Anda di halaman 1dari 25

Paper Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Industri Plastik (Polimer)

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.

Setiani Br Manurung
Lestari Eka Wati
Indra Hidayatul M
Frederika Mawarni A
Kelompok VI
Kelas C

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU


PEKANBARU
2014

A.

Definisi Polimer

Polimer atau kadang-kadang disebut sebagai makromolekul, adalah molekul besar


yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana. Kesatuankesatuan berulang itu setara dengan monomer, yaitu bahan dasar pembuat polimer.
Akibatnya molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat
besar. Sebagai contoh, polimer poli (feniletena) mempunyai harga rata-rata massa molekul
mendekati 300.000. Hal ini yang menyebabkan polimer tinggi memperlihatkan sifat sangat
berbeda dari polimer bermassa molekul rendah, sekalipun susunan kedua jenis polimer itu
sama.
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat
yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan
organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari
polimer adalah plastik dan DNA.
Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer
sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan
yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama
beberapa abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara
alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat
memainkan peranan penting dalam proses biologi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan.
Berikut ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita :
1.

Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli
kimia organik telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat
perolehan kebutuhan tersebut. Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan
bahan dasar monomer, seperti butadiene dan stirena dengan cara kopolimerisasi.
Polibutadiena-stirena disebut juga dengan Buna atau nama dagangnya SBR (stirenabutadiena rubber). Ada dua jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak seperti polimer lain
yang monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah
3:1, sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3. polimer
tersebutb merupakan karet sintetis yang kuat hamper menyamai karet alam karena resisten
oksidasi dan abrasi dibandingkan karet alam. SBR mengandung ikatan rangkap dan dapat
di cross-linked kan dengan sulfur dengan proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak
digunakan sebagai ban mobil.

Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang menahan rantairantai polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian karet tersebut akan kembali pada
bentuk semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah neoprene yang berasal dari
monomer kloropropena, polibutadiena, dan Thiokol.
2.

Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat (selulosa),
dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat memiliki polimer
sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron). Dakron atau tetoron merupakan polyester.
Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur dan transparan. Polimer ini juga digunakan
untuk membuat sintetis dan membuat lembaran film tipis yang dalam perdagangan disebut
mylar. Mylar banyak digunakan untuk pita rekam magnetic dan untuk membuat gelembung
balon yang dimanfaatkan dalam penelitian cuaca di atmosfer. Nilon-66 merupakan serat
polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut nilon-66 karena polimernya tersususn dari enam
atom C dari 1,6-heksametilena diamina dan enam atom C dari molekul asam 1,6
heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk serat kain.

3.

Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini merupakan
serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol, karpet, dan kaus
kaki.

4.

Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan
kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di pabrik
kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.

5.

Bakelit (Fenol Formaldehida)


Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol
dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan api.
Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya
asbak dan fiting lampu listrik.

6.

Flexiglass (Polimetil Metakrilat)


Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass.
Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat (H2C =
CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer ini digunakan
untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.

7.

Plastik Polietilentereftalat (PET)


Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan
daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal
penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar 72 %
sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan poliester
yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti : sutera, wol dan katun untuk
menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah perawatannya.

8.

Plastik Polietena/Polietilena (PE)


Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan High
Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung plastik
serta pembungkus makanan dan barang. Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan
dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan
televisi, serta piringan hitam.

9.

Polivinil Klorida (PVC)


Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat
tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC yaitu
bentuk kaku dan bentuk fleksibel. Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat
konstruksi bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam,
dan beberapa komponen mobil. Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk
membuat selang plastik dan isolasi listrik. Dalam hal penggunaannya, plastik PVC
menempati urutan ketiga dan sekitar 68 % digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa
saluran air).

10.

Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti
pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers
dari Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini
banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah
tangga serta peralatan laboratorium.

11.

Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur
protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang
menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol

dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut
pada saat pencucian.
12.

Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak
digunakan (hamper 50 % pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari
serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak dipakai,
dan mudah perawatannya.

2.

Penggolongan Polimer

A.

Penggolongan polimer berdasarkan asalnya

1.

