Dokumen - Tips Kram Otot

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

KRAM OTOT...

1.

Pengertian
Otot merupakan suatu organ atau alat yang dapat bergerak ini adalah
suatu penting bagi organism. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah
bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang
panjang disebut myofibril. Jika sel otot yang mendapatkan rangsangan maka
akan memendek, denga kata lain sel otot akan memendekan dirinya kearah
tertentu (berkontraksi).
Menurut Basoeki (2005) kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang
berlebihan, terjadi secara mendadak tanpa disadari. Otot yang mengalami
kram sulit untuk menjadi rileks kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan
jam untuk meregangkan otot yang kram itu. Kontraksi dari kram otot sendiri
dapat terjadi dalam waktu beberapa detik sampai beberapa menit. Selain itu,
kram otot dapat menimbulkan keluhan nyeri. Kram otot dapat mengenai otot
lurik atau bergaris, otot yang berkontraksi secara kita sadari. Kram otot
dapat juga mengenai otot polos atau otot yang berkontraksi tanpa kita
sadari. Kram otot dapat terjadi pada tangan, kaki, maupun perut.

TINJAUAN TEORI
2.

Etiologi atau penyebab kram otot


Menurut Mohamad (2001) kram otot dapat terjadi karena letih, biasanya
terjadi pada malam hari, dapat pula karena dingin, dan dapat pula karena
panas. Pada otot bergaris, kram dapat disebabkan kelelahan, dehidrasi atau
kekurangan cairan dan elektrolit (terutama kekurangan kalium dan natrium),
dapat juga akibat trauma pada tulang dan otot yang bersangkutan, atau
kekurangan magnesium.
Selanjutnya Basoeki (2005) menegaskan bahwa beberapa obat juga dapat
menyebabkan terjadinya kram otot, seperti obat pelancar kemih, penurun
lemak, kekurangan vitamin B1 (thiamine), vitamin B5 (pantothenic acid) dan
B6 (pyridoxine). Kram otot juga dapat terjadi akibat sirkulasi darah ke otot
yang kurang baik.
Pada umumnya penyebab kram tidak diketahui (idiopatik). Sementara ahli
berpendapat bahwa kram terjadi ketika otot yang sudah dalam posisi
mengkerut dirangsang untuk kontraksi.Hal ini terjadi saat kita tidur dengan
posisi dengkul setengah ditekuk, dan telapak kaki sedikit mengarah
kebawah. Pada posisi ini otot betis agak tertekuk dan mudah terkena kram.
Itulah mengapa gerakan pelenturan sebelum tidur dapat mencegahnya.
Pada beberapa kasus, kram mungkin terjadi karena masalah atau kondisi
lainnya, misalnya:
a. Beberapa jenis obat dapat memberikan efek samping berupa kram.
Golongan obat ini antara lain: diuretik, nifedipine, cimetidine, salbutamol,
statins, terbutaline, lithium, clofibrate, penicillamine, phenothiazines, dan
nicotinic acid.
b. Dehidrasi
c. Ketidak seimbangan zat garam dalam darah (misalnya, kadar kalsium
atau potasium terlalu rendah)
d. Kehamilan, terutama pada trimester akhir
e. Kelenjar tiroid yang kurang aktif
f. Penyempitan arteri kaki yang menghambat sirkulasi
g. Gangguan saraf
h. Sirosishati
Pada kondisi di atas, kram hanyalah satu dari beberapa gejala lainnya. Bila
tidak ada gejala lain, kemungkinan besar kram bersif atidiopatik dan bukan
karena kondisi di atas.

3. Klasifikasi kram otot


a. kram otot kaki betis : kejang yang terjadi tiba-tiba pada otot fibularis dan
otot patellar tendinitis. Patellar tendinitis adalah cedera yang mempengaruih
otot yang menghubungkan tempurung (patela) dengan tulang kering.
b. kram otot kaki paha : kejang yang terjadi tiba-tiba pada otot hamstring.
Kram otot yang disebabkan oleh latihan adalah salah satu misteri fisiologi
yang berlanjut. tukas Gretchen Reynolds, seorang penulis blog di New york
Times.
4.

