Anda di halaman 1dari 20

Persoalan Pendahuluan & Penyesuaian

Kualifikasi (Lanjutan dari kemaren)


Buku Pengantar HPI (Bayo Seto) dalam teori kualifikasi menyatakan bahwa kualifikasi sangat terkait
dengan pemakaian hukum asing (sachnormen atau kolisium). Kualifikasi otonom --> a kind of process -->
metode yang dipakailah yang menentukan --> kalo suatu istilah hukum ini dicari dengan melihat
perbandingan hukum dan dia terlepas dari sistem hukum yang ada --> proses dari pengkualifikasian -->
bagaimana sang hakim mencari, itu dia proses kualifikasi.
How to do it?
Some say: yang melakukan adalah hakim. Kalo lihat perjanjian-perjanjian: ada definisi-definisi.
Dikualifisir dalam perjanjian. SEE: Perbandingan hukum. Bukan sejarah hukum! Perbandingan hukum
membicarakan satu sistem hukum dibandingkan dengan sistem hukum yang lain pada saat dan kurun
waktu yang sama (horizontal)
Ex: ketika bicara soal penjaminan di Indonesia, ditentukan dulu mau ngomong tahun berapa sampe
tahun berapa (1960 - agraria; 1996 - UUHT;

Persoalan
Pendahulu...
Audio recording started: 11:15 21 Februari 2011

Mortgage vs. Hak Tanggungan


HT: Hak jaminan atas hak atas tanah. Karena yang diberikan oleh UUPA ke subjek hukum hanyalah hak
atas tanah.
Mortgage: Hak jaminan atas tanah
Itu kualifikasi .
See: pemilikan dan penguasaan.
Gadai (pledge): penguasaan fisik atas barang
Banding-bandingan yang ngeselin ini yang disebut perbandingan hukum --> SEE: Penting peristiwa
hukumnya itu apa.
Apa itu kejadian dan peristiwa hukum?
Kejadian: tidak melibatkan fakta subjektif
Peristiwa: melibatkan fakta subjektif.
Yang diambil dalam perbandingan adalah peristiwa hukum. Jadi fakta-fakta yang tidak relevan
dikeluarkan semua.
See: Benda-benda itu kapan muncul sebagai hak? Kapan muncul sebagai benda?
Benda --> Barang dan Hak.
Ingat! Jika bedanya sedikit dan kecil-kecil, maka kita lari pada teori Penyesuaian
Kalo bedanya gede, yang menimbulkan hak dan kewajiban yang berbeda, maka akan lari ke Kualifikasi
atau bahkan sampe Persoalan pendahuluan. Nah sebelum melakukan kualifikasi dst, maka hukum
Indonesia dulu lah yang paling penting dikuasai. Makanya lex fori ini yang sangat disukai, karena ga
ribet, dan penafsiran2 yang dibuat bisa teruji dengan sendirinya karena kita mengerti satu sistem hukum
yang sama. Kalo bicara tentang hukum asing, belum tentu kita kompeten untuk bicara itu.
See: Hukum dipandang sebagai hukum atau hukum dipandang sebagai fakta --> Pemakaian hukum
asing, hakim kompeten atau tidak? --> Dipakai kesaksian tertulis --> Keterangan ahli yang emang expert
tentang hukum asing suatu negara.
Ketika bicara tentang Konvensi Hukum Internasional, ada kualifikasi yang emang hasil diskusi para
pakar --> dimasukkan ke dalam suatu konvensi internasional. --> contoh: Cape Town convention -->
why? Karena pesawat terbang itu sui generis (suatu benda yang punya kualifikasi sendiri), karena dia
benda bergerak tapi dianggap benda tetap.
Ketika bicara sistem hukum, emang harus mengerti dan mengetahui setiap detail peristiwa hukum.
Ketika bicara komparasi, yang kita bawa akan tetap hukum nasional!
Hak Jaminan === Secure Transaction (Transaksi Berjamin)
Wah, kita ga pernah ada bener2 konsep secure transaction. Kalo sekarang adanya juga 1331 BW jaminan
perorangan. Harus tahu apa yang bisa dikesampingkan berdasarkan UU dan apa yang tidak bisa
dikesampingkan! Balik ke hukum nasional lagi.
Misal: Merk terkenal (Well Known Trademark) kualifikasi otonom --> dibandingkan satu sistem hukum
dengan yang lain --> Ingat, ada harmonisasi dan unifikasi. Harmonisasi melalui unifikasi --> kualifikasi

Kapsel HPI Page 1

dengan yang lain --> Ingat, ada harmonisasi dan unifikasi. Harmonisasi melalui unifikasi --> kualifikasi
otonom. Ingat! KUALIFIKASI tuh ga sederhana yeeee! See: Skripsi-skripsi privat PK6. Merk terkenal
dianggap merk terkenal kalo sudah muncul dalam putusan hakim. Practice: kalo udah didaftar di 3
negara. Kalo terkait perdagangan, trading.
Ada yang bilang bahwa HPI tuh ga bakalan musnah selama masih ada kualifikasi.
HATI-HATI! Bedanya tipis-tipis. Penyesuaian itu sebenernya bagian dari kualifikasi --> bisa make hukum
sang hakim bisa jadi hukum asing. Penyesuaian --> dianggap sama. Ingat, kalo tau istilah tertentu,
perhatikan pokok-pokoknya yang jelas.

Kapsel HPI Page 2

Perkawinan Campuran
28 Februari 2011
11:05

Bunga Rampai Kewarganegaraan & Dampak Perkawinan Campuran terhadap Pemeliharaan Anak.
Perkawinan Campuran di GHR kan lebih luas. Ada pendapat2 jaman dulu aliran luas dan aliran sempit.
Perkawinan antar tempat: sebenernya Cuma ada dalam fictie antar tempat, sebagai akibat Van
Vallenhoven membagi ada 19 rechstringen (tempat adat), dianggap sebagai perkawinan antar tempat
kalo orang Padang kawin dengan orang Jawa, dimanapun --> hukum mana yang akan berlaku.
Q: Hukum apa yang berlaku ketika suatu ketika terjadi masalah? --> lihat kembali: terlebur, tercampur?
Peleburan: peralihan sosial
Percampuran: upacara adat bahwa si orang ini menjadi suku tsb.
Instruksi presiden --> Di Indonesia gaada lagi penggolongan penduduk, yang ada Cuma perbedaan
kewarganegaran.
Ngomongin lagi tentang perkawinan campuran --> Back to basic -.-"
Kasus:
1. Sumarni v. Medelu
Ini orang ketemu di bus, jatuh cinta, mau nikah --> Waktu itu orang yang agama Islam, perempuan,
tetep harus ada izin dari wali-nya (terutama ayah).

