Anda di halaman 1dari 5

BAB II

STRUKTUR TARIK

2.1.

Pendahuluan
Struktur tarik adalah bagian dari suatu struktur bangunan yang menerima

beban normal tarik.


Terdapat pada bagian bangunan-bangunan :
Struktur utama :
Jembatan rangka
Jembatan gantung
Rangka kuda-kuda atap
Rangka menara
Struktur sekunder :

2.2.

Iktan angin atap/jembatan

Ikatan rem pada jembatan

Ikatan penggantung gording


Profil Yang Biasa Dipakai

Baja Bulat

Profil T

Baja Pelat

Profill Siku Tunggal/Dobel

Profil WF

II - 1

Bisa juga dari profil buatan (bersusun)

2.3.

Perencanaan Batang Tarik


Dalam pemilihan profil untuk batang tarik perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :
Kompak
Sesuai dengan bagian struktur yang lain
Dalam penyambungan diharapkan sekecil mungkin terjadi Shear
Lag
Batasan Kekuatan
P u < Rn
Pu gaya tarik akibat beban berfaktor
Rn kuat rencana tarik
faktor reduksi
Kontrol Leleh :

Pu fy Ag

= 0,90

(pada tengah batang)


Kontrol Patah :

Pu fu Ae

= 0,75

(pada daerah sambungan)


Ag = luasan penampang utuh (gross)

fy = tegangan leleh bahan

Ae = luasan penampang efektip

fu = tegangan putus bahan

Batasan Kelangsingan
Angka kelangsingan :

L
i

L = panjang batang
i = jari-jari kelembaban

II - 2

i=
Untuk struktur utama :

I
A

max 240

Untuk struktur sekunder : max 300


Untuk batang bulat
Batasan kekuatan :
Leleh :

= 0,90

Pu fy Ag

Ag =
Patah :

= 0,75

Pu fu Ae

Ae =0,75 Ag
Batas kelangsingan :
L
500
D

L = panjang batang tarik


D = diameter batang

2.4.

Luas Penampang Netto/Bersih (An)


Pada batang-batang tarik yang disambung dengan baut tentu akan timbul

lubang-lubang yang mengakibatkan mengecilnya luasnya penampang pemikul


beban. Inilah yang disebut sebagai luasan netto.
Untuk menghitung luasan netto, ditentukan sebagai berikut :
Diameter lubang dibuat sedikit lebih besar dari diameter baut yang

akan dipasang

in 1,5 mm
16

lubang = baut + 1,5 mm


Untuk pembutan lubang dengan BOR, dianggap tidak terjadi
kerusakan material disekitar lubang.

perlemahan = lubang =baut + 1,5 mm

II - 3

Untuk pembuatan lubang dengan POND (plong) karena pembuatan


ini dengan kekerasan, maka disekitar lubang terjadi kerusakan
sehingga tidak dapat diikutkan memikul beban. Kerusakan ini
diperkirakan

1
in 0,75 mm disekeliling lubang, sehingga :
32

perlemahan = lubang + 1,5 mm = baut + 3 mm

Pengaruh Letak Lubang


Dalam perhitungan luasan netto, dicari luasan yang terkecil dari
kemungkinan-kemungkinan lintasan putus (lintasan kritis).
Kalau ada lintasan diagonal (letak baut yang zig-zag) dalam perumusan luas
netto ada koreksi akibat adanya lintasan diagonal.

TU

Ag = luas penuh penampang (bruto)


t

= tebal pelat

p = diameter perlemahan
n

= julah lubang pada lintasan

= jarak// beban pada lintasan horisontal

= jarak beban pada lintasan vertikal

II - 4

Lintasan (1-3)

An = (h - 2p)t = Ag 2pt

Lintasan (1-2-3)

An = (h 3p + 2 x

Rumus Umum :

An = Ag n1 p t+

S2
S2
)t = Ag 3pt + 2
t
4
4
S2
t
4

koreksi lintasan diagonal


n1 jumlah lubang pada lintasan putus
Contoh : 1
Tentukan jarak longitudinal (s) dari baut yang di susun berseling seperti
tergambar agar luas netto sama dengan luas brutto di kurang satu lubang
baut.
Baut yang di pasang diameter . Pembuatan lubang dengan Pond
D

2 in

p=

2 in =
F

2 in

C
G
s

Jawaban :

An = h n . p +

Lintasan ABC = 6 1x

S2
4

7
=5,125 in
8
S2
S2
7
4,25

4 x2
8
8

Lintasan DEFG = 6 2

Lintasan ABC = lintasan DEFG 5,125 4,25

S2
8

S = 2,65 in
Contoh : 2
Tentukan luasan netto dari propel C 15 x 33,9 (Ag = 9,96 in 2) yang di
sambung dengan baut seperti tergambar

II - 5

Anda mungkin juga menyukai