Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS

SENYAWA FENOL DAN BAHAN DASAR SALEP

TANGGAL PRAKTIKUM

: 12 SEPTEMBER 2014

NAMA PRAKTIKAN

: ANTO SURYANTO

NIM PRAKTIKAN

: 31112117

KELAS PRAKTIKAN

: FARMASI 3-C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA


TASIKMALAYA
2014

1. DASAR TEORI
1.1.
SENYAWA FENOL
Senyawa fenol merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan.
Fenol mempunyai cincin aromatis satu atau lebih gugus hidroksil (OH-) dan gugusgugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa
induknya fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksil lebih dari satu
sehingga disebut polyphenol.
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan
yang mempunyai ciri sama yaitu, cincin aromatis yang mempunyai satu atau dua
gugus OH-. Senyawa fenol di alam terdapat sangat luas, mempunyai variasi struktur
yang luas, mudah ditemukan disemua tanaman, daun, bunga, dan buah. Ribuan
senyawa fenol alam telah diketahui strukturnya antara lain flavonoid, fenol monosiklik
sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin, tannin), dan kuinon fenolik.
Banyak senyawa fenol alam sekurang-kurangnya satu gugus hidroksil dan
lebih banyak yang membentuk seyawa eter, ester, dan glikosida daripada senyawa
bebasnya. Senyawa ester atau eter fenol memiliki kelarutan yang lebih besar daripada
senyawa fenol dan senyawa glikosidanya.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol merupakan zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya C6H4OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan terbatas
dalam air, yakni 8,3 gram/100 mL. fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya
ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut
menjadikan anion feniksida (C6H5O-) yang dapat dilarutkan dalam air.
Fenol digolongkan kedalam dua golongan, antara lain :
a. Golongan senyawa fenol monovalent, merupakan fenol yang mengikat satu gugus
hidroksil.
Contoh : Phenol
HO

phenol
b. Golongan senyawa fenol polivalen, merupakan fenol yang memiliki lebih dari satu

gugus hidroksil

Contoh :

HO

OH

HO

hydroquinon

OH

resorcinol

1.1.1 Sifat-sifat senyawa fenol


a. Mempunyai sifat asam, atom H dapat diganti tidak hanya dengan logam
(seperti alkohol) tetapi juga dengan basa terjadi fenolat. Sifat asam dari fenolfenol lemah ini dapat di uraikan dengan asam karboksilat.
b. Mudah di oksidasi, juga oleh O2 udara dan memberi zat-zat warna, mereduksi
larutan Fehling dan Ag-beramoniak.
c. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3
d. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 x 10-10. (Ridwan,1990)

1.2.

SALEP
Salep merupakan sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian

topical pada kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa
dibagi dalam 4 kelompok, yaitu :
a. Dasar salep Hidrokarbon, dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak,
antara lain vaselin putih dan salep putih.
b. Dasar salep Serap. Dasar salep serap ini dapat dibagi dalam dua kelompok.
Kelompok pertama dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk
emulsi dalam minyak, dan kelompok ke dua terdiri atas emulsi air dalam
minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan.
c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Dasar salep ini dinyatakan mudah
dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit atau lapisan basah, sehingga
lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik
d. Dasar salep larut air. Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan
terdiri dari konstituen larut air.

Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor khasiat yang


diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan
ketahanan sediaan bahan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan bahan dasar
salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obatobatan yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada
dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam
dasar salep yang mengandung air. (FI Ed.IV, 1995)
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi jenis-jenis golongan senyawa Fenol yang terdapat dalam sampel
3. ALAT DAN BAHAN
3.1.

Alat :
A.
B.
C.
D.

3.2.

Gelas kimia
Tabung reaksi
Pot sampel
Pembakar spiritus

Bahan :
A. Sampel no. 1 (asam pikrat)

E. Kaki tiga dan kasa


F. Botol semprot
G. Pipet tetes

ON+

O
O
N+
-

O
-

N+

OH
O

trinitrophenol
Pemerian : berbentuk Kristal, kuning jernih bersifat higroskopis dan memiliki rasa
pahit. Titik lebur 121,5 C 122,5 C
Kelarutan : larut dalam air 15 C (1:90), air 100 C (1:30), spiritus (1:1), benzene
(1:20), eter (1:75), kloroform (1:52).

B. Sampel no. 14 (vanillin)


HO

O
O

vanillin

Pemerian : Halus hablur berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa dan bau
khas. Dipengaruhi cahaya. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam
eter, dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu, larut dalam gliserin dan air panas.
4. PROSEDUR
4.1.
UJI PENDAHULUAN
4.1.1. UJI ORGANOLEPTIK

4.1.2. UJI KELARUTAN

4.1.3. UJI PENGGOLONGAN

5. DATA PENGAMATAN
5.1.
Tabel Identifikasi Sampel No. 1

NO
PROSEDUR
.
1
UJI ORGANOLEPTIK
a. bau
b. bentuk

DUGAAN

bau lemah
Cairan
kuning terang

rivanol, resorsin, asam


pikrat

larut dalam air

rivanol, nipagin, nipasol, asam


pikrat

a. sampel + NaOH

kuning terang

asam pikrat,
rivanol

b. sampel + aqua Brom

kuning terang

c. sampel + FeCl3

Kuning

asam pikrat, nipasol,


rivanol

d. sampel + NH4OH +
CuSO4
e. sampel + Garam
Alkaloida
f. sampel +
aquades

cairan berwarna
biru

asam pikrat

kuning keruh

asam pikrat

larutan kuing
terang

asam pikrat

c. warna
2

HASIL PENGAMATAN

UJI KELARUTAN
a. larut air
b. tidak larut air

IDENTIFIKASI

5.2.