HATAH-Perk
awinanCa...
2. Andy Vony Gani --> kasus terakhir.
Jadi pertimbangan oleh Ali Said bhwa disini berlainan daripada Medelu dimana Sumarni ini ayahnya
tidak setuju. Kalo di perkara ini, orangtuanya pada support. Karena mereka tetep pengen menikah, jadi
mereka menghindarkan hukum agamanya sendiri, sehingga disini diberlakukan hukum si suami. Jadi
diperintahkan kepada Catatan Sipil. --> Pas itu ada ketentuan tidak lagi menikahkan orang sejak 1989,
dan keputusannya Maret/April 1989. Waktu itu sampe ada seminar bahwa perkawinan ini tetap tidak
bisa dilangsungkan --> Ternyata, ini dikecualikan. Karena kasusnya telah terjadi jauh sebelum ada
putusan ybs, dan ini adalah kasus terakhir. Memang setelah itu tetap ada beberapa orang2 beda agama
yang ingin menikah dan mengajukan permohonan ke pengadilan, dan tetap diberi oleh hakim,
diperintahkan untuk Catatan Sipil agar mau mengawinkan. --> Waktu itu Catatan Sipil di-TUN-kan.

A: Setuju ga kalo ini ga boleh? --> melanggar HAM!

Kapsel HPI Page 3

Pemeliharaan Anak (dalam Kawin Campur)


07 Maret 2011
11:01

Pemeliharaan anak dibedain dari BW atau KUHPer --> putusnya perkawinan orangtua mengakibatkan
adanya perwalian.
UU No. 1 Tahun 1974 tidak lagi menggunakan lembaga perwalian (soalnya istilah wali itu artinya
beda) --> Putusnya perkawinan tidak mengakibatkan putusnya kekuasaan orangtua --> Tetap berlanjut
sampai anak menikah atau umurnya 18 tahun. (Pasal 41)
Perwalian --> Pasal 50 --> untuk orang yang diberikan kekuasaan orangtua ketika orangtua meninggal.
Istilah yang dipake:
Pemeliharaan anak
Penguasaan anak
Sekarang jadi rancu --> beda apa enggak? Ternyata sama.
Istilah2 ini dipake di berbagai negara --> Di negara2 maju, putusnya perkawinan tidak mengakibatkan
putusnya kekuasaan orangtua (joint custody). Anak tsb tetap berada dibawah kedua orang tua.
Hapusnya kekuasaan orangtua baru pada saat anak dewasa/kawin (pasal 47).
Di Belanda ada ketentuan, kalo custody diberikan kepada si ayah/si ibu, harus ada hak kunjung
diberikan pada yg tidak mendapat. <-- sifatnya wajib!
Tapi kalo di Indonesia: Hak asuk diberikan kepada X, dengan tidak mengurangi hak yang ada pada Y.
Kalo di LN ada istilah --> Hak asuh tunggal --> dinyatakan ayah/ibu ini hanya tidak boleh dikunjungi
dalam keadaan tertentu.
Join custody --> orangtua diberi kesempatan untuk mengatur sendiri kapan si anak akan ikut si ibu,
kapan ikut si ayah. Menurut doi, UU 1/74 telah menganut join custody ini. Kalo udah 12 tahun, anak
boleh memilih untuk ikut siapa.

Pemeliharaa
n Anak (da...

Audio recording started: 11:02 07 Maret 2011

Hak Asuh terhadap Anak Dalam UU Campuran


Sebelum UU Kwn 1996 --> UU 52 tahun 1989 --> Ius sanguisin. Probs: Bagaimna sekarang kalo ada yang
mau jadi pembantu --> Banyakan mau sxan tinggal di Indonesia.

Kapsel HPI Page 4

Adopsi Internasional di Indonesia


14 Maret 2011
11:11

Hague Convention
1965, terhitung mulai 23 Oktober 2008 sudah punah karena sudah tidak ada lagi pesertanya
(Jurisdiksi, Hukum yang Berlaku dan Pengakuan terhadap Konvensi HPI)
1993 (Protection of Children in Respect of International Child Adoption) --> bagaimana kerjasama
di antara negara peserta dalam hal trafficking, dsb.
Indonesia --> 2007 udah ada PP yang membahas khusus tentang pengangkatan anak (PP No. 54/2007),
PermenSos No. 50 Tahun 2009 (Syarat2 Pengangkatan Anak) dan 37 Tahun 2009 (Tim Pertimbangan
Perijinan pengankatan Anak)
UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI --> Berkaitan dengan status anak asing yg
diadopsi WNI dan anak Indonesia yang diadopsi asing.
UU Peradilan Agama --> Perubahan fungsi, waris dan adopsi juga masuk dalam wewenang.
Kebanyakan tapi masih dari peradilan umum si adopsi ini. Mayoritas di PA pun masalah hukum
keluarga (perkawinan) dan perceraian --> ada beberapa fungsi tambahan di PA ini.
UUPerlindungan Anak (No. 23 Tahun 2004) --> Spesifik menyebut masalah adopsi.
UU Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
Keppres No. 17 Tahun 1990 --> Pengesahan Konvensi Hak Anak
SEMA Tahun 1979, 1983, 1989, 2005 (karena ada kasus Tsunami), Peraturan Menteri Sosial tahun
2009 tentang Tim Pertimbangan Perijinan Pengangkatan Anak Pusat.
Dari sisi pengertian --> Adoptan (si calon ortu yang akan melakukan/orang tua angkat yg sdh melakukan
adopsi) dan Adoptandus (u/ si anak yang sudah, akan, atau dalam proses adopsi).

Melihat dari PP 54/2007 --> Pengertian dari PP


Tujuan: Melanjutkan keturunan (adoptio natura mimitato), melanjutkan keluarga. --> Fungsi
adopsi yang sekarang ini mulai ditinggalkan sekarang sebetulnya. Sebetulnya sekarang nggak gitu
lagi --> Tren sekarang: Favor Adoptioni (for the best interest of the child!) demi kesejahteraan si
anak, pemeliharaan dan pendidikan. Ada pergeseran dari natura mimitato ke favor adoptio.
Ada 2 macam adopsi
Adopsi plena (adopsi berat) --> Hubungan si anak dengan orangtua biologis menjadi
terputus. Sudah tidak ada lagi sangkut paut hukum.
Adopsi minus plena (adopsi dengan syarat ringan) --> Tidak mengakibatkan putusnya
hubungan hukum dengan orangtua asli.
Bagaimana dengan hubungan hukum ini?
Administratif act in judicial form (karena adanya penetapan hakim mengakibatkan
hubungan hukum yang berubah)
Hubungan kontraktual yang menjadi efektif bila ada penetapan dari pengadilan.
Untuk mencegah pemanfaatan anak2 ini, makanya doi harus lewat pengadilan, biar jelas
bahwa ini jelas loh. Soalnya pas jaman dulu Cuma pake notaris doank, banyak masalah,
terutama child trafficking.
Hukum yang digunakan
Syarat --> Hukum nasional adoptandus.
Akibat: orangtua (adoptan).
Cuma adoptandus.
Syarat & akibat dua2nya mesti dipenuhi.
Ada juga distribusi.
Syarat2 dilakukan adopsi:
Syarat positif
(batas usia dari adoptan)
(batas usia adoptandus) --> kalo dulu dibawah 5 tahun. Kalo di PP sekarang, usianya dikasih
kategori gitu. Utama sampai dengan 6 tahun. 6-12 dengan persyaratan ttt. 12-18 juga bisa.
Nah kalo udh dianggap dewasa, harus minta persetujuan dari si anak. Kalo di luar negeri:
Beda-beda, ada yang nentuin jarak usia, ada yang nentuin boleh sampe 18 tahunan.
Syarat negatif
Misalnya kalo adoptan udah dapet anak kandung. Dulu di SK Mensos, orang asing yg mau
Kapsel HPI Page 5

