Anda di halaman 1dari 23

1.

SISTEM KEKEBALAN TUBUH (SISTEM IMUNOLOGI)


B. Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada
organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi
berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi
tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zatzat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan
jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Sistem kekebalan tubuh
berfungsi untuk mempertahankan orang-orang terhadap mikroorganisme dan
kuman yang menyerang tubuh dan berpotensi menyebabkan penyakit atau
infeksi.
Klasifikasi Sistem Imun berdasarkan responnya terhadap suatu jenis
penyakit, sistem imun dibagi menjadi 2 macam, yaitu Sistem Imun Non-Spesifik
dan Sistem Imun Spesifik.

C. Macam-macam Sistem Imun


1. Sistem Imun Non-Spesifik / Innate / Non-Adaptif
Sistem imun non-spesifik adalah sistem imun yang melawan penyakit
dengan cara yang sama kepada semua jenis penyakit. Sistem imun ini tidak
membeda-bedakan responnya kepada setiap jenis penyakit, oleh karena itu
disebut non-spesifik. Sistem imun ini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika
tubuh di datangkan suatu penyakit.
Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan :
a. Pertahanan Fisik / Mekanis
Pertahanan fisik dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau
rambut pada saluran nafas, mekanisme batuk dan bersin. Pertahanan fisik ini
umumnya melindungi tubuh dari penyakit yang berasal dari lingkungan atau luar
tubuh kita. Pertahanan ini merupakan pelindung pertama pada tubuh kita.
b. Pertahanan Biokimia
Pertahanan biokimia ini adalah pertahanan yang berupa zat-zat kimia
yang akan menangani mikroba yang lolos dari pertahanan fisik. Pertahanan ini

dapat berupa pH asam yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat, asam lambung
yang diproduksi oleh lambung, air susu, dan saliva.
c. Pertahanan Humoral
Pertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang
larut unutk melawan mikroba. Biasanya molekul yang bekerja adalah molekul
yang berada di sekitar daerah yang dilalui oleh mikroba. Contoh molekul larut
yang bekerja pada pertahanan ini adalah Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin,
dan Sistem Komplemen.
d. Pertahanan Selular
Pertahanan ini melibatkan sel-sel sistem imun dalam melawan mikroba.
Sel-sel tersebut ada yang ditemukan pada sirkulasi darah dan ada juga yang di
jaringan. Neutrofil, Basofil, Eusinofil, Monosit, dan sel NK adalah sel sistem
imun non-spesifik yang biasa ditemukan pada sirkulasi darah. Sedangkan sel
yang biasa ditemukan pada jaringan adalah sel Mast, Makrofag dan sel NK.

2. Pertahanan Spesifik (Sistem Imun Spesifik)


a. Pengertian Sistem Imun Spesifik
Sistem Imun Spesifik adalah sistem imun yang membutuhkan pajanan
atau bisa disebut harus mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani.
Sistem imun ini bekerja secara spesifik karena respon terhadap setiap jenis
mikroba berbeda. Karena membutuhkan pajanan, sistem imun ini
membutuhkan waktu yang agak lama untuk menimbulkan respon. Namun
jika sistem imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba atau penyakit, maka
perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena sistem imun ini
mempunyai memory terhadap pajanan yang didapat.
b. Karakteristik
1) Spesifisitas. Sistem imun dapat membedakan berbagai zat asing dan
responsnya terutama jika dibutuhkan.
2) Memori dan amplifikasi. Respons imun memiliki kemampuan untuk
mengingat kembali kontak sebelumnya dengan suatu agens tertentu,
sehingga pejanan berikutnya akan menimbulkan respons yang lebih cepat
dan lebih besar.
3) Pengenalan bagian diri dan bukan bagian diri (asing). Sistem imun dapat
membedakan agens-agens asing, dan sel-sel tubuh sendiri serta protein.
Walaupun demikian, respons imun terhadap diri sendiri dapat terjadi
dan membentuk suatu kondisi yang disebut autoimunitas. Autoimunitas
dapat menyebabkan efek patologis pada tubuh.
c. Komponen Respons Imun
System kekebalan tubuh melibatkan peran limfosit dan antibody.
1.Limfosit
Limfosit terdiri atas dua tipe, yaitu limfosit B (sel B) dan limfosit T (sel T)

