Physical DFD
Logical DFD
Context Diagram
Penjelasan mengenai jenis-jenis DFD tersebut akan diberikan kemudian. DFD menggambarkan
komponen-komponen dari sebuah sistem, antara lain dijelaskan dalam tabel berikut.
NO.
SIMBOL
KETERANGAN
BUBBLE SYMBOL
Menggambarkan sebuah entitas (person, place, or thing)
dalam PHYSICAL DFD
Menggambarkan proses dalam LOGICAL DFD
Diberi label yang terdiri dari nomor dan nama, kecuali
pada Context Diagram hanya diberi nama saja. Contoh:
Beberapa aturan yang harus diikuti antara lain adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
Sebuah proses (dilambangkan dg bubble symbol) tidak bisa hanya memiliki output. Kalau
hanya punya output, berarti itu merupakan sumber ( source)
5.
Sebuah proses (dilambangkan dg bubble symbol) tidak bisa hanya memiliki input. Kalau
hanya punya input, berarti itu merupakan tujuan ( sink)
6.
Data tidak bisa dipindahkan secara langsung dari satu data store ke data store yang lain,
maupun dari sumber eksternal ke data store. Data harus dipindahkan melalui proses
7.
Data flow symbol hanya memiliki satu arah. Untuk menunjukkan adanya proses membaca
sebelum di-update, buatlah 2 data flow symbols terpisah dengan arah berkebalikan. Hal ini
dikarenakan 2 tahap tersebut (membaca dan update) terjadi pada waktu yang terpisah.
8.
Data flow bisa bercabang atau bergabung asalkan memiliki label yang sama.
CONTEXT DIAGRAM
Context Diagram merupakan top-level di antara jenis DFD di mana HANYA terdapat 1
bubble symbol atau proses. Di samping itu, juga terdapat data flow dan external entity
symbol.
Level 0 Diagram
Level 0 Diagram merupakan penjelasan lebih lanjut dari proses yang ada pada context
diagram. Hal ini masih merupakan gambaran besarnya saja. Setiap bubble symbol atau proses
diberi label dengan menggunakan angka #.0 terlebih dahulu, dimana # menunjukkan urutan.
Misalnya, jika terdapat 4 proses utama yang merupakan penjelas dari proses di context
diagram, maka masing-masing proses tersebut diberi label 1.0, 2.0, 3.0, dan 4.0 beserta
dengan nama prosesnya.
Level 1 Diagram
Level 1 Diagram merupakan penggambaran sistem yang lebih detail dari setiap proses utama
yang ada pada Level 0 diagram. Setiap proses yang lebih detail tersebut diberi label sesuai
dengan proses utamanya. Misalnya, 1.1, 1.2, dan 1.3.
Level 2 Diagram
Level 2 Diagram merupakan penggambaran sistem yang lebih detail dari setiap proses utama
yang ada pada Level 1 diagram. Setiap proses yang lebih detail tersebut diberi label sesuai
dengan proses yang sedang dijelaskan. Misalnya, 1.1.1, 1.1.2, dan 1.1.3.
Berikut adalah contoh dari Context Diagram, Level 0 DFD, Level 1 DFD, dan Level 2 DFD.
Context Diagram
Pesanan
Pelanggan
Informasi
yang
dibutuhkan
Proses
penjualan
Tagihan
Pembuat
Keputusan
Pembayaran
Level 0 Diagram
1.0
Proses
pemesanan oleh
pelanggan
Informasi yang
dibutuhkan
Pesanan
Data permohonan pengiriman
Pelanggan
2.0
Proses
pengiriman
kepada
pelanggan
Bill
Informasi
yang
dibutuhkan
Data Piutang
Informasi yang
dibutuhkan
Pembayaran
3.0
Proses
pembayaran
oleh pelanggan
Level 1 Diagram
Pesanan
1.1
Menyetujui dan
mencatat data
pesanan
pelanggan
Data
pesanan
Yang
disetujui
Data Pesanan
pelanggan
Data Pesanan
1.2
Menghasilkan
informasi tentang
pesanan
Data permintaan
pengiriman
Infornasi
Yang
dibutuhkan
Pembuat
Keputusan
Level 2 Diagram
pesanan
1.1.1
Menerima data
pesanan dari
pelanggan
pesanan
1.1.2
Memeriksa
status
pelanggan
Status
kredit
pelanggan
Data
pelanggan
pesanan
Data pesanan
pelanggan
A.
