PERCOBAAN II (Reaksi Kimia Gejala Umum Dan Laju Reaksi)
PERCOBAAN II (Reaksi Kimia Gejala Umum Dan Laju Reaksi)
2.1.2
a. Reaksi Pembentukan
Reaksi pembentukan merupakan reaksi apabila suatu zat yang
dibentuk dari gabungan dua atau lebih zat.
Contoh: CaO + CO2 CaCO3
Fe + S FeS
2Na + Cl2 2NaCl
(Pudjaa
tmaka,2001)
b. Reaksi Perkaratan
(Pudjaatmaka,2001)
d. Reaksi Pembakaran
Reaksi ini terjadi dimana suatu unsur / senyawa bergabung
dengan O2 membentuk senyawa yang mengandung O2 sederhana,
misalnya: CO2, H2O dan SO2.
Contoh: C3H8 + CO2 3CO2 + H2O
(Kee
nan,1990)
C
[C]
V=
[B]
atau V = -- -------
2.2.2
a. Jenis Reaktan
Tiap-tiap zat mempunyai sifat yang berbeda-beda apabila
bereaksi dengan zat lain. Semakin reaktif jenis reaktan tersebut,
maka laju reaksi semakin cepat.
(Brocks,1959)
b. Konsentrasi
Percobaan menunjukkan bahwa kelajuan reaksi kimia yang
bersifat homogen tergantung pada konsentrasi pereaksinya. Reaksi
homogen merupakan reaksi yang terjadi dalam satu fase. Reaksi
heterogen berjalan meliputi lebih dari satu fase. Kenyataan bahwa
reaksi heterogen sebanding dengan luas permukaan antara fase
fase pereaksi. Salah satu contoh adalah perkaratan besi, yang
merupakan reaksi heterogen yang meliputi satu fase padatan, besi,
dan satu fase oksigen.
Kelajuan reaksi homogen tergantung pada konsentrasi dari
pereaksi pereaksi dalam larutan. Larutan dapat berupa cairan atu
gas. Dalam larutan cairan, konsentrasi pereaksi dapat diubah
berdasarkan penambahan reaksi atau dengan pengubahan volume
dari sistem atau berdasarkan penambahan atau pengurangan
pelarut.
(Sastrohamidjojo,2001)
S
uhu
Naiknya suhu menyebabkan kecepatan rata-rata dan energi
f. Luas Permukaan
Luas permukaan sangat berpengaruh pada keceopatan laju
reaksi. Makin besar luas permukaan suatu zat, makin cepat reaksi
berlangsung. Sebaliknya malin kecil luas permukaan suatu zat,
makin lambat zat tersebut bereaksi. Untuk memperluas permukaan
biasanya dilakukan dengan menghaluskan zat tersebut atau
memperkecil ukuran zat. Seperti sebatang kapur dengan butiran
kecil kapur akan memiliki laju reaksi yang lebih besar
dibandingkan dengan batang kapur.
(Keenan,1990)
Rumus Laju Reaksi
Konsentrasi
Konsentrasi P
Konsentrasi R
= perubahan waktu
= laju reaksi
Pada awal reaksi, zat produk (P) belum terbentuk. Setelah reaksi
berjalan, zat P mulai terbentuk. Semakin lama konsentrasi zat P
semakin bertambah, sedangkan konsentrasi zat R semakin berkurang.
Rumus Umum Laju Reaksi
V = K [A]m [B]n
Keterangan:
V = laju reaksi
K = konstanta laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
m = orde reaksi terhadap A
n = orde reaksi terhadap B
(Brady,1982)
2.3 Orde dan Konstanta Laju reaksi
Orde reaksi adalah jumlah semua komponen dari konsentrasi
persamaan laju reaksi. Orde reaksi dikenal sebagai tingkat reaksi. Jika laju
reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari suatu
pereaksi, V=k[A], maka reksinya dikatakan berorde satu. Orde reaksi
ditetapkan berdasarkan pada data kinetik eksperimen untuk mengetahui
yang paling cocok. Kecocokan ini dapat ditentukan dengan cara :
-
reaksi, misalnya intensitas reaksi kimia dalam suatu reaksi fotokimia atau
tersedianya enzim dalam katalis oleh enzim. Pada reksi berlangsung
dengan laju yang tetap.
