Dosen Pengajar :
Dr. Ir. Chandra Irsan, M.Si
Dibuat oleh:
Nama
BAB XII
Rasio Jenis Kelamin ( Nisbah) Parasitoid dan Pengendalian Biologis
menghasilkan
(sehingga haploid)
dan
jantan
betina
dari
telur
yang
belum
difertilisasi
dari
telur
yang
telah
difertilisasi
(sehingga diploid). Sistem penentuan seks ini dapat ditemui dalam semua
anggota ordo serangga Hymenoptera (lebah, semut, dan tawon).
Perbedaan jenis kelamin pada umumnya dipengaruhi oleh dua
faktor :
1. Faktor lingkungan
Biasanya yang mengambil peranan di sini adalah keadaan fisiologis. Jika
kadar hormone kelamin dalam tubuh tidak seimbang dalam penghasilan
dan peredarannya, maka pernyataan fenotip pada suatu makhluk
mengenai kelaminnya dapat berubah. Akibatnya watak kelaminnya pun
mengalami perubahan.
2. Faktor genetic/herediter
Pada
umumnya
dapat
dikatakan
bahwa
faktor
genetiklah
yang
program-program
pengendalian
hayati.
Peraturan
tradisional
perempuan
mungkin
dimanfaatkan,
tetapi
merupakan
bias
keuntungan
laki-laki
yang
yang
mungkin
kelamin
telur
yang akan
kecenderungan
bias
betina
juga
banyak
ditemukan.
Di
dilapangan
karena
kopulasi
dapat
diatur
sehingga
banyak laki-laki dari pada yang biasanya ditemukan dalam populasi yang
alami dan dalam kasus ekstrim bisa mengahasilkan seluruhnya laki-laki,
mengakibatkan pematian budidaya (Johns & Whitehouse 2004, Gambar
12.1)
Gambar. 12.1. rasio jenis kelamin dari parasitoids dibesarkan dari insectaries komersial. Parasitoid
dikelompok keluarga hymenopteran, angka-angka di atas kolom menunjukkan jumlah spesies sampel
per keluarga, dan bar menunjukkan kesalahan standar, perhatikan bahwa ada variasi yang cukup besar
inter spesifik dalam perbandingan jenis kelamin dari parasitoids yang digunakan sebagai agen
pengendalian hayati. Digambar ulang, dengan modifikasi, dari gambar 1 oleh heimpel dan lundgren
(2000), dengan izin dari elsevier.
Dari gambar diatas terlihat bahwa proporsi jenis kelamin jantan pada
setiap famili dari ordo hymenoptera memiliki rasio (nisbah) yang berbeda.
Perbedaan pada grafik dilihat dari jumlah keturunan jantan yang berbeda
pula. Pada encirtidae terlihat bahwa rasio jumlah kerurunan jantan pada
setiap 2 keturunan hanya 0,15. Pada famili aphelimidae, rasio jenis
kelamin jantan hanya 0,3 pada setiap 4 keturunan yang dihasilkan.
Begitupun dengan famili yang lain, jumlah keturunan jantan yang
dihasilkan tidak sampai pada rasio 1. Yang seharusnya rasio dari jantan
dan betina adalah 1:1. Terlihat bahwa jumlah betina lebih banyak dari
banyak dari jumlah jantan, Hal ini terjadi karena nisbah jenis kelaminnya
di kendalikan.
Contoh
Trichograma
Trichograma
chilonis (
Hymenoptera
:
Trichogrammatidae)
Parasitoid telurTrichogramma japonicum memiliki panjang tubuh 0,75 mm
dengan tubuh berwarna hitam dan mata merah yang khas (Darmadi,
2008). Tarsus dengan tiga ruas. Sayap depan sangat lebar dengan
rambut-rambut yang membentuk garis, vena marginal dan stignal
membentuk kurva tunggal. Sayap belakang sempit dan berambut apabila
dipelihara pada suhu 30oC dan kelembapan 80% tubuh berwarna cokelat
kehitaman, rambut-rambut pada sayap depan panjang, ovipositor keluar
di ujung abdomen. Imago jantan mempunyai antenna berbentuk clavus
dengan 30-40 rambut, tiap rambut panjangnya 3 kali lebar antenna.
Ovipositor pada betina hampir satu setengah kali lebih panjang daripada
tibia belakang yang memungkinkan betina untuk meletakkan telur ke
dalam telur yang tertutup bulu. Ukuran telur sekitar 0,31mm. rasio jenis
kelamin dewasa jantan dan betina adalah 1:2,3. Parasitoid ini merupakan
parasitoid yang hidup berkelompok (Pracaya , 2008).
Daftar Pustaka:
Chow, A. And Heinz, K.M .2006. Control of Liriomyza langei on
chrysanthemum by Diglyphus isaea produce with a standard or
modified parasitoid rearing technique . Journal of Applied Entomology
130: 113-21
Irvin, N. A. and Hoddle, M.S .2006. The effect of intraspesific competition
on progeny sex ratio in Gonatocerus spp. for Homalodisca acogulata
egg masses: Economic implications for mass rearing and biological
control. Biological control 39: 162-70
Johns, C.V. and Whitehouse, M.E.A. 2004. Mass rearing of two larval
parasitoid of Helicoverpa spp. (Lepidoptera: Noctuidae): Netelia
producta
(Brulle)
and
Heteropelma
scaposum
(Morley)
(Hymenoptera: Ichneumonidae) for field release. Australian Journal of
entomology 43: 83-7.
Karsai, I., Somogyi, K. And Hardy, I.C.W. 2006. Body size, host choice and
sex allocation in a spider hunting pompilid wasp. Biological Journal of
the Linnean Society 87: 285-96.
Pracaya.2008.Hama dan penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya