Konflik
Apa itu Konflik ?
• Konflik : interaksi antara paling tidak dua
individu atau kelompok yang memiliki tujuan
berbeda. ( Nicholson, M, 1972, Conflict Analysis, London:English
University Press)
Apakah Konflik=Kekerasan?
cont
• Konflik: Hubungan antara dua pihak atau lebih
(individu atau kelompok) yang memiliki, atau
yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak
sejalan.(Chriss Mitchell, The Structure of International Conflict, Macmillan, London, 1981)
• Kekerasan: Meliputi tindakan, perkataan, sikap,
berbagai struktur atau sistem yang menyebabkan
kerusakan secara fisik, mental, sosial atau
lingkungan, dan atau menghalangi seseorang
untuk meraih potensinya secara penuh.
Cont
- Konflik tidak sama dengan kekerasan dan
merupakan dua hal yang berbeda
- Konflik adalah suatu Keniscayaan hidup dan
tidak terhindarkan
- Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak
sejalan
- Penyelesaian konflik tanpa kekerasan sering
menghasilkan situasi yang lebih baik bagi
sebagian besar atau semua pihak yang terlibat
cont
Konflik berubah menjadi kekerasan jika:
1.Saluran dialog dan wadah untuk
mengungkapkan perbedaan pendapat tidak
memadai
2.Suara-suara ketidaksepakatan dan keluhan-
keluhan yang terpendam tidak di dengar dan
diatasi
3.Banyak ketidakstabilan, ketidakadilan dan
ketakuan dalam masyarakat yang lebih luas
• Apakah Konflik Selalu bersifat negatif?
Cont
• Tidak selamanya konflik bersifat negatif.
• Kadangkala konflik dibutuhkan dan perlu
diintensifkan guna mengungkap konflik laten
ke permukaan dan menjadinya terbuka, untuk
mencapai suatu tujuan.
• Dalam rezim otoritarian, konflik menjadi
dibutuhkan untuk memperbaiki sistem yang
ada.
Cont
• Bahkan dalam perspektif strukturalis, Konflik
menjadi penting sebagai bentuk perjuangan
kelas dalam meruntuhkan sistem yang
menindas dan eksploitatif (kapitalisme)
• Namun demikian konflik dan resolusi konflik
yang dibahas dalam mata kuliah ini lebih pada
konflik yang terbuka dan bersifat negatif serta
destruktif kepada nilai-nilai kemanusiaan itu
sendiri.
Dampak positif konflik:
• Argumen Lewis A. Coser dalam bukunya: The
Functions of Social Conflit (1956): Konflik dapat
memberikan kontribusi positif dalam fungsi
kemasyarakatan.
Dampak positif dari konflik:
• Konflik horisontal
• Konflik vertikal
• Konflik Primordial (SARA)
Konflik Primordial
• Ras
• Etnis
• Agama
• Bahasa
(leo agustino, konflik dan pembangunan politik, jurnals CSIS, september 2004 dan Geertz 1973)
cont
- Konflik primordial yang terkait dengan
hubungan darah (etnis), yaitu suatu
komunitas yang diikat oleh hubungan
biologis/ darah (kekeluargaan atau
kekerabatan) dimana setiap individu di
dalamnya mengidentifikasikan diri sebagai
bagian dari suatu keluarga besar.
- Konflik Rwanda
Ras
• Konflik primordial yang dihubungkan dengan
persoalan ras, suatu komunitas yang
dipersatukan oleh kesamaan etno-biologis
yang ditampilkan dalam ciri-ciri fisik yang
sama, seperti warna kulis, jenis rambut,
bentuk wajah, dll.
• Konflik rasial cina 98
agama
• Konflik primordial yang terkait dengan
hubungan agama.
• India: Hindu vs Muslim or Hindu vs Shikh
• Indonesia : konflik ambon dan Poso
Wilayah
• Konflik primordial yang dihubungkan dengan
wilayah
• Fanatisme kedaerahan yang dimiliki kelompok
tertentu biasanya berkembang menjadi
semangat kedaerahan yang sempit dengan
diwarnai oleh stereotype terhadap para
pendatang dari daerah lain.
• Konflik sampit
Adat istiadat
• Faktor adat istiadat dapat membuat suatu konflik
menjadi dahsyat dan lebih rumit, meskipun konflik ini
jarang terjadi.
• Konflik adat istiadat seringkali terjadi menyertai konflik
etnis dan wilayah karena pihak-pihak yang terlibat
didalamnya biasanya mempersoalkan perbedaan nilai,
norma maupun kebiasaan.