Polimer alam

Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, Polimer alam adalah
senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. jumlahnya yang terbatas
dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena
pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas. Contoh
sederhana polimer alam seperti ; Amilum dalam beras, jagung dan kentang , pati , Selulosa
dalam kayu , Protein terdapat dalam daging dan Karet alam diperoleh dari getah atau lateks
pohon karet . Karet alam merupakan polimer dari senyawa hidrokarbon, yaitu 2-metil-1,3butadiena (isoprena). Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara
luas. Bentuk utama dari karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai
hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis)
yang tumbuh liar. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari
sekitar 32 35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein,
sterol, ester dan garam.
Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Sel - sel kehidupan
juga merupakan pabrik polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada kerangka luar
serangga, wool, jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer
yang disintesis secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon
menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari monomermonomer glukosa, yang berupa padatan kristalin yang berasa manis. Polimer alam lain
adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang merupakan bahan dari kayu.

Contoh polimer alam dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Polimer

Monomer

Polimerisasi

Contoh

Pati/amilum

Glukosa

Kondensasi

Biji-bijian, akar umbi

Selulosa

Glukosa

Kondensasi

Sayur, Kayu, Kapas

Protein

Asam amino

Kondensasi

Susu, daging, telur, wol,


sutera

Asam nukleat

Nukleotida

Kondensasi

Molekul DNA dan RNA


(sel)

Karet alam

Isoprena

Adisi

Getah pohon karet

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam kadangkadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet
alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara.
Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga
wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air),
sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer
alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2.

Polimer sintetis

Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer
regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis
yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul
sederhana (monomer) dalam pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan baku kimia
disebut polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly vynil chlorida (PVC), dan
nylon. Kebanyakan polimer ini sebagai plastik yang digunakan untuk berbagai keperluan
baik untuk rumah tangga, industri, atau mainan anak-anak.
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil
kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia
Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk
konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik
adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak produk
lain yang Anda lihat sehari-hari.

B.

Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya

Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan


kopolimer.
1.

Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan
protein. Strukturnya adalah: (-P-P-P-P-P-P-P-P-)n. Pada polimer adisi homopolimer, ikatan
rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk polimer yang berikatan tunggal.

2.

Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak
sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan
polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun
tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah
untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul polimer agar lebih teratur
sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh struktur
rantai molekul polimer tidak beraturan (produk polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai
berikut : (-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n

Kopolimer tidak beraturan

Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang
terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk
polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :

C.

Sistem blok :

Sistem berseling :

(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n

(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n

Kopolimer blok

Kopolimer berseling

Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas

Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer


termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas, seperti
melamin).
1.

Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila
dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur
ulang). Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.

2.

Polimer termosting

Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila
dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya
melamin dan bakelit.
D.

Penggolongan polimer berdasarkan strukturnya


Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas:

1.

Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat
gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam
keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang
fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).
Contoh : Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga
dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau
creslan) dan nylon 66.
2.

Polimer bercabang

Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan


pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama.
3.

Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)

Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat
antara rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya diswell
(digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan
sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links)
makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup
tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan,
misalnya intan (diamond). Polimer linear dan bercabang memiliki sifat : lentur, berat
molekul relatif kecil, termoplastik.
E.
1.

Penggolongan polimer berdasarkan kegunaanya


Polimer komersial (commodity polymers)

Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai
dalam kehidupan sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini ditunjukkan dalam tabel
1.1.

Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC),


melamin formaldehid
Tabel 1.1 Contoh dan kegunaan polimer komersial
Polimer komersial
Polietilena massa jenis
rendah(LDPE)
Polietilena massa jenis
rendah(HDPE)
Polipropilena (PP)

Kegunaan atau manfaat


Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang mainan,
botol yang lentur, bahan pelapis
Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi kawat dan
kabel
Tali, anyaman, karpet, film

Poli(vinil klorida) (PVC)

Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui, isolasi


kawat dan kabel

Polistirena (PS)

Bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang mainan

2.

Polimer teknik (engineering polymers)


Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara
maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan daya
tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi (mobil, truk,
kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik (mesin
bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi. Contoh : Nylon,
polikarbonat, polisulfon, poliester

3.

Polimer fungsional (functional polymers)


Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan
khusus dengan produksinya dalam skala kecil
Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka
cahaya, membran, biopolimer
3.

