Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan
mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) laju filtrasi glomerular (LFG), disertai
akumulasi nitrogen sisa metabolism (ureum dan kreatinin).
Sindrom gagal ginjal aku (GGA) dapat disebabkan akibat lanjut penyakit-penyakit ekstra
renal (pre dan post renal) dan intrarenal (intrinsik). Penelitian menemukan hampir 80%
mempunyai kelainan histopatologi nekrosis tubular. Para klinisi cenderung memakai istilah gagal
ginjal akut (GGA) dan bukan nekrosis akut tubular (NAT). GGA didapat mungkin ditemukan di
masyarakat (community acquired acute renal failure) dan selama perawatan di rumah sakit
(hospital acquired acute renal failure).
Pemahaman mengenai definisi, klasifikasi etiologi dan pathogenesis, dan mengenal
perjalanan penyakit merupakan landasan utama untuk keberhasilan penatalaksanaan rasional
sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan (morbiditas) masih cukup tinggi.
Ketidakmampuan atau keterlambatan menentukan diagnosis dini sering berakhir dengan gagal
multi organ (multi organs failure-MOF) dengan angka kematian 100%.
SKENARIO :
Nyonya A 20 tahun datang dengan keluhan kedua kaki bengkak sejak 5 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluh kencing kemerahan dan sejak 3 hari yang lalu frekuensi bak dan jumlah
urinnya berkurang. Tidak ada riwayat demam sebelumnya dan tidak ada rasa nyeri saat
berkemih.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB: 50kg, tensi: 160/90 mmHg, terdapat pitting oedema pada
kedua tungkai.
Laboratorium - silinder eritrosit: 2-3/lpk, kadar ureum serum: 150 mg/dL, kadar kreatinin serum:
3.8 mg/dL.
LANGKAH 1 : IDENTIFIKASI ISTILAH YANG TIDAK DIKETAHUI
-
Tiada
ANAMNESA
PATOFISIOLO
GI
NMM
PROGNOSI
S
EPIDEMIOLOG
I
ETIOLO
GI
FISIK
PEMERIKSAA
N
PENUNJAN
G
GEJALA
KLINIS
DIAGNO
SIS
WD
DD
LANGKAH 4 : HIPOTESIS
-
Anamnesis
Pemeriksaan
Gejala klinis
Diagnosis
Etiologi
Epidemiologi
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Pencegahan
Komplikasi
Prognosis
multisystem perlu dicari lebih lanjut perannya sebagai penyebab GGA seperti pada SLE,
vaskulitis. Kemungkinan GGA pascarenal dapat oleh karena obstruksi batu ureter
bilateral, atau pada 1 ureter pasien dengan 1 ginjal tidak berfungsi, apabila ada gangguan
berkemih, urin sedikit, nyeri atau kolik. Pada usia tua selalu dipikirkan obstruksi oleh
karena prostat oatau keganasan pada daerah tersebut. Oliguria atau GGA pada wanita
dengan atau tanpa keluhan sebelumnya perlu ditanyakan kemungkinan karsinoma
ginekologik. 1
4
2. PEMERIKSAAN
A) PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan ginjal
Inspeksi
Perhatikan adanya petekie atau vaskulitis, purpura, urtikaria, dan lesi-lesi
kulit lain yang mungkin merupakan manifestasi penyakit sistemik.2
Palpasi
Meskipun pada keadaan normal ginjal tidak dapat teraba pada
pemeriksaan palpasi, namun kemahiran pemeriksaan palpasi untuk meraba
ginjal yang membesar tetap merupakan hal yang penting untuk membantu
diagnosa. 2
Pemeriksaan ginjal kiri
Pemeriksa harus berdiri di sebelah kiri pasien, dan meletakkan tangan
kanan anda pada bagian bawah tubuh pasien sejajar dengan iga ke-12, dengan
ujung jari menyentuh sudut kosto-vertebra, dan angkat telapak tangan tadi ke
atas untuk menggeser ginjal kiri ke arah anterior. Letakkan telapak tangan kiri
anda pada kuadran kiri atas, lateral dan paralel dengan otot rektus abdominis,
dan mintalah pasien untuk menarik nafas dalam. Pada saat puncak inspirasi,
tekanlah dalam dan kuat dengan tangan kiri anda ke arah kuadran kiri atas,
tepat di bawah tepi kosta, dan usahakan untuk menangkap ginjal kiri
diantara kedua tangan anda. Kemudian, mintalah pasien untuk mengeluarkan
nafas, dan perlahan-lahan lepaskan tekanan tangan kiri anda, rasakan
pergerakan ginjal kiri kembali ketempatnya semula. Bila ginjal teraba, uraikan
bagaimana ukurannya, bentuk, dan adakah rasa nyeri. 2
Pemeriksaan ginjal kanan
Untuk memeriksa ginjal kanan pemeriksa harus pindah ke sebelah kanan
pasien. Dan prosedur pemeriksaan berjalan seperti di atas, ginjal kanan normal
mungkin teraba terutama pada pasien yang kurus dan pada wanita yang sangat
relaks. Kadang-kadang ginjal kanan terletak lebih anterior, dan harus
dibedakan dari liver, dimana liver teraba lebih runcing, sedangkan tepi bawah
ginjal teraba lebih bulat.
