Anda di halaman 1dari 14

TK 4102

EVALUASI KINERJA PROSES

KOLOM DISTILASI

Oleh :
1. Religia Shaliha

(13011074)

2. Jawahir A. M. M.

(13011077)

3. Dedi Hermawan

(13011083)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014/2015

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Kolom distilasi merupakan salah satu unit operasi utama dalam pabrik di
industri kimia. Setelah bahan baku direaksikan, kolom distilasi pada umumnya
digunakan untuk memisahkan komponen reaksi sehingga diperoleh produk
murni yang terpisah dari sisa reaktan maupun produk samping. Pemisahan
dengan menggunakan kolom distilasi didasarkan pada titik didih komponenkomponen. Kemudahan suatu cairan mendidih tergantung atas volatilitasnya.
Cairan dengan tekanan uap tinggi akan mendidih pada temperatur yang lebih
rendah. Selain itu tekanan uap dan titik didih campuran cairan tergantung atas
jumlah relatif komponen di dalam campuran. Dengan kata lain distilasi terjadi
karena perbedaan volatilitas relatif antara komponen-komponen di dalam
cairan.
Pada operasi distilasi terjadi kesetimbangan uap-cair sehingga akan
diperoleh uap yang mengandung lebih banyak komponen yang mudah
menguap dan cairan yang kaya akan komponen yang lebih tidak mudah
menguap (non-volatil). Konsumsi energi untuk operasi distilasi tergolong
besar baik untuk pemanasan maupun pendinginan sehingga berkontribusi
banyak pada biaya operasi perusahaan.
Pemisahan dengan distilasi bergantung terhadap karakteristik kolom serta
besaran-besaran operasi. Karakteristik kolom diantaranya adalah dimensi
kolom meliputi diameter dan tinggi kolom, tipe kolom, dan jenis kondensor.
Sedangkan besaran operasi mencakup kondisi umpan, laju gas dan cairan,
rasio refluks, tekanan, jumlah tahap dan sebagainya. Dengan demikian setiap
kolom memiliki kurva performansi yang berbeda-beda.

1.2.

Tujuan
Tugas ini bertujuan untuk :
a. Mengevaluasi kinerja kolom fraksionasi pada produksi gas refirgeran R290 (propane refrigerant) yang dilakukan melalui pemurnian LPG
propana (LPG-C3).
b. Mengamati dua masalah yag sering terjadi di dalam operasi kolom distilasi
terutama pada saat start-up karena rasio laju cairan dan uap yang tidak
sesuai dengan rancangan yaitu flooding dan weeping.

1.3.

Ruang Lingkup
Evaluasi meliputi pembuatan kurva kinerja terhadap diameter dan maximum
flooding pada kolom distilasi (T-201 de-etanizer)

Selanjutnya pembuatan

kurva kinerja laju alir cairan dan gas terhadap kondisi operasi. Dari langkah
tersebut diharapkan batasan-batasan operasi dapat ditetapkan sehingga
mencegah kegagalan operasi. Dengan demikian kualitas dan kuantitas produk
pemisahaan sesuai dengan spesifikasi serta operasi kolom distilasi aman,
efisien dan efektif.
1.4.

Referensi
Tabel 1.1 Dokumen Referensi
No
1.
2.
3.

Judul Dokumen
TK-4102 Evaluasi Kinerja Proses: Evaluasi Kolom Distilasi
TK-4102 Evaluasi Kinerja Proses: Kolom Fraksionasi
Stater File HYSYS.hsc

BAB II
METODOLOGI
2.1 Metode
Berikut beberapa metode yang digunakan dalam evaluasi ini :
1. Untuk mengevaluasi kolom distilasi pada produksi gas refrigerant R-290
(propane refrigerant) dilakukan pemodelan dengan menggunakan perangkat
lunak Aspen HYSYS. Sistem terdiri dari pompa (P-201), satu set de-etanizer
(T-201) dengan condenser dan reboiler, serta valve (VLV-100).
2. Untuk membuat kurva kinerja (performansi) pada kolom distilasi (T-201 deetanizer) dilakukan variasi laju alir umpan dengan variabel terikat berupa
maximum flooding dan parameter diameter kolom. Langkah ini diulang
sebanyak 5 kali. Dengan demikian diperoleh kurva performansi yang
menggambarkan nilai laju alir umpan terhadap maximum flooding dengan 5
buah parameter diameter.
3. Untuk membuat kurva kinerja (performansi) yang menggambarkan laju alir
fluida terhadap kondisi operasi kolom, dilakukan variasi komposisi umpan
kemudian laju alir diubah-ubah hingga diperoleh kondisi flooding dan
weeping. Langkah ini di ulang sehingga diperoleh kecenderungan kondisi
operasi yang jelas pada variasi laju alir fluida.
2.2 Dasar Desain dan Asumsi
Berikut merupakan dasar desain dan asumsi yang digunakan di dalam evaluasi
sistem produksi refrigerant ini.
2.2.1 Spesifikasi Kolom De-Etanizer
Tabel 2.1 Spesifikasi kolom distilasi
Spesifikasi
Jumlah Tray
Inlet Umpan
Tekanan Kondensor
Tekanan Reboiler
Rasio refluks