a. Sel B
Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel
B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk
antibody. Sel B ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis berikut.
1) Sel B plasma, berfungsi membentuk antibody
2) Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen yng pernah masuk
ke dalam tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika
terjadi infeksi kedua
3) Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat
b. Sel T
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang dan proses
pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam
pembentukan kekebalan seluler yaitu dengan cara menyerang sel
penghasil antigen secara langsung. Sel T juga ikut membantu produksi
antibody oleh sel B plasma. Sel T dapat dibedakan menjadi tiga jenis
berikut.
1) Sel T pembunuh, berfungsi menyerang pathogen yang masuk ke
dalam tubuh, sel tubu yang terinfeksi, serta sel kanker secara
langsung.
2) Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan jenis sel T
lainnya dan sel B plasma serta mengakivasi makrofag untuk
melakukan fagositosis
3) Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respon
imun dengan cara menurunkan produksi antibody dan mengurangi
aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan bekerja setelah
infeksi berhasil ditangani.
2. Antibodi (immunoglobulin)
Antibody akan dibentuk oleh tubuh ketika ada antigen yang masuk ke
dalam tubuh.
Antigen merupakan senyawa protein yang terdapat pada pathogen sel asing
atau sel kanker. Antibody disebut juga immunoglobulin atau serum protein
globulin, kerena berfungsi melindungi tubuh lewat proses kekebalan
(immune). Antibody merupakan senyawa protein yang berfungsi melawan
antigen dengan cara mengikatnya. Selanjutnya sel asing yang antigennya
telah diikat oleh antibody akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag.
Suatu antibody bekerja secara spesifik untuk antigen tertentu.
Contoh antibody cacar hanya bekerja untuk antigen cacar. Oleh karena jenis
antigen pada setiap kuman penyakit bersifat speifik maka diperlukan antibody
yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda. Dengan demikian, diperlukan
berbagai jenis antibody untuk melindungi tubuh dari berbagai kuman
penyakit.
Antibody dapat dibedakan menjadi lima tipe, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD,
dan IgE. Karakteristik dari kelima tipe antibody tersebut antara lain :

no
1

Tipe antibodi
IgM

IgG

3.

IgA

4.

IgD

5.

IgE

karakteristik
Antibody ini pertama kali dilepaskan ke aliran
darah pada saat terjadi infeksi yang pertama kali
(respon kekebalan primer)
Antibody ini paling banyak terdapat di dalam
darah dan diproduksi saat terjadi infeksi kedua
(respon kekebalan sekunder). IgG juga mengalir
melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif
dari ibu kepada janin.
Antibody IgA dapat ditemukan dalam air mata,
air ludah, keringat, dan membrane mukosa. IgA
berfungsi untuk mencegah infeksi pada
permukaan epitelium. IgA juga terdapat dalam
kolostrum yang berfungsi untuk mencegah
kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan.
Antibody ini ditemukan pada permukaan
limfosit B sebagai reseptor dan befungsi
merangsang pembentukan antibody oleh sel B
plasma.
Antibody ini ditemukan terikat pada basophil
didalam sirkulasi darah dan sel mast (mastofit)
didalam jaringan yang berfungsi memengaruhi
sel untuk melepaskan histamine dan terlibat
dalam reaksi alergi.

d. Respon imun terhadap antigen


Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
kekebalan humoral (antibody-mediated immunity) dan kekebalan seluler (cellmediated immunity).
1. Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan anibody yang beredar
dalam cairan darah dan limfa. Ketika suatu antigen masuk ke dalam tubuh
untuk pertama kalinya, sel B pembelah akan membentuk sel B plasma dan sel
B pengingat. Sel B plasma akan menghasilkan antibody yang berfungsi
mengikat antigen. Dengan demikian, makrofag akan lebih mudah menangkap
dan menghancurkan pathogen. Setelah infeksi berakhir, sel B plasma akan
mati, sebangkan sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu lama.
Serangkaian respons terhadap pathogen ini disebut respons kekebalan primer.
Apabila antigen yang sama masuk kembali ke dalam tubuh, sel B
pengingat akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma.
Sel B plasma berfungsi memproduksi antibody. Respon tersebut dinamakan
respons kekebalan sekunder. Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat
dan konsentrasi antibody yang dihasilkan lebih besar dibandingkan pada
respon kekebalan primer. Hal ini dikarenakan adanya memori imunologi, yaitu

kemampuan system imun untuk mengenali antigen yang pernah masuk


kedalam tubuh.
2. Kekebalan seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-el asing atau
jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh kontak
dengan antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang
dan menghancurkannya dengan cara merusak membrane sel asing. Apabila
infeksi telah berhasil ditangani, sel T supresor akan menghentikan respon
kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi
produksi antibody.
e. Jenis Imunitas
1. Imunitas Aktif adalah didapat akibat kontak langsung dengan mikroorganisme
atau toksin sehingga tubuh memproduksi antibodinya sendiri.
a. Imunitas aktif dapatan secara alami terjadi jika seseorang terpapar satu
penyakit dan sistem imun memproduksi antibodi secara limfosit khusus.
Imunitas dapat bersifat seumur hidup (campak, cacar) atau sementara
(pneumonia pneumokokal, gonore)
b. Imunitas aktif dapatan secara buatan (terinduksi) merupakan hasil vaksinasi.
Vaksin dibuat dari patogen yang mati atau dilemahkan atau toksin yang telah
diubah. Vaksin ini dapat merangsang respons
imun, tetapi tidak
menyebabkan penyakit.
2. Imunitas Pasif. Terjadi jika antibodi dipindah dari satu individu ke individu lain.
a. Imunitas pasif alami terjadi pada janin saat antibodi IgG ibu masuk
menembus plasenta antibodi IgG memberi perlindungan sementara
(mingguan sampai bulanan) pada sistem imun yang imatur.
b. Imunitas pasif buatan. Adalah imunitas yang diberikan melalui injeksi
antibodi yang diproduksi oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah
terpapar suatu antigen. Misalnya antibodi dari kuda yang sudah kebal
terhadap racun ular tertentu dapat di injeksikan pada individu yang dipatuk
ular sejenis.
f. Sel-sel yang terlibat dalam respon imun.
Tiga jenis sel yang memegang peranan penting dalam imunitas yaitu Sel B
(Limfosit B), sel T (Limfosit T) dan Makrofag.
a. Sel B
Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel
B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk
antibody. Sel B ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis berikut.
4) Sel B plasma, berfungsi membentuk antibody
5) Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen yng pernah masuk
ke dalam tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika
terjadi infeksi kedua
6) Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat

