengan siapapun lewat video. Oleh karena itu, memang cocok digunakan sebagai
media pembelajaran. Pemanfaatan ini juga dilakukan oleh tenaga pendidik di
Jepara yang dimana menggunakan beragam aplikasi meeting untuk mengajar
peserta didik saat pembelajaran daring

1
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian berjudul
“Analisis Pemanfaatan Aplikasi Meeting Sebagai Media Pembelajaran Daring
Yang Digunakan Oleh Tenaga Pendidik Di Kecamatan Jepara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa saja aplikasi meeting yang digunakan oleh tenaga pendidik di


kecamatan Jepara?
2. Apa kendala yang dialami oleh tenaga pendidik saat menggunakan
aplikasi meeting?
3. Bagaimana Efektivitas aplikasi meeting yang digunakan oleh tenaga
pendidik di kecamatan Jepara?
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aplikasi meeting apa saja yang digunakan tenaga


pendidik di kecamatan Jepara
2. Untuk mengetahui kendala yang dialami oleh tenaga pendidik saat
menggunakan aplikasi meeting
3. Untuk mengetahui efektivitas aplikasi meeting yang digunakan oleh
tenaga pendidik di kecamatan Jepara
D. Pentingnya Penelitian

Penelitian ini penting karena diharapkan bermanfaat untuk masyarakat:

1. Penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian yang akan datang untuk
memperdalam penelitian di bidang aplikasi meeting
2. Sebagai syarat menyelesaikan tugas mata kuliah seminar proposal

3. Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan bagi tenaga pendidik terhadap


aplikasi meeting

2
E. Asumsi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis meyakini bahwa pemanfaatan aplikasi


meeting digunakan dengan kurang efektif oleh tenaga pendidik, karena masih
terkendala jaringan yang memadai dan kemampuan siswa untuk selalu belajar
menggunakan aplikasi meeting.

Penulis juga beranggapan bahwa masalah terbesar dalam penggunaan


aplikasi meeting adalah paket data yang digunakan oleh siswa dikarenakan masih
banyaknya masyarakat yang tidak berlangganan wifi saat dirumah, jadi kendala
yang dialami oleh tenaga pendidik adalah paket data siswa, dan penggunaan
media lain untuk belajar saat tidak menggunakan aplikasi meeting.

F. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Objek penelitian ini adalah aplikasi meeting
2. Subjek penelitian ini adalah tenaga pendidik di kecamatan Jepara
3. Waktu penelitian ini adalah tahun 2022
4. Lokasi penelitian ini bertempat di beberapa sekolah di kecamatan Jepara
Kabupaten Jepara
G. Definisi Istilah
Beberapa Definisi Istilah pada penelitian ini adalah:

1. Aplikasi meeting
Aplikasi meeting adalah sebuah kemajuan teknologi yang
digunakan untuk mengadakan pertemuan tanpa harus berada di tempat fisik
dan biasanya digunakan dalam pembelajaran atau kegiatan bisnis untuk
berdiskusi.
2. Pembelajaran daring
Menurut Mustofa et al (2019) bahwa Pembelajaran daring
merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan metoda
pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara
terpisah dari aktivitas belajar.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Aplikasi Meeting
1. Pengertian Aplikasi Meeting
Penggunaan aplikasi meeting sendiri berarti melakukan sebuah
kegiatan yang namanya virtual conference, menurut V-cube Indonesia
Virtual Conference memungkinkan peserta dari jarak jauh atau bahkan
dari belahan bumi yang lain, untuk mengakses pertemuan dan acara
langsung dari tempat masing-masing menggunakan komputer atau
perangkat lainnya. Dapat diselenggarakan sepenuhnya melalui Internet
atau jaringan telepon dimana peserta tidak perlu berkumpul di ruangan
fisik yang sama.
Melalui teknologi informasi yang dirancang khusus untuk
pengalaman virtual, peserta dapat bergabung dalam rapat virtual dengan
mudah. Selain acara langsung, konferensi virtual mencakup forum diskusi,
peluang jaringan, pusat sumber konferensi, kemampuan untuk mencari dan
mengobrol dengan peserta konferensi lainnya, dan fitur lainnya. Semua ini
dirancang khusus untuk memberikan kesempatan yang sama kepada
peserta virtual untuk mendapatkan pengalaman rapat yang sama dengan
peserta di tempat.
Dalam artian aplikasi meeting adalah sebuah aplikasi untuk
mengadakan sebuah virtual conference yang digunakan untuk belajar
maupun untuk bisnis dan acara lainnya.
2. Macam-macam aplikasi meeting

Menurut Aprilia (2020) aplikasi meeting atau video conference ada


13 jenis, yaitu:

1) Zoom Meeting (Gratis dan Berbayar)