Keterangan
12
Tahap ke 9
24.5 bar
25 bar
50

2.2.2 Komposisi Umpan LPG


Tabel 2.2 Komposisi Umpan LPG
5

Komponen
Etana
Propana
i-butana
n-butana
i-pentana
n-pentana
i-butena

Persen Mol
2,5
95,0
1,0
1,5
0,0
0,0
0,0

2.2.3 Heuristik Perancangan


Berdasarkan heuristik perancangan kolom distilasi, rasio L/D yang digunakan
pada umumnya berkisar 1 sampai 10.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Proses
Bahan baku berupa LPG dipompa ke dalam kolom distilasi (de-ethanizer)
sehingga dihasilkan produk atas dengan kandungan etana lebih banyak.
Sedangkan produk bawah yang mengandung propana dimurnikan lebih lanjut
untuk memisahkan hidrokarbon rantai panjang dengan de- butanizer. Dalam
proses ini kolom distilasi memegang peranan yang penting untuk menghasilkan
produk dengan kemurnian sesuai dengan spesifikasi. Sehingga untuk menghindari
terjadinya kegagalan operasi yang berjung kerugian maka evaluasi terhadap
proses tersebut sangat penting dilakukan.

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Produksi Gas Refrigeran R-290


3.2 Kurva Performasi
Kurva kinerja berbeda-beda untuk setiap kolom distilasi. Pada kesempatan ini
akan dilakukan evaluasi kurva kinerja mencakup hubungan laju alir umpan
terhadap maximum flooding dan diameter serta hubungan laju alir kedua fluida
dengan kondisi operasi.
3.2.1 Kurva performansi terhadap maximum flooding dan laju alir umpan

Dalam kesempatan ini divariasikan laju alir umpan terhadap maximum flooding
pada diameter kolom tertentu. Berdasarkan simulasi dengan menggunakan
HYSYS diperoleh kurva performansi terhadap diameter dan laju alir umpan yang
ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Kurva performansi terhadap maximum flooding dan laju alir umpan
Dari Gambar 3.2 terlihat bahwa pada diameter kolom distilasi yang tetap maka
maximum flooding meningkat seiring dengan peningkatan laju alir umpan.
Kenaikan laju alir umpan menyebabkan jumlah cairan yang memasuki kolom
semakin besar. Kenaikan laju alir umpan ini berhubungan dengan vapour flow
velocity yang bergantung pada diameter kolom atau kapasitas kolom. Dengan
kapasitas kolom yang tetap maka persentasi cairan yang teruapkan berkurang
sehingga jumlah cairan yang tidak teruapkan bertambah. Karena tidak teruapkan
maka cairan terakumulasi di setiap tray sehingga ketika melebihi kapasitas tray
tersebut maka cairan akan mengalir ke tray di bawahnya.
Sementara itu pada laju alir yang tetap, kenaikan diameter kolom menyebabkan
penurunan maximum flooding. Kenaikan diameter meningkatkan kapasitas kolom
untuk menguapkan cairan. Sehingga pada jumlah cairan yang meningkat maka
terjadi peningkatan maximum flooding.

3.2.2 Kurva performansi laju alir gas dan cair terhadap kondisi operasi
kolom distilasi
Selanjutnya dilakukan evaluasi kondisi operasi dengan memvariasikan nilai laju
alir gas dan cairan melalui pengubahan komposisi umpan. Simulasi dilakukan
dengan menggunakan kolom distilasi berdiameter 4 m dan flow path berjumlah 2
buah. Variasi komposisi ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Variasi komposisi umpan
Senyawa
Ethane
Propane
i-Butane
n-Butane
i-Pentane
n-Pentane
1-Butene