b. Sel T
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang dan proses
pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam
pembentukan kekebalan seluler yaitu dengan cara menyerang sel
penghasil antigen secara langsung. Sel T juga ikut membantu produksi
antibody oleh sel B plasma. Sel T dapat dibedakan menjadi tiga jenis
berikut.
1. Sel T pembunuh,
berfungsi menyerang pathogen yang masuk ke dalam tubuh, sel tubu
yang terinfeksi, serta sel kanker secara langsung.
2. Sel T pembantu,
berfungsi menstimulasi pembentukan jenis sel T lainnya dan sel B
plasma serta mengakivasi makrofag untuk melakukan fagositosis
3. Sel T supresor,
berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun dengan cara
menurunkan produksi antibody dan mengurangi aktivitas sel T
pembunuh. Sel T supresor akan bekerja setelah infeksi berhasil
ditangani.
f. Efek merusak sistem imun
1. Hipersensitivitas atau alergi respons imun yang terjadi pada beberapa orang tertentu
terhadap zat yang walaupun tidak asing, tidak membahayakan tibuh. Individu yang
sistem imunnya berlebihan atau tidak terpat dalam memproduksi perubahan
patologis disebut hipersensitif.
a. Antigen yang mendorong terjadinya respons hipersensitivitas disebut alergen.
Pajanan terhadap alergen akan mengebalkan atau mensensitivitaskan indivudu
sehingga pajanan berikutnya mengakibatkan reaksi alergik.
b. Hiper sensitivitas lansung adalah reaksi alergik yang terjadi dalam satuan
wakyu menit atau jam setelah pajanan ulang terhadap antigen. Ada tiga
subdivisi reaksi hipersensitivitas langsung.
1) Reaksi tipe I (anafilaksis) terjadi dalam beberapa menit setelah pajanan
ulang pada orang yang sensitif dan akibat pengikatan lgE hospes
dengan sel mast dan basofill.
2) Reaksi jenis II (sistoksis) diperanatai oleh komplemen. Reaksi ini
melibatkan penggabungan antibodi (IgG atau IgM) dengan antigen
pada sel darah atau sel jaringan. Contohreaksi jenis II adalah reaksi
tranfusi atau ketidak cocokan Rh (eritoblasosis fetalis)
3) Reaksi jenis III (kompleks imun)diperantai oleh agrerat (kompleks)
antibodi dan antigen yang mengakumulasi dan mengativitas
komplemen, trombosit, dan sel sel fagosit pada area jaringan yang
rusak. Contoh reaksi jenis III meliputi artritis rematoid, systemic lupus
eythematosus, dan serum sickness.
4)Reaksi hipersensitivitas penghamba (reaksi jenis IV) terjadi setelah 24
jam lebih diperantai oleh sel T dan makrofag , bukan oleh sel B dan

antibodi. Contoh reaksi jenis IV meliputi reaksi pemeriksaan kulit


tuberkulin, rejeksi jaringan transplan, dan alergi yang berhubungan
dengan dermatis.
2. Penyakit atoimun terjadi akibat kegagalan toleransi diri imunologis yang
menyebabbkan respons sistem imun melawan sel tubuh sendiri. Contoh beberapa
penyakit yang dipercaya disebabkan oleh mekanisme autonium meliputi penyakit
Addison kelenjar drenal, tiroiditis, artritis rematoid, sklerosis multipel,myasthenia
gravis, diabetes dependen non insulin, anemia pernisius, dan systemic lupus
erythematosus.
3. Imunodefisiensi adalah kondisi yang menurunkan keefektifan sistem imun atau suatu
kondisi yang tigda mampu merespons antigen.
a. Defesiensi imun kongenital ini adalah kasus yang langka yaitu seseorang lahir
tanpa memiliki sel B mupun Sel T. Orang seperti ini tidak memiliki
perlindungan terhadap infeksi dan harus hidup dalam lingkungan yang steril.
b. Acqiured imunne defecyenci syndrome (AIDS) adalah penyakit virus yang
disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). Pada orang yang
terinfeksi HIV, jumlah sel T pembantu berkurang dan sistem imun melemah.
Orang yang terjangkit menjadi rentan terhdap mikroorganisme yang dalam
keadaan normal tidak akan menjadi masalah bagi orang sehat (infeksi
oportunistik) dan terhadap perkembangan kanker seperti kaposis sarcoma