Tanda dan Gejala kram kaki


Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul karena
otot berkontraksi terlalu keras.Daerah yang paling sering kram adalah otot
betis di bawah dan belakang lutut. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa
detik hingga menit dengan keparahan bervariasi.Kram kaki biasanya terjadi
saat kita beristirahat, bahkan mungkin sedang tidur.Orang tua lebih sering
terkena kram daripada orang muda.Pada beberapa orang tua, kram bahkan
bisa terjadi setiap hari.
a. Penanganan kram
Gerakan pelemasan (stretching) Dan pemijatan biasanya Dapat
meredakan serangan kram. Obat pengurang sakit biasanya tidak
bermanfaat karena tidak cukup cepat bekerja. Namun, pengurang sakit
seperti paracetamol mungkin bermanfaat meringankan nyeri dan lemas otot
yang kadang masih berlangsung hingga 24 jam setelah hilangnya kram.
Biasanya kram otot dapat berhenti dengan meregangkan otot yang
mengalami kram, agar otot itu menjadi rileks kembali (Basoeki, 2005).
Sedangkan, kram otot yang terus menerus dan sering terjadi dapat
menyebabkan distonia. Jika terjadi kram otot selama tindakan hemodialisa
segera lakukan pengobatan dengan langsung memulihkan volume cairan
intravaskuler melalui pemberian bolus cairan isotonic saline natrium clorida
(NaCL 0,9 %) (NKF, 2006).

5. Anatomi Otot
a. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada intra-seluler, proses
mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium.
Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :
1) Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2) Melindungi organ tubuh dan jaringan lunak.
3) Memberikan pergerakan pada otot yang berhubungan dengan kontraksi.
4) Membentuk sel-sel darah merah didalam sumsum tulang
5) Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya, kalsium, fosfor.
b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan
menghsailkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok
otot terdiri dari :
1. Otot rangka (otot lurik) : didapatkan pada sistem skeletal dan berfungsi
untuk memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan
menghasilkan panas.
2. Otot viseral (otot polos) : didapatkan pada saluran pencernaan, saluran
perkrmihan dan pembuluh darah. Kontraksinya tidak dibawah kontrol
keinginan.
3. Otot jantung : didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak
dibawah kontrol keinginan.
c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada suatu gelatin yang
kuat. Kartilago sangat kuat tatapi fleksibel dan tidak bervaskuler. Kartilago
elastik mempunyai paling sedikit serat-serat dan sering didapatkan pada
daerah telinga luar. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi
melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium ( fibros
yang menutupi kartilago)
d. Ligament
Adalah sekumpulan dari jaringan fibrous yang tebal dimana merupakan akhir
dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.
e. Tendon
Adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus
setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang
mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan
tumit.
f. Fasia
Adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan
langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus
tebal, bagian akhir diketahui sebaga fasia dalam.
g. Bursae
Adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung disuatu tempat,

dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya disebabkan oleh


tidak tercukupinya aliran darah menuju otot. Misalnya, mereka bisa terjadi
setelah makan, ketika aliran darah terutama yang menuju saluran
pencernaan dibandingkan yang menuju otot.Kadar elektrolit yang rendah
pada darah, seperti potassium, bisa juga menyebabkan kram.terjadi diantara
kulit dan tulang, antara tendon dan tulang atau antara otot. terletak antara
presesus dan kulit.
h. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tidak
ada. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan type
pergerakan yang memungkinkan, dan klasifikasi didasarkan pada jumlah
pergerakan yang dilakukan.
Menurut klasifikasinya ada 3 kelas utama persendian yaitu :
1. Sendi Synarthroses (sendi yang tidak bergerak)
2. Sendi Ampiarthroses (sendi yang sedikit pergerakannya)
3. Sendi Diarthroses (sendi yang banyak pergerakannya)
6 Pemeriksaan penunjang
a. Rontgen
Rontgen diawali dengan posisi anteroposterior (AP). Posisi atau proyeksi
yaitu lateral atau obligue tergantung dari bagian skeletal mana yang akan
dievaluasi. Persiapaan rontgen ini tidak melalui persiapan khusus namun
perawat perlu menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaanya.
b. Myelografi Dilaksanakan dennngan memasukan zat kontras ke rongga
subarachnoid pada spinal, biasanya melalui lubang pungsi. Pemeriksaan ini
untuk melihat kondisi kolumna vertebralis, rongga intervertebra, syarafsyaraf spinal, dan pembuluh darah. Untuk pem eriksaan ini terlebih dahulu
dipersiapkan yaitu malam sampai pagi sebelum pemeriksaan, perawat
meningkatkan kebutuhan cairan secara oral atau intravena untuk
mempertahankan hidrasi.
c. Computed Tomography
Digunakan untuk mendeteksi masalah muskuloskeletal khususnya yang
mengenai kolumna vertebralis. Pemeriksaan ini dapat atau tidak
menggunakan zat kontras. Bila menggunakan digunakan secara oral atau
intravena.

7 Farmakologi
Berdasarkan kerja farmakologiknya, analgetika dibagi menjadi :
1. Analgetik perifer ( non narkotika/non opioid) :
Obat yang tidak bersifat narkotik bekerja dengan menghalau rasa nyeri
dalam reseptor perifer, tdk mempengaruhi SSP, memiliki khasiat antipiretik.
2. Analgetik Narkotika (opioid)
menghalau rasa nyeri yg sangat hebat dengan menghalangi pusat nyeri dlm
SSP.
Macam-macam obat analgetik:
1. Parasetamol/asetaminophen
Indikasi : Sebagai antipiretik/analgetik, termasuk bagi pasien yang tidak
tahan asetosal. Sebagai analgetik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri
pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, dan sakit pada otot. Menurunkan
demam pada influenza dan setelah vaksinasi.
Sifat analgetiknya dapat menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Sifat
antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai
antirematik. Pada penggunaan per-oral parasetamol diserap dengan cepat
melalui saluran cerna, kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu
30 menit sampai 60 menit setelah pemberian.
Efek samping : Dosis besar dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati

2. Asam asetilsalisilat (Aspirin/asetosal)


Indikasi : Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik,
pada dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik sehingga terjadi
demam. Sebagai analgetik bermanfaat untuk mengobati nyeri yang tidak
spesifik misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, neuralgia dan mialgia
Penggunaan lain. Aspirin digunakan untuk mencegah thrombus koroner dan
thrombus vena berdasarkan efek penghambatan agregasi trombosit.
Cara Kerja : Asam asetilsalisilat bekerja dengan mempengaruhi pusat
pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat menurunkan demam dan
menghambat pembentukan prostaglandin, sehingga dapat meringankan rasa
sakit.
Peringatan dan perhatian : Sebaiknya diminum setalah makan atau bersama
dengan makanan. Alkohol dapat meningkatkan pendarahan gastrointestinal
bila diminum bersamaan dengan obat ini. Pemakaian jangka panjang dapat
menyebabkan pendarahan pada lambung.
Efek Samping : Kadang-kadang dapat terjadi iritasi lambung, mual dan
muntah.
Kontra Indikasi : Penderita hipersensitif (termasuk asma), penderita tukak
lambung (maag), pernah atau sering mengalamai pendarahan di bawah kulit
Penderita hemofili dan trombositopenia, karena dapat meningkatkan resiko
pendarahan
.
3. Ibuprofen
Indikasi : Nyeri dan demam pada anak, Nyeri ringan sampai berat pada
dismenorhea, analgetik pacsa bedah, Nyeri dan radang pada reumatik.
Cara Kerja : Ibuprofen bersifat analgetik dengan daya anti inflamasi yang
tidak terlalu kuat, efek analgetiknya sama seperti aspirin. Absorpsi cepat
melalui lambung dan kadar maksimumdalam plasma dicapai setelah 1-2
jam.
Peringatan dan perhatian : Tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan
menyusui, dapat mengurangi efek diuresis dari furosemid dan tiazid.
Mengurangi efek antihipertensi obat beta bloker dan Captopril, kemungkinan
akibat hambatan biosintesis prostaglandin ginjal.
4. Antalgin/metampiron :
Indikasi : analgesik, neuralgia
Kontra indikasi : Jgn diberikan pd pasien yg mengalami agranulositosis, bayi
3 bln pertama/bb < 5 kg, wanita hamil triwln I, wanita menyusui.

5. Asam mefenamat
Indikasi : Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri
sesudah operasi. Sebagai anti inflamasi, asam mefenamat kurang efektif
dibandingkan aspirin.
Cara Kerja : Asam Mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non
steroid bekerja dengan cara menghambat sntesa prostaglandin dalam
jaringan tubuh dengan menghambat enzyme siklooksigenase sehingga
mempunyai efek analgetik, antiinflamasi dan antipiretik.
Peringatan dan Perhatian : Sebaiknya diminum sesudah makan. Jangan
digunakan lebih dari 7 hari atau melebihi dosis yangdianjurkan kecuali atas
petunjuk dokter. Dapat timbul reaksi alergiterutama asma. Hati-hati
digunakan pada wanita hamil dan menyusui ,Keamanan penggunaan pada
anak-anak dibawah 14 tahun belum diketahui pasti Jangan diberikan pada
penderita bronkospasme, rhinitis alergi, urtikaria.
Efek Samping : Sistem pencernaan : mual, muntah, diare dan rasa sakit pada
abdominal. Sistem hematopoetik :leucopenia, trombositopenia,
agranulositopenia. Sistem saraf : rasa ngantuk, pusing, penglihatan kabur
dan insomnia
Kontra Indikasi : Penderita yang dengan asetosal mengalami bronkospasme,
alergi rhinitis dan urtikaria, Penderita tukak lambung dan usus,
Penderitagangguan ginjal berat.
Interaksi Obat : Penggunaan bersamaan dengan antikoagulan oral dapat
memperpanjang waktu protromb

Anda mungkin juga menyukai