Pesanan
Yang
disetujui
1.1.4
Mencatat
Data
pesanan
Pesanan
Yang
disetujui
1.1.3
Memeriksa
ketersediaan
inventory
Ketersediaan
inventory
Data
inventory
PHYSICAL DFD
Physical DFD merupakan representasi grafis dari sebuah sistem yang menunjukkan entitas
internal dan eksternal serta alur data yang masuk dan keluar. Entitas internal adalah entitas
(orang, tempat, atau benda) yang berada di dalam sistem yang mengubah (transform) data.
Oleh karena itu, physical DFD menjelaskan where, what, and by whom sebuah sistem
dijalankan. Perhatikan contoh berikut. Bubble symbol diberi label sebuah entitas di dalam
sistem.
Customer
Cash
1.0
Sales
Clerk
Form 66W
Sales &
Register Tape
2.0
Kasir
Deposit Slip
and Cash
B.
LOGICAL DFD
3.0
Bookkeeping
Verified
register tape
Bank
Logical DFD adalah representasi grafis dari sebuah sistem yang menunjukkan proses,
penyimpanan
data,
serta
alur
data
masuk
dan
keluar.
Hal
ini
digunakan
untuk
menggambarkan logical nature dari sebuah sistem (tugas apa yang dikerjakan sistem). Apa
yang dikerjakan oleh sebuah sistem memiliki kemungkinan yang kecil untuk berubah
dibandingkan dengan bagaimana sistem tersebut bekerja. Sebagai contoh, sistem
penerimaan kas akan menerima pembayaran dari pelanggan dan menampilkannya pada akun
pelanggan. Seiring berjalannya waktu, cara pembayaran (secara tunai, check, atau elektronik)
dapat berubah. Dengan kata lain, logical DFD menunjukkan aktivitas sistem sedangkan
physical DFD menunjukkan infrastruktur sistem. Perhatikan contoh berikut dan lihat
perbedaannya dengan physical DFD.
Customer
Payment
1.0
Receive
payment
Sales record
Sales Journal
4.0
Record sales
Receipts &
receipts summary
2.0
Compare
cash & tape
Verified
Receipts
summary
Validate receipts
3.0
Prepare
deposit
Deposit
Bank
Program yang digunakan untuk menggambar DFD maupun flowchart pada laboratorium
komputer SIA kali ini adalah Microsoft Visio. Berikut adalah tampilan Microsoft Visio 2007. Apabila
digunakan Microsoft Visio yang lebih update, silahkan menyesuaikan.
Pada pilihan recent templates dapat dipilih Flowchart atau DFD. Simbol yang tersedia tentu
berbeda. Berikut adalah tampilan setelah memilih Data Flow Diagram. Tampak sebelah kiri adalah
pilihan simbol-simbol DFD. Simbol tersebut tinggal di-drag saja ke tengah untuk dipakai. Data
Flow dapat dibuat dengan meng-klik connector Tool
2. Flowchart
Flowchart, yang memuat aktivitas manual dan komputer, menampilkan logical dan physical
processes untuk menjelaskan who, what, how, dan where. Berikut adalah beberapa simbol
flowchart beserta penjelasannya.
Simbol
Nama
Document
Penjelasan
Dokumen berupa hardcopy, seperti
laporan
Multiple
documents
rangkap (berganda)
Manual input/
keying
Punch card
Computer process
Decision
Manual process
Offline process
General purpose
input-output
disk device
display
Magnetic Disk/
Database
disk
Off-line storage
A: Alphabetically
N: Numerically
C: Chronologically
penyimpanan
Online-storage
Teminator
On-page
connector
Off-page
connector
batch total
Annotation
Komputer
Input
Document
Key input
Data
store 1
Edit/validate
input
Data
store 2
Display
input or
error
Resolve
discrepancies
if any
Key corrections/
accept input
Accepted
input
Input document
Record input
LATIHAN
Berikut merupakan suatu kasus yang akan menjadi dasar dalam pembuatan DFD maupun
flowchart.
Sistem Penerimaan Kas PT DOA
PT DOA menggunakan prosedur berikut untuk memproses kas yang diterima dari penjualan
secara kredit. Pelanggan mengirimkan cek dan remittance advices (bukti pelunasan) ke PT DOA.
Mailroom clerk menerima dan menandai cek tersebut kemudian menuliskan jumlah uang yang
dibayar dan nomor cek yang terdapat pada remittance advices. Secara berkala, mailroom clerk
menyiapkan sejumlah/ a batch total of remittance advices dan mengirimkannya kepada bagian
piutang bersama dengan salinannya. Pada saat yang bersamaan, mailroom clerk juga mengirimkan
cek-cek yang bersangkutan kepada bagian kasir.