2. RANTAI INFEKSI
A. Pengertian Rantai Infeksi
Rantai infeksi adalah sebuah model yang digunakan untuk memahami proses
infeksi. Rantai Infeksi terdiri atas : agen infeksi, reservoir, portalkeluar dari reservoir,
cara penularan, dan portal masuk ke dalam host.Pemahaman karakteristik setiap poin
dalam mata rantai dapat membuat perawat merawat pasien yang rentan dengan infeksi
lebih

baik

lagi.

Sebuah

kesadaran

siklus

ini

lebih berpengetahuan tentang metode perlindungan diri.


B. Bagan Rantai Infeksi

juga

menjadikan

perawat

1. INFECTIOUS AGENT/agen Infeksi


Sebuah organisme mikroba dengan kemampuan untuk menyebabkan penyakit.
Semakin besar virulensi organisme (kemampuan untuk tumbuh dan berkembang
biak), invasi(kemampuan untuk masuk ke dalam jaringan) dan patogenisitas
(kemampuan untuk menyebabkan penyakit), semakin besar kemungkinan bahwa
organisme akanmenyebabkan infeksi. Agen infeksius adalah bakteri, virus, jamur,
dan parasit.2.

2. RESERVOIR
Tempat di mana mikroorganisme dapat berkembang dan bereproduksi. Sebagai
contoh,mikroorganisme berkembang pada manusia, hewan, dan benda mati seperti
air, permukaan meja, dan gagang pintu.3.
3. PORTAL OF EXIT/portal keluar dari reservoir
Sebuah tempat keluar mikroorganism meninggalkan reservoir. Sebagai
contoh,mikroorganisme dapat meninggalkan reservoir melalui hidung atau mulut
ketikaseseorang bersin atau batuk. Mikroorganisme, terbawa dari tubuh oleh tinja,
juga dapatmeninggalkan reservoir usus yang terinfeksi.4.
4. MODE OF TRANSMISSION/Cara Penularan

Bibit penyakit (mikroba pathogen) dapat menular (berpindah) dari penderita,


hewan sakit atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke manusia sehat dengan
beberapa cara.
a. Melalui Kontak Jasmaniah (PersonalContact)\
a) Kontak Langsung (Direct Contact)
Bibit penyakit menular karena kontak badan dengan badan antara
penderita dan orang yang ditulari. Misalnya penularan penyakit kelamin
seperti Sypilis, Gonorhoe, dan penyakit kulit scabies (kudis).
b) Kontak Tidak Langsung
Bibit penyakit menular

dengan perantaraan

benda-benda yang

terkontaminasi karena telah berhubungan dengan penderita ataupun bahanbahan yang berasal dari penderita yang mengandung bibit penyakit seperti
feces, urina, darah, muntahan, dan sebagainya.
b. Melalui makanan dan minuman (Food Borne Infections)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan makanan dan minuman yang
telah

terkontaminasi. Makanan dan minuman dapat terkontaminasi, dalam

perjalanan sebelum siap dikonsumsi antara lain:


a) Dari sumbernya:misalnya susu berasal dari sapi yang menderita
b) Waktu pengangkutan: misalnya diangkut dengan alat angkut yang tidak
seharusnya.
c) Tempat penyimpanan: misalnya makanan terkontaminasi oleh kotoran tikus
atau kotoran kecoa karena makanannya tidak tertutup baik.
d) Pengolahan:misalkan makanan diolah oleh petugas yang sedang sakit.
e) Penyajian: misalnya makanan dihinggapi lalat (Musca domestica).
Penyakitpenyakit yang menular dengan cara ini antara lain: Cholera, thypus
abdomalis, Dysentri.
c. Melalui Serangga (Artrhopod Borne Infection)
Bibit penyakit yang menular melalui serangga (arthropoda). Dalam hal ini
serangga pun dapat merupakan host (tuan rumah) dari bibit penyakit ataupun
sebagai (transmiter) saja. Misalnya:
a) Malaria disebabkan oleh Plasmodium sp, (protozoa) ditularkan oleh nyamuk
Anopheles sp
b) Demam berdarah (Dengue haemorrhagic fever) disebabkan oleh virus
Dengue, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
d. Melalui udara (Air Bone Infection)

Penyakit yang menular melalui udara, terutama penyakit saluran


pernapasan seperti:
a) Melalui debu di udara yang mengandung bibit penyakit. Misalnya
penularan

penyakit Tuberculosa paru-paru yang disebabkan bakteri

Mycobacterium tuberculosis.
b) Melalui tetes ludah halus (Droplet infections)
Bibit penyakit yang menular dengan perantaraan percikan ludah pada
penderita batuk atau bercakap-cakap. Misalnya:penyakit diphteri disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium diphteriae.
Metode transfer oleh organisme yang bergerak atau dibawa dari satu tempat
ke tempatlain. Tangan pekerja kesehatan dapat membawa bakteri dari satu orang
ke orang lain.
5. PORTAL OF ENTRY
Sebuah portal/pintu gerbang/tempat masuk mikroorganisme ke dalam
host/penderita.Portal termasuk lubang tubuh, selaput lendir, atau istirahat di kulit.
Portal juga hasil daritabung yang ditempatkan dalam rongga tubuh, seperti kateter
urin, atau dari tusukan yangdihasilkan oleh prosedur invasif seperti penggantian
cairan intravena.