Misalnya kalo adoptan udah dapet anak kandung. Dulu di SK Mensos, orang asing yg mau
ngadopsi anak Indonesia gaboleh udah punya anak sendiri. (dikhawatirkan bahwa rasa kasih
sayangnya tidak penuh). Terus jadul juga cm boleh 1 doank. Ada juga yg gaboleh beda
kelamin.
Intercountry adoption --> Apakah anak perempuan boleh diadopsi oleh keturunan Tionghoa -->
Putusan dari Pengadilan Istimewa Jakarta tahun 1950, dimana disitu diajukan permohonan adopsi
WNA Hongkong oleh Pasutri Indonesia. Oleh Pak Asikin diterima! Sebelum UU No. 1/74 itu
gaboleh, karena urusannya nama keluarga.

Kapsel HPI Page 6

Kasus-kasus Adopsi Internasional


21 Maret 2011
11:20

Ny. Sosialidia dan Tn. John Coote (2007) --> mau mengadopsi seorang anak Indonesia. Syarat-syarat
materiil dan formil telah terpenuhi oleh pemohon.

Sephen Jhon Longso dan Intani Sukasjah.


Hubungan luar kawin, Januari 1998 lahir anak Perempuan, namanya Melinda Yulindasari. Tahun 1998
kawin akhirnya pas bulan Agustus. 1 Feb 2010, akte kelahiran si Melinda baru keluar.
Status personal anak luar kawin
1. Hukum Indonesia (UU No. 62 Tahun 1958) --> anak pny hubungan dengan ibunya. Hubungan dengan
si ayah baru ada saat mereka pny ikatan perkawinan yg sah --> so, si anak kewarganegaraannya
Indonesia.
2. Hukum Australia (Citizenship Act 1997) --> kalo ortu beda kewarganegaraan, anaknya baru bisa jadi
WN Australi jika sudah didaftarkan di konsulat Aussie.
Pertanggungjawaban Ortu Biologis berdasarkan hukum Indo --> bserdasarkan UU 1/74 dam KUHPer.
KUHPer pasal 170 --> baru punya hubungan biologis dengan ayahnya setelah diakui --> so, ayahnya ga
ada hub, jadi gapunya kewajiban perawatan si anak.
UU 1/74 --> Punya hub.keperdataan dengan si ibu. --> Si ibu punya tg.jawab u/ mendidik dan merawat
anaknya.
Di UU 1/74, PP Perkawinan, ga dijelasin cara pengesahan si anak. --> balik ke KUHPer pasal 272 --> dapat
disahkan kalo di akta perkawinan dinyatakan bahwa mereka mengakui anak ini.
Pasal 274 --> kalo lalai, bisa diakui kemudian melalui penetapan.
Fletcher dan Wyatt (Fletcher WN Inggris, Wyatt Belanda). Mau adopsi Rachel, anak Indonesia.
Ngitungi EEEE-nya puci: 180 kali.
PP Adopsi kita agak berbeda, dimana PP ini mewajibkan orangtua angkat ini untuk memberitahukan
orangtua kandungnya itu siapa. Soalnya ada negara2 yang menutup samsek info tentang ortunya ini.

Kapsel HPI Page 7

Legal Abduction
28 Maret 2011
11:16

So, tindakan ini sebetulnya dilakukan oleh pihak yang sebenernya juga punya hak pada anak. Tapi hak
pemeliharaan ini tidak ada pada dia. Jadi dia sebenernya punya hak, tapi dia menyalahgunakan hak yang
ada. --> Sekarang: Hague Convention on International Child Abduction, conv. 1996 yang tentang
Jurisdiksi Dispute TJ Ortu, Civil Aspect of Int'l Child Abduction 1963, Convention on Int'l Recovery of
Child Support 2007 (belum berlaku)
Sekarang kita spesifik pada Child Abduction, yaaa!
- State parties 84 (per 17 Feb 2011)
- Enter into force 1 Dec 1983
- Concluded 25 Oct. 1980
Statistic: banyak banget kejadian, dibawa lari ibu kek bapak kek.
Tujuan konvensi:
- pengembalian dengan segera yg dipindahkan ke atau dikuasai secara melawan hukum di salah satu
negara peserta
- menjamin bahwa hak pemeliharaan anak dan hak kunjung berdasarkan hukum dari salahs atu negara
peserta dapat berlaku di negara peserta lainnya
SO, ini emg negaranya harus negara peserta. Kalo nggak, ya ada kesulitan.
Pasal 2: negara peserta menjamin keberlakuan konvensi, dan akan diberlakukan prosedur yang cepat
dan efisien.
Pasal 3: Apa sih yang disebut dengan penguasaan anak secara melawan hukum??
Pemindahan tersebut:
- melanggar hak pemeliharaan anak sole custody atau join custody. Hukum yang dipake --> habitual
residence dari si anak. Kalo pake kewarganegaraan susah. Btw, di konvensi ini juga ga dijelasin habitual
residence tuh apaan.
- pemindahannya tidak dilaksanakan, atau dilaksanaan penguasaan secara paksa. Jadi disini doi punya
hak, tapi dilaksanakan secara paksa, jadi gaboleh lagi.
Ada kekhawatiran dari salah satu orang tua yang merasa hak2nya dilanggar. Ketika berkait dengan hak
kunjung, ini sulit.
Konvensi ini tidak berlaku jika anak sudah mencapai 16 tahunl
Habitual residence dengan mempertahatikan Schooling, School Life, Family Situation. Soal habitual
residence ini sebnernya gaada konsep yang pas sih, tpai pengadilan biasanya memperhatikan konsep ini.
Pasal 12: Ada kisah anak 2 biji. MA masih nganggep istilahnya Perwalian. Padahal, perwalian *ngantuk
kakaaaaak*

Konvenis

m]..