Laju reaksi = k = tetap
Reaksinya mempunyai orde nol dan satuan k sama dengan satuan lajunya.
b. Reaksi Orde Pertama
Pada reaksi orde pertama, data yang digunakan tidak selalu perlu
dinyatakan dalam konsetrasi molar. Kadang-kadang masa pereaksi, atau
hanya fraksi pereaksi yang dikonsumsi, sudah cukup. Contohnya yaitu
peluruhan atom radio aktif. Sebagai, contoh
studi biokimia 14,3 hari. Berapaun jumlah atom P, akan terdapat setengah
dari jumlah tersebut 14,3 hari,seperempatnya dalam 28,6 dan seterusnya.
Tetapan laju peluruhannya adalah k = 0,693/t.
c. Reaksi Orde Kedua
AB+C
Bila reaksi hipotetik merupakan reaksi orde kedua terhadap A,
berarti bahwa laju reaksinya adalah laju menghilangnya A = k[A] 2 . Bila
reaksi hipotetik A+B C+D merupakan orde pertama terhadap A dan
juga terhadap B, orde totalnya adalah orde kedua, dan laju menghilangnya
A atau B = k [A][B]. Tetapi orde reaksi tidak dapat ditentukan dari data
laju reaksi.
(Petrucci,1992)
2.4. Konstanta Reaksi
Konstanta reaksi merupakan konstanta (tetap) yang menyatakan
hubungan sebanding dengan besarnya laju reaksi dan berbanding terbalik
dengan hasil kali reaksi konstantanya.
Konsentrasi laju reaksi merupakan bilangan pengali dengan konsentrasi
reaktan juga mendapatkan besarnya laju reaksi yang sesuai standar.
Konsentrasi ini dapat dirumuskan:
k=
v
[A]m [b]n
Ket.
M dan N adalah orde reaksi
(Atkins, 1997)
2.6.
2.6.1Reaksi netralisasi
Reaksi netralisasi adalah reaksi asam dan basa, dapat ditunjukan oleh
salah satu dari tiga buah cara sebagai berikut:
1.
2.
basa
garam
air
3.
basa
garam
air
antara ion hidrogen dan ion hidroksida untuk menghasilkan air (H2O).
(Petr
ucci,1987)
2.6.2Reaksi Redoks
Oksidasi adalah suatu prosese yang mengakibatkan kehilangan suatu
electron atau lebih dari dalam zat ( atom, ion, molekul ). Bila suatu
unsure dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih
positif. Suatu zat pengpksidasi adalah zat yang memperoleh electron dan
dalam reaksi itu zat direduksi. Defenisi ini sangat umum , sehingga
berlaku untuk zat padat, lelehan maupun gas.
Reaksi sebaliknya adalah proses yang mengangkibatkan diperolehnya
suatu electron atau lebih oleh zat ( atom, ion, molekul ). Bila unsure
direduksi, keadaan oksidasi menjadi lebih negative. Zat pereduksi adalah
zat yang kehilangan electron, dalam proses ion dioksidasi. Ini berlaku
untuk proses zat padat, lelehan, maupun gas. Tahap reduksi maupun
oksidasi yang melibatkan pelepasan maupun pengambilan electron
disebut reaksi setengah sel.
Contoh : Cu(s) + 2Ag+(aq) Cu2+(aq)+2Ag
Terdiri dari :
-
reduksi Ag+
oksidasi Cu
( Vogel,1990 )
2.6.3.Reaksi Pengendapan
Tetapan kesetimbangan yang menyatakan kelarutan endapan
dalam air disebut tetapan hasil kali kelarutan. Apabila tetapan kelarutan
(g)
(s)
6NaCl(aq)
(Petrucci,1987)
2.6.4.Reaksi Pembentukan Gas
Reaksi yang menimbulkan gas biasanya terjadi apabila logam
direaksikan dengan asam keras encer. Reaksi ini disebut juga reaksi
pendesakan logam, karena logam yang bereaksi harus diletakkan
disebelah kiri H dalam deret volta. Asam yang digunakan harus selain
HNO3 pekat, HNO3 encer, H2SO4 pekat. Gas yang dihasilkan biasanya
adalah gas hidrogen.