Tabel Identifikasi Sampel No. 14

NO
PROSEDUR
1.
UJI ORGANOLEPTIK
a. bau
b. bentuk
c. warna
2.

3.

HASIL PENGAMATAN
bau khas menyengat
larutan
bening

DUGAAN
vanilin

UJI KELARUTAN
a. larut air
b. tidak larut air

tidak larut dalam air

IDENTIFIKASI
a. sampel + NaOH
b. sampel + aqua Brom

bening (-)
merah kecoklatan (+)

c. sampe; + FeCl3

hijau kotor (-)

d. sampel + H2SO4 pekat +


methanol
e.sampel + AgNO3
f. sampel + HNO3
g. sampel + pereaksi Millon

jingga (+)

nipasol, nipagin,
vanilin

vanilin
nipagin vioform
dermitol
vanilin

bening (-)
bening (-)
bening (-)

6. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, praktikan mempraktikan mengenai idenfikasi senyawa
fenol dengan tujuan mampu mengidentifikasi senyawa fenol yang terdapat dalam
setiap sampel. Berdasarkan hasil dari analisa yang praktikan lakukan dari uji
organoleptik mengenai bau, bentuk dan warna larutan, sampel no. 1 berupa larutan
dengan warna kuning jernih, namun tidak disertai dengan bau yang khas, praktikan
menduga bahwa sampel tersebut merupakan Rivanol, Resorsin, dan atau Asam pikrat.
Sedangkan untuk sampel no. 14 praktikan menduga bahwa sampel tersebut merupakan
Vanilin karena memiliki bau yang khas dan menyengat.

Dalam memastikan dugaan tersebut, praktikan melakukan uji kelarutan untuk


memudahkan dalam mengidentifikasi sampel yang termasuk dalam senyawa fenol
monovalen atau senyawa fenol polivalen. Senyawa fenol monovalent umumnya sukar
larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik, dan senyawa fenol polipalen
umumnya dapat larut dalam air. Berdasarkan data pengamatan mengenai uji kelarutan
yang telah praktikan lakukan, sampel no. 1 larut dalam air sedangkan untuk sampel
no. 14 tidak larut dalam air. Sesuai dengan farmakope Indonesia Ed. IV untuk sampel
no. 14 yang diduga vanillin dari kelarutannya sukar larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik seperti kloroform dan eter. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam,
artinya fenol dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya, pengeluaran ion
tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O- yang dapat dilarutkan dalam air.
Setelah dilakukan uji kelarutan praktikan, kemudian melakukan uji
penggolongan untuk lebih memastikan dari dugaan tersebut termasuk kedalam
golongan senyawa fenol monovalen atau polivalen. Uji penggolongan dengan
menggunakan pereaksi FeCl3, untuk sampel no.1 direaksikan dengan larutan FeCl3
tetap berwarna kuning dan untuk sampel no. 14 saat di uji dengan FeCl 3 menghasilkan
larutan berwarna hijau. Berdasarkan data pengamatan tersebut bahwa sampel no. 1 dan
no. 14 termasuk ke dalam golongan senyawa fenol monovalen. Saat direaksikan
dengan FeCl3 terbentuk warna-warna larutan yang dihasilkan dari senyawa fenolat
besi yang kompleks.
Berdasarkan hasil pengamatan, sampel no. 1 dan no. 14 termasuk ke dalam
senyawa fenol monovalen yang diduga asam pikrat dan vanillin. Untuk membuktikan
dugaan tersebut dilakukan identifikasi terhadap sampel dengan mreaksikannya dengan
beberapa pereaksi. Berdasarkan data hasil pengamatan praktikan untuk sampel no. 14,
yang diduga asam pikrat direaksikan dengan NaOH menunjukan hasil positif dengan
tidak adanya perubahan atau tetap berwarna kuning terang. Reaksi ini juga dapat
membandingkan sifat fenol lebih asam dari alkohol alifatik, dimana saat direaksikan
dengan NaOH fenol dapat melepaskan H+, pelepasan ini diakibatkan pelengkapan

orbital

antara

satu-satunya

pasangan

oksigen

dan

sistem

aromatik

yang

mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.


Sampel no. 14 yang diduga kuat adalah vanillin karena memiliki bau yang
khas. Berdasarkan pengamatan saat dilakukan identifikasi dan direaksikan
menggunakan H2SO4 pekat yang kemudian ditambah methanol, didapatkan hasil dari
reaksi tersebut berupa larutan berwarna jingga. Saat sampel ditambahkan aqua Brom
menunjukan hasil positif dengan ditandainya larutan berwarna merah coklat dengan
sedikit endapan.

7. KESIMPULAN
Dari beberapa percobaan yang telah praktikan lakukan dalam mengidentifikasi
senyawa fenol yang terkadung dalam sampel dapat disimpulkan bahwa sampel no. 1
merupakan Asam pikrat, sedangkan untuk sampel no. 14 merupakan Vanilin.

8. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. J dan Fessenden, J. S.1997. Kimia Organik Ed.II. Jakarta : Erlangga.
Farmakope Indonesia Ed.IV.1995. Departemen Kesehatan Indonesia.
Ridwan, S. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Wikipedia. 2009. Fenol. [Online]. Di akses Tanggal 15/09/2014. Tersedia :
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Fenol

Anda mungkin juga menyukai