Jurnal Kolelitiasis PDF
Jurnal Kolelitiasis PDF
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
2.
Faktor
resiko
terjadinya
penyakit batu kandung empedu
Pemeriksaan Penunjang
II.
Pemeriksaan radiologi
Foto polos abdomen
Ultrasonografi (USG)
Kolesistografi
Computed Tomografi (CT)
Foto Rontgen dengan endoskopi
redrograd di papila Vater (ERCP)
Metode Penelitian
2.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang
diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2005).
2.3. Teknik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel ini
disebut teknik total sampling. Sampel
pada penelitian ini adalah pasien yang
datang ke Rumah Sakit Columbia Asia
Medan selama masa penelitian.
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel . Distribusi
frekwensi
terjadinya penyakit
batu
kandung empedu berdasarkan
faktor
resiko
jenis
kelamin,usia,
kesuburan/kehamilan,
kegemukan (4F) terhadap
pasien di Rumah Sakit
Columbia Asia Medan
Faktor Resiko
-
Jenis kelamin
Pria
Wanita
Frekw
ensi
Persen
tase
28
34,14
%
54
65,85
%
Total
Usia
20 29 tahun
30 39 tahun
40 49 tahun
50 tahun
82
100,00
%
1,21%
21
25,60
%
24
36
29,26
%
43,9 %
J-DA | 41
Total
82
-
Kesuburan/ke
hamilan
Pernah
54
hamil(wanita)
Tidak
28
hamil(pria)
Total
82
Kegemukan
Berat badan
kurang
Normal
Kelebihan
berat badan
15
Gemuk sekali
57
100,00
%
100,00
%
100,00
%
18,29
%
69,51
%
10
12,19
%
Total
82
100,00
%
4.2. Pembahasan
4.2.1. Faktor
resiko
terjadinya
penyakit batu kandung empedu
berdasarkan
faktor
jenis
kelamin ( female )
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa penderita penyakit
batu kandung empedu yang datang ke
Rumah Sakit Columbia Asia Medan yang
totalnya 82 orang tersebut,maka didapati
penderita yang berjenis kelamin wanita
sebanyak 54 orang ( 65,85 % ) dan pria
28 orang ( 34,14 % ). Menurut NHANES
III (National Health and Nutrition
Examination Survey ) penyakit batu
kandung empedu lebih tinggi resikonya
terjadi pada wanita di bandingkan pada
empedu
karena
tubuh
cenderung
mengeluarkan lebih banyak kolesterol ke
dalam cairan tubuh (Greenberger, 2009).
Pada penelitian yang telah dilakukan di
Rumah sakit Columbia Asia Medan,
penderita batu kandung empedu yang ada
yaitu sebanyak 82 orang yang berusia 40
tahun keatas yaitu 60 orang(73,17%).
Jadi tidak berbeda dengan penelitian yang
telah dilakukan NHANES III dan yang di
lakukan di Asia Tenggara.
4.2.3. Faktor resiko penyakit batu
kandung empedu berdasarkan
faktor kehamilan / kesuburan
(fertile)
Hasil penelitian di Rumah Sakit
Columbia Asia Medan bahwa penderita
penyakit batu kandung empedu yang
pernah mengalami proses kehamilan /
kesuburan dari total penderita wanita
yang berjumlah 54 orang, maka didapati
bahwa seluruhnya penderita yang wanita
tersebut pernah mengalami proses
kehamilan yang berarti (100% ). Karena
memang pada masa kehamilan dapat
meningkatkan resiko terjadinya batu
kandung
empedu.Ini
berhubungan
dengan terjadinya gangguan pada proses
penggosongan gallbladder. Hal ini di
sebabkan oleh penggabungan penggaruh
hormon progesteron dan esterogen
sehingga mengakibatkan hipersekresi
kolesterol yang mengakibatkan kolesterol
di dalam empedu mengalami proses
untuk pembentukan batu (Sjamsuhidayat,
2002).