Sifat Sifat Polimer

Perbedaan utama dari polimer alam dan polimer sintetik adalah, mudah tidaknya
sebuah polimer didegradasi atau dirombak oleh mikroba. Polimer sintetik sulit diuraikan
oleh mikroorganisme. Sifat-sifat polimer sintetik sangat ditentukan oleh struktur
polimernya seperti; panjangnya rantai; gaya antar molekul; percabangan; dan ikatan silang
antar rantai polimer.

Pertambahan panjang rantai utama polimer diikuti dengan meningkatnya gaya antar
molekul monomer. Hal ini yang menyebabkan meningkatnya kekuatan dan titik leleh
sebuah polimer. Gambar 13.10, contoh polimer yang berantai panjang dan linier. Polimer
yang memiliki banyak cabang, kekuatannya menurun dan hal ini juga menyebabkan titik
lelehnya semakin rendah.
Beberapa polimer memiliki ikatan silang antar rantai, hal ini akan membuat polimer
yang bersifat kaku dan membentuk bahan yang keras. Makin banyak ikatan. silang makin
kaku polimer yang dihasilkan dan polimer akan semakin mudah patah.
Jenis polimer yang memiliki ikatan silang ini merupakan plastik termoseting. Jenis
plastik ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu hanya pada saat pembuatannya. Jika
plastik ini pecah atau rusak tidak dapat disambung kembali. Pemanasan selanjutnya
menyebabkan rusaknya atau terbongkarnya ikatan silang antar rantai polimer, sehingga
susunan molekul polimer berubah atau rusak. Contoh untuk plastik termoseting adalah
polimer bakelit yang memiliki ikatan silang antar rantai polimernya
Plastik jenis yang lain memiliki sifat sebagai termoplastik, yaitu plastik yang dapat
dipanaskan secara berulang-ulang. Sifat ini disebabkan karena tidak adanya ikatan silang
antar rantai polimernya. Jika polimer ini rusak atau pecah, kita dapat menyambungnya
kembali dengan cara dipanaskan, contoh polimer termoplastik adalah polietilen.

Sifat polimer
Sifat Thermal
Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan keras jika
didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas. Contohnya : plastik yang digunakan
untuk kantong dan botol plastik. Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan
disebut termoset, contohnya melamin.
Sifat Kelenturan
Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis.
Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan polimer
sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu. Karet akan lebih
mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya setelah terlalu lama kena bensin atau
minyak.
Ketahanan terhadap Mikroorganisme
Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap mikroorganisme
atau ulat (rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap mikroorganisme atau
ulat.
Sifat Lainnya

Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau alat-alat
industri. Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan: toksisitasnya; daya tahan terhadap
air, minyak atau panas; daya tembus udara (oksigen); kelenturan; transparan.
4.

Reaksi Polimerisasi Kondensasi dan Polimerisasi Adisi

Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer)


yang membentuk molekul yang besar. Ada dua jenis reaksi polimerisasi, yaitu :polimerisasi
adisi dan polimerisasi kondensasi.
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan tak jenuh (ikatan
rangkap dengan melakukan reaksi dengan cara membuka ikatan rangkap (reaksi adisi) dan
menghasilkan senyawa polimer dengan ikatan jenuh. Polimer kondensasi terjadi dari reaksi
antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam
polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti
H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi
secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk
akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya air dari atom-atom
monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional
sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis
reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.

Yang akan dibahas disini adalah plastik.

PLASTIK
Plastik merupakan material yang secara luas dikembangkan dan digunakan sejak
abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus
ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta
ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa
Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun,
sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat
lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang
termasuk plastik. Plastik dapt dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal
dari fakta bahwa banyak dari mereka malleable, memiliki properti keplastikan. Plastik
didesain dengan varias yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas,
keras, reliency dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi
yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh
bidang industri. Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum
dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic,
silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang, atau monomer. Plastik yang umum terdiri dari
polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang
belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian
dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk
mengeset properti plastik grup molekuler berlainan bergantung dari tulang-belakang
(biasanya digantung sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer
bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup pendant telah
membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan
memperbaiki properti dari polimer tersebut.