Pada bagian piutang, seorang clerk lain meng-input informasi pada remittance advice
tersebut ke dalam komputer, seperti total remittance advice, nomor pelanggan, nomor faktur,
jumlah uang yang dibayarkan, dan nomor cek. Setelah melakukan verifikasi bahwa faktur memang
belum lunas dan jumlah yang dibayarkan sudah diinput dengan benar, komputer melakukan
update data master piutang. Apabila terdapat ketidaksesuaian clerk akan diberitahu.
Pada akhir batch/tumpukan remittance advice, komputer akan mencetak deposit slip dalam
rangkap pada printer di kantor kasir. Kasir akan membandingkan deposit slip dengan cek yang
berhubungan dan kemudian membawa deposit tersebut menuju bank.
Sebagaimana telah diinput, nomor cek dan jumlah yang dibayarkan untuk setiap penerimaan
telah masuk ke dalam harddisk. Data ini digunakan untuk membuat daftar penerimaan kas setiap
harinya. Ringkasan hutang pelanggan yang sudah dibayar juga dicetak pada saat tersebut. Clerk
bagian piutang akan membandingkan laporan itu terhadap remittance advices dan jumlah batch
serta mengirimkan jumlah penerimaan kas kepada bagian general ledger.
Langkah awal yang dilakukan adalah membuat tabel entitas dan aktivitas. Caranya adalah
dengan menelusuri setiap baris dalam narasi kasus dan tandai setiap aktivitas yang terjadi.
Aktivitas tersebut dapat dilakukan baik oleh entitas internal maupun eksternal.
No.
Entitas
Aktivitas
Pelanggan
Mailroom clerk
Mailroom clerk
Mailroom clerk
Mailroom clerk
Mailroom clerk
meng-input
informasi
pada
remittance
advice
ke
dalam
komputer,
8
Komputer
10
Komputer
11
Komputer
12
Komputer
13
Komputer
14
Kasir
15
Kasir
16
Komputer
17
Komputer
18
19
ledger
MENGGAMBAR CONTEXT DIAGRAM
Petunjuk 1: Entitas internal adalah entitas yang melakukan satu atau lebih aktivitas
pemrosesan informasi, sedangkan entitas eksternal sama sekali tidak melakukannya.
Aktivitas pemrosesan informasi adalah aktivitas yang yang mengelola kembali data dari
penyimpanan, mengubah, atau menyimpan data (baik secara manual maupun otomatis).
Pengiriman dan penerimaan data bukan termasuk ke dalam hal ini.
Aktivitas nomor 1, 5, 6, 15, dan 19 bukan termasuk pemrosesan informasi karena hanya mengirim
atau menerima data. Aktivitas 7 juga bukan karena mendeskripsikan aktivitas 8. Aktivitas 11 juga
bukan karena alasan pada petunjuk 2.
Petunjuk 2: masukkan hanya aktivitas normal yang rutin. Tidak boleh ada rutinitas untuk
kasus yang dikecualikan atau untuk kesalahan tertentu.
Dengan demikian, terdapat 4 entitas internal (mailroom clerk, Clerk bagian piutang, kasir, dan
komputer), 3 entitas eksternal (pelanggan, bank, bagian general ledger), dan 19 aktivitas (12
diantaranya adalah aktivitas pemrosesan informasi).
Petunjuk 3: yang dimasukkan ke dalam dokumentasi sistem adalah HANYA aktivitas dan
entitas yang terdapat pada narasi (no more, no less)
Oleh karena itu, kita dapat memulai context diagram dengan 3 kotak yang menggambarkan 3
entitas eksternal. Selain itu, dari narasi kasus dapat kita simpulkan bahwa proses yang terjadi
adalah penerimaan kas dari pelanggan yang membayar secara kredit. Kemudian, gambar data flow
Label dari masing-masing simbol dapat diedit dengan meng-klik 2 kali simbol tersebut. Untuk
simbol data flow, jenis garis dapat diubah dengan meng-klik kanan seperti pada gambar di bawah
ini.
Meskipun sebenarnya terdapat lebih dari 1 pelanggan yang berurusan dengan perusahaan
pada sistem tersebut, kita hanya memakai 1 buah simbol untuk merepresentasikannya.
Petunjuk 4: ketika banyak entitas beroperasi secara identik, gambarkan hanya satu untuk
merepresentasikan seluruhnya.