6. SUSCEPTIBLE HOST
Seseorang/Individu yang tidak bisa menahan invasi mikroorganisme ke dalam
tubuhnyadan mengakibatkan infeksi. Host rentan terhadap penyakit, kurang
kekebalan atauketahanan fisik untuk mengatasi invasi oleh mikroorganisme
patogen.
C. Tanda - Tanda Infeksi
a. Calor (panas)
Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab
terdapat lebih banyak darah yang disalurkan ke area terkena infeksi/ fenomena
panas lokal karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti dan
hiperemia lokal tidak menimbulkan perubahan.
b. Dolor (rasa sakit)

Dolor dapat ditimbulkan oleh perubahan PH lokal atau konsentrasi lokal ionion tertentu dapat merangsang ujung saraf. pengeluaran zat kimia tertentu seperti
histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf nyeri, selain itu
pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal
dan menimbulkan rasa sakit.
c. Rubor (Kemerahan)
Merupakan hal pertama yang terlihat didaerah yang mengalami peradangan.
Waktu reaksi peradangan mulai timbul maka arteriol yang mensuplai daerah
tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir kedalam
mikro sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja
meregang, dengan cepat penuh terisi darah. Keadaan ini yang dinamakan
hiperemia atau kongesti.
d. Tumor (pembengkakan)
Pembengkakan ditimbulkan oleh karena pengiriman cairan dan sel-sel dari
sirkulasi darah kejaringan interstisial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun di
daerah peradangan disebut eksudat.
e. Functiolaesa
Adanya perubahan fungsi secara superficial bagian yang bengkak dan sakit
disrtai sirkulasi dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal, sehingga organ
tersebut terganggu dalam menjalankan fungsinya secara normal.

3. INFEKSI NOSOKOMIAL
A. Pengertian Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial (infeksi yang diperoleh dari rumah sakit) adalah
infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah
72 jam berada di tempat tersebut. Infeksi ini terjadi bila toksin atau agen
penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau sistemik.
Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana orang yang sakit dirawat
dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien
mendapatkan terapi dan perawatan untuk dapat sembuh. Tetapi, rumah sakit
selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai macam

penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus
karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah
sakit, seperti; udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non
medis. Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian, antara
lain: lama hari perawatan bertambah panjang, penderitaan bertambah, biaya
meningkat
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial
Infeksi pada dasarnya terjadi karena interaksi langsung maupun tidak
langsung antara penderita (host) yang rentan mikroorganisme yang infeksius dan
lingkungan sekitarnya (Environment). Faktor-faktor yang saling mempengaruhi
dan saling berhubungan disebut rantai infeksi sebagai berikut :
1) Adanya mikroorganisme yang infeksius mikroba penyebab infeksi dapat
berupa bakteri, virus, jamur maupun parasit. Penyebab utama infeksi
nosokomial biasanya bakteri dan virus dan kadanga-kadang jamur dan jarang
oleh parasit. Peranannya dalam infeksi nosokomial tergantung antara lain dari
patogenesis atau virulensi dan jumlahnya.
2) Adanya portal of exit/pintu keluar.
Portal of exit mikroba dari manusia biasanya melalui satu tempat,
meskipun dapat juga dari beberapa tempat. Portal of exit yang utama adalah
saluran pernapasan, daluran cerna dan saluran urogenitalia.
3) Adanya porta of entry/Pintu masuk
Tempat masuknya kuman dapat melalui kulit, dinding mukosa, saluran
cerna, saluran pernafasan dan saluran urogenitalia. Mikroba yang terinfesius
dapat masuk ke saluran ceran melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi seperti: E.coli, Shigella. Mikroba penyebab rubella dan
toxoplasmosis dapat masuk ke host melalui placenta.
4) Terdapatnya cara penularan.
Penularan atau transmission adalah perpindahan mikroba dari source ke
host. Penyebaran dapat melalui kontak, lewat udara dan vektor.
Cara penularan yang paling sering terjadi pada infeksi nosokomial adalah
dengan cara kontak. Pada cara ini terdapat kontak antara korban dengan sumber
infeksi baik secara langsung, tidak langsung maupun secara droplet infection.

5) Penderita (host) yang rentan.