5
Perkusi
Untuk menemukan rasa nyeri pada ginjal dapat dilakukan perkusi dengan
kepalan tangan, selain dengan cara palpasi di atas. Letakkan tangan kiri anda
pada daerah kostovertebral belakang, lalu pukul dengan permukaan ulnar tinju
tangan kanan anda. Gunakan tenaga yang cukup untuk menimbulkan persepsi
tapi tanpa menimbulkan rasa nyeri pada pasien normal. 2
Rasa nyeri yang ditimbulkan dapat disebabkan oleh pyelonefritis, tapi juga
dapat disebabkan hanya karena rasa nyeri otot.
B) PEMERIKSAAN PENUNJANG
i)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Urinalisis3
Parameter fisik urin
Warna
- Normal pucat-kuning tua dan amber tergantung kadar urokrom.
Keadaan patologis, obat dan makanan dapat mengubah warna.
6
atau
infeksi
pseudomonas;
warna
oranye/jingga
Turbiditas
- Normal transparan, urin bisa keruh karena hematuria, infeksi dan
kontaminasi.
Odor
- Beberapa penyakit mempunyai bau urin yang khas misalnya bau
keton, maple syrup disease, isofloric academia dsb.
Hb
- Dalam kondisi normal tidak dijumpai dalam urin. Bila positif harus
dicurigai hemolisis atau mioglobinuria.
Glukosa
- Dengan dipstik untuk menilai reabsorbsi glukosa dan bahan lain.
Tes ini sangat sensitive dan dapat dilanjutkan dengan kadar
glukosa urin secara kuantitatif dengan metode enzimatik.
Protein
- Normal proteinuria tidak lebih dari 150mg/hari untuk dewasa.
Mikroskopik urin3
Eritrosit
- Eritrosit dalam urin ada 2 macam yaitu : isomorfik, dismorfik.
Eritrosit isomorfik berasal dari traktus urinarius. Sedangkan
7
Leukosit
- Neutrofil adalah leukosit yang paling sering dijumpai pada urin,
mudah diidentifikasikan dengan sitoplasma granular dan inti
berlobus. Pada urin normal, lekosit dapat ditemukan 2-3/LPB. Bila
jumlahnya melebihi, kemungkinan adanya infeksi atau inflamasi.
Pada perempuan, leukosit urin bisa karena kontaminasi dari
genitalia eksterna.
Lipid
- Lipid pada urin terlihat sferis, translusen, dan berwarna kuning
dalam macam-macam bentuk. Mereka dapat bebas (isolated) atau
berada dalam sitoplasma sel epitel tubulus atau makrofag, disebut
Oval Fat Bodies. Bila dengan silinder, lipid membentuk silinder
lemak. Lipid dapat terlihat sebagai Kristal kolesterol. Lipid dalam
urin disebabkan oleh beberapa penyakit antara lain sindrom
nefrotik, atau spingolipidosis (penyakit Fabry).
Silinder
- Silinder terbentuk di dalam tubulus distan atau bagian awal tubulus
kontortus karena pengendapan masa selular dan elemen non selular
di dalam matrik protein Tamm-Horsfall. Dengan ditemukan
silinder menunjukkan kelainan dari ginjal.
Kristal
- Tidak semua Kristal dapat dihubungkan dengan penyakit batu
ginjal, karena pembentukan kristal sangat tergantung dari hidrasi,
diet, pH urin, infeksi dan gangguan metabolisme. Namun
demikian, beberapa kristal dapat dihubungkan dengan kondisi
patologi seperti kalsium oksalat, atau asam urat, bila ditemukan
berulang dapat menandakan hiperkalsiuria, hiperoksalouria, atau
hiperuriksuri.