MENGGAMBAR PHYSICAL DFD
Untuk menjaga agar physical DFD sesuai dengan context diagram, mulailah dengan
menggambarkan 3 entitas eksternal yang sudah ada pada context diagram. Perhatikan contoh
Pelanggan
1.0
Mailroom
Clerk
2.0
Clerk
Bagian
Piutang
Bagian
General
Ledger
3.0
Kasir
4.0
Komputer
Bank
Setelah itu, mulailah untuk menggambar simbol data flow dan data store dengan menelusuri tabel
entitas dan aktivitas.
TUGAS
Lanjutkan pembuatan physical DFD
Petunjuk 5: untuk lebih jelas, gambarkan data flow untuk setiap alur masuk dan keluar data
store.
Pertunjuk 6: apabila data store dibutuhkan secara logis meskipun tidak tercantum dalam
narasi, maka buatlah data store tersebut.
Logical DFD atau bisa juga kita sebut Level 0 DFD, dimulai dengan mengelompokkan aktivitas
pemrosesan informasi (lihat petunjuk 1).
Petunjuk 7: kelompokkan aktivitas apabila terjadi pada tempat dan waktu yang sama.
Sebagai contoh, clerk melakukan aktivitas 2 dan 3 pada mailroom sebagaimana pembayaran
diterima.
Petunjuk 8: kelompokkan aktivitas apabila terjadi pada waktu yang sama namun di
tempat/entitas berbeda.
Sebagai contoh, kasir melakukan aktivitas 14 sesegera mungkin setelah komputer mencetak slip
deposit pada aktivitas 13.
Petunjuk 9: kelompokkan aktivitas yang terlihat berhubungan secara logis.
Petunjuk 10: agar membuat DFD readable, gunakanlah 5-7 bubble symbol.
Idealnya seperti itu, namun untuk sistem yang sederhana dapat digunakan kurang dari 5 bubble
symbols.
Ingat kembali bahwa dalam logical DFD, label untuk bubble symbol adalah sebuah proses.
Mulailah menggambar dengan entitas eksternal terlebih dahulu.
TUGAS
Lanjutkan pembuatan logical DFD
MENGGAMBAR FLOWCHART
Petunjuk 1
Petunjuk 2
: alur aktivitas adalah dari kolom paling kiri ke kolom sebelah kanan.
Petunjuk 3
: alur flowchart adalah dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
Petunjuk 4
: usahakanlah agar flowchart berada pada satu halaman kertas. Apabila tidak
mencukupi, gunakan halaman berikutnya dan hubungkan dengan off-page
connector.
Petunjuk 5
: dalam setiap kolom, harus ada minimal 1 proses manual, keying operation, atau
data store di antara dokumen. Dengan kata lain, jangan secara langsung
menghubungkan dokumen dalam kolom yang sama.
Petunjuk 6
: ketika berpindah dari satu kolom ke kolom lain, gambarkan dokumen pada akhir
alur di kedua kolom kecuali apabila hubungannya sangat pendek dan
intensitasnya ambigu.
Petunjuk 7
: dokumen atau laporan yang dicetak pada sebuah komputer sebagai entitas, harus
ditunjukkan pertama kali pada kolom komputer tersebut. Kemudian dapat
ditunjukkan bahwa dokumen tersebut berpindah ke kolom entitas lain.
Petunjuk 8
: dokumen atau laporan yang dicetak oleh fasilitas komputer di kolom entitas yang
lain (bukan di kolom komputer sebagai suatu entitas), harus ditampilkan pada
kolom entitas tersebut, tidak ditunjukkan dalam fasilitas komputer.
Petunjuk 9
: proses yang terjadi di dalam sebuah entitas pada perangkat seperti komputer
harus ditampilkan di dalam kolom entitas tsb, bukan sebagai entitas komputer.
Petunjuk 10 : tahap-tahap proses yang berurutan (baik manual maupun komputerisasi) tanpa
ada jeda (berasal dari input yang sama), dapat ditampilkan sebagai satu proses
atau urutan proses.
Petunjuk 11 : satu-satunya cara untuk mengeluarkan atau memasukkan data dari/ke computer
Terdapat beberapa pilihan kelompok simbol ketika pertama kali membuka Microsoft Visio. Di
antaranya adalah arrow shapes, backgrounds, basic flowchart shapes, dan borders and titles
(perhatikan sebelah kiri gambar!). Tidak semua simbol tersebut dipakai. Justru ada yang belum
dimunculkan. Tidak masalah apakah yang dipakai adalah US Units atau Metric Units. Oleh karena
itu, ikuti sebagaimana gambar di halaman selanjutnya.