Masuknya kuman kedalam tubuh penderita tidak selalu menyebabkan
infeksi. Respon penderita terhadap mikroba dapat hanya infeksi subklinis
sampai yang terhebat yaitu infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian.
Yang memegang peranan sangat penting adalah mekanisme pertahanan tubuh
hostnya. Mekanisme pertahana tubuh secara non spesifik antara lain adalah
kulit, dinding mukosa dan sekret, kelenjar-kelenjar tubuh. Mekanisme
pertahanan tubuh yang spesifik timbul secara alamia atau bantuan , secara
alamia timbul karena pernah mendapat penyakit tertentu, seperti poliomyelitis
atau rubella. Imunitas buatan dapat timbul secara aktif karena mendapat vaksin
dan pasif karena pemberian imuneglobulin (Serum yang mengandung antibodi)
B. Penyebab Infeksi Nosokomial
1. Agen infeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia rawat di
rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam mikroorganisme ini tidak
selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi
tergantung pada:
a. karakteristik mikroorganisme,
b. resistensi terhadap zat-zat antibiotika,
c. tingkat virulensi,
d. banyaknya materi infeksius.
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat
menyebabkan

infeksi

nosokomial.

Infeksi

ini

dapat

disebabkan

oleh

mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan
oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan
infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan karena faktor eksternal,
yaitu penyakit yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau
bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini
kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada
manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang
normal, (Ducel, 2001).
2. Bakteri

Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang
sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari
datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan
infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap
mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai
penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen lebih berbahaya dan
menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik. Contohnya :
a. Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangrene
b. Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit
dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan
infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
c. Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli,
Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan
di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran
pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif ini
bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
d. Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas
jahitan, paru, dan peritoneum.
3. Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai
macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari
transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV),
rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau
melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum
suntik, dan transfusi darah. Rute penularan untuk virus sama seperti
mikroorganisme lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius,
penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi
nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus,
dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan (Wenzel, 2002)
4. Parasit dan jamur
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke
orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama
pemberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi
dari

Candida

Cryptosporidium.

albicans,

Aspergillus

spp,

Cryptococcus

neoformans,

5. Faktor alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan
infeksi dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit,
infeksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin lama
yang tidak diganti-ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien
memerlukan terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa
gangguan mekanis, fisis dan kimiawi.
C. Tanda dan gejala Infeksi
a. Demam
b. Bernapas cepat
c. Kebingungan mental
d. Tekanan darah rendah
e. Urine output menurun
f. Pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika kencing
dan darah dalam air seni
g. Sel darah putih tinggi
h. Radang paru-paru mungkin

termasuk

kesulitan

bernapas

dan

ketidakmampuan untuk batuk


i. Infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka di
sekitar bedah atau luka
D. Dampak Infeksi Nosokomial
1. Menyebabkan cacat fungsional, stress emosional dan dapat menyebabkan
cacat yang permanen serta kematian
2. Dampak tertinggi pada negara berkembang dengan prevalensi HIV/AIDS
yang tinggi
3. Meningkatkan biaya kesehatan diberbagai negara yang tidak mampu dengan
meningkatkan lama perawatan di rumah sakit, pengobatan dengan obat-obat
mahal dan penggunaan pelayanan lainnya, serta tuntutan hukum.
E. Contoh Infeksi Nosokomial
1. Infeksi Luka Operasi (ILO)
Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska
operasi jika tidak menggunakan implan atau dalam kurun waktu 1 tahun jika
terdapat implan dan infeksi tersebut memang tampak berhubungan dengan
operasi dan melibatkan suatu bagian anotomi tertentu (contoh, organ atau

ruang) pada tempat insisi yang dibuka atau dimanipulasi pada saat operasi
dengan setidaknya terdapat salah satu tanda :
a.
b.
c.
d.
e.

Keluar cairan purulen dari drain organ dalam


Didapat isolasi bakteri dari organ dalam
Ditemukan abses
Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter.
Pencegahan ILO harus dilakukan, karena jika tidak, akan
mengakibakan semakin lamanya rawat inap, peningkatan biaya
pengobatan, terdapat resiko kecacatan dan kematian, dan dapat
mengakibatkan tuntutan pasien. Pencegahan itu sendiri harus
dilakukan oleh pasien, dokter dan timnya, perawat kamar operasi,

perawat ruangan, dan oleh nosocomial infection control team.


2. Infeksi Saluran Kencing (ISK )
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang sangat sering
terjadi. ISK dapat terjadi di saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder),
atau saluran kencing bagian luar (uretra).
Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang
banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih
rentan terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria
sehingga bakteri ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu
oleh batu di saluran kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK
kronis juga dapat menimbulkan batu.
Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat
menyebabkan ISK pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya
di uretra dan sistem reproduksi. Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu
dapat ditularkan secara seksual sehingga penanganannya harus bersamaan
pada suami dan istri.
Penderita ISK mungkin mengeluhkan hal-hal berikut:
a. Sakit pada saat atau setelah kencing
b. Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni
yang keluar)
c. Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada
darah
d. Nyeri pada pinggang
e. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah
mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk,
mual atau muntah)

3. Bakterimia
Bakteremia adalah keadaan dimana terdapatnya bakteri yang mampu
hidup dalam aliran darah secara sementara, hilang timbul atau menetap.
Bakteremia merupakan infeksi sistemik yang berbahaya karena dapat
berlanjut menjadi sepsis yang angka kematiannya cukup tinggi. Faktor risiko
terjadinya bakteremia pada orang dewasa antara lain lama perawatan di
rumah sakit, tingkat keparahan penyakit, komorbiditas, tindakan invasif,
terapi antibiotika yang tidak tepat, terapi imunosupresan, dan penggunaan
steroid.
Bakteremia yang bersifat sementara jarang menyebabkan gejala karena tubuh
biasanya dapat membasmi sejumlah kecil bakteri dengan segera. Jika telah
terjadi sepsis, maka akan timbul gejala-gejala berikut:
a. Demam atau hipotermia (penurunan suhu tubuh)
b. Hiperventilasi
c. Menggigil
d. Kulit teraba hangat
e. Ruam kulit
f. Takikardi (peningkatan denyut jantung)
g. Mengigau atau linglung
h. Penurunan produksi air kemih.
4. Infeksi Saluran Napas (ISN)
Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi
infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran
napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis,
tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada
bronkhus, alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia.
Keadaan rumah sakit yang tidak baik dapat menimbulkan infeksi saluran
napas atas maupun bawah. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan
baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi
saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan
dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah
otitis, sinusitis, dan faringitis.

5. CUCI TANGAN

6. APD
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN CUCI TANGAN

A. AlatPelindungDiri ( APD )
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan

terhadap

bahaya-bahaya

kecelakaan

(Sumamur,

1991).Atau bisajuga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat


bekerja

sesuai

bahaya

dan

risiko

kerja

untukmenjagakeselamatanpekerjaitusendiridan orang di sekelilingnya.


APD
dipakaisebagaiupayaterakhirdalamusahamelindungitenagakerjaapabilaus
aharekayasa

(engineering)

danadministratiftidakdapatdilakukandenganbaik.Namunpemakaian

APD

bukanlahpenggantidariusahatersebut, namunsebagaiusahaakhir.
AlatPelindungDiriharusmampumelindungipemakainyadaribahayabahayakecelakaan
dipilihsecarahati-hati

yang
agar

mungkinditimbulkan,

olehkarenaitu,

dapatmemenuhibeberapaketentuan

APD
yang

diperlukan.

B. Syarat - syaratAlatPelindungDiri (APD)


1. APD harusdapatmemberikanperlindungan yang kuatterhadapbahaya
yang spesifikataubahaya yang dihadapiolehtenagakerja.
2. Beratalathendaknyaseringanmungkindanalattersebuttidakmenyebabk
an rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alatharusdapatdipakaisecarafleksibel.
4. Bentuknyaharuscukupmenarik.
5. Alatpelindungtahanuntukpemakaian yang lama.
6. Alattidakmenimbulkanbahaya-bahayatambahanbagipemakainya yang

dikarenakanbentukdanbahayanya

yang

tidaktepatataukarenasalahdalammenggunakannya.
7. Alatpelindungharusmemenuhistandar yang telahada.
8. Alattersebuttidakmembatasigerakandanpersepsisensorispemakainya.
9. Sukucadangnyaharusmudahdidapatgunamempermudahpemeliharaan
nya.

C. Tujuan, Manfaat,JenisdanKegunaandariAlatPelindungDiri
1. Tujuan
1. Melindungitenagakerjaapabilausaharekayasa
danadministratiftidakdapatdilakukan

(engineering)

denganbaik.

2. Meningkatkanefektivitasdanproduktivitaskerja.
3. Menciptakanlingkungankerja yang aman.
2. Manfaat
1. Untukmelindungiseluruh/sebagiantubuhnyaterhadapkemungkinana
danyapotensibahaya/kecelakaankerja.
2. Mengurangiresikoakibatkecelakaan.
D. Jenis Jenis Alat pelindung diri
1. Sarung Tangan
melindungitangandaribahan yang
dapatmenularakanpenyakitdanmelindungipasiendarimikroorganism
eyanberadaditanganpetugaskesehatan.
Sarungtanganmerupakanpenghalang (barrier) fisik paling
pentinguntukmencegahpenyebaraninfeksi.Sarungtanganharusdiga
ntiantarasetiapkontakdengansatu pasiendenganpasienlainnya,
untukmenghidarikontaminasisilang.