8
Organisme
- Bakteri kadang-kadang dapt dilihat dalam urin, karena kontaminasi
atau pemeriksaan yang ditunda-tunda. Bakteri positif belum tentu
infeksi karena belum tentu patogen, dan baru dicurigai adanya
infeksi bila ditemukan bersama leukosit yang penuh. Telur parasit
skistosoma hematobium dapat ditemukan dalam urin dan sering
disertai hematuria dan leukosituria.
ureum.
Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatin fosfat yang
terjadi di otot. Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada
seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal. Kadar
kreatinin pada pria max 1,6 kalau sudah melebihi 1,7 harus hati-hati.
ii)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Ultrasonografi
- USG klasik tanpa kontras relatif murah, tak tergantung fungsi ginjal, dan
sangat mudah dilakukan dan dapat menentukan lokasi, bentuk, masa,
ukuran. Massa kistik atau solid, obstruksi atau regresi hidronefrosis dapat
segera diketahui. Doppler berwarna dapat menilai vaskularisasi dan
9
perfusi ginjal. Selain itu, biopsy ginjal menjadi lebih mudah bila dipandu
-
dengan USG.
USG kontras memerlukan gas perfluorooctyl bromide. Metode ini masih
dalam riset dan belum dikomersilkan untuk pemakaian klinis.3
Angiografi CT
- Metode ini dapat untuk skrinning stenosis arteri renaliks dengan
sensitivitas 96% dan spesifisitas 99%.3
Radionuklir
- Metode ini member informasi baik kualitatif maupun kuantitatif tentang
ginjal secara non invasive. Dengan pemakaian sinar gamma akan
menangkap proton dari radiotracter dari badan dan membentuk
gambar/image, dapat di seluruh tubuh atau bagian dari tubuh.3
3. GEJALA KLINIS
Pada awalnya, gagal ginjal mungkin asimtomatik (tidak menghasilkan
gejala). Sebagai fungsi ginjal berkurang, gejala terkait dengan ketidakmampuan
untuk mengatur dan elektrolit saldo air, untuk membersihkan produk limbah dari
10
4. DIAGNOSIS
A) DIAGNOSIS KERJA
Gagal ginjal akut (GGA)
B) DIAGNOSIS BANDING
i)
Penyebab6
- Kurang minum
- Diet banyak mengandung kalsium atau oksalat
- Kadar asam urat darah yang tinggi
- Sumbatan pada saluran kemih
- Riwayat keluarga menderita saluran kemih
- Pekerjaan banyak duduk/kurang aktivitas
- Faktor lingkungan
Pencegahan6
- Minum banyak air (8-10 gelas sehari), supaya urin menjadi lebih encer
sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk saling
menyatu. Dengan minum banyak, air seni biasanya berwarna bening, tidak
-
kuning lagi.
Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera
merangsang kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap
ii)
Glomerulonefritis akut
Penyebab7
- Infeksi
Glomerulonefritis post-streptokokal, endokarditis bakteri, infeksi viral
-
Penyakit imun
Lupus, Goodpastures syndrome, IgA nefropati
Vaskulitis
Poliarteritis, Wegeners granulomatosis
Gejala7
- Warna seperti cola/encer, warna seperti teh disebabkan oleh eritrosit
-
(hematuria)
Urin yang berbuih karena protein berlebihan (proteinuria)
Retensi cairan (edema) dengan pembengkakan pada muka, tangan,
Pencegahan7
- Dapatkan perawatan untuk infeksi streptococcus yang menyebabkan sakit
-
5. ETIOLOGI
GGA pasca renal melibatkan gangguan pada aliran darah sebelum sampai ke ginjal.8
i)
Penurunan volume cairan ekstravaskuler (VCEV)
- Gastroenteritis akut, natriuresis, dan luka bakar
ii)
iii)
iv)
Lain-lain
- Hipokalsemia, sindrom hepatorenal dan rabdomiolisis
GGA renal melibatkan gangguan pada ginjal itu sendiri yang menghalang filtrasi
darah atau produksi urin dengan sempurna. 8
i)
Nekrosis akut tubuler (NAT) pasca iskemik (nefropati vasomotor)
- Renjatan, trauma ganda, sinrom sepsis dan hipoksia
ii)
iii)
Glomerulopati
- Glomerulonefritis akut pasca streptococcus, nefropati lupus, poliarteritis
iv)
Pielonefritis akut
- Tipe berkomplikasi
v)
vi)
Vaskulitis
- Poliarteritis dan variasinya
vii)
viii)
Koagulopati
- Nekrosis kortikal akut, sindrom uremik hemolisis, purpura trombotiktrombositipenik dan GGA masanifas (postpartum)