2) Google Meet (Gratis dan Berbayar)
3) Lifesize (Berbayar)
4) Microsoft Team (Gratis dan Berbayar)
5) Bluejeans (Berbayar)

4
6) Cisco Webex Meeting (Gratis dan Berbayar)
7) Join.me (Berbayar)
8) Cyberlink U Meeeting (Gratis dan Berbayar)
9) Zoho Meeting (Berbayar)
10) Any Meeting (Berbayar)
11) RingCentral Meeting (Gratis dan Berbayar)
12) Adobe Connect Meeting (Berbayar)
13) GoToMeeting (Berbayar)

B. Pembelajaran Daring
1. Pengertian Pembelajaran Daring
Menurut Imania (2019) pembelajaran daring merupakan bentuk
penyampaian pembelajaran konvensional yang dituangkan pada format
digital melalui internet. Pembelajaran daring, dianggap menjadi satu-
satunya media penyampai materi antara guru dan siswa, dalam masa
darurat pandemi.
Pembelajaran daring sendiri sedang dilakukan di seluruh dunia
dikarenakan faktor pandemi, walaupun begitu pembelajaran daring sendiri
tidak dapat menggantikan pembelajaran tatap muka secara langsung
dikarenakan media pembelajarannya yang tidak begitu luas, berbeda
dengan media pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran tatap
muka.
2. Implementasi pembelajaran daring
Menurut Dewi (2020) Belajar daring (online) dapat menggunakan
teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video
converence, telepon atau live chat dan lainnya. Namun yang pasti harus
dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan
oleh guru melalui whatsapp grup sehingga anak betul-betul belajar.
Kemudian guru-guru juga bekerja dari rumah dengan berkoordinasi
dengan orang tua, bisa melalui video call maupun foto kegiatan belajar
anak dirumah untuk memastikan adanya interaksi antara guru dengan
orang tua.

5
Menurut Mutaqinah (2020) implementasi belajar dari rumah
adalah:
1) Persiapan dan perencanaan, dilakukan melalui surat edaran Mendikbud
dan Pemda disambut sekolah dan diteruskan dengan melakukan
sosialisasi kepada warga sekolah dan orang tua melalui media sosial,
guru membuat perencanaan pembelajaran melalui daring dengan
aplikasi
2) Proses, media dan sumber pembelajaran, dilakukan secara daring
melalui media sosial, Facebook, WA, IG, Youtube dan video (virtual
meeting)
3) Kendala, kendala yang dihadapi guru berupa keterbatasan
kuota/jaringan, kesulitan mengontrol siswa sedangkan bagi orang tua
akses internet dan terbatasnya fasilitas gadget serta kesulitan mengatur
waktu dan proses mendampingi anak belajar
4) Dampak pembelajaran daring, target kurikulum tidak secara optimal
tercapai, penilaian akhlaq sulit dilakukan.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
desain penelitian studi kasus, studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada
satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan
mengabaikan fenomena-fenomena lainnya. Satu fenomena tersebut dapat
berupa seorang pemimpin sekolah atau pimpinan pendidikan, sekelompok
siswa, suatu program, suatu proses, satu penerapan kebijakan, atau satu konsep.

Metode ini dipilih karena, permasalahan belum jelas, holistik, kompleks,


dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial
tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti
test, kuesioner, pedoman wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami
situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.

B. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di sekolah SD, SMP, SMA di Kabupaten Jepara,
Kecamatan Jepara yang tenaga pendidiknya menggunakan aplikasi meeting
dalam pembelajaran di kelasnya.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini instrumen utamanya adalah peneliti,


kamera, buku catatan, dan audio recorder. Namun instrument utama dari
penelitian ini adalah peneliti sendiri karena penelitian kualitatif yang sifatnya
kurang begitu jelas, tetapi setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang
diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah
ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan

7
sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan
pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang
diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian.
Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa
realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan
ke dalam variabel-variabel penelitian. Kalaupun dapat dipisah-pisahkan,
variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini
belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti
jelas sarna sekali.

D. Populasi dan sampel


Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive
dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada proposal
masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di
lapangan.
Populasi dari penelitian ini adalah tenaga pendidik yang menggunakan
aplikasi video meeting dalam pembelajarannya di sekolah.
Sampel sekolah juga dipilih berdasarkan banyaknya tenaga pendidik yang
menggunakan aplikasi meeting dalam pembelajarannya di sekolah sehingga dapat
membuka pintu kemana saja untuk peneliti akan pengumpulan data

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi participant pasif
dan wawancara terstruktur, Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dalam hal ini
peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut.