Reaksi: Logam + Asam keras encer Garam +H2
Contoh: 2Al + 6HCl 2AlCl3 + 3H2
(
Petrucci,1987)
2.6.5.Reaksi Pembentukan Kompleks
Reaksi ini terjadi pada zat-zat yang mudah larut dan tidak
terdisosiasi. Reaksi ini menghasilkan ion atau molekul kompleks. Ion
kompleks adalah ion logam transisi yang dapat berikatan kovalen
koordinasi dengan ion-ion negatif atau molekul netral yang mempunyai
pasangan elektron bebas dan membentuk suatu kesatuan gabungan ionion yang stabil, ion kompleks dinyatakan dengan notasi kurang siku.
Dalam ion kompleks terdapat 2 unsur, yaitu logam transisi selaku atom
pusat dan ion negatif selaku ligan / gugus pengeliling.
Contoh ion kompleks:
[Fe(Cn)6]3- ion heksanoferat (III)
(Petrucci,1987)
2.6.6. Reaksi Pertukaran Muatan
Reaksi ini sering juga disebut sebagai reaksi
redoks. Reaksi redoks singkatan dari reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Reduksi adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan oksidasi,
sedangkan oksidasi adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan
oksidasi. Setiap reaksi redoks merupakan pasangan antara reaksi reduksi
dan reaksi oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi yang didalamnya
terdapat serah terima elektron antar zat, atau reaksi yang disertai dengan
perubahan bilangan oksidasi.
Contoh: Cu
2+
(aq)
+ Zn (s) Cu (s) + Zn
2+
(aq)
Larutan jernih yang berat molekulnya 36,47 gram/mol, titik didih 118
0
d. H2SO4
Zat cair kental tak berwarna, menyerupai minyak, bersifat asam kuat,
titik didih 315-338 0C, titik leleh 100 0C, massa jenis 1,8
(Mulyono, 1997)
e. CuSO4
Berwarna biru bersifat higroskopis, digunakan sebagai fungisida, bahan
pewarna dan pengawet kayu.
(Mulyono, 1997)
f. Logam Magnesium (Mg)
BM=24,305. Nomor atom 12. Bervalensi 2. Termasuk logam alkali
tanah. Salah satu unsur yang paling banyak terdapat dikulit bumi.
Ditentukan secara alami dalam bentuk persenyawaan magnesit kornalit,
dolomit, CaMg(CO3)2, epsomit, kieserite,dan lain-lain, juga terdapat di
air laut.Logam berwarna putih keperakan. Struktur kerangka tertutup
heksagonal, teroksidasi dengan lambat pada udara lembab. Titik lebur
6510C, titik didih 11000C. Tersedia dalam bentuk batangan, pita, kawat,
dan bubuk. Bereaksi sangat lambat dengan air pada temperatur
ruangan. Reaksi asam menghasilkan pembebasan hidrogen.
(Windholez,1976)
g. Aquades
Air yang diperoleh pada pengembunan uap air melalui proses
penguapan atau pendidihan air. Tidak berwarna, tidak berasa, titik leleh
0 0C, titik didih 100 0C bersifat polar, pelarut oranik yang baik.
(Mulyono, 1997)
Alat
a. tabung reaksi
b. pipet tetes
c. gelas ukur
d. gelas beker
e. stopwatch
3.2
Bahan
a.
NaOH
b.
HCl
c.
H2SO4
d.
Pb(CH3COO)2
e.
Kristal CuSO4
f.
Pita logam Mg
g.