GGA post renal melibatkan gangguan pada aliran air kencing yang ingin keluar dari
ginjal. 8
i)
Obstruksi saluran kemih dan ginjal
- Urolitiasis, tumor (prostat dan pelvis) fibrosis periureter dan disfungsi
kandung kemih
ii)
Oklusi okuler
- Thrombosis arteria dan vena renalis
6. EPIDEMIOLOGI
Di negara yang sudah mapan, sesuai dengan pola penyakit serta sarana yang
tersedia ternyata angka kejadian gagal ginjal akut didapat selama perawatan di rumah
sakit (hospital Acquired acute renal failure) berhubungan erat dengan tingginya frekuensi
tindakan bedah berisiko tinggi. Angka kejadian gagal ginjal akut di dapat selama
perawatan di rumah sakit mencapai 4-5% dan hampir 60% mempunyai hubungan dengan
tindakan bedah terutamanya bedah jantung, toraks, vaskuler, abdomen. Sebaliknya, di
negara berkembang terutama daerah tropika, community acquired acute renal failure
masih merupakan masalah dengan angka kejadian masih cukup tinggi. Pada umumnya,
gagal ginjal akut (GGA) didapat di masyarakat ini sebagai akibat lanjut dari sindrom
14
sepsis, gastroenterititis akut, dan perdarahan terutama pada wanita mas nifas, infeksi
virus (demam berdarah dan hantaan), leptospirosis dan malaria tropika.8
Di negara berkembang dengan pola penyakit berbeda dan keterbatasan sarana
untuk tindakan bedah invasive (bedah jantung, torak, vaskuler) belum merupakan
tindakan rutin ternyata hospital acquired acute renal failure tidak jarang ditemukan
dengan angka kematian cukup tinggi. Penelitian selama 5 tahun dari rumah sakit terkenal
di Bandung (RS Hasan Sadikin, RS Advent dan RS Boromeus) ditemukan 81 (34%) dari
236 pasien di ruang intensif. Pasca bedah abdomen 59.3% dan urologi 28.4% merupakan
penyebab penting dari hospital acquired acute renal failure. Penelitian menemukan bahwa
paparan antibiotic aminoglikosida dan status hidrasi merupakan faktor risiko utama GGA
pasca bedah.8
7. PATOFISIOLOGI
GGA pasca renal
Disebabkan oleh hipoperfusi ginjal. Hipoperfusi dapat disebabkan oleh
hipovolemia atau menurunnya sirkulasi yang efektif. Apabila upaya perbaikan
hipoperfusi ginjal ini tidak berhasil maka akan timbul GGA renal berupa Nekrosis
Tubular Akut (NTA) karena iskemia. Pada kondisi ini autoregulasi ginjal akan
berupaya mempertahankan tekanan perfusi melalui mekanisme vasodilatasi
intrarenal. 3,9
Pada keadaan hipovolemia akan terjadi penurunan tekanan darah, yang
akan mengaktifasi baroreseptor kardiovaskuler yang selanjutnya mengaktifasi
sistem saraf simpatis, sistem rennin-angiotensin serta meransang pelepasan
vasopresin dan endothelin-1 (ET-1), yang merupakan mekanisme tubuh untuk
mempertahankan tekanan darah dan curah jantung srta perfusi serebral. Pada
keadaan ini mekanisme otoregulasi ginjal akan mempertahankan aliran darah
ginjal dan laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan vasodilatasi arteriol afferent yang
dipengaruhi oleh refleks miogenik serta prostaglandin dan nitric oxide (NO), serta
vasokonstriksi arteriol efferent yang terutama dipengaruhi oleh angiotensin-II (AII) dan ET-I. 3,9
Pada hipoperfusi ginjal yang berat (tekanan arteri rata-rata 70mmHg) serta
berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka mekanisme otoregulasi akan
15
GGA renal
GGA renal disebabkan oleh kelainan vascular seperti vaskulitis, hipertensi
maligna, glomerulus nefritis akut, nefritis interstitial. Nekrosis tubular akut dapat
disebabkan oleh berbagai sebab seperti penyakit tropic, gigitan ular, trauma,
toksin lingkungan, dan zat-zat nefrotoksik. Dari golongan zat-zat nefrotoksik
perlu dipikirkan nefropati karena zat radio kontras, obat-obatan seperti anti
bacteria, anti jamur, anti virus, dan anti neoplastik. Pemakaian NARKOBA yang
meluas juga meningkatkan kemungkina NTA.3
Kelainan pada NTA melibatkan komponen yaitu :
Kelainan vascular
i)
Peningkatan Ca2+ sitosolik pada arteriol afferent glomerulus yang
menyebabkan
ii)
peningkatan
sensitifitas
terhadap
substansi-substansi
iii)
i)
Peningkatan Ca2+
iii)
iv)
ginjal.