8
Menurut Spradley (1980) tahapan dari observasi itu sendiri ada tiga, yaitu
1. Observasi Deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi
sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum
membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan
penjelajah umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap
semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam,
Oleh karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan
yang belum tertata.
2. Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu
suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek
tertentu. Observasi ini juga dinamakan observasi terfokus, karena pada
tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat
menemukan fokus.
3. Observasi Terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinei. Dengan melakukan analisis
komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah
menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan
antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori
dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah
dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis sebelum di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian, Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat
semen tara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di
lapangan.
2. Analisis data di lapangan

9
Analisis data di lapangan menggunakan model Miles dan Huberman,
model ini berpendapat bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu
data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Berdasarkan gambar tersebut (flow model) terlihat bahwa, seteIah peneliti


melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan antisipatory
sebelum melakukan reduksi data. Sedangkan untuk interactive modelnya
adalah

a. Data Reduction
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jurnlah data akan semakin
banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pad a hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

10
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Display data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data
ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram
dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah difahami.
c. Conclusion drawing
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat semen tara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data, peneliti melakukan uji kredibilitas


terhadap data yang sudah didapatkan di lapangan berdasarkan gambar dibawah
terlihat bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatkan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan ternan sejawat, analisis
kasus negatif, dan membercheck.

11
a. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan
pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan
semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi),
semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah
terjadi kewajaran dalam penelitian, di mana kehadiran peneliti tidak
lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.
b. Peningkatan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peritiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis. Sebagai contoh melihat sekelompok masyarakat yang
sedang olah raga pagi. Bagi orang awam olahraga adalah untuk
meningkatkan kebugaran fisiko Tetapi bagi peneliti kualitatif tentu

12
akan lain kesimpulannya. Setelah peneliti mencermati secara
mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok masyarakat itu
merupakan wahana untuk transaksi bisnis. Selanjutnya untuk dapat
memahami proses perdagangan narkoba, maka peneliti harus
melakukan pengamatan secara terus-menerus dan memahami bahasa-
bahasa sandi mereka
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan dernikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d. Diskusi dengan teman sejawat
Kenapa uji kredibilitas data harus berdiskusi dengan teman? Karena
masing-masing manusia akan memiliki sudut pandang yang berbeda
terhadap suatu hal, maka dari itu peneliti berdiskusi dengan terkait
data yang sudah diambil di lapangan dan minta pendapat terkait data
yang diambil.
e. Analisis kasus negative
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan
hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Mengapa dengan analisis
kasus negatif akan dapat meningkatkan kredibilitas data? Melakukan
analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada
lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data
yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
f. Membercheck
Membercheck adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para
pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin
kredibel dan dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti

13
dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data,
maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan
apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya,
dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh
dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud sumber data atau informan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, H., & Akmal, H. (2018). Efektıvıtas Penggunaan Aplıkası Pembelajaran
Berbasıs Mobıle Smartphone Sebagaı Medıa Pengenalan Sejarah
Lokal Masa Revolusı Fısık dı Kalımantan Selatan Pada Sıswa
Sekolah Menengah Atas. Jurnal HISTORIA, Program Studi
Pendidikan Sejarah. Vo. 6. No. 2. P.Dwi Atmojo, Panggih, 2002,
Internet Untuk Bisnis I, Jogjakarta: Dirkomnet Training.

V-cube Indonesia. 26 Juli 2021. Mengenal Virtual Conference, jenis dan


manfaatnya. Diakses pada tanggal 3 Februari 2022, dari
https://vcube.co.id/mengenal-virtual-conference-jenis-dan-
manfaatnya/

Mustofa, M. I., Chodzirin, M., Sayekti, L., & Fauzan, R. (2019). Formulasi Model
Perkuliahan Daring sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas
Perguruan Tinggi. Walisongo Journal of Information Technology,
1(2), 151.

Aprilia, Putri. 2020. 12+ Aplikasi Video Conference Terbaik untuk Meeting
Online Anda. Niagahoster.co.id. 3 Agustus 2020. Diakses pada
tanggal 3 Februari 2022, dari
https://www.niagahoster.co.id/blog/aplikasi-untuk-video-
conference/
Imania, Kuntum An Nisa. (2019). Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Berbasis Daring. Jurnal PETIK. Vol 5, 31-47.

Dewi, Wahyu Aji Fatma. "Dampak Covid-19 terhadap implementasi


pembelajaran daring di Sekolah Dasar." Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan 2.1 (2020): 55-61.

Mutaqinah, Rina, and Taufik Hidayatullah. "Implementasi Pembelajaran Daring


(Program BDR) Selama Pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa
Barat." Jurnal Petik 6.2 (2020): 86-95.

Spradley James, Participant Observation, Holt, Rinehart and Winston, 1980

15

Anda mungkin juga menyukai