Kapsel HPI Page 8

Tembakau Bremen
11 April 2011
11:16

Doi ngasih list buku, ada sekitar 9 buku --> ini kasus emang jebot, tapi udah banyak dibahas
pemahamannya baik aspek publik maupun internasionalnya.

Putusannya a.l. Ada di buku Prog. yang nasionalisasi, tapi bahasa belanda -.-"
Kasus ini putusan pengadilan Bremen, oleh pengadilan asing, bukan di Indonesia. Dua Perusahaan
Belanda yang jadi Penggugat, merupakan satu maskapai. Nah tembakau2 ini dikapalkan ke Bremen
dengan maksud untuk dijual. Searahnya ini berkaitan dengan masalah Indonesia mulai mendapatkan
kemerdekaannya. Ini proses2 dimana Belanda masih ngerasa doi punya kekuasaan disini --> KMB, Roem
Royen, Linggarjadi, etc. --> ini terkait dengna proses usaha suatu negara untuk mendapatkan
kedaulatannya dan memulai kegiatannya sebagai negara yang berdaulat.
So, diantaranya adalah dengan nasionalisasi melalui UU Ni. 86 Tahun 1958 tentang nasionalisasi
perusahaan2 Belanda. KMB --> pengakuan Belanda terhadap status wilayah Indonesia -> RIS ->
mencakup Jawa, Madura, Sumatera. Dipersoalkan mengenai wilayah Irian Barat. KMB -> disepakati
1949, ternyata dalam banyak hal Belanda tidak memenuhi kesepakatan2 dan ada hal2 yang tidak bisa
diterima oleh pihak Indonesia dan sampai diadakan pembatalan terhadap kesepakatan2 tsb.
Dalam kasus tembakau Bremen --> nasionalisasi berdasarkan suatu legislasi.
Kenapa persoalan tersebut muncul? Tembakau panenan dari Deli, Sumatera, yang tadinya milik dua
perusahaan Belanda. Nah kalo dilihat disini, setelah situasi2 yang ada, dalam kegiatan perusahaan2
Belanda tuh terjadi suatu situasi transisi. Jadi awalnya, ini diberikan keleluasaamn untuk tetep operasi
tapi dengan kesepakatan2 tertentu. Misal: izin ekspor, LC di Bank Indonesia, dsb.
Deal Agreement yang disepakati dengan pemerintahIndonesia. Diperbaharui tiap tahun 1950 s.d. 1955
Tahun 1955 diperpanjang. Nah dalam perkembangannya, kedua perusahaan ini ternyata melakukan
tindakan2 yang merugikan pemerintah Indonesia, dijual sendiri, ga bagi, ya akhirnya pem.Indonesia
mengambil sikap nasionalisasi. Akibatnya, pengelolaan dari perkebunan tsb.dialihkan kepada
perusahaan yang dibentuk Pem. RI yg merupakan perusahaan baru u/ mengelola si perkebunan2
Belanda ini. Nah, UU nasionalisasi kita dinyatakan berlaku surut s.d. 1957. --> ketentuan bahwa pasal 86
ini ditujukan kepada perusahaan2 Belanda

Note: Pasal 2 -> pembayaran ganti rugi akan diatur dalam UU sendiri. Setelah UU Nasionalisasi, ada 4 PP
yang ngatur perusahaan belanda yang mana aja yang tercakup nasionalisasi, cara2 melakukan
nasionalisasi, serta dalam penetapan ganti rugi. PP No. 2, 3, 4, dan 9 (tahun berapa yo?)
Kenapa kasus ini penting u/ diperhatikan? Karena ini menyangkut suatu nasionalisasi atas kekayaan2
milik asing. Ini bukan dilakukan Indonesia doank, mis. Chile (Hugo Chavez. Aduh si ibu, ini
Venezuelaaaa).

Aspek2 hukum internasional publik dan perdata. Aspek2 pentings. PPN baru dan Deutsch -Indonesische
Tabakhandels GmbH. Indonesia -> tembakau ini biasanya dijual ke Belanda dulu. Nah oleh
pem.Indonesia milih akhirnya jual ke Bremen aja. Nah, pengiriman tembakau2 oleh perusahaan baru ini
dikirimkan pake kapal, eh tau2 mereka yg di Bremen mengajukan klaim bahwa ini adalah milik kami (hak
revindicatie) meminta dilakukan pengembalian terhadap barang milik sendiri.
Proses pengadilan April s.d. Agustus.
Argumentasi --> para penggugat mengklaim mereka pemilik dari tembakau2 tsb. Dasar:
- hak konsesi pertanian -> diklaim sebagai hak kebendaan -> siapapun yang mengelola, mereka
akan tetep jadi pemilik tembakau2 tsb.
- hak revendicatie
- tindakan Indonesia telah bertentangan dengan hukum internasional dan bertentangan dgn
ketertiban umum dari Jerman.
Dalil kita: ini merupakan peralihan hak kepada negara dan dilakukan oleh negara secara paksa. Istilah
lain: expropriation
Kapsel HPI Page 9

lain: expropriation
Analisa lbh lanjut -> ada perbedaan antara expropriation dengan konfiksasi.
Expropriation -> dengan ganti rugi
Konfiksasi -> tanpa pembayaran ganti rugi
P: Ini nasionalisasi macam apa yang telah dilakukan pemerintah Indonesia
Ttg ganti rugi ini, ada seorang Menlu AS mengatakan bahwa pencabutan hm tanpa ganti rugi itu bukan
expropriation, itu konfiskasi (penyitaan). Nah jadi bisa nggak doi melakukan konfiskasi ada standarnya
sendiri.
Public
1. Apakah nasionalisasi tidak bertentangan dengan hukum internasional?
2. Bertentangan dengan kewajiban expropriation -> GR prompt, effective, adequate
Perdata Int'l
1. Ketertiban umum (prinsip teritorialitas dari nasionalisasi)
2. Apakah doi secara teritorial doank apa juga extra teritorial.
3. Act of state doctrine
Ini lebih terkait dengna konsep ketertiban umum yang anglo-saxon -> hukum apa yang akan berlaku.
Ntar liat: dalil2 Belanda.
Pembelaan Indonesia
1. Terkait aspek perdata (ada aspek Hatah intern) --> ada yang mengatakan BW berlaku. Ada yg
mengataka hukum intern beralp=k
Indonesia -> nationalisasinya dekolognisal

Implementasi kedaulan
1. Teori imunitas kedaultan (sovereign immunity) ->
2. apakah tindakan2 dari suatu negara dapat diuji oleh hakim dari BGB -> apakah ada kepentingan
Jerman yang dirugikan? --> nasionalisasi teritorial atau extratoriterial.
Kalau mo diliat nilai pentingnya tiu, menjadi menarik pernhatan -> nationalisas pertama di i ndonesia.
Timbul hal lain "proses pembayaran ganti rugi"

Tibum -> temapt, waktu, intensitas.