Kerusakan sel tubulus menyebabkan kebocoran kembali (backleak) dari
cairan intratubuler masuk ke dalam sirkulasi peritubuler. Keseluruhan
proses-proses tersebut di atas secara bersama-sama akan menyebabkan
penurunan LFG. Diduga juga proses iskemia dan paparan bahan/obat
nefrotoksik dapat merusak glomerulus secara langsung. Pada NTA
terdapat kerusakan glomerulus dan juga tubulus. Kerusakan tubulus
dikenal juga dengan nama nekrosis tubular akut (NTA). Tahap-tahap
nekrosis tubular akut adalah tahap inisiasi, tahap kerusakan yang berlanjut
(maintenance) dan tahap penyembuhan. Dari tahap inisiasi ke tahap
kerusakan yang berlanjut terdapat hipoksia, dan inflamasi yang sangat
17
v) PENATALAKSANAAN
A) MEDIKA MENTOSA
Terapi farmakologi untuk pengobatan GGA antara lain dengan dopamin, diuretik
osmotik,
menstimulasi reseptor
adrenergik
dan
i)
Furosemid11
Sediaan
Dosis
Efek
ii)
Manitol11
Sediaan
Dosis
20
biasanya
dilakukan. Rekod dari jumlah cairan menanamkan dan jumlah yang ditarik
disimpan. 12 Indikasi untuk dilakukan dialisis adalah : 3
Ensefalopati uremikum
Neuropati/miopati uremikum
Perikarditis uremikum
Natrium abnormalitas plasma : Konsentrasi > 155 mmol/L atau < 120
mmol/L
Hipertermia
Keracunan obat
ii)
Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada GGA bervariasi sesuai dengan penyakit dasarnya
atau kondisi komorbidnya, dari kebutuhan biasa, sampai dengan kebutuhan yang
tinggi seperti pada pasien dengan sepsis. GGA membutuhkan nutrisi yang
disesuaikan
dengan
keadaan
proses
kataboliknya.
GGA
menyebabkan
abnormalitas metabolisme yang amat kompleks, tidak hanya pengaturan air, asam
basa, elektrolit, tetap juga asam amino/protein, karbohidrat, dan lemak.3
22
Terapi
Batasi garam (1-2 g/hari) dan air (< 1L/hari)
Furosemid, ultrafiltrasi atau dialisis
hipotonik
Batasi asupan diet K (<40 mmol/hari) ; hindari
diuretic hemat K
Potassium-binding ion exchange resins
Glukosa (50 ml dextrose 50 %) dan insulin (10
unit)
Natrium bikarbonat (50-100 mmol)
Agonis b2 (salbutamol, 10-20 mg diinhalasi atau
0.5-1 mg IV)
Kalsium glukonat (10ml larutan 10% dalam 2-5
menit)
Natrium bikarbonat upayakan bikarbonat serum >
Hiperfostatemia
Hipokalemia
karbonat)
Kalsium karbonat ; kalsium glukonat (10-20 ml
larutan 10%)
Batasi asupan protein diet (0.8-1 g/kgBB/hari) jika
intravaskuler
Hiponatremia
Hiperkalemia
Asidosis metabolic
Nutrisi
vi) KOMPLIKASI
Komplikasi metabolik berupa kelebihan cairan, hiperkalemia, asidosismetabolik,
hipokalsemia, serta peningkatan ureum yang lebih cepat pada keadaanhiperkatabolik.
Pada oligurik dapat timbul edema kaki, hipertensi dan edema paru,yang dapat
23
Jantung
- Edema paru, aritmia dan efusi pericardium.
