Perpan (Metode Beda Hingga)
Perpan (Metode Beda Hingga)
Metode Analisi Grafik dan Numerik Perpindahan Kalor Konduksi Dua Dimensi
Oleh: Ahmad Faisal / 1006660491 / Kel. 8
I.
T
y
(1)
Gambar 1. Bagan menunjukkan unsur untuk analisis bujur-sangkar kurvilinear aliran kalor dua
dimensi
(sumber : Holman, J.P. 1997. Perpindahan Kalor (terjemahan). Jakarta:Erlangga.)
Persamaan (6) berlaku untuk semua jalur aliran-kalor dengan aliran kalor total merupakan
jumlah dari aliran kalor dalam semua jalur. T yang melintas pada unsur (dengan x = y,
dan dengan aliran kalor konstan) diberikan oleh :
T
Tmenyeluruh
N
(2)
M
k (T2 T1 )
N
(3)
M merupakan jumlah jalur aliran-kalor. Kunci dari metode ini adalah ketelitian dan
keterampilan dalam menggambarkan bujur-sangkar kurvilinear. Namun, metode ini tidak
banyak bermanfaat dalam menyelesaikan soal-soal sederhana.
II.
Titik-titik node diberi tanda seperti pada gambar itu, lokasi m menunjukkan tambahan pada
arah x, dan lokasi n tambahan pada arah y. Kita ingin menentukan suhu pada setiap titik node
di dalam benda itu dengan menggunakan persamaan (1) sebagai kondisi yang menentukan.
Kita gunakan beda-beda berhingga untuk mendekati tambahan diferensial pada koordinat
ruang dan suhu. Makin kecil tambahan berhingga yang kita gunakan, makin baik pula
2
q x
4Tm , n 0 ............(5)
k
Untuk menggunakan metode numerik, Persamaan (1) harus ditulis untuk setiap node di dalam
bahan itu, dan sistem penamaan yang dihasilkan lalu diselesaikan untuk rnendapatkan suhu
pada setiap node. Contoh yang paling sederhana ialah seperti pada Gambar di bawah:
Jika suhu telah ditentukan, maka aliran kalor dapat dihitung dari persamaan:
q k x
T
............(6)
y
di mana T ditentukan pada batas-batas. Dalam contoh di atas, aliran kalor dihitung dari
muka yang 500C atau pada ketiga muka yang 100C. Jika kita menggunakan kisi yang cukup
halus, kedua nilai yang didapat mesti sangat mendekati sama satu sama lain. Dalam
prakteknya, biasanya paling baik digunakan rata-rata dan kedua nilai itu untuk perhitungan.
Jika benda padat berada dalam kondisi batas konveksi,seperti pada gambar 3,
m,n+1
y
m-1,n
m,n
y
m,n-1
suhu pada permukaan harus dihitung dengan cara yang berbeda dari metode di atas.
Persamaan umumnya jika x = y adalah
1
hx
hx
Tm ,n
2
T 2Tm 1,n Tm, n1 Tm, n1 0 .............(7)
k
2
k
qi
j
Ti Ti
0 ............(8)
Tij
Formulasi tahanan berguna pula untuk penyelesaian numerik bentuk-bentuk tiga dimensi yang
rumit.
Iterasi Gauss-Seidel
Metode ini digunakan jika jumlah node sangat banyak. Dari persamaan 5 di atas, kita
dapatkan suhu Ti dan suhu-suhu node Tj di sebelahnya sebagai
q i T j / Rij
Ti
1 / R
..............(9)
ij
Kemudian dengan persamaan 6 dihitung nilai-nilai baru untuk suhu node Ti, dengan
Proses ini diulangi terus-menerus sehingga perbedaan antara dua perhitungan cukup
kecil.
Daftar Pustaka