JENIS-JENIS PLASTIK
Ada beberapa penggolongan jenis plastik, yaitu:
Berdasarkan Sifat Fisikanya

Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan


proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat
(PC)

Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan
ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit,
resin melamin, urea-formaldehida

Kinerja Dan Penggunaanya

Plastik komoditas. Sifat mekanik tidak terlalu bagus, tidak tahan panas. Contohnya: PE, PS,
ABS, PMMA, SAN. Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol
minuman

Plastik teknik. Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 C. Sifat mekanik bagus.
Contohnya: PA, POM, PC, PBT. Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik

Plastik teknik khusus. Temperatur operasi di atas 150 C. Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan
tarik di atas 500 Kgf/cm). Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR. Aplikasi: komponen pesawat

Berdasarkan Jumlah Rantai Karbonnya

1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)

5 ~ 11 Cair (bensin)

9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah

16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)

25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)

1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)

Berdasarkan Sumbernya

Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut

Polimer sintetis: Tidak terdapat secara alami. Contohnya: nylon, poliester, polipropilen,
polistiren. Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis. Polimer alami yang
dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi
secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)

ARTI SIMBOL-SIMBOL PADA KEMASAN PLASTIK


Di setiap kemasan plastik yang sering kita jumpai ada bermacam macam jenis
plastik pasti terdapat berupa simbol / kode yang perlu kita ketahui sebelumnya untuk
digunakan kembali. Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun
1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode,
seperti ISO (International Organization for Standardization).
Secara umum simbol / kode pengenal plastik tersebut seperti:
1. Berada atau terletak di bagian bawah
2. Berbentuk segitiga
3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka
4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga
5. Simbol / kode ini timbul dipermukaan plastik
Lalu kode ini terdiri dari 7 jenis yang masing masingnya tentu memiliki jenis
plastik yang berbeda beda untuk digunakan. Berikut adalah contoh dan jenis kode plastik:
1.

PETE atau PET (Polythylene Terephthalate)

Biasa dipakai untuk botol plastik transparan / tembus pandang seperti botol air
mineral dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol ini direkomendasikan hanya
sekali pakai. Bila terlalu sering diisi ulang, apalagi digunakan untuk menyimpan air
hangat / panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
2.

HDPE (High Density Polythylene)

Biasa dipakai untuk kemasan susu, jus, tas belanja (kantong kresek). HDPE
memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi,
dan merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan
untuk mencegah reaksi kimia. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya
untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat
seiringnya waktu.
3.

V atau PVC (Polyvinyl Chloride)

Jenis plastik ini termasuk yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini biasa digunakan
untuk perangkat hardware, mainan anak-anak, kemasan farmasi, minyak sayur, dan
kebersihan lainnya. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan
plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari
alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat
dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
4.

LDPE (Low Density Polyethylene)

Plastik ber-tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai


untuk tempat plastik sampah, tempat penyimpanan makanan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat jenis plastik LDPE adalah:
1. Kuat.
2. Agak tembus cahaya.
3. Fleksibel dan permukaan agak berlemak.
4. Pada suhu di bawah 60 derajat Celsius, sangat resisten terhadap senyawa kimia.
5. Daya proteksi terhadap uap air tergolong baik,
6. Kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
7. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barangbarang yang memerlukan fleksibilitas
tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan

LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit
bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5.

PP (Polypropylene)

Karakteristik adalah transparan yang tidak jernih atau berawan, lebih kuat dan
ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil
terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan
bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat
menyimpan makanan, botol minum dan yang terpenting botol minum untuk bayi. Carilah
dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan
berbagai makanan dan minuman (jenis ini sangat dianjurkan bila untuk mengisi air
kemasan ulang).
6.

PS (Polystyrene)

PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839 oleh Eduard Simon seorang apoteker dari
Jerman dengan secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan
styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer
aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan
tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok,
asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain
berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat
pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit
didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan
lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka
tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir
dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna
kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
7.