1
0.01
0.97
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00

2
0.05
0.83
0.06
0.03
0.02
0.01
0.01

3
0.07
0.73
0.09
0.04
0.03
0.02
0.01

4
0.10
0.63
0.12
0.06
0.05
0.02
0.02

Fraksi mol
5
0.13
0.53
0.15
0.08
0.06
0.03
0.02

6
0.15
0.45
0.18
0.09
0.07
0.04
0.03

7
0.17
0.35
0.21
0.11
0.08
0.04
0.03

8
0.15
0.17
0.18
0.09
0.07
0.04
0.29

9
0.13
0.15
0.16
0.08
0.06
0.17
0.25

Simulasi dilakukan dengan variasi komposisi umpan sehingga laju alir gas dan
cair akan berubah dan mencapai kondisi flooding dan weeping. Komposisi
hidrokarbon berat diperbesar agar laju alir fluida hasil kesetimbangan memiliki
fasa cair yang lebih banyak sehingga laju cairan di dalam kolom meningkat.
Sebaliknya apabila hidrokarbon ringan diperbesar, laju alir gas hasil
kesetimbangan akan naik. Dengan variasi tersebut akan diperoleh kondisi operasi
berupa flooding dan weeping yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.

300000
250000
200000

Net Vapor Flow Rate (kg/h) 150000

Flooding

100000

Weeping

50000
0

500000

Net Liquid Flow Rate (kg/h)

Gambar 3.3 Kurva kinerja laju alir gas dan cair terhadap kondisi operasi kolom
distilasi

Flooding
250000
240000
230000

Net Vapor Flow Rate (kg/h)

220000
210000
200000
190000
320000

370000

420000

Net Liquid Flow Rate (kg/h)

Gambar 3.4 Kondisi flooding pada laju alir dan gas tertentu
Gambar 3.4 menunjukkan kurva kinerja pada kombinasi laju alir fluida tertentu
yang menghasilkan rejim aliran flooding. Flooding disebabkan tingginya jumlah
cairan di dalam tray. Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada kombinasi laju alir
gas tinggi dan cair yang rendah terjadi flooding. Laju alir gas yang tinggi
mengakibatkan cairan terangkat ke dalam fasa gas. Kenaikan tekanan gas
10

menahan cairan yang turun melalui downcomer sehingga terjadi peningkatan


ketinggian hold-up tray di atasnya. Hal ini dengan kata lain meningkatkan waktu
tinggal cairan di dalam tray sehingga terjadi akumulasi dan berakhir pada
flooding.
Selain itu kombinasi laju alir cair yang tinggi dan laju gas yang rendah juga
menimbulkan flooding. Hal ini jelas karena laju cairan yang besar meningkatkan
jumlah cairan yang masuk ke dalam kolom. Sehingga dengan kapasitas kolom
yang tetap (diameter tetap) maka ketinggian cairan akan meningkat sehingga
berujung pada flooding. Fenomena flooding diindikasikan dengan membesarnya
beda tekan di kolom distilasi. Hal ini terjadi karena banyaknya cairan yang
menuju ke bawah kolom sementara gas yang naik akan tertahan. Gas yang ada
membutuhkan tekanan yang cukup sehingga dapat melawan arus cairan yang
menuju ke bawah kolom. Flooding dapat menyebabkan penurunan efisiensi
pemisahan dan berdampak buruk pada kinerja dan efisiensi energi proses distilasi.

Weeping
14500
13500
12500

Net Vapor Flow Rate (kg/h)

11500
10500
9500
17500

19500

21500

Net Liquid Flow Rate (kg/h)

Gambar 3.5 Kondisi weeping pada laju alir dan gas tertentu
Gambar 3.5 menunjukkan kurva kinerja pada kombinasi laju alir fluida tertentu
yang menghasilkan rejim aliran weeping. Weeping merupakan fenomena yang
disebabkan karena laju alir gas yang kecil sehingga tekanan gas tidak cukup
menembus ketinggian cairan di tray (tidak mampu mengangkat cairan). Sehingga
dapat terjadi kebocoran cairan melalui perforasi. Weeping yang berlebihan mampu
11

mengakibatkan terjadinya akumulasi cairan (dumping) dan merembes ke tray-tray


sehingga operasi harus diulang. Kondisi ini dapat diindikasikan dengan beda
tekan yang tinggi sepanjang kolom dan efisiensi pemisahan yang berkurang.

12

BAB IV
KESIMPULAN

13

DAFTAR PUSTAKA
Tham, M. T. 2009. Distillation an Introduction: Factor Affecting Distillation
Column Operation. R.C. Costello and Associates, Inc
Distillation and Unit Operation Control and Troubleshooting: Efficiency,
Flooding and Weeping, Dubai, 2005

14

Anda mungkin juga menyukai