Tambahkan Miscellaneous Flowchart dan Cross Functional Flowchart Shapes Vertical &
Horizontal.
Untuk kelompok simbol yang tidak diperlukan, dapat dihlangkan dengan klik kanan pada nama
kelompok simbol kemudian klik tanda Close.
Mengikuti petunjuk 1, maka perlu dibuat kolom-kolom. Karena entitas eksternal pada kasus
(bank, pelanggan, dan bagian general ledger) tidak melakukan pemrosesan data, maka tidak perlu
dibuatkan kolom untuk hal tersebut. Bagian piutang dan kasir sama-sama berinteraksi dengan
komputer sehingga keduanya ditempatkan pada kolom di samping komputer. Sehingga, dari kiri
ke kanan, yang digambarkan adalah kolom Mailroom, bagian piutang, komputer, dan Kasir.
Pada bagian cross functional flowchart shape vertical , drag/geser Functional band ke halaman
putih.
Akan muncul dialog box seperti gambar di atas. Pilih Vertical; number of bands diisi 4 (karena ada
4 entitas); pada kasus ini jangan beri tanda centang pada include title bar (tidak terlalu
dibutuhkan pada kasus ini).
Secara default, Microsoft Visio akan tampil dengan posisi halaman portrait. Begitu juga untuk
ukuran kertas. Hal ini dapat diubah seperti terlihat di gambar berikut.
Flowchart dimulai dengan simbol start di kiri atas. Simbol start diberi label customer
karena customer tidak memiliki kolom tersendiri.
Kemudian diikuti dengan 2 dokumen, yaitu cek dan remittance advices (disingkat menjadi
RAs). Untuk menunjukkan bahwa kedua dokumen tersebut hadir bersamaan, kita dapat
menggunakan simbol multiple documents dan memberikan label yang berbeda.
Aktivitas nomor 3 dan 4 dikerjakan selanjutnya oleh Mailroom Clerk, yang mana juga
merupakan proses manual. Berikan catatan dengan menggunakan simbol annotated bahwa
aktivitas 4 terjadi secara berkala.
Aktivitas 5 menjelaskan bahwa RAs dan batch total ( disingkat menjadi BT) akan berpindah ke
kolom berikutnya, yaitu bagian piutang. Perhatikan petunjuk 6. Kita tidak perlu menampilkan
RAs dan batch total di kedua kolom, yaitu kolom Mailroom Clerk dan Bagian Piutang. Karena
area di Bagian Piutang sepertinya lebih luas, gambarkan kedua hal ini pada kolom tersebut di
bagian paling atas.
Aktivitas 6 bukan merupakan pemrosesan informasi. Oleh karena itu, gambarkanlah dokumen
dengan label cek yang sudah ditandai, yang diikuti dengan on-line connector untuk
menjelaskan bahwa hal tersebut dipakai di kolom lain (yaitu di kolom kasir). Ingatlah untuk
memberikan satu buah huruf untuk memberi tanda.
Aktivitas 8 dilakukan oleh bagian piutang, sehingga proses manual tersebut digambarkan di
kolom Bagian Piutang. Gambarkan juga input yang dibutuhkan dalam proses tersebut, yaitu
RAs dan BT. Perhatikan bahwa aktivitas 8 adalah proses manual untuk menginput data ke
komputer sehingga simbol yang digunakan berbeda dengan proses manual di aktivitas
sebelumnya.
Aktivitas 9 dilakukan oleh komputer (gambarkan pada kolom komputer), yang merupakan
kelanjutan dari aktivitas 8. Komputer akan menampilkan hasil verfikasi tersebut, sehingga
gambarkanlah simbol display dengan label verifikasi/ terima di kolom bagian piutang.
Selain itu, aktivitas 10 terjadi bersamaan sehingga dituliskan pada simbol proses yang sama.
Perlu digambarkan database data master piutang untuk memperjelas aktivitas ini.
Kita asumsikan bahwa clerk akan memperbaiki data apabila komputer tidak menerima input.
Tambahkan keterangan bahwa kesalahan yang rutin tidak ditampilkan dengan menggunakan
simbol annotated.
Perhatikan paragraf terakhir pada kasus. Sebagaimana telah diinput, nomor cek dan jumlah
yang dibayarkan untuk setiap penerimaan telah masuk ke dalam harddisk. Hal ini perlu
diikutsertakan ketika menggambarkan proses aktivitas 9. Di samping itu, gambarkan pula
simbol database pada kolom komputer untuk menunjukkan adanya data penerimaan kas
tersebut (aktivitas 12).