1. Teritorialitas
2. Tibum
3. Act of State doctrine
4. Apakah negara merdeka dapat diajukan ke pengadilan asing
5. Aopakah tindakadakan2 negara berdaulat dapat dipersoalkan oleh hakim asing.
6. Pembayaran GR dalam permasalahan ini.
Tulis tangan, longkap. Kaya biasa.
Cari: Press release Indonesia dalam bahasa Inggris, tahun 1960-an.
TUGAS NEXT WEEK
Bandingkan prinsip2 hukum dalam kasus Bremen dengan salah satu kasus yang kita pelajari yang
termasuk dalam salah satu permasalahan dalam HPI. Ambil salah satu aspek aja. Gausah panjangpanjang.

Berkaitan dengan nasionalisasi!

Kapsel HPI Page 10

Kartika Thahir v. Pertamina


18 April 2011
11:19

Comparative of Laws -> penting


Awal kasus -> krakatau steel diprivatisasi -> orba, indonesia ga pny industri penunjang -> kalo bicara
industri manufacturing, kita ga punya tenaga listrik yg dibutuhkan dalam proses industrialisasi ini. ->
tujuan utama orba: gimana menggelontorkan program industrialisasi yg ga cm padat modal padat karya
tapi juga gmn Indonesia bisa jadi negara industri (started w/ baja)
Closely related -> pembangunan infrastruktur & baja
Krakatau Steel di Cilegon -> harus pula mempertimbangkan penunjang2 lain -> a/l infrastruktur.
Problem: Ga ada uang. -> cling, salah satu pembiayaan yg potensial ya BUMN -> who? Pertamina!
Pertamina diberi tanggung jawab untuk pembiayaan pembangunan Krakatau Steel
TJ Pertamina incl'd:
- Pembangkit tenaga Listrik
- Sistem pengairan
- Pelabuhan & jalur KA baru
Pertamina bekerjasama dengan Siemens (perlengkapan Pemb. Tenaga listrik) dan Klockner (berhub.dgn
air). Waktu itu Direktur Ibnu Sutowo.
Alm. Ahmad Thahir -> Asisten Direktur -> Bank Sunitowo di Singapura ada 17 rekening 53.972.372
Deutch Mark dan 12 sen. 1992 -> dikonversi 81.7 juta USD.

Q: Ini uang siapa?


Q: Ini masuk HPI apa nggak?
TPP: mengenai sejumlah rekening di Bank Jepang di Singapura a/n WNI dan mrp. Isteri kedua dari Alm.
Ini jadi antara pemerintah RI melawan janda Alm, dan keturunan Alm.dari isteri pertama.
Kalo dari pihaknya belaka -> ini bukan HPI. Tapi ada satu titik: uangnya disimpan di Bank Singapore.
RI mau ngambil balik uang ini -> hukum waris -> para ahli waris. Pertamina bukan ahli waris. Kalau
memang rekening tsb.a/n almarhum & isteri keduanya, maka yang berhak adalah Kartika Thahir. Krn
digunakan istilah ATAU.

Rahasia umum -> ini uang haram -> Pertamina berusaha mengatakan ini uang kami -> Kartika Thahir
berusaha mengatakan ini uang saya -> Keturunan Ahmad Thahir: mengatakan mereka berhak.
Gimana menurut hukum?
Ini gaada hubungannya dengan Singapura kecuali ini emang uangnya di Singapura
Hukum apa yang berlaku? --> Kalau kontrak:
PH explisit adalah governing law
Kalo nggak ada explisit -> Pilihan hukum secara diam-diam
PH secara dianggap
PH secara hipotesis
Lex loci contractus / solutionis / dkk...
Astagaha ini si Bang Yuun suaranya imut banget seeeeh...
See:
Apa yang dicoba dibuat oleh Siemens & Clogner -> pembangunan infrastruktur
Ketika bicara kontrak, dimana posisi Ahmad Thahir
Kalopun terjadi wanprestasi, gaada juga posisi Ahmad Thahir!
PMH -> siapa yg menciderai & terciderai?
Gimana konstruksi hukumnya dan hukum apakah yang berlaku??
ORDERS OF THE HIGH COURT
Kapsel HPI Page 11

ORDERS OF THE HIGH COURT


3 Desember 1992
Hakim memerintahkan kepada Sumitomo untuk membayar kepada pertamina sejumlah dana yang
tersimpan di rekening tersebut plus bunganya.
Kepada Janda & Anak2nya dibebankan biaya perkara.
Kenapa Suitomo masuk? -> karena anda punya 17 rekening yang nilainya fantastis -> nilainya begitu
mencolok -> Kalau sekarang kita punya UU Money Laundering, darimana uangnya masuk. -> harusnya
ini anda udah tahu bahwa ini cukup menimbulkan masalah dan anda cairkan begitu saja.
What is a bank?
Secara hukum: PT -> pengemban hak dan kewajiban
Haknya apa? Menjalankan usaha di bidang perbankan -> orientasinya profit.
Kewajibannya apa?
Let's think bahwa Sumitomo adalah a corporate animal --> Dasar Berpikirnya: ya harus hati-hati biar
nggak rugi --> gue nggak mau digugat. --> buktinya itu punya pertamina ga ada. Yang ada bukti bahwa
ini adalah punya dua orang, satu udah meninggal.

Kenapa Pertamina bisa mengklaim bahwa itu punya Pertamina?


- Gajinya Cuma 9000 USD, sementara di rekeningnya ada 80 juta USD bagaimana Pertamina bisa
mendalilkan bahwa itu uang Pertamina, bukan uang Ahmad Thahir
Audio recording started: 12:46 18 April 2011

Kartika
Thahir v. P...

Ingat BRO
KEMAMPUAN MEMILAH MASALAH HUKUM & MENGKUALIFIKASIKAN MASALAH TSB.
Kenapa Sumitomo harus hati-hati? Corporate animal -> Gamau rugi.
Ada duit yang ga wajar.
Kenapa Pertamina memiliki klaim atas uang tersebut? Bezitter met eigendom recht. -> Hak kebendaan,
bisa dituntut kepada semua pihak.
Tidak logis -> HAK KEBENDAAN, so itu uang pertamina -> TIDAK berarti uang yang ada dalam suatu
bank adalah milik pemiliknya (a/n) seratus persen, kecuali dpt dibuktikan sebaliknya -> hukum apa
yg akan digunakan dalam membuktikan ini? -> hukum mana yg berlaku? BISA hukum Indonesia,
bisa hukum Singapura -> Singapura: DC & Mores rule 201: proper law of contract -> lex rei sitae ->
place of reside (enrichment situated) -> the place of enrichment di Singapura: uang itu berbunga,
diletakkan di Singapura ->
TERPELAJAR -> BERPIKIR DENGAN BENAR; BERSIKAP DENGAN TEPAT
Berkaitan dengan hukum mana yang harus berlaku