• Dalam masyarakat yang terdiri dari mayoritas dan
minoritas, kaum mayoritas biasanya mendominasi
norma dan nilai yang berlaku sehingga membuat
“kebiasaan” kaum minoritas menjadi tersubordinasi.
Bahasa
• Bahasa dapat juga berperan sebagai sumber
konflik seperti yang terjadi di afrika dan asia
selatan (india, pakistan dan srilangka).
• Pemaksaan bahasa kelompok etnis tertentu
sebagai bahasa nasional biasanya
menimbulkan ketidakpuasan dari kelompok
etnis lain yang tidak jarang berkembang
menjadi konflik kekerasan.
Tipe konflik
36
• Hasil konflik bersenjata :
- kemenangan
- keberlanjutan (ke level rendah)
- perjanjian damai
- konflik yang tidak berhenti
(P. Wallenstein, pp. 28-9)
37
Formasi konflik
Ketidakcocokan
Aksi:
- destruktif
- konstruktif
Pembentukan
institusi Kecocokan
bersama
38
Resolusi Konflik
- Masalah utama dalam penyelesaian konflik
menuju perdamaian adalah bagaimana
menciptakan suatu mekanisme dan institusi yang
efektif untuk menyelesaikan konflik.
- Resolusi konflik sesungguhnya berupaya
mengembangkan proses fasilitasi, merancang
strategi dan memulai proses perubahan struktur
yang diperlukan untuk menghilangkan dan
menjawab sebab-sebab fundamental konflik.
Tiga pendekatan dalam
resolusi konflik
40
1. Fokus pada dinamika konflik
a. Hubungan aksi-reaksi
- Satu aktor meraih kepada apa yang aktor lain
lakukan, yang mengakibatkan aksi lanjutan
meningkatkan level ancaman dan
kekerasan
41
cont
Kontradiksi
(ABC dinamika
konflik?)
43
Dari dinamika konflik:
• Pentingnya membangun dialog
• Pentingnya ukuran pembangunan
kepercayaan (confidence-building measures)
• Mekanisme resolusi konflik (membuat
prosedur independen: peradilan, prosedur
demokratis, dsb)
• (peran untuk) pihak-pihak dengan metode
non kekerasan (NGOs, individu teladan, dsb.)
44
2. Fokus pada kebutuhan mendasar
“Konflik dan aksi kekerasan muncul dari perasaan
‘tidak diterima’ dalam masyarakat, akses politik dan
kekuasaan” (Lewis A. Coser)
konflik kekerasan dapat dihilangkan dengan
memuaskan kebutuhan terhadap akses.
45
Cont…
Actual performance
Kesenjangan yang
bisa diterima
waktu
47
3. Focusing on Rational Calculation
• Asumsi: aktor atau pihak yang berkonflik adalah rasional, dari penilaian
mereka sendiri, dalam mengambil keputusan, mencapai strategi dan
memulai mata rantai kejadian yang berujung pada perang.
analisa biaya dan keuntungan dalam menimbang perang atau ikut
dalam konflik
kebuntuan yang menyakitkan semua pihak (mutual) hurting stalemate
(W. Zartman)
waktu yang matang untuk mengakhiri konflik
jika pihak2 bertikai melihat kebuntuan sebagai kerugian, maka bisa
muncul kesempatan damai
48
Fokus perhitungan rasional membuka kesempata untuk
keterlibatan pihak luar (khususnya jika konflik melbatkan negara
kecil). Pihak luar dapat mempengaruh perhitungan dan/or
memberlakukan ganjaran dan hukuman (untuk memaksa pihak2
bertikai untuk mengakhiri perang atau bernegosiasi), misalnya,
lewat:
- pemberhentian/pengurangan bantuan
- menghilangkan perlakuan khusus dalam perdagangan
- pelarangan investasi, dsb.
49
Pendekatan resolusi konflik:
Setiap konflik
☻ memliki sebaba (mengapa konflik muncul) ☻
memiliki dinamika tersendiri (bagaimana konflik berjalan)
☻memiliki resolusi berbeda (bagaimana konflik
diselesaikan)
resolusi konflik: adalah situasi sosial dimana pihak2 bertikai
dalam konflik bersenjata dalam kesepakatan (sukarela) bertekad
untuk hidup damai dengan -dan/atau menghilangkan-
perbedaan mendasar mereka dan karenanya menghentikan
penggunaan senjata terhadap satu sama lain. (P. Wallensteen,
2002, hal. 8 and 50)
50
Spectrum konflik dan Perdamaian
DDR Programme