Other atau biasanya polycarbonate


Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu:

1. SAN styrene acrylonitrile,


2. ABS acrylonitrile butadiene styrene,
3. PC polycarbonate,

4. Nylon.
Plastik ini dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol
minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik,
dan plastik kemasan. SAN dan ABS; memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia
dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya
terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan
sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Plastik
dengan jenis 7 yaitu SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik
untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
Apakah yang dapat kita peroleh dari informasi simbol plastik tersebut?
1. Harus bijak dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6, dan 7 (PC),
seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai!
2. Akan aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS)
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah
kontaminasi zat warna plastik dalam makanan contohnya kita sering membeli gorengan di
pinggir jalan, suka minta sama penjualnya yang panas lalu setelah digoreng dimasukkan ke
kantong kresek hitam. Ternyata zat pewarna hitam ini kalau terkena panas, bisa terurai,
terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan.
Proses Produksi Plastik
Secara umum proses produksi plastik di industri meliputi tiga tahap yaitu: (Hartono,
1993)
a. Pelunakan
Menggunakan panas, sehingga mudah mengalir, dan siap dibentuk oleh cetakan.
b. Pembentukan
Memanfaatkan tekanan, agar plastik dialirkan dan dibentuk lewat die atau cetakan.
c. Pemadatan
Bentuk akhir produk dibiarkan memadat.
Berikut adalah teknik pemrosesan plastik berdasarkan sifat plastik yang akan dibuat:
Tabel 3 Teknik Pemrosesan Plastik (Hartono, 1993)
Termoplastik
Termoset
Cetak injeksi
Cetak Kempa
Ekstrusi
Cetak alih/transfer
Cetak embus
Cetak injeksi

Termoforming
Cetak Putar

Cetak injeksi reaktif


Cetak plastik diperkuat

Kalendering
Dalam tabel diatas, dikenal begitu banyak teknik pemrosesan plastik. Dalam
menentukan teknik yang tepat perlu diperhatikan hal-hal berikut: (Hartono, 1993)
o Apakah komponennya termoplastik ataukah termoset
o Bentuk komponenya
o Jumlah produk yang diperlukan dan laju pembuatannya
Poli (vinil klorida) (PVC)
PVC merupakan bahan baku plastik jenis komoditi yang sering digunakan untuk
memproduksi bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantui, isolasi kawat dan kabel. Jika
dilihat dari sifatnya, plastik berbahan baku PVC merupakan termoplastik. PVC dapat dibuat
dengan cara Polimerisasi adisi yaitu polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan
rangkap diikuti oleh adisi dari monomernya yaitu etil klorida (VCM).
(Anonim1, 2009)
Proses pembuatan PVC melalui reaksi Polimerisasi adisi dibutuhkan beberapa
materi yaitu Etilena, Garam Indusri (merupakan garam terbaik untuk dilakukan elektrolisis
karena kualitas kemurniannya tinggi), dan tenaga listrik.

Gambar 2. Proses Produksi PVC (Anonim5, 2008)

Dalam proses yang disebut elektrolisis, garam dilarutkan dalam air dan larutan
dialiri dengan arus listrik sehingga pada proses ini diproduksi klorin, soda kaustik, dan
hidrogen. Secara terpisah, minyak atau gas disuling dan Etilena dapat diproduksi melalui
proses pemisahan kimia yang disebut dengan cracking. Lalu Etilena dan Klorin
direaksikan dan ketika Etilena dan klorin bereaksi akan dihasilkan produk yaitu diklorida
etilena (EDC); dimana selanjutnya akan dipecah dan dihasilkan monomer etil klorida
(VCM), yaitu dasar dari penyusunan poli (vinil klorida) (PVC). Selanjutnnya PVC yang
diproduksi dalam bentuk bubuk putih disebut dengan termoplastik (Anonim5, 2008).
Contoh :

Teknik produksi plastik yang tepat untuk bahan baku PVC adalah ekstrusi. Pertama
bahan berupa PVC berbentuk butiran atau serbuk dimasukkan dalam corong, di dorong ke
screw baja. Dilairkan ke sepanjang bejana (barrel), dan dipanaskan. Kedalaman lekukan
screw makin berkurang untuk memadatkan bahannya. Pada ujung ekstruder, lelehan
melalui die dalam keadaan panas, lunak, dan mudah dibentuk. Ekstrusi ini harus segera
dijaga bentuk dan ukurannya yaitu dengan cara pendinginan menggunakan udara atau air.
Dalam proses ekstrusi, ekstrudat yang dihasilkan tidak selalu tepat sama dengan
dimensi/ukuran die, yaitu agak lebih kecil. Untuk mengatasi hal ini maka dapat digunakan
alat khusus yang mampu mengambil ekstrudat lunak dari die dengan cepat.Berikut adalah
gambar mesin ekstrusi: (Hartono, 1993)