Kapsel HPI Page 12

Karaha Bodas
25 April 2011
11:03

Berkaitan dengan perjanjian dengan suatu proyek yang besar 1997-an pas Krismon, dibuat 1994,
proyek Geothermal di daerah Garut, (di Karaha dan teluk Bodas)

Perjanjian Joint Operation Contract Pertamina & Karaha Bodas Corp. (perusahaan swasta asing dgn
BUMN)
Energy Sales Contract
Krisis ekonomi 1997 --> permasalahan keuangan yang sedemikian parah.
Keppres yang membatalkan Proyek Karaha Bodas
Keppres 39/1997 "Proyek2 Besar yang harus Ditangguhkan" --> ga kaya pas Bremen yg as if
mengarah ke perusahaan Belanda doank, ini ada banyak list-yang ditangguhkannya.
Keppres 47/1997 "Mengizinkan lanjutkan dlm wkt beberapa bulan"
Keppres 5/1998 "Samasekali ditunda dan dibatalkan"
Ngebikin masalah2 --> Rugi besar bagi investor2 asing
Karaha Bodas --> Gugatan Arbitrase
Karaha Bodas: SPV yg dibentuk di Cayman Island
Pertamina: BUMN didirikan bdsk UU. PP 12/1968.
Joint Operation Contract --> BOT
Pertamina
KBC yg akan membangun
Project Finance
Pertamina: Operator + sponsor
PLN: purchaser + project sponsor
Kontrak ditutup November 1994
Ibunya cool banget <3 <3
Krisis Moneter --> untuk bisa dapet bantuan dengan IMF, Letter of Intent. Proyek yg ditangguhkan:
yg belum berjalan --> ditangguhkan sampai keadaan ekonomi pulih kembali.
10 Januari 1998 Keppres 47 dicabut lagi.
Karaha Bodas --> Landmark decision -> menggoyahkan minat investor u/ berinvestasi ->
permasalahn hukum yg muncul makin membuat bertanya2 --> hasil arbitrasenya dibatalkan oleh
PN Jakpus.
Yang dilakukan KBC:
1. Klausula force majeur --> KBC menggunakan ini sebagai dasar (?) -> Supaya tidak perlu
melaksanakan kewajibannya.
2. Mengajukan arbitrase: memasukkan dua kontrak diatas dalam satu proses arbitrase (ingat,
pihaknya nggak persis sama, kontraknya beda).
Hukum yang berlaku -> Dalam kontrak pasal 20 -> di JOC pihaknya Cuma 2, Pertamina dan KBC ->
Pasal 20: intention of the parties "kontrak governed by law of RI" -> ada juga provisi yg
menantisipasi kalau suatu kontrak bisa diterminate. Kalo terjadi terminasi yg sifatnya unilateral.
Joint Operation Contract Article 13.2: "Kalo disputenya gabisa di-settle 30 working days (mutual
discussion failed), akan disettle dengan arbitral tribunal; under UNCITRAL arb.rules (ini lexarbitrae-nya)" Penunjukan arbiter & proceedings arbit juga ditentukan disini, disepakati juga
tempat arbitrase di Geneva, Swiss. Ada beberapa rules dari RV yang tidak diberlakukan 650 RV,
620 RV.
Kapsel HPI Page 13

620 RV.
Choice of law of the parties: Hukum Indonesia -> diconfirm dengan pasal 33 UNCITRAL Arb.Rules:
law designated by the parties. Berkaitan dengan hukum substantif dari dispute. Kalo nggak ada
kesepakatan para pihak, ditentukan dengan conflict of law rules.
Energy Sales Contract (Pertamina, KBC, PLN): settlement of dispute-nya kurang lebih sama.
Dalam kaitan dengan SoD-nya aja di Article 8.2, cuma jangka waktunya aja beda (45 calendar days).
PLN nunjuk arbiter sendiri. KBC bersama pertamina satu arbiter. Ada waiver2 ttt terhadap pasal2
dalam RV.
Proses berabitrase dalam JOC dan ESC telah digabungkan -> sebenernya agak kurang tepat. Arbiter
yg ditunjuk ada tiga orang -> Pertamina merasa tidak diberikan kesempatan u/ menunjuk arbiter
(feit a compli dari KBC u/ nggak ngasih kesempatan Pertamina)
2 putusan:
Preliminary Award (putusan sela)
Final Award (18 Desember 2000) --> Pertamina dan PLN telah dikalahkan. Pertamina
dianggap melanggar JOC, Pertamina & PLN melanggar ESC. GR tanggung renteng &
kewajiban2 finansial lain
Biaya yang telah dikeluarkan KBC
Laba yg seharusnya diperoleh
Biaya Arbitrase

Proses pelaksanaan:
KBC mau nge-enforce --> Recognition & enforcement dari foreign arbitral award.
Pertamina & PLN mohon permohonan pembatalan (2001) ke Geneva; yang mana ditolak. Karena
ada masalah2 prosedural yang tidak terpenuhi (konon sih ga bayar duit pendaftarannya. Duh...)
KBC: Pelaksanaan di berbagai pengadilan
Court di Texas -diterima, dibanding oleh Pertamina Permohonan pelaksanaan di NY, Hong Kong, Kanada, Singapore --> dimanapun aset
pertamina
Permohonan pembatalan oleh Pertamina ke PN Jakpus (Maret 2002) --> PN Jakpus memutus
membatalkan putusan arbitrase. KBC banding. --> See: ini udah didasarkan pada UU 30/1999
MA memutus membatalkan PN Jakpus -> memang harus ganti rugi.
March 2002: proceedings di HK dan Singapore (ngejar aset pertamina di berbagai tempat)
Petral (subsidiary dari Pertamina) di Singapore
Kalau dilihat dari proses2 beracaranya, kita lihat bahwa ternyata di Singapore ada timbul masalah
mengenai service of process (penyampaian dokumen) tidak dilakukan secara proper. Addressnya
tidak sesuai dengan yang ditentukan, kata Pertamina nggak nyampe.
20 Agustus 2002 --> konsep "mareva injunction" (putusan sela) --> untuk preliminary objection
(sebelum dimulainya pemeriksaan pokok perkara). --> terkait sita revindicatie (biar jangan sampe
barang2nya dihilangkan) -> 2001 di HK. Di Singapore: Singapore Injunction dari Pertamina.
Pertamina 17 & 18 Januari 2005: Petral dan Baipes minta discharge Singapore Injunction-nya.
Mareba Injunction: PENTING UNTUK DIPERHATIKAN! Coba dicari dengan sabar, nak...
Worldwide Mareva Injunction yang dimintakan di HK. Di Singapore, mintanya Singapore Injunction
aje. (dalam konsep hukum internasional emg ada "worldwide mareva injunction")

n.b. Indonesia sendiri pernah pake mareba injunction -> hampir mirip pas Kartika Thahir ->
yang masalahnya Tommy yang ada di BNP Pariba (Bank National de Paris) -> Mas TS
berantem sama Bank-nya karena Bank-nya ga mau ngelepasin uangnya. Malah Marty yang
mesti bolak balik disana. Bank-nya nulis surat dulu ke Pemerintah RI (berdasarkan GCG-nya)
akhirnya Pem.RI melibatkan diri, disini kita ngajuin Mareva Injunction juga. -> Penyitaan
yang bersifat cross border.
"The Mareva injunction (variously known also as a freezing order, Mareva order or
Mareva regime), in Commonwealth jurisdictions, is a court order which freezes assets so
that a defendant to an action cannot dissipate their assets from beyond the jurisdiction of a