4.2.4. Faktor resiko terjadinya batu
empedu berdasarkan faktor
resiko
kegemukan (Fat)
Untuk penelitian faktor resiko
terjadinya penyakit batu kandung empedu
berdasarkan faktor kegemukan ( Fat )
digunakan metode BMI ( Body Mass
Index ), yaitu dengan cara membagi berat
badan ( kg ) dengan kuadran dari tinggi
5.1. Kesimpulan
Setelah peneliti selesai melakukan
penelitian di Rumah Sakit Columbia Asia
Medan maka penulis dapat mengambil
suatu kesimpulan, bahwa faktor resiko
terjadinya penyakit batu kandung empedu
pada pasien yang ada di Rumah Sakit
Columbia Asia Medan yang tertinggi
adalah pada pasien yang memiliki berat
badan yang berlebih atau kegemukan.
disusul dengan yang berjenis kelamin
wanita dan yang pernah mengalami
proses kehamilan, Sedangkan faktor
resiko usia lebih tinggi pada pasien yang
berusia 50 tahun keatas selanjutnya baru
yang berusia 40 tahun keatas. Jadi
keempat faktor resiko tertinggi secara
teori tersebut juga ada pada penderita di
Rumah Sakit Columbia Asia Medan dan
juga memiliki nilai persentase yang
tinggi.
5.2. Saran
1. Setelah mengetahui fakor resiko
tertinggi terjadinya penyakit batu
kandung empedu tersebut maka
diharapkan yang memiliki berat
badan berlebih atau kegemukan
untuk
mengurangi
konsumsi
makanan
yang
berlemak
khususnya yang berjenis kelamin
wanita sehingga dapat mengurangi
resiko terjadinya penyakit batu
kandung empedu.
2. Bagi kita tenaga paramedis yang
ada apabila kita melihat pasien atau
keluarga yang memiliki resiko
faktor 4f tersebut ditambah dengan
seringnya mengalami gejala seperti
sakit maag, maka sebaiknya kita
mengarahkan untuk melakukan
pemeriksaan penyakit batu kandung
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz, 2007. Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah Edisi
Kedua.
Jakarta:
Salemba Medika.
Dosen FIK UDA, 2010. Pedoman
Tatalaksana Skripsi. Medan:
Fakultas Ilmu Keperawatan
UDA.
Greenberger, N.J, 2009. Current
Diagnosis
and
Treatment:
Gatroenterology,
Hepatology
and Endoscopy. USA: McGraw
Hill.
Hidayat, A. A, 2007. Riset Keperawatan
dan Teknik Penulisan Ilmiah
Edisi Kedua. Jakarta: Salemba
Medika.
Lesmana L. 2007. Batu Empedu dalam
Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid
1. Edisi IV. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Mayo Clinic, 2008. Gastroenterology
and Hepatology Board Review
Third Edition. Canada: Mayo
Clinic Scientific Press And
Informa Healthcare USA.
Mardalis. 2009. Metode Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Notoadmodjo,
2005.
Metodologi
Penelitian
Kesehatan
Edisi
Revisi,. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Persatuan
Ahli
Penyakit
Dalam
Indonesia, 1996. Buku Ajar
Ilmu Penyakit DalamJilid I
Edisi Ketiga, Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
J-DA | 44
Persatuan
Ahli
Penyakit
Dalam
Indonesia, 2006. Buku Ajar
Ilmu Penyakit DalamJilid I
Edisi Keempat, Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Schwartzs, 2006. Manual Of Surgery
Eighth Edition. USA: McGraw
Hill.
Syamsuhidajat, M dan Wim De Jong,
2002. Buku Ajar Ilmu Bedah
Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Syamsuhidajat, M dan Wim De Jong,
2004. Buku Ajar Ilmu Bedah
Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
J-DA | 45
J-DA | 46