Gangguan elektrolit
- Hiperkalemia, hiponatremia, dan asidosis
Neurologi
- Iritabilitas neuromuskular, tremor, dan koma
Gangguan kesadaran dan kejang
Gastrointestinal
- Nausea, muntah, gastritis, dan ulkus peptikum
Perdarahan gastrointestinal
Hematologi
Anemia, dan diastesis hemoragik
Infeksi
- Pneumonia, septikemia, dan infeksi nosokomial.
vii) PENCEGAHAN
Pemeriksaan fisik tahunan termasuklah tes darah dan urinalisis untuk monitor
24
Golongan yang memiliki risiko yang tinggi untuk mendapat penyakit gagal ginjal
kronik dan penyakit lain yang mungkin menyebabkan penurunan fungsi ginjal perlu
viii)
PROGNOSIS
Mortalitas akibat GGA bergantung keadaan klinik dan derajat gagal ginjal.Perlu
diperhatikan faktor usia, makin tua makin jelek prognosanya, adanya infeksiyang
menyertai, perdarahan gastrointestinal, penyebab yang berat akan memperburukprognosa.
Penyebab kematian tersering adalah infeksi (30-50%), perdarahan terutamasaluran cerna
(10-20%), jantung (10-20%), gagal nafas (15%), dan gagal multiorgandengan kombinasi
hipotensi, septikemia, dan sebagainya. Pasien dengan GGA yangmenjalani dialysis angka
kematiannya sebesar 50-60%, karena itu pencegahan,diagnosis dini, dan terapi dini perlu
ditekankan. 13
Prognosis gagal ginjal akut tergantung dari beberapa faktor : 8
25
PENUTUP :
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinik akibat adanyagangguan fungsi
ginjal yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampaibeberapa hari) yang
menyebabkan retensi sisa metabolisme nitrogen (urea/creatinin)dan non nitrogen, dengan atau
tanpa disertai oligouri. Penyebab gagal ginjal akutyang dibagi menjadi 3 besar yaitu:
a) Pre-renal (gagal ginjal sirkulatorik) yang disebabkan utama oleh hipoperfusi ginjal
dimana terjadi hipovolemia.
b) Renal (gagal ginjal initrinsik) yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah
ginjal.
c) Post-renal (uropati obstruksi akut) yang disebabkan oleh obstruksi ureter dan
obstrtuksi uretra.
Gejala klinis dari gagal ginjal akut yang tampak adalah adanya oligouri,anuria, high
output renal failure BUN, dan kreatinin serum yang meningkat. Tujuanutama dari pengelolaan
GGA adalah mencegah terjadinya kerusakan ginjal,mempertahankan hemostasis, melakukan
resusitasi, mencegah komplikasi metabolikdan infeksi, serta mempertahankan pasien tetap hidup
sampai faal ginjalnya sembuh secara spontan.
26
DAFTAR PUSTAKA :
1.
2.
3.
4.
Suyono H. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 2003; 417-423.
Kurnia Y. Buku Panduan Keterampilan Medik (Skill Lab) 2010; 22-24.
Sudoyo A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV 2006; 585-589.
Al Mumarriddhun. 21 Januari 2010. Diunduh dari
http://ekkyfajarfranasaputra.wordpress.com/2010/01/21/ureum-urea-dan-kreatinin/
5. MedicineNet.com. 24 Juli 2010. Diunduh dari
http://www.medicinenet.com/kidney_failure/article.htm#tocb
6. Surya Husada Hospital. 2008. Diunduh dari http://www.suryahusadha.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=75&Itemid=109
7. MayoClinic.Com. 4 April 2009. Diunduh dari
http://www.mayoclinic.com/health/glomerulonephritis/DS00503
8. Sukandar E. Nefrologi Klinik Edisi III 2006; 421-462.
9. Price S.A. Patofisilogi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit 2006; 995-997.
10. Eva Nur Fitriana, S. Farm. 27 Disember 2007. Diunduh dari
http://yosefw.wordpress.com/2007/12/27/penggunaan-furosemid-diuretik-kuat-padaterapi-gagal-ginjal-akut/
11. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Farmakologi Dan Terapai 2007; 393,397.
12. MDGuidelinesTM. 2010. Diunduh dari http://www.mdguidelines.com/renal-dialysis/howprocedure-is-performed
13. Hasbi A R. Februari 2010. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/31067573/RefratGagal-Ginjal-Akut
27
MAKALAH MANDIRI
BLOK 20
SISTEM UROGENITAL-2
NAMA:
WAN NOOR ASMARINA BINTI WAN MAHMOOD
NIM :
102008267
TUTOR :
DR. RENI
KELOMPOK :
C1
28