Kapsel HPI Page 14

court so as to frustrate a judgment. It is named for Mareva Compania Naviera SA v


International Bulkcarriers SA [1975] 2 Lloyd's Rep 509, decided in 1975, although the first
recorded instance of such an order in English jurisprudence was Nippon Yusen Kaisha v
Karageorgis in 1975, decided very shortly before the Mareva decision; however, in the UK the
Civil Procedure Rules 1998 now define a Mareva order as a "freezing" order. It is widely
recognised in other common law jurisdictions and such orders can be made to have worldwide effect. It is variously construed as part of a court's inherent jurisdiction to restrain
breaches of its process" Pasted from <http://en.wikipedia.org/wiki/M areva_injunc tion>
GOVERNING LAW
Apa hukum yang seharusnya berlaku:
Substantive Law
Procedural Law
Each: Dalam hal apa berlaku?

Hal lain: Kompetensi Pengadilan dalam membatalkan putusan arbit


Pertamina memintakan pembatalan di PN Jakpus --> Proses2 pembatalan --> Ketentuan HPI & UU
No. 30/1999, UNCITRAL Arb.Rules, Konvensi NY --> Yurisdiksi mana yang punya kompetensi
masalah pembatalan ini? (penolakan v. pembatalan)
Perhatikan fakta-fakta yang sudah dikeluarkan (whew) oleh beliau.
Pokok pangkal persoalan: Governing law & kompetensi (pengadilan & pelaksanaan) -> yang
merasa dikalahkan kan juga punya suatu dasar untuk refuse (penolakan).

Kapsel HPI Page 15

PT. Astro v. PT. Ayunda Prima Mitra


09 Mei 2011
11:02

Pilihan hukum
Pasal 18.5: Tunduk pada UU Singapura.
Pilihan Forum
SIAC Rules, bertempat di kedudukan SIAC
3 hukum yg terpaut
Governing Law
Procedural Law
Forum Law
Menunjuk ke Singapura semua.
Pihak: Bermuda, Indonesia, Belanda -> Kok yg dipilih hukum Singapura? Karena SIAC track record-nya
bagus, karena katanya efektif, murah, relatif cepat -> See in this case, ini nggak cepat kan, so efektifmurah-cepat ini relatif juga. Trus SIAC tuh juga belom pernah ditolak sebelum ini.
Intiari perjanjian:
Ruang Lingkup: Joint Venture secara umum. -> pelayanan radio dan TV interaktif di Indonesia.
Perjanjiannya juga mewajibkan Direkct Vision menanamkan sahamnya pada Astor.
PT. APM telah gagal dalam menyelesaikan rencana kerjasama Astro dengan Direct Vision
Astro menggunakan haknya dengan mendaftarkan ke SIAC
Beberapa ketentuan di UU Arbit dikesampingkan:
Pasal 60
"Putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para
pihak."
Pasal 48
"(1) Pemeriksaan atas sengketa harus diselesaikan dalam waktu paling lama 180 (seratus delapan
puluh) hari sejak arbiter atau majelis arbitrase terbentuk.
(2) Dengan persetujuan para pihak dan apabila diperlukan sesuai ketentuan Pasal 33, jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diperpanjang."
Tidak ada proses pengadilan
Putusan Arbitrase
Putusan SIAC No. 62 Tahun 2008 tanggal 7 Mei 2009 menetapkan bahwa:
PT. Direct Vision harus membayar US$ 230jt
PT. APM diwajibkan membayar sejumlah US$ 95jt
Meminta pihak yg kalah dalam putusan tsb.tidak melakukan upaya hukum ke pengadilan.
September 2009 didaftarkan di PNJP -> kok lama, diputus Mei baru September didaftarkan? Karena
Astro masih mengharapkan pelaksanaan putusan secara sukarela dari APM dan DV.
2 September -> DV dan APM minta pembatalan putusan.
28 Oktober, ketua PNJP mengeluarkan penolakan terhadap putusan arbitrase SIAC.
Alasan-alasan Pengadilan
Substansi putusan Arb. SIAC udah melebihi kewenangan -> mengintervensi proses peradilan di
Indonesia.
Bukan ruang lingkup hukum perdagangan sebagaimana pasal 66 b. --> padahal kalo lihat UU,
harusnya masuk penanaman modal.
Tidak final dan binding.
Astro melakukan upaya hukum ke MARI
Putusan MARI 2010 menguatkan penolakan pelaksanaan putusan arbitrase SIAC
Judex facti tidak salah menerapkan hukum dari segi hukum acara dan hukum materiil
Dari segi hukum materiil sudah benar dan tepat
Kapsel HPI Page 16

Dari segi hukum materiil sudah benar dan tepat


Perintah dalam arbitrase SIAC untuk menghentikan proses peradilan di Indonesia melanggar asas
"sovereignty". Tidak ada sesuatu kekuatan asing pun yang dapat mencampuri proses hukum yang
sedang berjalan di Indonesia. Hal ini jelas melanggar ketertiban umum di Indonesia.
See! Dari segi privat lebih kuat mana asas kebebasan berkontrak dengan asas sovereignty.
Gimana kedudukan hukum internasional terhadap hukum nasional?
Materi dalam Putusan SIAC itu bukan lagi hukum perdagangan tapi termasuk dalam hukum acara.
Padahal sebenernya yg perlu di-underline itu yg pasal 60 soal final dan binding itu tadi. MA juga goblok
liat pasal 66 b seenaknya, padahal di penjelasan udh jelas2 di-state penanaman modal tuh masuk ruang
lingkup hukum dagang.