Gambar Mesin ekstrusi (Anonim4, 2007)


Poliester
Poliester merupakan bahan baku produksi plastik jenis termoset. Poliester memiliki
berat molekul yang tinggi dan titik lebur yang tinggi. Poliester sering digabungkan dengan
polimer lain untuk menambah kualitasnya, seperti pada poliester resin yang digabungkan
dengan gelas fiber, dapat diperoleh polimer plastik yang kuat, kokoh, tahan terhadap suhu
atau tidak mudah meleleh. Contoh pada perahu boat, alat-alat olahraga,dan alat-alat listrik
(Bhatnagar, 2004).
Salah satu jenis poliester adalah polifenil ester. Polimer ini di proses melalui metode
polimerisasi kondensasi dengan reaksi sebagai berikut:
HOOROH + R (COCl)2

H[OROCORCO]nCl + HCl

(R merupakan aril radikal)


Pembuatan polifenil ester di mulai dengan, bisfenol A dan NaCl direaksikan dalam
air. Dan ditambahkan larutan Sodium Laurat. Rekasi berlangsung lambat setelah
penambahan 0,5 mol asam klorida dari asam dikarboksilat yang telah direaksikan dengan
pelarut non reaktif. Selama 10 menit dijadikan emulsikan dan dituangkan ke dalam aseton
untuk mengendapkan (membentuk koagulasi) polimer. Lalu di saring, dicuci dengan air dan
dikeringkan (Bhatnagar, M.S, 2004)
Polifenil ester merupakan bahan baku plastik jenis termoset. Salah satu
teknik produksi plastik yang tepat dengan bahan baku ini adalah dengan menggunakan
teknik injeksi. Pertama, bahan baku untuk plastik injeksi berupa plastik raw material yang

berupa butiran butiran kecil plastik (Polifenil ester) di masukkan dalam hopper, setelah
pressure, kecepatan dan parameter lainya di setting, plastik raw material (material kasar)
akan di panaskan dalam barrel, selanjutnya screw berputar dan mengalirkan plastik yang
mulai meleleh, saat plastik akan di injeksikan oleh nozzle, molding unit di tutup oleh
clamping unit, setelah di tutup dan di tekan oleh clamping unit plastik di masukkan ke
dalam mold unit melalui nozzle. Setelah plastik di masukkan ke dalam molding unit, screw
berhenti berputar, lalu clamping unit menarik core mold, sehingga mold terbuka, di
lanjutkan dengan melepas produk plastik yang telah dicetak dengan menekan ejektor pada
molding unit (Hasnan, 2009)
Berikut adalah gambar mesin cetak injeksi:

Gambar bagian detail plastic injection machine (Hasnan, 2009)

Plastik Modern
Plastik konvensional sudah lama menimbulkan masalah bagi lingkungan. Plastik
berbahan baku polimer sintetis minyak bumi tidak dapat didegradasi oleh alam, sehingga
menjadi sumber pencemaran di berbagai tempat, terutama di tanah dan air. Namun, seiring
perkembangan zaman, telah ditemukan solusi plastik ramah lingkungan atau disebut plastic
biodegrdable. Plastic biodegradable merupakan plastik yang terbuat dari bahan-bahan
alami antara lain selulosa, pati, kolagen, kasein, protein, khitosan, khitin, atau lipid dari
hewan. Bahan-bahan alami ini termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan
sampah plastik yang dihasilkan dapat didegradasi oleh alam dan mikroorganisme (Wawan,
2005).
Salah satu sumber bahan baku plastik biodegradable adalah klobot jagung. Klobot
jagung memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi sekitar 32%, dan sisanya
hemiselulosa 32% dan lignin 20% (Hettenhaus, 2002). Sekitar 1 ton klobot jagung yang
dihasilkan akan proporsional dengan hasil 1 ton biji jagung. Klobot jagung akan terus
meningkat jumlahnya sering meningkatnya panen jagung tiap tahun.
Berikut adalah proses pembuatan polimer biodegradabel dari klobot jagung:

a. Persiapan bahan baku polimer biodegradable


-

Pembuatan serbuk klobot jagung

Klobot jagung di cuci dengan air, dipotong kecil-kecil sekitar 2 cm dan


dikeringkan dibawah terik matahari. Kemudian dilakukan penggilingan. Serbuk
klobot
jagung yang dihasilakan masih mengandung komponen lain terutama
lignin. Lignin
dipisahkan dengan menambahkan NaOH dalam konsentrasi pekat.