Aqudes
3.3
Gambar Alat
Tabung reaksi
Pipet Tetes
Gelas Ukur
Gelas Beaker
Stopwatch
NaOH
PbOAc
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Hasil
HCl
Aquades
Tabung reaksi
Tabung reaksi
3.4.2
HCl 0,6 M
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
HCl 1,2 M
HCl 2 M
Tabung reaksi
Tabung reaksi
2
3
4
Reaktan 1
NaOH
Reaktan 2
H2SO4
Gejala
Gelembung gas sedikit
NaOH
pekat
H2SO4
encer
hangat terbentuk
HCl
endapan
Terbentuk endapan
CuSO4
warna putih
Terjadi perubahan warna 2HCl+CuSO4CuCl2+H2SO4
Mg
menjadi biru
Terjadi gelembung-
PbOAc
HCl
Aquades
Reaksi
2NaOH+H2SO4Na2SO4+2H2O
PbOAc+2HClPbCl+OHAc
Mg+H2OMg(OH)2+H2
gelembung kecil,
permukaan logam Mg
melebur
4.1.2 Menilai laju reaksi dan menentukan ordenya
No [HCl]M
1
2
3
4
0,8
1,2
1,6
2
T
(detik)
160
78
61
40
Pengamatan
Timbul gelembung gas di sekitar Mg, kenaikan suhu
Timbul gelembung gas di sekitar Mg, kenaikan suhu
Timbul gelembung gas di sekitar Mg, kenaikan suhu
Timbul gelembung gas di sekitar Mg, kenaikan suhu
Log[HCl](x)
-0,097
0,079
0,204
0,301
x,y
0,214
-0,149
-0,364
-0,482
x2
9,409 x 103
6,241 x 103
0,0416
0,091
y = -7,483
X = 0,681
x,y = -1,209
X2 = 0,146
Y
-2,204
-1,892
-1,785
-1,602
V= K[HCl]m
Keterangan
V= 1/t
m= 1,4568
c= 2,0481
log k= -2,0481
y= mx+c
k= antilog -2,0481
k= 8,95 X 10-3
log 1/t
log[HCl]
log k
n x2 ( x )2
Y = log [1/t]
= 4.(-1,209) -- (-5,096)
data
4.0,146 (0,464)
= 0,26
0,12
= 2,16 (orde reaksi)
Konstanta Reaksi Hasil Perhitungan :
Sampel 1 = log [1/t] = log k + m log [HCl]
-2,204
-2,204
= log k 0,209
Log k
= -2,204 + 0,209
Log k
= -1,995
= antilog (-1,995)
= 0,01011
n = banyak
V. PEMBAHASAN
5.1
5.1.1
dan H2SO4 encer. Pada larutan NaOH yang ditambahkan H2SO4 pekat, gejala
yang terjadi yaitu timbul sedikit gelembung gas, panas, dan terdapat uap.
Sedangkan pada larutan NaOH yang ditambahkan H2SO4 encer, gejala yang
terjadi yaitu timbul banyak gelembung gas dan hangat. Sehingga pada reaksi
ini dibuktikan dengan terjadinya kenaikan suhu yang terbukti dengan adanya
gelembung gas, panas dan uap. Hal ini terjadi secara spontan antara asam kuat
dengan basa kuat. Sehingga tumbukkan antar molekul banyak karena samasama kuat, sehingga konsentrasi tumbukan yang menghasilkan reaksi banyak.
Karena tumbukan yang menghasilkan reaksi kimia itu melepaskan panas
kelingkungan (eksoterm), sehingga suhu sistem menjadi naik.
Reaksi yang terjadi :
2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O
Reaksi tersebut adalah reaksi netralisasi asam kuat dan basa kuat yang
menghasilkan garam dan air disertai pelepasan panas (eksoterm)
(Petruc
ci, 1985)
Selain merupakan reaksi netralisasi dan reaksi eksoterm, percobaan ini
juga disebut reaksi metasis. Reaksi metasis (reaksi perpindahan rangkap)
menyangkut suatu larutan dan pertukaran dari kation dan anionnya. Na + akan
berikatan dengan SO42- dan H+ akan berikatan dengan OH-.
(Brady,1994)
5.1.2
dengan HCl. Pada reaksi ini terbentuk endapan PbCl 2 yang berwarna putih.
Reaksi yang terjadi :
Pada reaksi tersebut, yang termasuk ligan adalah ion klorida. Dimana
ligan tersebut memilki pasangan elektron tak berikatan yang aktif pada tingkat
energi paling luar. Pasangan elektron tak berikatan ini digunakan untuk
membentuk ikatan koordinasi dengan ion logam.
Warna yang tampak sebagai hasil reaksi adalah warna yang terabsorbsi
ketika sinar putih melewati larutan yang berisi ion tersebut direfleksikan oleh
larutan tersebut. Pelekatan ligan pada ion logam merupakan efek dari energi
orbital-orbital d. Sinar yang diserap sebagai akibat dari perpindahan elektron
diantara orbital d satu dengan yang lain.
(Petrucci, 1992)
5.1.4
Mg. Pada reaksi ini, dihasilkan gelembung-gelembung kecil yaitu gelembunggelembung gas H2.
Sesuai dengan reaksi : Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2
(Chang, 1987)
Gas H2 dihasilkan dari reduksi H2O, Dalam hal ini, H2O sebagai
oksidator dan Mg sebagai reduktor. H2O yang bilangan oksidasinya turun dan
mengikat elektron (mengalami reduksi) sedangkan Mg yang bilangan
oksidasinya naik dan melepaskan elektron (mengalami oksidasi).
5.2
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
(l)
Mg (OH)2
(aq)
+ H2(g)
Atkins, P.W., 1997, Kimia Fisik II. Edisi keempat. Erlangga : Jakarta
Brady, James ., 1982, Kimia Universitas. Binarupa Aksara : Jakarta
Brocks ,. 1959 ,. Kimia Dasar .Jilid I. Edisi I . Erlangga : Jakarta
Keenan,Charles., 1991, Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta
Kenneth, Watkins., 1993,.An Introduction to Chemistry.Mc Graw Hill Inc: New
York
Oxford , 1990, Kamus lengkap kimia. Erlangga : Jakarta
Miller,1987, Chemistry A Basic Introduction,4th edition. Wasorth Publishing
Company: California
Mulyono, Mannan, H.A ., 2001, Kamus Kimia. Gaesindo : Bandung
Petrucci, Ralph., 1987, Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta
Pudjaatmaka, H., 1990, Kamus Kimia Organik . Depdikbud: Jakarta
Sastrohamidjojo, Hardjono., 2001, Kimia Dasar. UGM Press : Yogyakarta
Sukardjo, 1992, Kimia Anorganik. Bina Aksara : Jakarta
Sukardjo, 1992, Kimia Koordinasi. Rineka Cipta: Jakarta
Underwood ,1986, Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta
Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif. Kalman Media Pustaka :
Jakarta
Windholez, Martha., 1976 , The Merck Index Ninth Edition. Merck & Co.,Inc:
Rahway
Praktikan,
Praktikan,
Chalida Z
Dian Amalia
J2C008009
J2C008010
Praktikan,
Praktikan,
Dian Nurvika
Dwi Jayanti
J2C008011
J2C008012
Praktikan,
Praktikan,
Dwi Surya
Dyah Arum
J2C008013
J2C008014
Praktikan,
Praktikan,
Dyah Lasna
Eka Hariyanto
J2C008015
J2C008016
Mengetahui,
Asisten
Sri Lestari
LAPORAN TERBAIK
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
JUDUL PERCOBAAN :
REAKSI KIMIA : GEJALA UMUM
DAN LAJU REAKSI
Disusun Oleh Kelompok 2 :
Chalida Z
(J2C008009)
Dian Amalia (J2C008010)
Dian Nurvika (J2C008011)
Dwi Jayanti (J2C008012)
Dwi Surya A (J2C008013)
Dyah Arum (J2C008014)
Dyah Lasna (J2C008015)
Eka Hariyanto S (J2C008016)
Asisten : Sri Lestari
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009