Kapsel HPI Page 17

Pembahasan UTS
09 Mei 2011
11:52

See: Sistematika dan Ketepatan UTS


1. Perjanjian -> contract between absent person. TPP: Tempat kedudukan -> atas perbedaan untuk
menentukan status personal dari para pihak. -> Jadi yang jadi TPP adalah status personal badan hukum
yang ditandai dengan tempat kedudukan. Ngomong soal kewarganegaraan itu masih debatable, karena
ada yang bilang ya dan ada yang bilang tidak.
2. Hukum manakah yang berlaku: Forum -> SIAC dengan SIAC Rules.
INGAT! Pilihan hukum materiil, substansi nggak sama dengan procedural law dan pilihan forum.
Lex loci contractus -> yg dipakai adalah penentuan locus -> locus ditetapkan berdasarkan 2 teori tadi:
acceptance theory (CISG) atau mailbox theory (common law biasanya).
INGAT! State satu teori terus kasihtau kenapa kita pake itu, pendapat kita apa! As if lo hakim!
Alur pikirnya yang jelas! Selalu ingat 5W1H! Begin with what.
INGAT! Ini soal ngejek!!!
3. Bedanya perwalian dan kekuasaan orang tua
Perwalian: bisa ke orang lain selain orangtua. Di dalam perwalian ada kekuasaan orangtua. Yang
dicakup dl.perwalian bahwa si orangtua yang menjadi wali dapat bertindak untuk dan apapun juga
untuk kepentingan si anak. Ini muncul di BW.
Kekuasaan orang tua: Ada terus menerus sampai dia meninggal atau dicabut pengadilan. Kekuasaan
orangtua itu termasuk perwalian nggak? Kapan kekuasaan orangtua itu muncul? Ketika perkawinan
berakhir (kematian, perceraian). Ini muncul di UU 1/74.
4. Adopsi -> kewarganegaraan -> untuk calon orangtua, yes. Kalo untuk anak-anak angkat, belum tentu
mereka punya kewarganegaraan. So, untuk yang nggak punya kwn, dia akan menggunakan habitual
residence. See: UU baru dan UU lama!
5. Hukum mana yang digunakan dalam perkara tersebut? Bedakan hukum materiil dan formilnya!

Kapsel HPI Page 18

Kasus-kasus (Presentasi)
16 Mei 2011
11:16

PT. Yemen v. Travel (Umar)


MA -> Pembatalan diterima -> Alasan: Upaya tipu daya dari Travel, mengajukan ke BANI tanpa
kesepakatan Yemen Airways untuk menyelesaikan persengketaan arbit ini di BANI Surabaya (Pasal 1
angka 3 UU Arbit).
Kata hakim PN Jaksel -> ini putusan arbitrase nasional -> harusnya refer ke PN Surabaya. PN Jaksel ga
punya kewenangan relatif berdasarkan pasal 118 HIR. Kata dosens: Harusnya doi refer ke PN Jakpus,
karena ini putusan arbitrase internasional.
PT. Lirik v. Pertamina (Destya)
ICC Rules -> di Jakarta. Putusan yang didaftarkan pasti dibatalkan -> enggak kok. Sebagai bukti bahwa
Indonesia bisa juga execute. Putusan ICC bukan putusan arbit internasional, harusnya mengikuti rules
Indonesia, incl' formil, etc. -> MA sepakat bahwa ini putusan arbitrase internasional.
Mba Tiur: Pertimbangan hakim untuk penolakan pembatalan itu alasan yang paling kuat apa?
Alasan ditolaknya pembatalan:
Dalil Pertamina (yg kalah): Bertentangan dengan per-UU Nasional yang menempatkan Pertamina
sebagai negara (imperi) -> Pertamina ganti rugi -> merugikan Indonesia -> melanggar ketertiban umum
apabila dieksekusi.
Pertimbangan hakimnya pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945 jo. UU No. 8 Tahun 2001. -> NO, disini
pemerintah sedang melakukan suatu tindakan yang bersifat privat. Jadi ini beneran pacta sunt
servanda dan tunduk pada BW.
Alasan negara bertindak sebagai pedagang melalui Pertamina:
(1) Penguasaan pemilikan pertambangan ada di siapa? Di negara -> Setuju/tidak? See: BP Migas.
(2) Dalam hal ini, apakah Pertamina sedang bertindak sebagai pedagang? Jika ya, alasannya apa?
Bungo Raya Nusantara v. PT. Jambi Resources
Dua-duanya BH Indonesia -> JR ngajuin gugatan di SIAC (ada di perjanjian)
Pertimbangan hakim? Apakah setuju dengan penolakan pembatalan?
Pasal 70 UU Arbit
Kasuistis, lihat Lex Arbitri-nya, primary jurisdiction-nya mana. Kalo Indonesia primary jurisdiction-nya,
maka bisa. Kalo luar negeri, maka nggak bisa.
Umar: tergantung interpretasi hakim, seharusnya terbatas pada primary jurisdiction-nya doank.
Ex: KBC -> PN Jakpus ga punya kewenangan, karena yang memberikan putusan arbitrase tuh di Geneve,
Swiss.
Praktisi, akademisi, pemerhati masih pro kontra. -> Prof. Priyatna (konseptor): Pasal 70 berlaku keduaduanya, internasional dan nasional, dengan syarat Indonesia primary jurisdiction BANI.

ANGGO:
1. Kalau sudah jelas, apakah masih perlu akta kompromis?
2. Forumnya di Indo, tapi procedural law-nya ICC, yang berhak yang mana?
Primary jurisdiction: menyangkut dimana putusan arbitrase itu dibuat. Secondary jurisdiction: dimana
itu dilaksanakan. Dalam set aside/penolakan tersebut dimana putusan dilaksanakan, kemudian
mengenai pembatalannya: yang berhak untuk set aside adalah secondary jurisdiction.
REZA:
1. Apakah primary jurisdiction hanya ditentukan oleh lex arbitri? YES, Primary jurisdiction hanya
bergantung pada lex arbitri. Sekalipun procedural law dan lex arbitri-nya beda.
2. Hubungan primary dan secondary jurisdiction terhadap putusan arbitrase internasional?
Yang berhak membatalkan adalah secondary jurisdiction.
Kasus Widya -> Ketika udah ada penetapan dari
(1) Terhadap putusan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
huruf d yang mengakui dan melaksanakan Putusan Arbitrase Internasional, tidak dapat diajukan banding
atau kasasi. -> 66 (d) Putusan Arbitrase Internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah
Kapsel HPI Page 19

atau kasasi. -> 66 (d) Putusan Arbitrase Internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah
memperoleh eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; dan
NY Convention sendiri kan nggak ada ketentuan tentang Pembatalan, dari mana ketentuan
pembatalan di UU Arbit ini? Perlu ga sih konvensi NY mengatur mengenai annulment seperti konvensi
washington?
Ketentuan mengenai pembatalan arbitrase ada karena tetep ada celah bahwa arbiter ini bisa melakukan
kesalahan prosedural, yang pasti akan ngaruh ke substance.

Cases:
1. Tembakau Bremen
2. Karaha Bodas
3. Kartika Thahir
4. Astro
5. Kasus-kasus hari ini
UAS tanggal 30 Mei 2011, jam 13.00

Kapsel HPI Page 20

Anda mungkin juga menyukai