A. Persiapanalat
1. Sarungtangansteril
2. Bengkokberisilarutandesinfektan

B. Tahapkerja
1. Mencucitangan
2.

mengambilsarungtangan

3. Memasukkanjarijaritangansesuaidgnjarijarisarungtangan
4. Lakukanjugadengantangan yang lain

5. Melepassarungtangan ,

kmdmasukkankedalambengkokberisilarutandesinfekatan
6. Mencucitangan

C. Sikap
1. Menjagakesterilan sarungtangan
2. Tidakmenyentuhbendabenda lain ( yang tidaksteril )

D. Hal yang harusdiperhatikanpdpenggunaansarungtangan


1. Cucitangansebelummemakaidansesudahmelepaskansarungt

angan
2. Gunakansarungtanganberbedautksetiappasien
3. Pahamitehnikmemakaidanmelepaskansarungtangan

Celemek
Digunakanuntukmenutupiataumenggantipakaibiasaatauseragamlain,
padasaatmerawatpasien yang
diketahuiataudicurigaimenderitapenyakitmenularmelalui droplet/airbone.
Pemakaincelemekadalahuntukmelindungibajudankulitpetugaskesehatan dari
sekresirespirasi.Ketikamerawatpasien yang
diketahuiataudicurigaimenderitapenyakitmenular tersebut,
petugaskesehatanharusmenggunakancelemek
setiapmasukruanganuntukmerawatpasienkarenaadakemungkinanpercikanat
ausemprotandarahcairantubuh, sekresiataueksresi.
A. Persiapan Alat
1. Celemek
2. Kantongcucian ( ember pakaiankotor )

B. TAHAP KERJA
1. Mencucitangan
2. Memakaicelemek / skortmenutupisemuapakaianluar
3. Melepasskortdgnbagiandlmdisebelahluar
4. Masukkankedlmkantongcucian / ember
5. Mencucitangan
C. SIKAP
1. Skort yang akandipakaibersihdantali/kancingnyalengkap
2. Sesuaidenganukuran
3.

tdkmemakaiskortdiluarkamarpasien

4. Menggantiskort yang basah

5.

menghindarikontaminasi

6. Skortdipakaihanyasatu kali

PENUTUP KEPALA

digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan


kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama pembedahan. Topi
harus cukup besar untuk menutup semua rambut.
Meski pun topidapatmemberikansejumlahperlindunganpadapasien,
tetapitujuanutamanyaadalahuntukmelindungipemakainyadaridarahata
u cairantubuh yang terpercikataumenyemprot.

Cara Memakai Topi Bedah


Topi dipasang bersamaan pada waktu mengganti pakaian dengan
baju khusus
Topi harus menutupi seluruh rambut kepala
Topi diikatkan cukup kuat

MASKER
Harus cukup besa runtuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker digunakan
untuk menahan cipratan yang sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah
percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau
mulut petugas kesehatan.Bila masker tidak terbuat dari bahan yang
tahan dari cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah
kedua hal tersebut.
Memasang masker
1. Memasang masker menutupihidungdanmulut mengikattalitalinya

2. bagianataslewatatastelingakeblkgkpl
3. bag bawah di belakangleher

Menanggalkan masker
1. Menanggalkan masker dg melepaskantalitalinya
2. Masker dilipatdgnkeduapermukaandalamnyabertemu
3. Madkerdimasukkanketempatkhusus / direndam dg larutandesinfektan

Sikap
1. Masker dipakaisatu kali
2. Jika sudah lembab harus diganti tdkefektiflagi
3. Janganmenggantung masker di leherdankmddipakailagi
4. Tidakmemakai masker keluardarilingkunganpasien

Prosedur menggunakan masker


Merupakan prosedur yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
cara menutup hidung ,mulut dengan menggunakan masker ,yang
bertujuan

untuk

mencegah

atau

mengurangi

transmisi

droplet

mikroorganisme saat merawat pasien.


Persiapan alat dan bahan :

Masker

Cara Pelaksanaan :
1.
2.
3.
4.

Cuci Tangan
Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker
Pegang kedua tali masker
Ikatkan pada bagian atas kepala dan belakang leher.
Ikatkan pertama bagian atas pada kepala,sedangkan ikatan
kedua berada pada bagian belakang leher .

Sepatu pelindung
Tujuan : Melindungi kaki petugas dari tumpahan / percikan darah ,
cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tudukan benda
tajam / kejatuhan alat kesehatan

sepatu karet / plastik yg menutupi seluruh ujung dan telapak kaki


Sepatu pelindung harus digunakan selama didalam ruang operasi dan
tidak boleh dipakai ke luar
Sandal , sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan

SEPATU
Digunakan untuk melindung kaki dari cedera akibat benda
tajam atau benda berat yang mungk in jatuh secara tidak sengaja ke
atas kaki. Oleh karena itu, sadal, sandal jepit atau sepatu yang
terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot
karet atau sepatu kulit tertutup memiberikan lebih banyak
perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi
darah atau tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak
diperlukan jika sepatu bersih.Sepatu yang tahan terhadap benda
tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah, sebuah penelitian
menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat
meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes
melalui sepatu dan sering kali digunakan sampai diruang
operasi.Kemudian di lepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi
pencemaran .
Cara Pemakaian :
1. Sepatu digunakan sebelum menggunakan sarung tangan

Anda mungkin juga menyukai