Gambar 5. Struktur Bangun Selulosa (Harnum, 2008)

Pengolahan selulosa dalam serbuk klobot jagung

Sebagai bahan plastik biodegradable, selulosa di ubah menjadi selulosa asetat


dengan cara mereaksikan selulosa dengan asam asetat, kemudian dengan anhidrida asetat
(CH3CO)2O dan katalis asam mineral. Selulosa asetat memilki derajat polimerisasi lebih
rendah daripada umpan selulosa dikarenakan terjadinya pemutusan ikatan glukosidik oleh
katalis esterifikasi asam (Stevens, 2001)

b. Teknik pembuatan plastik dari selulosa


Dengan menggunakan teknik thermoforming, pertama polimer dimasukkan kedalam
ekstruder yang dilengkapi dengan screw berputar dan sistem pemanasan untuk menjaga
bahan tetap lunak. Selanjutnya dicetak menjadi film kemudian dibentuk menjadi produk
plastik sesuai dengan cetakan.
Berikut adalah gambar proses thermoforming:

Gambar 6. Proses Thermoforming (Anonim3, 2009)

- Selulosa dari klobot jagung cenderung kaku sebagai bahan baku plastik, ini disebabkan
oleh derajat kristalinasi yang tinggi dari selulosa. Namun, proses asetilasi selulosa telah
membuat kekakuan selulosa menurun, sehingga diperoleh plastik selulosa asetat yang
elastis. Untuk menjaga kestabilan plastik selulosa maka perlu ditambahkan stabilizer atau
disebut juga pemlastis atau plasticizer . contoh pemlastis yang bisa digunakan adalah kanji
dan tandan kelapa sawit (TKS, serta asam laktat.)

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2009, Plastics, http://ifeedlotsofcats.blog.friendster.com/2008/09/plasticsss di
akses pada tanggal 27 Maret 2009
Anonim2,
2009,
Konsep
Dasar
Ilmu
Polimer,
http://kimia.uny.ac.id/siokim/resources/coba.doc, diakses pada tanggal 27 Maret
2009
Anonim3,
2009,
Thermoforming,
http://www.oshore.com/products/archived/images/thermoformed4.gif, diakses pada
tanggal 31 Maret 2009
Anonim4, 2007, Drinking Straw,
http://www.madehow.com/images/hpm_0000_0004_0_img0070.jpg, diakses pada tanggal
31 Maret 2009
Anonim5, 2008, O2 Monitoring of VCM in PVC Production,
www.gesensing.com/panametricsproducts, diakses pada tanggal 31 Maret 2009
A division of Regal Supply Company, 1999-2000, Regal Plastic: Plastics Reference
Handbook, http://www.stealth316.com/misc/engineered-plastics.pdf di akses pada
tanggal 27 Maret 2009
Bhatnagar, M.S, 2004, A Text Book of Polimers (Chemistry and Technology of Polimers)
(Condensation Polimers),New Delhi:S.Chand and Company LTD
Harnum, Belina, 2008, Kegunaan Hidrokrabon Dalam Kehidupan Sehari-hari,
http://persembahanku.files.wordpress.com/2007/05/molekul-selulosa.jpg, diakses
pada tanggal 31 Maret 2009
Hartomo, Anton.j, 1993, Politeknik Pemrosesan Polimer Praktis, Yogyakarta: Andi Offset
Hettenhaus J, 2002, Talking about Corn Stover with Jim Hettenhaus ISSUE NO. 2 & 4
Martaningtyas,
D,
2009,
Potensi
Platik

Biodegradable,
http://www.pikiranrakyat.com/cetak
?0904/cakrawala/lainnya06.htm
diakses
tanggal 27 Maret 2009
Stevens, Malcolm P, 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh Lis
Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta
Wawan, M, 2005, Pengaruh Jenis Plasticizer terhadap Sifat Mekanik Plastik
Biodegradabel berbahan Baku protein jagung (Zein), skripsi, FISIKA, F-MIPA,
UNIBRAW, MALANG.

Anda mungkin juga menyukai